Anda di halaman 1dari 12

PERAN POLRI DALAM UNDANG-UNDANG

TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL


TINDAK PIDANA
KEKERASAN SEKSUAL

TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL adalah SEGALA PERBUATAN


YANG MEMENUHI UNSUR TINDAK PIDANA SEBAGAIMANA DIATUR
DALAM UNDANG-UNDANG INI DAN PERBUATAN KEKERASAN
SEKSUAL LAINNYA SEBAGAIMANA DIATUR DALAM UNDANG-UNDANG
SEPANJANG DITENTUKAN DALAM UNDANG-UNDANG INI.

KORBAN adalah ORANG YANG MENGALAMI PENDERITAAN FISIK,


MENTAL, KERUGIAN EKONOMI, DAN/ATAU KERUGIAN SOSIAL YANG
DIAKIBATKAN TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL.

PELAKU TP KEKERASAN SEKSUAL adalah ORANG PERSEORANGAN ATAU


KOORPORASI
JENIS-JENIS TPKS
TPKS adalah segala perbuatan yang memenuhi unsur tindak pidana sebagaimana diatur dalam UU ini
& perbuatan kekerasan seksual lainnya sebagaimana diatur dalam UU ditentukan dalam Undang-Undang ini

9 JENIS TPKS : YANG TERMASUK TPKS LAINNYA:


1. Pelecehan Seksual Nonfisik 1. Pemerkosaan
2. Pelecehan Fisik, 2. Perbuatan cabul
3. Pemaksaan Kontrasepsi, 3. Persetubuhan, perbuatan cabul, & eksploitasi seksual thd
4. Pemaksaan Sterilisasi, Anak
5. Pemaksaan Perkawinan, 4. Perbuatan melanggar kesusilaan yg bertentangan dg
6. Penyiksaan Seksual, kehendak Korban
7. Eksploitasi Seksual, 5. Pornografi yg melibatkan Anak / pornografi yg scr eksplisit
8. Perbudakan Seksual, memuat kekerasan & eksploitasi seksual;
9. Kekerasan Seksual Berbasis Elektronik 6. Pemaksaan pelacuran
Pasal 19 7. TP Perdagangan Orang yg ditujukan utk eksploitasi seksual
Setiap Orang yang dengan sengaja mencegah, 8. Kekerasan seksual dlm lingkup rumah tangga
merintangi, atau menggagalkan secara langsung atau 9. TP Pencucian Uang yg TP asalnya merupakan TPKS; &
tidak langsung penyidikan, penontutan, dan/atau 10. TP lain yg dinyatakan secara tegas sebagai TPKS sbgmn
pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap tersangka, diatur dlm ketentuan perUU
terdakwa, atau Saksi dalam perkara TPKS, dipidana
3
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
POIN-POIN PENTING
DALAM UU TPKS
Pengualifikasian jenis tindak
pidana seksual beserta tindak Penyelenggaraan Pelayanan
pidana lain yang dinyatakan Terpadu dalam penanganan dan
secara tegas sebagai tindak perlindungan perempuan dan anak
pidana kekerasan seksual korban kekerasan seksual baik di
sebagaimana diatur dalam tingkat pusat maupun daerah
ketentuan peraturan perundang-
UNDANG-
undangan UNDANG
NO. 12 Penegasan dan jaminan hak
TAHUN korban atas penanganan,
perlindungan dan pemulihan
Persyaratan khusus bagi APH 2022 termasuk Hak Keluarga korban
yang dibuktikan dgn adanya Surat dan saksi yang merupakan
Keputusan dari Pejabat yang kewajiban negara dan dilaksanaan
berwenang di setiap tingkatan sesuai dgn kondisi dan kebutuhan
peradilam

