Anda di halaman 1dari 20

Pembelajaran Bahasa

Jawa Sebagai Sarana


Pembentukan Karakter
Peserta Didik
Email: Putri_sawitri@yahoo.com/082135480597
Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo
Pendahuluan

 Pembelajaran sebuah ungkapan sebuah proses pengajaran yang


berlangsung antara guru dan siswa didik atau sebuah kelompok siswa
dengan tujuan untuk memperoleh atau mendapatkan pengetahuan,
keterampilan, sebuah sikap untuk mempelajari sesuatu tujuan
tertentu. Pembelajaran dilakukan oleh guru sebuah proses yang
terprogram dan desain intruksional, untuk membuat siswa belajar
dengan aktif, dengan menyediakan sumber belajar yang memadai.
Pembelajaran juga sebuah proses yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreatifitas berfikir siswa dengan mengarahkan pada
peningkatan kemampuan berfikir siswa serta untuk peningkatan
penguasaan pada materi pelajaran , ( Syaiful, 2005).
 Pembelajaran juga tingkah laku yang diiringi
dengan proses pertubuhan yang menimbulkan
elalui penyesuaian diri terhadap keadaan lewat
rangsangan atau dorongan dan pembelajaran
tersebuat dapat membuat perubahan yang lebih
baik dari sebelumnya dan hal ini dapat dilakukan
oleh seorang guru supaya siswa didik dapat
menjadi lebih baik dari sebelunya yang terkait
dengan tingkah laku, ( Lester, 1956 ).
 Pembelajaran bahasa Jawa merupakan proses
pengajaran bahasa yang dilakukan oleh guru
bahasa Jawa untuk meningkatkan penguasaan
berbahasa siswa didik sehingga dapat
meningkatkan kemampuan berbahasa Jawa dan
juga dapat merubah perilaku siswa didik untuk
menjadi lebih baik dari sebelumnya.Pembelajaran
bahasa Jawa sebagai peningkatan memperbaiki
sifat atau perilaku siswa didik (Sawitri, 2017
 Pembelajaran bahasa Jawa sebuah pembelajaran
yang pendekatan dengan sosial budaya siswa didik
yang diaksud bahwa guru harus terlebih dahulu
memahami keadaan atau latar belakang dari siswa
didik itu sendiri. Siswa didik terkadang tidak
semua dari Jawa ada yang awalnya dari luar Jawa
tetapi bersekolah di Jawa.
 Banyak fenomena siswa didik kesulitan dengan
bahasa Jawa dikarenakan beda bahasa yang
digunakan. Peran guru dalam memahami kondisi
siswa didik sangat dibutuhkan hal ini dibutuhkan
pendekatan secara personal dalam proses
pembelajaran bahasa Jawa yang dilakukan guru di
sekolah. Bahasa Jawa merupakan bahasa Ibu dan
sudah menjadi tanggung jawab kita semua untuk
memelihara dan peduli..
 Siswa didik sebuah tanggung jawab guru dan juga
para pemangku kebijakan serta semua kalangan
masyarakat. Solusi dalam mendekatkan siswa
inilah yang wajib untuk dapat diterima dan
dipelajari siswa didik di sekolah.
 Proses pembelajaran bahasa Jawa supaya
menunjukkan keberhasilan dibutuhkan cara atau
strategi bisa kita katakan pembelajaran bahasa
Jawa ditujukan untuk apa? Dan bagaimana ?
pengungkapan dalam strategi dapat digunakan
dengan cara misal penggunaan staregi yang luwes
disesuaikan dengan konteks siswa didiknya.
 Misal menggunakan konsteks GAUL ( Aktif, Unggul
dan Luwes) dan PAIKEM yaitu Partisipatif, Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
Misal menggunakan konsteks GAUL
( Aktif, Unggul dan Luwes) dan PAIKEM
yaitu Partisipatif, Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
(Suwarno, 2012)).)
 Kompetensi guru harus memadai karena profesional guru akan
membawa dampak dalam sistem pengajaran yang dilakukan guru
tersebut. Guru bahasa Jawa harus mampu dalam penguasaan dalam
hal unggah – ungguh yang mapan, kemampuan menulis bahasa Jawa,
dan juga nembang. Penguasaan tiga hal ini dapat meningkatkan
kemapuan guru bahasa Jawa dalam mengaraahkan dan meningkatkan
sifat karakter siswa didik. Durasi waktu dalam pembelajaran bahasa
Jawa yang ada di sekolah karena hanya 2 jam dalam satu minggu juga
sebuah penghambat dalam penerapan serta mempratekkan karena
waktu yang sangat singkat.
 Penerapan akan sulit dilakukan kalau hanya penerapan di sekolah
saja sehingga dengan teknologi guru dapat menugaskan siswanya
penerapan bahasa Jawa dengan pendekatan budaya yaitu guru
menugaskan siswa didiknya dengan membuat drama teater bahasa
Jawa yang divideo dengan durasi 15 – 30 menit, membuat geguritan
ada juga mengenalkan karakter dalam wayang sehingga dengan
tambahan tugas dapat mendorong siswa untuk lebih kreatif dan
termotivasi untuk belajar bahasa Jawa. Pengenalan wayang dalam
karakter dari tokoh dan di dalam narasi bahasa Jawa dapat
memberikan wawasan kepada siswa didik untuk mempelajari bahasa
Jawa. Dorongan dengan berbagai hal dan motivasi juga sangat penting
 Dorongan dengan berbagai hal dan motivasi juga
sangat penting dilakukan karena siswa didik
cenderung menggunakan bahasa medsos yaitu
nulis wa cara kounikasi daripada berbicara yang
sifatnya berkounikasi langsung dengan
ketrampilan berbicara yang kurang akan sulit
berkomunikasi dengan baik, (Sawitri, 2017).
 Pembentukan karakter siswa didik merupakan cita-cita
luhur yang harus diwujudkan melalui penyelenggaraan
pendidikan yang terarah dan berkelanjutan. Pendidikan
harus menanamkan nilai-nilai luhur yang berisi penanaman
aklak, oral dan budi pekerti seperti tentang dala Undang-
Undang Republik Indonesia Noor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemapuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa.

