Anda di halaman 1dari 18

BAHAYA KIMIA PESTISIDA, INSEKTISIDA, HERBISIDA, DAN FUNGISIDA

O
L
E
H
HELMI DELLA EKA PUTRI
(2005105010071)

DOSEN MATA KULIAH:


Dr.Ir. Normalina Arpi, M.Sc
PESTISIDA
Pestisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membunuh hama, baik insekta, jamur, maupun gulma. Pestisida berasal dari bahasa Inggris

yaitu pest yang berarti hama dan cida yang berarti pembunuhan.

Berdasarkan SK Menteri No. 434.1/Kpts/TP.207/7/2001, tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pestisida, yang dimaksud dengan pestisida adalah

semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk:

a. memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.

b. memberantas rerumputan.

c. mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.

d. mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman tidak termasuk pupuk,

e. memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak.

f. memberantas atau mencegah hama-hama air.

g. memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan.

h. memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan

penggunaan pada tanaman, tanah atau air.


Tujuan penggunaan pestisida

Pestisida merupakan zat kimia yang


digunakan untuk membasmi atau
mengendalikan berbagai hama

 Secara luas pestisida digunakan untuk tujuan


memberantas hama dan penyakit tanaman dalam
bidang pertanian.
 Dirumah tangga pestisida digunakan untuk
memberantas nyamuk, kecoak, dan serangga
pengganggu lainnya.
Jenis dan pengelompokkAN PESTISIDA
Berdasarkan bentuk formulasi
1. Butiran (granula), biasanya bisa langsung
Berdasarkan jenis sasarannya
Berdasarkan digunakan tanpa harus dilarutkan terlebih
Jenis Sasaran bentuk fisik dahulu.
2. Powder (tepung) harus dilarutkan sebelum
1. Cair
Insektisida Jenis serangga diaplikasikan dan perlu pengadukan terus
2. Padat menerus.
Aksarida Jenis tungau 3. Aerosol 3. EC (Emulsible concentrates), formulasi
jenis ini akan membentuk emulsi seperti
Fungisida Jenis cendawan susu pada larutan semprot.
Nematisida Jenis nematode 4. AS, formulasi jenis ini akan membentuk

Bakterisida Jenis bakteri Berdasarkan asal larutan homogen setelah dicampurkan


dengan air.
Moluskisida Jenis moluska bahan aktif
(keong) 1. Organik
• Organo khlorin : DDT, BHC, endrin,
Termisida Jenis rayap dll
Herbisida Jenis hewan • Heterosilik: kepone, mirex
pengerat • Organofosfat: prefonofos, dll
2. Anorganik: garam-garam beracun seperti
Rodentisida Jenis ikan liar asenat, flourida, tembaga sulfat, dan garam
Piscisida merkuri
Bahaya pestisida Mekanisme penyebab bahaya
1. Terjadinya resistensi, yaitu 1. Kulit, kurangnya alat pelindung diri menyebabkan kulit mudah tercemar
berkembangnya hama yang memiliki racun ketika pengaplikasian pestisida di lapangan.
daya tahan yang tinggi terhadap suatu 2. Pernapasan, tidak menggunakan maskaer menyebabkan mudahnya
keracunan lewat pernapasan.
pestisida yang digunakan. 3. Mulut, ketika sedang bekerja atau berdampingan dengan bahan pestisida
2. Resurgensi, yaitu meningkatnya melakukan aktivitas lain seperti makan, minum, dan merokok sehingga
populasi hama setelah dilakukannya racun bisa saja masuk karena aktivitas tersebut.
aplikasi pestisida. Ini terjadi karena 4. Mata, penggunaan kaca mata sebagai alat pelindung sangat penting
ketika bekerja di lapangan yang berhadapan dengan pestisida, bisa saja zat
kematian musuh alami akibat dari tersebut terbang terbawa angin dan masuk ke mata.
aplikasi pestisida.
3. Kematian organisme bukan sasaran
yang berguna seperti serangga Gejala-gejala keracunan
penyerbuk dan musuh alami sehingga Lelah, lesu, sakit kepala, pusing, perut mual, kejang-kejang,
menyebabkan berkurangnya keragaman muntah, badan terasa gemetar, pandangan kabur, mengeluarkan air
unsur hayati. liur berlebihan, kesulitan bernapas, mata terasa gatal, diare, dan
pingsan.
4. Menyebabkan residu pada produk
yang membahayakan konsumen.
5. Mengganggu kesehatan manusia, dan
6. Terjadinya pencemaran terhadap
lingkungan.
Cara pencegahan keracunan
1. menggunakan pakai pelindungan lengkap mulai dari baju lengan panjang, kaca
mata, dan masker.
2. mencuci tangan sesaat setelah berhadapan dengan bahan pestisida ataupun bahan-
bahan yang tercemar oleh bahan tersebut.
3. tidak makan, minum, dan merokok ketika bekerja di bidang yang berhadapan
dengan bahan pestisida.
4. mencuci setiap bahan hasil pertanian dengan bersih sebelum dikonsumsi.
5. tidak menggunakan bahan pestisida secara berlebihan agar tidak terdapat residu
pada bahan hasil pertanian dan pencemaran lingkungan.