Penyitaan harta kekayatan pelaku


Perkara tindak pidana kekerasan Perluasan alat bukti tidak hanya Penegasan terkait Pendampingan guna melindunga Pemenuhan Hak
seksual tidak dapat dilakukan yang diatur didalam KUHAP dan bagi korban dan saksi termasuk Restitusi kpd korban, Tata cara
penyelesaian diluar proses UU lain, namun terdapat persyaratan Pendamping serta pelaksanaan putusan Restitusi
peradilan kecuali terhadap pelaku pembaruan alat bukti surat, perlindungan hukum bagi serta kompensasi dari negara jika
anak Keterangan saksi termasuk ket pendamping 4
kekayaan pelaku tdk cukup
saksi melalui perekaman elektronik
MEKANISME
PELAPORAN TPKS
P
NSE AGI
O B
N A K A DU
A P
A IM TER S ??? UPTD PPA, UPT BID
G N K
BA ANA BAN SOCIAL, LBM
ELAY KOR
P
Asessment Kebutuhan korban
PELAYANAN RS. Bhayangkara, RSUD, Puskesmas,
1
MEDIS RS Swasta
PELAYANAN PsiPol, P2TP2A/UPTD PPA, Pengada
2 layanan yg ditunjuk
PSIKOLOGIS
1. KORBAN ADUAN/ UPTD PPA/P2TP2A, LPSK, UPT/D SOS, Tenakes,
2. MASY KONSULTASI 3 PENDAMPING Psikolog, Psikiater, Pendamping Hukum,
LAPORAN/ UPPA Peksos/TKS, LBH, LBH.
3. TENAKES INFORMASI PELAYANAN
4 Dinsos, P2TP2A/UPTD PPA, LPSK
RMH AMAN
PENERJEMAH
5 Penyandang Dinsos, SLB, Lembaga Swasta dll
Disabilitas

Henti Henti Membantu pelapor/korban menentukan


Sidik Lidik UU/Pasal yg dilanggar

BUAT LP REKOMENDASI
JPU SIDIK LIDIK VISUM PEMBUATAN LP
DI SPKT
PENYIDIKAN TPKS

PENYIDIKAN THD TPKS DILAKS BERDSRKAN UNDANG-UNDANG YG


MENGATUR TTG HKM ACARA PIDANA, TERMASUK YG DIBERLAKUKAN SCR
KHUSUS DLM PENANGANAN PERKARA TPKS TERTENTU, KECUALI
DITENTUKAN LAIN DLM UU TPKS INI INI. (PSL 20)

1. Syarat Penyidik: (PSL 21) PEMERIKSAAN THD SAKSI, KORBAN DAN PERKARA TINDAK PIDANA
a. Miliki Integritas dan kompetensi ttg TERSANGKA: (PSL 22) KEKERASAN SEKSUAL
penaganan perkara yg berperspektif 1. Menjunjung tinggi HAM, Kehormatan, TIDAK DAPAT DILAKUKAN
Ham dan Korban; Martabat; PENYELESAIAN DILUAR
b. Tlh mengikuti pelatihan terkait 2. Tanpa Intimidasi, tdk menjustifikasi PROSES PERADILAN
penanganan TPKS. kesalahan; KECUALI TERHADAP
3. Tdk melakuk viktimisasi atas cara hdp dan PELAKU ANAK (PSL 23)
2. Bila blm ada penyidik yg memenuhi
Kesusilaan termasuk pengalamam seksual;
persyaratan, maka dpt dilakukan oleh
4. Tdk mengajukan pertanyaan yg menjerat atau
penyidik yg berpengalaman dlm
menimbulkan trauma korban
menangani TPKS sesuai Keputusan
Pejabat yg Berwenang
PEMERIKSAAN