 Memiliki tujuan mengembangkan kemapuan dan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang aha Esa, beraklak ulia ,
sehat, berilu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pembelajaran bahasa Jawa sebagai pembentuk karakter
sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional untuk
meletakkan dasar yang kuat untuk menopang derasnya
globalisasi yang masuk pada era tahun 1990 sapai
sekarang, teknologi membuat pola pikir siswa didik
berubah.
Pembahasan

 Bahasa Jawa sebagai pembentuk karakter siswa didik hal


ini dapat terlihat dengan kemampuan berbahasa Jawa
yang baik akan tertanam pada diri siswa didik.
Pemahaman siswa akan membuat untuk mengaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari di sekolah dan juga di
masyarakat. Siswa didik mendapatpembelajaran dari guru
dan dikolaburasikan dengan arahan guru pendekatan
budaya dan teknologi. Misalkan : guru memberikan tugas
kepada siswa didik dengan membuat drama bahasa Jawa
pendek durasi bisa 5 menit, 10 menit bahkan 15 menit ,
tema dapat yang mengarahkan guru mapel bahasa Jawa.
 Contoh : Judul drama yang bisa untuk memberikan wawasan pendidikan
karakter bagi siswa didik ada yang sudah diunggah dalam youtube, bentuk
video.

 - Karma, mboten angsal pacaran, getun ana ing mburi, wajibe dadi murid
 Ternyata siswa ditugaskan untuk membuat video yang simpel dengan hp (hand
phone) milik sendiri membuat mereka merasa ada tanggung jawab dan apa
yang mereka buat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan sikap serta
karakter yang ada dalam drama bahasa Jawa yang memberikan makna serta
wawasan perilaku yang baik dapat dijadikan cantoh untuk kehidupan dan
karakter yang sesuai dengan nilai – nilai dan falsafah Jawa
 Pembelajaran yang meningkatkan pendidikan karakter dapat melalui
tembang, geguritan disini juga dapat dikolaburasikan dengan
teknologi dengan membuat video dan diunggah di youtube. Tugas
yang mengarahkan guru bahasa Jawa. Hal ini dapat merangsang siswa
dalam berinovasi. Kreatif dan siswa dapat melakukan serta
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Rasa senang tidak ada
unsur keterpaksaan ini yang membuat siswa didik merasa bahwa
menggunakan bahasa Jawa itu tidak terlalu sulit dan tugas guru
mapel Bahasa Jawa dirasa tidak memberatkan siswa. Tujuan dari
Pendidikan Nasional untuk peningkatkan pendidikan karakter siswa
didik dapat meningkat.
 Contoh : Tembang Macapat yang digunakan untuk tugas pembelajaran
Bahasa Jawa untuk peningkatan Karakter siswa didik. Dengan
mengambil makna yang ada di dalam syair untuk dapat diterapkan
dalam perilaku dan kehidupan Falsafah hidup ini yang penting supaya
siswa didik termotivasi .Pembelajaran yang enggunakan budaya lebih
terasa nyaman dan siswa didik tidak merasa ada beban dalam
menjalankan tugas. Terkait multimedia siswa didik lebih senang
karena memang kehidupan anak zaman sekarang tidak terlepas
dengan teknologi. Hand Phone sebuah alat yang multifungsi. Para
guru mapel yang harus lebih melihat celah supaya sistem pendidikan
dan kurikulum dapat tercapai.
Kesimpulan

 Pembelajaran bahasa Jawa untuk membentuk karakter siswa didik saya


contohkan dua pebelajaran yaitu dengan membuat tugas drama berbahasa
Jawa yang bertema pada budaya dan judul serta isinya yang dapat digunakan
untuk memberikan contoh perilaku dari siswa didik, sehingga peningkatan
karakter dengan demikian pembentukan karakter dapat tertanam dan
tercapai selain itu dengan tembang macapat atau geguritan juga dapat untuk
memberi gambaran fasafah hidup dari tembang yang bisa untuk contoh
kehidupan yang baik, sesuai nilai-nilai dan perilaku serta watak yang baik.
Siswa didik dapat menerapkan dari drama dan dari tembang untuk kehidupan
yang selaras yaitu tolong menolong, saling mengasihi, saling asah-asuh,
bersahabat, saling peduli dll. Durasi pembelajaran yang sedikit seminggu
hanya dua jam dapat dilakukan pembelajaran di luar kelas dengan
memberikan tugas di luar dari kelas .
MATUR NUWUN

Anda mungkin juga menyukai