Contoh produk yang bisa tercemar


produk yang memiliki kemungkinan tercemar paling besar yaitu bahan-bahan hasil
pertanian seperti buah-buahan dan sayuran. Buah-buahan misalnya apel, pear, dan
lain-lain. Sayuran misalnya sawi, kol, brokoli, dan lain-lain.
Definisi insektisida dan tujuan penggunaan
• Bahan kimia beracun yang dapat digunakan untuk mengendalikan dan membasmi jenis serangga
hama yang menyerang tanaman dan membahayakan kesehatan manusia.
• Insektisida merupakan satu jenis pestisida yang terbagi beberapa jenis yaitu fungisida, rodentisida,
nematisida, bakterisida, virusida, acorisida, mitiusida, lamprisida, dan lain-lain (Kastasapoetra,1993).
• Insektisida merupakan kelompok pestisida yang terbesar dan terdiri atas beberapa jenis bahan kimia
yang berbeda, antara lain organoklorin, organofosfat, kabamat, piretroid, dan DEET (Kusumastuti,
2014).
• Insektisida merupakan zat kimia yang berfungsi sebagai pemberantas serangga pengganggu (Kamus
Pertanian Umum, 2013).

Insektisida bertujuan memengaruhi pertumbuhan,


perkembangan, tingkah laku, perkembangbiakan,
kesehatan, sistem hormon, sistem pencernaan, serta
cara biologis yang lain hingga berujung pada kematian
serangga pengganggu tanaman.
Jenis dan pengelompokkan insektisida
Dilihat dari jalan masuknya ketubuh serangga Berdasarkan bahan dasarnya