1. PENYIDIK DPT MELAKUKAN RIKSA SAKSI DAN/ATAU KORBAN MELALUI PEREKAMAN ELEKTRONIK DENGAN DIHADIRI PENUNTUT
UMUM, BAIK SECARA LANGSUNG MAUPUN MELALUI SARANA ELEKTRONIK DARI JARAK JAUH BERDSRKAN PENETAPAN KETUA
PN;
2. APABILA DLM WAKTU 3 HARI KETUA PN TDK MENGELUARKAN PENETAPAN, MAKA PENYIDIK DPT MELAKUKAN PEMERIKSAAN
SAKSI CAN/ ATAU KORBAN MELALUI PEREKAMAN ELEKTRONIK;
3. PEMERIKSAAN MELALUI PEREKAMAN ELETRONIK DPT DIBERIKAN DGN PERTIMBANGAN:
a. KONSIDI KESEHATAN DAN KEAMANAN KORBAN DAN/ATAU SAKSI
b. KEPUTUSAN LPSK SBG LEMBAGA YG MEMBERIKAN PELINDUNGAN;
c. JUMLAH SAKSI DAN/ATAU KORBAN;
d. TPT TINGGAL SAKSI DAN/ATAU KORBAN JAUH.
e. JIKA SAKSI DAN/ATAU KORBAN DI LUAR NEGERI, PEREKAMAN ELEKTRONIK DILAKUKAN DENGAN DIDAMPINGI PEJABAT
PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI;
4. PEMERIKSAAN PEREKAMAN ELEKRONIK DITUANGKAN KEDLM BAP SAKSI, BA PEREKAMAN ELEKTRONIK, BA SUMPAH UTK
SAKSI DAN DITDTGANI SCR ELEKTRONIK.
5. UTK KORBAN DAN/ATAU SAKSI ANAK PENYIDIK DPT MELAKUKAN PEREKAMAN ELEKTRONIK ATAU RIKSA LANGSUNG JARAK
JAUH DGN ALKOM AUDIO VISUAL DGN PERSETUJUAN ATAU TANPA PERSETUJUAN ORTU/WALI;
6. PEMERIKSAAN KORBAN DAN/ATAU SAKSI DILAKUKAN DI RUANG PELAYANAN KHUSUS ATAU DI UPTD PPA ATAU DI TPT LAIN;
7. SEBELUM LAKUKAN RIKSA THD KORBAN, PENYIDIK WAJIB BERKOORDINASI DGN PENDAMPING TTG KESIAPAN DAN
KEBUTUHAN TERKAIT KONDISI KORBAN DAN HASIL KOORDINASI TSB DIJADIKAN DASAR UTK RIKSA KORBAN;
8. JIKA KORBAN DLM KEADAAN TRAUMA, PENYIDIK DPT MENITIPKAN PERTANYAAN KPD PENDAMPING.
PENDAMPING KORBAN
DAN/ATAU SAKSI
 PENDAMPING ADALAH ORANG YANG DIPERCAYA DAN MEMILIKI KOMPETENSI MENDAMPINGI KORBAN DALAM
MENGAKSES HAK ATAS PENANGANAN, PELINDUNGAN, DAN PEMULIHAN.(PSL 1.14)
 KORBAN DPT DIDAMPINGI OLEH PENDAMPING PD SETIAP PEMERIKSAAN

SIAPAKAH SYARAT PENDAMPING ? PENDAMPING PD ? HAK PENDAMPING


PENDAMPING ?
a. petugas LPSK; a. memiliki kompetensi Saksi dan/atau Korban Pendamping berhak
b. petugas UPTD PPA; tentang Penanganan Penyandang Disabilitas dapat mendapatkan Pelindungan
c. tenaga kesehatan; Korban yang berperspektif didampingi oleh orang tua, hukum selama mendampingi
d. psikolog; hak asasi manusia dan wali yang telah ditetapkan Korban dan Saksi di setiap
e. pekerja sosial; sensitivitas gender; dan oleh pengadilan, dan/ atau tingkat pemeriksaan. Pasal 29
f. tenaga kesejahteraan b. telah mengikuti pelatihan Pendamping. (2) Ketentuan Pendamping sebagaimana
sosial; Penanganan perkara Tindak sebagaimana dimaksud pada dimaksud dalam Pasal 26 yang
g. psikiater; Pidana Kekerasan Seksual. ayat (1) tidak berlaku, dalam sedang melakukan Penanganan
h. Pendamping hukum, (4) Pendamping hal orang tua dan/ atau wali terhadap Korban tidak dapat
meliputi advokat dan diutamakan berjenis Korban atau Saksi berstatus dituntut secara hukum, baik
paralegal; kelamin sama dengan sebagai tersangka atau pidana maupun perdata atas
i. petugas Lembaga Penyedia Korban terdakwa dalam perkara yang pendampingan atau
Layanan Berbasis sedang diperiksa pelayanannya, kecuali jika
Masyarakat; dan pendampingan atau
j. Pendamping lain. pelayanannya diberikan tidak
dengan iktikad baik.
ALAT BUKTI
TPKS
 KET SAKSI TERMASUK:
ALAT BUKTI
1. hsl riksa thd saksi dan/korban pd tahap penyidikan melalui rekaman elektronik;
SBGMMANA
2. ket kel dari terdakwa dibwh sumpah walaupun tanpa persetujuan terdakwa;
DIATUR DLM KUHAP 3. Dlm hal ket saksi hanya diperoleh dari korban, maka ket saksi yg diperoleh dr org lain kekuatan
pembuktiannya dpt didukung dgn ket dari:

ALAT ALAT BUKTI LAIN BRP


a. Ket dr org yg dpt berikan ket yg berhub dgn TPKS meskipun tdk ia dengar, tdk ia lihat dan tdk ia
alami sendiri sepanjang ket tsb berhub dgn tp tsb;
BUKTI INFORMASI ATAU DOK b. ket saksi yg berdiri sendiiri ttp ada hub satu dgn yg lain shg dpt membenarkan adanya suatu
ELEKTRONIK kejadian/keadaan tertentu dan dpt digun sbg kualifikasi ket saksi atau petunjuk;
SAH SBGMANA DIATUR c. ahli yg membuat alat bukti surat dan/ahli yg mendukung pembuktian tp;
TPKS DLM UUEL 4. ket saksi/korban penyandang disabilitas mempunyai kekuatan hukuk yg sama dgn ket
saksi/korban yg bukan penyandang disabilitas dgn didukung dgn penilaian personal.

