Anda di halaman 1dari 7

Studi Pemikiran Ekonomi Islam

Periode Awal/Klasik :
Pemikiran Ekonomi Zaid Bin Ali &
Imam Malik Bin Anas

Oleh :
Fajriyatul Abadiyah (21208012044)
Ahmad Nailul Hikam (21208012045)
Zaid Bin Ali

 Nama lengkap : Zaid bin Ali bin Husain bin Ali bin
Abu Talib

 Lahir 80 H dan wafat 120 H di Kufah

 Ulama Fiqih terkemuka dari Madinah

 Murid dari Washil bin Atha’


Pemikiran Ekonomi Zaid bin Ali

 Sistem pembayaran dengan sistem kredit
Dasar pemikiran ekonomi Zaid bin Ali adalah
menyatakan keabsahan penjualan suatu barang secara
penangguhan atau kredit dengan menetapkan harga
yang lebih tinggi dari harga barang yang dibayar secara
tunai
 Setiap transaksi harus dilandasi dengan prinsip suka
sama suka atau saling rela (an’taradhin)

 Setiap baik buruknya suatu akad ditentukan oleh
akad itu sendiri, tidak dapat dihubungkan dengan
akad yang lain. Artinya apabila terdapat perbedaan
harga yang dibayar dalam akad jual beli secara tunai
dengan akad jual beli secara tangguh, hal itu tidak
mempengaruhi keabsahan transaksi pada jual beli
tersebut, karena kedua akad tersebut independent
dan berbeda satu sama lain .
Imam Malik bin Anas

 Lahir pada 93 H di Madinah dan wafat 179 H

 Nama lengkap beliau Malik bin Anas bin Malik bin


Abi Amir bin Amr bin Haris bin Ghaiman bin Kutail
bin Amr bin Haris Al-Asbahi Al-Humairi

 Salah satu karya yang terkenal beliau adalah Kitab


Al-Muwattha’
Pemikiran Ekonomi Imam Malik

 Penerapan prinsip maslahah mursalah dalam kegiatan
ekonomi. Maslahah mursalah pada prinsipnya
merupakan upaya penetapan hukum berdasarkan
kemaslahatan yang ketetentuan hukumnya tidak
terdapat pada nas ( Al-Quran dan As-Sunnah)

 Pemerintah Islam boleh memungut pajak lebih dari


yang ditetapkan selama ditujukan untuk
kesejahteraan ummat

 Penyaluran zakat fitrah hanya disalurkan kepada
fakir dan miskin
Fakir menurut Imam Malik mereka yang tidak
memiliki cukup uang untuk berbelanja selama setahun
dan menghidupi keluarganya, sedangkan miskin
adalah orang yang memiliki kondisi ekonominya lebih
buruk dari orang fakir

Anda mungkin juga menyukai