1. Racun perut adalah jenis insektisida yang dimakan oleh


serangga dan membunuh serangga itu khususnya dengan yaitu insektisida sintetis dan insektisida
merusak atau mengabsorpsi sistem pencernaan, kelompok nabati. insektisida sintetis yaitu insektisida
insektisida ini digunakan untuk mengendalikan serangga hama yang berasal dari bahan bahan kimia
yang bertipe mengunyah makanan. Jenis insektisida racun perut (Novizan, 2002). Insektisida nabati yaitu
adalah arsenical, senyawa flourin, dll. insektisida yang berasal dari alam seperti
2. Racun kontak adalah jenis insektisida yang diabsorpsi melalui hewan, tanaman, bakteri dan beberapa
dinding tubuh sehingga serangga harus mengadakan kontak mineral (EPA, 2014). Insektisida nabati
secara langsung dengan insektisida. Kelompok insektisida kontak diartikan sebagai suatu pestisida yang
ini dapat digunkan untuk serangga pengisap cairan tanaman bahan dasarnya berasal dari tumbuhan.
seperti apid dan wereng. Jenis insektisida kontak antara lain Senyawa yang terkandung dalam tumbuhan
nikotinoid, piretroid, DDT, linden, heptaklor dan sevin. yang diduga dapat dijadiakn sebagai
3. Racun fumigan adalah jenis insektisida yang masuk kedalam insektisida nabati diantaranya adalah
tubuh serangga melalui sistem pernafasan dalam bentuk gas. golongan sianida, saponin, tannin,
Kelompok insektida ini biasnya digunakan untuk mengendalikan flavonoid, alkaloid, minyak atsiri dan steroid
hama gudang.Jenis-jenis fumigan anatara lain hydrogen sianida (Hudayya dan Jayanti, 2012).
dan metil bromide
AKIBAT MEKANISM
INSEKTISIDA E BAHAYA
Penggunaan insektisida pada
tanaman sayuran umumnya lebih
intensif daripada tanaman pangan Penyebab Keracunan
sehingga berdampak negatif Insektisida terjadi ketika
terhadap lingkungan fisik (tanah, air) racun serangga tertelan
maupun biotik yang akhirnya atau terhirup secara tidak
berpengaruh terhadap kualitas sengaja. Insektisida yang PRODUK YANG
produk tanaman. Sedangkan pada
manusia dapat menyebabkana
terserap ke dalam kulit
dalam waktu lama juga
BISA TERCEMAR
keracunan, karena memakan atau bisa menyebabkan
menghirup udara yang banyak keracunan. Keracunan
mengandung insektisida. insektisida lebih berisiko Klorpirifos merupakan salah satu insektisida
terjadi pada orang yang organofosfat yang banyak digunakan petani
bekerja di bidang sayuran, termasuk bawang merah.
pertanian. Hal ini karena Penggunaan insektisida tersebut pada
mereka lebih sering tanaman sayuran umumnya lebih intensif
terpapar insektisida yang daripada tanaman pangan lainnya, sehingga
digunakan sebagai dampak negatif terhadap lingkungan biotik
pembasmi hama. dan abiotik menjadi lebih besar (Harsanti et
al., 2015).
CARA PENCEGAHAN KERACUNAN INSEKTISIDA

Keracunan insektisida dapat dicegah dengan menghindari paparan insektisida.


Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:
• Gunakan insektisida atau produk dengan kandungan insektisida sesuai petunjuk
penggunaan yang tertera pada kemasan.
• Gunakan sarung tangan saat menggunakan produk yang mengandung insektisida.
• Gunakan kacamata untuk melindungi mata.
• Kenakan pakaian yang dapat melindungi seluruh tubuh.
• Pakai masker untuk melindungi hidung dan mulut.
• Jangan makan atau merokok saat menggunakan insektisida.
• Jangan menyemprotkan insektisida di dekat makanan.
• Hindari menyemprotkan insektisida di luar ruangan saat hujan atau berangin.
• Pastikan wadah yang digunakan untuk menyimpan insektisida tidak rusak atau
bocor.
• Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun setelah menggunakan pestisida.
• Tutup produk insektisida dengan rapat dan jauhkan dari makanan serta jangkauan
anak-anak.
DEFINISI FUNGISIDA DAN TUJUAN PENGGUNAAN
FUNGISIDA
fungisida adalah bahan kimia atau organisme yang mampu membunuh jamur atau spora jamur, sehingga
berfungsi sebagai pembasmi jamur

Berdasarkan sifat racun


Jenis dan penggolongan
fungisida
• Selektik: selektif banyak yang
bersifat toksin pada jamur targetnya
Berdasarkan distribusi yang termasuk dalam golongan ini
• Fungsida sistemik: fungisida yang adalah anti jamur dengan bahan
bahannya terdistribusi dalam jaringan aktif sulfur, tembaga dan
transportasi tumbuhan, xilem maupun heterosiklik.
floem. • Non selektik: anti jamur yang
• Fungisida translaminar: fungisida yang memiliki target organisme luas
terdistribusi ke bagian lain tanaman lewat karena tidak hanya berlaku pada
penampang daun atas ke penampampang spesies fungi tertentu. Kelompok ini
daun di bawahnya terdiri dari fungsida dengan bahan
• Fungsida kontak: fungsida yang terisolir aktif hidrokarbon aromatic,
di tempat diaplikasikan saja organofosfat dan oxathilin.
Mekanisme keracunan Bahaya keracunan
Fungisida (anti jamur) akan masuk ke dalam metabolisme
tumbuhan yang menggunakan fungsida sebagai anti jamur, • Menyebabkan kanker
dengan gitu hasil metabolisme tumbuhan terganggu dan akan • Penurunan imunitas
membawa logam berat. Kemudian bahan pangan yang
• Mual
menggunakan fungsida akan masuk ke dalam tubuh manusia
bila dikonsumsi. Fungsida yang mengandung logam berat tidak • Muntah
dapat dicerna oleh manusia maupun organisme hidup sehingga • Sakit perut hebat
akan terakumulasikan ke lingkungan yang menyebabkan • Kelainan fungsi otak
lingkungan tercemar. • Tekanan darah naik
• Anemia berat
• Keguguran
CARA PENCEGAHAN • Kerusakan ginjal
• Kematian
Digunakan sebagai bahan preventif bukan untuk
mengatasi jamur yang sedang menyerang
digunakan sesuai rekomendasi
aplikasi anti jamur yang terintegrasi tidak hanya CONTOH PRODUK
mengandalkan produk fungisida
Biji-bijian, buah-buahan, dan
sayuran
Pengertian herbisida dan tujuan penggunaannya