BRG BUKTI YG DI GUN  TERMASUK ALAT BUKTI SURAT


UTK LAKUK TP ATAU 1. surat keterangan psikolog klinis dan/ atau psikiater/dokter spesialis kedokteran jiwa;
SBG HASIL TPKS DAN / 2. rekam medis;
BENDA YG BERHUB 3. hasil pemeriksaan forensik; d,an/atau
DGN TPKS 4. hasil pemeriksaan rekening bank.
RESTITUSI

RESTITUSI ADALAH PEMBAYARAN GANTI KERUGIAN YANG DIBEBANKAN KEPADA PELAKU ATAU PIHAK KETIGA
BERDASARKAN PENETAPAN ATAU PUTUSAN PENGADILAN YANG BERKEKUATAN HUKUM TETAP, ATAS KERUGIAN
MATERIEL DAN/ ATAU IMATERIEL YANG DIDERITA KORBAN ATAU AHLI WARISNYA.

Korban Tindak Pidana Kekerasan Seksual berhak 1. Penyidik wajib memberitahukan hak atas Restitusi
mendapatkan Restitusi dan layanan Pemulihan. Restitusi kepada Korban dan LPSK.
dpt berupa: 2. Penyidik dapat melakukan penyitaan terhadap
1. ganti kerugian atas kehilangan kekayaan atau harta kekayaan pelaku Tindak Pidana Kekerasan
penghasilan; Seksual sebagai jaminan Restitusi dengan izin
2. ganti kerugian yang ditimbulkan akibat penderitaan pengadilan negeri setempat.
yang berkaitan langsung sebagai akibat Tindak Pidana
3. Penyitaan dilakukan dengan memperhatikan hak
Kekerasan Seksual;
pihak ketiga yang beriktikad baik;
3. penggantian biaya perawatan medis dan/ atau
4. Jika perkara dihentikan demi hukum atau demi
psikologis; dan/ atau
kepentingan umum, utk sita restitusi brp brg,
4. ganti kerugian atas kerugian lain yang diderita Korban
penyidik meminta penetapan kpd Ketua PN utk
sebagai akibat Tindak Pidana Kekerasan Seksual
dilakukan lelang.
PELINDUNGAN
KORBAN
1. DLM JANGKA WAKTU PALING LAMBAT 1 X 24 JAM SEJAK TERIMA LAPORAN, POLRI DAPAT MEMBERIKAN
PELINDUNGAN SEMENTARA KPD KORBAN;
2. PELINDUNGAN SEMENTARA DIBERIKAN PALING LAMA 14 HARI BERDSRKAN SURAT PERINTAH PELINDUNGAN
SEMENTARA;
3. UTK KEPERLUAN PELINDUNGAN SEMENTARA, BERDSRKAN SURAT PERINTAH PELINDUNGAN SEMENTARA DAN
PENETAPAN HAKIM, POLRI BERWENANG MEMBATASI GERAK PELAKU, BAIK YG BERTUJUAN UTK MENJAUHKAN
PELAKU DR KORBAN DLM JARAK DAN WAKTU TERTENTU MAUPUN PEMBATASAN HAK TERTENTU DARI PELAKU;
4. PEMBATASAN GERAK PELAKU DAN DIBERIKAN PALING LAMA 6 BLN DAN DPT DIPERPANJANG SEBYK 1 KALI;
5. DLM WAKTU PALING LAMBAT I X 24 JAM TERHITUNG SEJAK PEMBERIAN PELINDUNGAN SEMENTARA POLRI
WAJIB MENGAJUKAN PERMINTAAN PELINDUNGAN KEPADA LPSK;
6. DLM HAL PEMBERIAN PELINDUNGAN SEMENTARA, POLRI DAN LPSK DPT BEKERJASAMA DENGAN UPTD PPA;
7. APABILA TRDPT PELANGGARAN THD PENETAPAN PEMBATASAN GERAK PELAKU, THDP TSK ATAU TERDAKWA
DPT DILAKUKAN PENAHANAN SESUAI PER-UU.

Anda mungkin juga menyukai