Anda di halaman 1dari 6

Jangan pakai foto kegiatan, grafik, cukup

foto wajah penulis

“KAKISIGAGU” Gairahkan Belajar


Bahasa Jawa JAWA
Oleh: Siti Istianah SPd
Guru Bahasa Jawa SMPN 10 Salatiga

Bahasa Jawa adalah bahasa ibu yang


menjadi bahasa komunikasi masyarakat Jawa.
Tidak bisa dipungkiri bahwasanya bahasa Jawa
memiliki tingkatan tutur atau disebut unggah
ungguh basa. Ungah ungguh basa merupakan
tatanan bagaimana berdialog sekaligus bersikap
dengan orang lain. Tingkatan tutur bahasa Jawa
dibedakan menjadi ngoko dan krama. Materi
ini menjadi materi pelajaran bahasa Jawa di
sekolah. Materi yang secara teoretis mudah
dipelajari tetapi sulit diterapkan dalam dialog.
Kesulitannya saat mencari kata yang tepat
utamanya kata-kata dalam ragam krama. Hal
tersebut dikarenakan dalam keseharian,
komunikasi siswa lebih banyak menggunakan
bahasa Indonesia atau bahasa Jawa ngoko.
Perbendaharaan kata krama mereka sangat
terbatas. Perbendaharaan yang terbatas
menjadikan siswa kurang termotivasi
mempelajari materi berdialog dalam bahasa
Jawa. Kurangnya motivasi membuat hasil
belajar siswa rendah. Permasalahan tersebut
menuntut guru menggunakan pendekatan
pembelajaran yang lebih kreatif.
Pendekatan pembelajaran ada berbagai
macam. Pendekatan pembelajaran memiliki
tujuan agar siswa senang mengikuti proses
pembelajaran dan mampu menguasai materi
secara tepat. Pada pembelajaran bahasa Jawa,
guru dapat melakukan uji coba metode kerja
kelompok dengan media KAKISIGAGU.
KAKISIGAGU adalah singkatan dari teka teki
silang unggah ungguh. Proses pembelajaran
dengan metode kerja kelompok bermedia
KAKISIGAGU, diawali guru menyiapkan
medianya. Media terdiri 2 paket kumpulan
TTS, dan menyusun soal ulangan yang sesuai
dengan materi. Proses pembelajaranya dapat
digambarkan sebagai berikut, siswa dalam satu
kelas dibagi menjadi 8 kelompok, 1 kelompok
terdiri 4 siswa. Guru memberi penjelasan
mengenai proses pelajaran yang akan
dilaksanakan. Siswa menempatkan diri, setiap
kelompok menerima tanggung jawab
menyelesaikan satu bendel KAKISIGAGU. I
bendel berisi 10 TTS yang disusun seperti
buku. Media tersebut menjadi sumber diskusi
siswa untuk menemukan jawaban pada TTS
yang sudah disiapkan. Saat diskusi siswa
diperkenankan membuka kamus unggah-
ungguh, buku pepak basa atau buku paket
sebagai sumber belajar.
KAKISIGAGU yang telah selesai diisi
dapat ditukarkan dengan soal ulangan untuk
masing-masing siswa. Soal ulangan tersebut
sebagai bentuk penerapan pengetahuan kosa
kata krama siswa, dan dikerjakan secara
individu. Hasil kerja setiap kelompok dan
ulangan siswa akan dinilai guru. Proses
pembelajaran pertemuan selanjutnya tetap
menggunakan metode kerja kelompok dengan
media KAKISIGAGU. Siswa dengan
kelompok yang sama menerima 1 bendel media
KAKISIGAGU dengan paket yang berbeda.
Setelah tugas kelompok selesai setiap siswa
juga menerima soal ulangan yang berbeda dari
soal pertemuan sebelumnya, tetapi tetap sesuai
dengan materi. Nilai dari soal ulangan menjadi
dasar perhitungan kemajuan hasil belajar
sedangkan proses kerja kelompok menjadi
dasar nilai pengamatan peningkatan motivasi
siswa.
Proses pembelajaran dengan metode kerja
kelompok memanfaatkan media
KAKISIGAGU ternyata mampu membuat
siswa lebih termotivasi. Hal tersebut dapat
dilihat dalam proses pembelajaran, siswa
terlihat lebih aktif dan senang saat menemukan
kata yang tepat. Dalam mengerjakan soal,
siswa juga lebih bersungguh-sungguh. Manfaat
lain yang diperoleh dari pembelajaran ini, yaitu
hasil belajar meningkat dan membentuk
karakter siswa. Karakter yang terbentuk, antara
lain menghargai orang lain, bangga berbahasa
Jawa, sopan santun, dan karakter nasionalisme.
KAKISIGAGU, pembelajaran menggunakan
media, yang mampu menggairahkan belajar
bahasa Jawa. Pembelajaranya lebih bermakna
baik bagi siswa maupun bagi guru selaku
pendidik.

Anda mungkin juga menyukai