Senyawa kimia beracun yang dimanfaatkan


untuk membunuh tumbuhan pengganggu yang
disebut gulma.

herbisida
Herbisida digunakan untuk pengendalian kimia dinilai lebih efektif
untuk mengurangi populasi gulma dibandingkan dengan
pengendalian lainnya. Penggunaan herbisida sebagai pengendali
gulma mempunyai dampak positif yakni gulma dapat dikendalikan
dalam waktu yang relatif singkat dan mencakup areal yang luas.
Jenis dan pengelompokkan herbisida

Herbisida Sistemik (Ditranslokasikan)


Herbisida Pratumbuh Herbisida sistemik dapat mematikan gulma
A Herbisida yang diaplikasikan ke tanah D
melalui translokasi racun ke seluruh bagian-
dan bersifat sistemik. Contoh: diuron,
bromacil, oksadiazon, oksifluorfen
bagian gulma

Herbisida Selektif
E Herbisida selektif adalah herbisida yang bersifat
B Herbisida Pascatumbuh
Herbisida yang diaplikasikan saat beracun untuk gulma tertentu
gulma sudah tumbuh

Herbisida Nonselektif
Herbisida Kontak (tidak herbisida yang dapat mematikan hampir semua
F
ditranslokasikan) jenis tumbuhan termasuk tanaman yang
C
Herbisida kontak mengendalikan dibudidayakan
gulma dengan cara mematikan
bagian gulma yang terkena
langsung dengan herbisida.
Dampak atau bahaya herbisida

• Herbisida merupakan bahan MEKANISME


Keracunan Herbisida
kimia berbahaya (racun) dapat
merusak/mematikan tanaman
o Pupil menyempit PENYEBAB BAHAYA
yang bukan sasaran, keracunan o Penglihatan kabur
Herbisida yang mengandung glifosat dapat
pad a tanaman o Mata berair mencemari tanah dan di sekitar area yang dirawat.
Glifosat teradsorpsi ke tanah liat dan bahan organik,
o Berkeringat
• Dapat memengaruhi proses memperlambat degradasinya oleh mikroorganisme

fisiologis bagi hewan, keracunan o Sakit kepala tanah dan menyebabkan akumulasi di tanah seiring
waktu.
pada hewan peliharaan, o Mual dan muntah
Selain itu herbisida juga dapat meracuni manusia
o Diare seperti seorang laki-laki berusia 56 tahun, petani,
• Gangguan kesehatan, keracunan
o Pusing datang dengan keluhan sesak napas sejak 3 hari
bagi tenaga penyemprot sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Keluhan disertai
(aplikator), o Sesak nafas dengan suara serak, nyeri menelan, sulit menelan dan
rasa terbakar di dada. 5 hari SMRS, pasien tidak
• Tercemamya lingkungan atau o Produksi air liur meningkat sengaja terminum racun rumput saat bekerja di lading

munculnya dampak negatif akibat o Tremor Pada pemeriksaan fisik, didapatkan mukosa hiperemis
penggunaan herbisida dalam o Tekanan darah menurun pada rongga mulut, faring, dan tonsil, serta erosi pada
posterior lidah dan uvula. Aplikasi herbisida juga
jangka panjang serta o Kejang-kejang dapat membunuh spesies bakteri, jamur dan protozoa
menyebabkan timbulnya yang memerangi penyebab penyakit mikroorganisme,
sehingga mengganggu keseimbangan patogen dan
resistensi jenis gulma terhadap organisme menguntungkan dan memungkinkan
herbisida oportunis, organisme penyebab penyakit menjadi
masalah
PENCEGAHAN BAHAYA KIMIA HERBISIDA Produk yang mungkin tercemar
herbisida

