Anda di halaman 1dari 31

PEMBIBITAN DAN KULTUR

JARINGAN

BAB 3
Pengelolaaan
Pohon Induk
/Plasma Nutfah

Free Powerpoint Templates Page 1


A. Pohon Induk
 Pemeriksaan terhadap kebenaran dan kesehatan pohon induk
 Pertumbuhan sebelum dilakukan perbanyakan tanaman secara vegetatif.
 Selanjutnya pohon induk perlu diidentifikasi secara morfologi
 Sudah memenuhi kriteria untuk diperbanyak dengan teknik yang dikehendaki
 Pemeliharaan rutin pada pohon induk
 Pemangkasan
 Pemupukan
 Penyiraman
 pengendalian OPT

Free Powerpoint Templates


Gambar 51 : Berbagai produk dari bahan induk
Page 2
Lanjutan….
 Pohon induk digunakan sebagi sumber batang atas (entres)
 Mata tunas tunggal yang digunakan dalam teknik okulasi
 Ranting lebih dari satu mata tunas
 Ranting dengan tunas pucuk yang digunakan dalam sambungan (grafting).

 Kelebihan perbanyakan tanaman secara vegetatif


adalah bibit yang dihasilkan memiliki sifat yang sama
dengan pohon induknya
 Pohon induk harus memiliki kriteria untuk
menghasilkan bibit yang unggul

Free Powerpoint Templates


Gambar 51 : Berbagai produk dari bahan induk
Page 3
Persyaratan Pohon induk:
1.Memiliki nama dan asal usul yang jelas
2.Memiliki sifat unggul dalam produktifitas maupun kualitas
3.Sehat , tidak terserang OPT
4.Memiliki fenotip yang baik
5.Tanaman telah cukup umur, tidak terlalu muda atau terlalu tua
6.Tanaman yang berasal dari biji harus sudah berproduksi minimal lima musim
7.Ditanam dalam kebun yang terpisah dari tanaman lain

Free Powerpoint Templates


Gambar 51 : Berbagai produk dari bahan induk
Page 4
B. Pengelolaan Pohon Induk
 Pohon induk ditempatkan di kebun pohon induk
 Kebun pohon induk: kebun yang ditanami dengan beberapa varietas unggul
untuk sumber penghasil batang atas
 Tanaman hasil perbanyakan vegetatif (okulasi, sambung, susuan, cangkok,
stek)
 Lokasinya tidak jauh dengan lokasi perbanyakan tanaman
 Untuk memudahkan pelaksanaan perbanyakan bibit

Free Powerpoint Templates


Gambar 51 : Berbagai produk dari bahan induk
Page 5
 Dua sistem penanaman kebun pohon induk
1. Kebun pohon induk sekaligus sebagai kebun produksi
2. Kebun pohon induk dengan jarak tanam lebih rapat
 contohnya pada pohon durian
 Jarak tanam pohon durian adalah 10x10 m
 Kebun pohon induk dapat berjarak tanam 3x3 m
 Pohon induk untuk areal yang relatif tidak luas
 Persyaratan lahan kebun pohon induk:
1. Relatif datar
2. Dekat dengan sumber air
3. Dekat dengan kebun produksi,
4. Mudah dalam pengangkutan (transportasi), dan
5. Relatif bebas dari serangan atau gangguan hama/penyakit.

Free Powerpoint Templates


Gambar 51 : Berbagai produk dari bahan induk
Page 6
C. Cara memperoleh Pohon Induk
 Cara menangkarkan sendiri  Eksplorasi: kegiatan pencarian pohon
dengan melakukan persilangan induk dengan cara melacak suatu tanaman
 Cara eksplorasi ke daerah sentra budidayanya sampai yang
 Promosi tumbuh liar di hutan
 Cara introduksi.

