Thomas Stamford Raffles (1781-1826) Sultan Syarif Abdurrahman Prof. Anton Abraham Cense Prof. Johannes Jacobus Ras
Gubernur Jenderal Hindia Belanda Alkadrie (1742-1808) (1901-1977) (1926-2003)
Sultan Pontianak ke I Peneliti Sejarah dari Belanda Peneliti Sejarah dari Belanda
Menurut Tedi Permadi, naskah Hikayat Banjar dikelompokkan menjadi dua
kategori, yaitu naskah koleksi Indonesia dan naskah koleksi Eropa. Naskah
koleksi Eropa banyak ditemukan di Leiden, Belanda dan merupakan hasil
Salinan dari naskah Indonesia yang notabene masih asli dan tersimpan di
Jakarta.
• Di Leiden, naskah Hikayat Banjar dapat ditemukan di University
Library Leiden, Library of the Royal Institute of Linguistics and
Anthropology, koleksi pribadi Prof GF. Pijper dan koleksi pribadi Prof
AA. Cense.selain di Leiden, naskah ini juga ditemukan di Jerman,
London dan Manchester, Inggris Raya.
Di Leiden, naskah Hikayat Banjar dapat ditemukan di University Library
Leiden, Library of the Royal Institute of Linguistics and Anthropology,
koleksi pribadi Prof GF. Pijper dan koleksi pribadi Prof AA. Cense.selain di
Leiden, naskah ini juga ditemukan di Jerman, London dan Manchester,
Inggris Raya.
Filolog Belanda JJ. Ras yang dikenal sebagai Hans Ras
pada tahun 1968 melakukan telaah naskah dengan
melacak konteks sejarah, budaya dan kesusasteraan.
Hasil penelitian ini kemudian diterjemahkan ke dalam
Bahasa Malaysia pada tahun 1990 oleh Siti Hawa
Salleh.
Dari segi isi, naskah ini banyak bercerita tentang sejarah asal-usul dan sejarah berdirinya Kerajaan Banjar, sejarah
para raja-raja Kerajaan Banjar dari masa Hindu-Budha sampai proses Islamisasi di Tanah Kerajaan Banjar. Selain itu
juga banyak berisi nasehat kehidupan (pitutur luhur) dan kata-kata hikmah yang mencerminkan falsafah kehidupan
masyarakan Banjar ketika itu.
Pengaruh Islam di Dalam Naskah
Menurut Prof. Chamamah Soeratno di dalam disertasinya Hikayat Iskandar Zulkarnain, tokoh
Iskandar Zulkarnain (yang diyakini sebagai cikal bakal raja-raja di Nusantara) muncul secara
eksplisit pada naskah Hikayat Banjar resensi II, sedangkan pada resensi I tidak dimunculkan
secara jelas. Kondisi ini menunjukkan adanya pengaruh Islam secara menonjol di dalam
penulisan Hikayat Banjar resensi II, sedangkan di Hikayat Banjar resensi I pengaruh Islam
masih nampak implisit.
Selain adanya tokoh Iskandar Zulkarnain, pengaruh Islam di dalam Hikayat Banjar juga
tergambarkan dari cerita Nabi Khidhir (Beliau menyebut dirinya sebagai Syekh
Madyan/Madiun) yang tiba-tiba muncul dengan memakai jubah hitam dan menikahkan
Pangeran Suryanata dan Putri Junjung Buih.
Sejarah berdirinya Kerajaan
Banjar (Nagara Dipa)