1 Pembersihan lahan dari gulma sebelum Produk yang biasa tercemar herbisida
membudidayakan tanaman adalah tanaman padi

Tingginya residu herbisida yang diserap


dan terakumulasi dalam tanah dan
2 Penyeleksian atau pemisahan biji gulma yang tanaman padi sawah dapat menyebabkan
mungkin ikut tercampur di benih atau yang keracunan terhadap manusia, resistensi
melekat pada alat-alat pertanian tanaman dan mikroba serta pada
tanaman yang dipanen (beras) dan
lingkungan sekitar. Besarnya residu
3 Penggunaan pupuk kandang yang sudah matang herbisida yang tertinggal di dalam tanah
guna mencegah kontaminasi biji gulma dan tanaman tergantung pada dosis,
frekuensi dan interval aplikasi, jenis
bahan aktif, formulasi dan persistensi
Pencegahan pengangkutan tanaman, tanah dari herbisida tersebut serta saat aplikasi
4 maupun benda yang memberikan potensi terakhir sebelum hasil tanaman dipanen
pemindahan biji gulma maupun gulma ke lahan (Widowati et al., 2017).
budidaya
Daftar pustaka
A’yuni, N.Q., and Tri, R.S., 2020. Preferensi Anggota Kelompok Tani terhadap Penerapan
Prinsip Enam Tepat (6T) dalam Aplikasi Pestisida. Inovasi Penelitian,1(3), 253-264.

Mudjiono, G., 2013. Pengelolaan Hama Terpadu. UB Press, Malang

Harsanti, E.S., Martono, E., Sudibyakto, H.A. dan Sugiharto, E., 2015. Residu Insektisida
Klorpirifos Dalam Tanah Dan Produk Bawang Merah Allium ascalonicum L, Di Sentra
Produksi Bawang Merah di Kabupaten Bantul Yogyakarta. Jurnal Ecolab, 1(9),pp. 26-35.

Hudayya, A. dan Jayanti, H., 2012. Pengelompokkan Pestiisda Berdasarkan Cara Kerjanya.
Bandung : Yayasan Bina Tani Sejahtera.

Kusumastuti, N.H., 2014. Penggunaan Insektisida Rumah Tangga Antinyamuk di Desa


Pangandaran, Kabupaten Pangandaran. Widyariset, 3(17),pp. 417-424.

Lestari, dkk. 2018. Dasar-dasar Mikrobiologi Makanan di Bidang Gizi dan Kesehatan.
UGM press, Yogyakarta
Daftar pustaka

Agustina, dkk. 2010. Kontaminasi Logam Berat pada Makanan dan Dampaknya pada Kesehatan. Jurnal
TEKNOBUGA. 2(1): 53-65.

Astuti, dkk. 2020. Pengembangan Pertanian Organik di Indonesia. PT. Penerbit IPB, Press Bandung

Widowati, T., Ginting, R. C. B., Widyastuti, U., Nugraha, A., & Ardiwinata, A. (2017). Isolasi Dan
Identifikasi Bakteri Resisten Herbisida Glifosat Dan Paraquat Dari Rizosfer Tanaman Padi-(Isolation and
Identification of Resistant Bacteria to Glyphosate and Paraquat Herbicide From Rhizosphere of Rice
Plants). Biopropal Industri, 8(2), 63-70.

Pamungkas, O. S. (2017). Bahaya paparan pestisida terhadap kesehatan manusia. BIOEDUKASI: Jurnal


Biologi dan Pembelajarannya, 14(1).

Aditiya, D. R. (2021). Herbisida: Risiko terhadap Lingkungan dan Efek Menguntungkan. Sainteknol: Jurnal
Sains dan Teknologi, 19(1), 6-10.

Anda mungkin juga menyukai