 Promosi: cara mengadakan kejuaraan buah unggul


 Introduksi: mendatangkan atau mengenalkan jenis buah yang
terbukti unggul dari daerah atau negara lain

Free Powerpoint Templates


Gambar 51 : Berbagai produk dari bahan induk
Page 7
Free Powerpoint Templates Page 8
Free Powerpoint Templates Page 9
Free Powerpoint Templates Page 10
Free Powerpoint Templates Page 11
Hal-hal yang menjadi pertimbangan
pemilihan sistem silvikultur  antara lain:
Tujuan pengelolaan/pengusahaan
Keadaan/tipe hutan
Sifat silvik
Struktur dan komposisi jenis
Tanah dan topografi
Pengetahuan professional rimbawan
Kemampuan pembiayaan

Free Powerpoint Templates Page 12


Pengertian Sistem Pohon Induk dan
Sistem Pohon Penaung

Sistem pohon induk adalah suatu sistem silvikultur


dengan membiarakan beberapa pohon berdiri
sendiri atau dalam kelompok untuk menghasilkan
benih untuk regenerasi, sistem ini disebut juga
sebagai sistem bibit pohon.
Sistem pohon penaung adalah suatu sistem
silvikultur yang diterapkan di hutan-hutan
temperate dimana kondisi hutannya relatif
seragam, baik dari segi umur dan jenis pohon yang
ada di dalamnya.

Free Powerpoint Templates Page 13


Penerapan Sistem Pohon Induk

Dalam metode ini, berdiri adalah jelas ditebang


kecuali pohon benih beberapa, yang dibiarkan
berdiri sendiri atau dalam kelompok untuk
menghasilkan benih untuk regenerasi. Setelah
tanaman baru didirikan, pohon-pohon benih
dihapus atau kiri tanpa batas. Perbedaan utama
dari sistem penampungan kayu adalah bahwa
pohon benih dipertahankan hanya untuk produksi
benih dan tidak cukup untuk memberikan
perlindungan.

Free Powerpoint Templates Page 14


Jenis Benih Pohon Sistem yaitu :
Sistem bibit pohon seragam
Kelompok sistem bibit pohon

Free Powerpoint Templates Page 15


Pada tahun 1978, Direktorat Jenderal Kehutanan
mengeluarkan Surat Keputusan No. 60/Kpts/DI/1978
tentang Pedoman Sistem Siivikultur Hutan Mangrove.
Berdasarkan sistem siivikultur ini, hutan mangrove harus
dikelola dengan Sistem Pohon Induk (Seed – Tree
Method). Secara garis besar, sistem tersebut adalah
sebagai berikut;

 Rotasi tebang adalah 30 tahun, dimana rencana kerja


tahunan (RKT) dibagi ke dalam 100 ha blok tebangan dan
setiap blok tebangan dibagi lagi kedalam 10 sampai 50 ha
petak tebang.
 Sebelum penebangan, pohon-pohon dalam blok tersebut
harus diinventarisasi
 Pohon-pohon yang ditebang harus mempunyai diameter
sekurang-kurangnya 10 cm pada ketinggian 20 cm di atas
akar penunjang atau setinggi dada.

Free Powerpoint Templates Page 16


Penebangan dilakukan dengan meninggalkan 40
batang pohon induk tiap ha, atau dengan jarak antara
pohon rata-rata 17m.
Pengeluaran kayu dari dalam hutan dilakukan dengan
perahu melalui sungai, alur air atau parit.
Luas tcmpat penimbunan kayu termasuk tempat
pembakaran arang dibatasi 0,1 ha tiap 10 ha areal
penebangan.
Wilayah yang permudaannya rusak seperti bekas
tempat penebangan pohon, kiri-kanan parit, bekas
jalan rel, dan bekas tempat penimbunan kayu harus
ditanami jenis pohon anggota Rhizophoraceae.
Membuat jalur hijau (green belt} selebar kira-kira
50 m disepanjang tepi pantai, dan 10 m di sepanjang
tepi sungai, saluran air dan jalan-jalan utama.

Free Powerpoint Templates Page 17


Ada tiga hal yang mesti diperhatikan dalam sistem pohon induk
yaitu :
Ekologis
Ekonomis
Teknis

Tindakan yang dilakukan dalam Metode Pohon Induk


Menyisakan pohon tua, sekurang-kurangnya sampai permudaan
tersebar merata
Pemanenan pohon tua ditujukan untuk mengatur ruang
peremajaan
Beda dengan selection method : hasil tegakan seumur
Semua pohon tua ditebang kecuali sedikit pohon induk → soliter,
group
Beda dengan shelterwood methods ; biji disediakan di petak,
tidak ada batasan jalur tebang agar biji sampai.

Free Powerpoint Templates Page 18


Kriteria Pohon Induk
Tegap, tajuk lebar, % tajuk besar, tahan badai,
banyak buah
Tidak cocok untuk jenis pohon perakaran dangkal
Umur pohon induk cukup tua

Jumlah dan Sebaran Pohon Induk


Bila jenis pohon berumah dua : sisakan pohon jantan +
pohon betina
Bunga betina (konifer) sering diatas, pohon soliter
sering kurang produktif karena kurang turbulasi angin
Jumlah pohon tergantung pengalaman berapa
produksi biji per pohon di masa lalu

Free Powerpoint Templates Page 19


Ada empat hal yang seyogyanya dikembangkan di
dalam penerapan sistem pohon induk di hutan
mangrove, yaitu :
Pohon induk sebaiknya tidak ditinggalkan secara
soliter, tetapi pohon induk tersebut harus
ditinggalkan tersebar merata dalam bentuk koloni
Sistem tebang habis tidak boleh dilakukan
walaupun ketersediaan semai sebanyak 2500 bt/ha
atau lebih.
Untuk tujuan yang bersifat konservatif,
Penjarangan seyogyanya dilakukan pada umur 10
sampai 15 tahun setelah penebangan, dimana
ketersediaan pancang umumnya cukup tinggi.

Free Powerpoint Templates Page 20


Penerapan Sistem Pohon Penaung

Pada sistem ini, tegakan yang baru dibangun di bawah atau di salah
satu sisi naungan dari pohon tua dimana pada saat yang sama
naungan tersebut akan melindungi pula tempat tumbuhnya. Syarat
dari sistem shelterwood adalah di dalamnya terdapat sistem
penebangan regenerasi yang berturut-turut bersamaan dengan
sistem seleksi.

Free Powerpoint Templates Page 21


Pada prinsipnya sistem ini memanfaatkan kemampuan permudaan
alami dari jenis-jenis pohon yang tumbuh di hutan untuk
permudaan hutan yang ditebang.

Keuntungan dari permudaan alami adalah sebagai berikut :

Tegakan muda berada di bawah perlindungan tegakan tua dan


hal ini kurang lebih terjadi dalam proses hutan alam
Kondisi iklim mikro dan tanah sesuai dengan yang dibutuhkan
semai setidaknya selama awal dari perkembangan tegakan
Lapisan humus yang menutupi horizon teratas dari tanah
menyediakan media yang baik untuk perlindungan benih dari
sinar matahari dan cocok untuk daya hidup awal semai
Seed barers digunakan sebagai induk dari proses suksesi yang
terjadi pada tanah yang beradaptasi dengan baik dalam tegakan.

Free Powerpoint Templates Page 22


Jenis campuran dapat lebih siap untuk
diperoleh dan lebih sesuai untuk tegakan
lokal yang bervariasi,
Meningkatkan struktur yang lebih komplek
dimana secara umum lebih mudah. Hal ini
penting ketika tegakan tidak beraturan
diinginkan
Gangguan dalam produksi yang berhubungan
dengan tebang habis tidak terjadi.

Free Powerpoint Templates Page 23


Adapun kerugian permudaan alami terutama dari segi
manajemen ekonomi yaitu sebagai berikut :

Kegiatannya sulit dilakukan dan mahal dari segi keahlian,


tenaga, waktu, dan uang
Proses permudaan alami kurang mampu mengurangi resiko
kegagalan, defisiensi stock, dan waktu yang diperlukan

Ada beberapa persyaratan untuk menjamin keberhasilan


permudaan alami, yaitu :
Suplai benih viable yang memadai
Benih reseptif terhadap keadaan yang buruk dengan suplai
air dan nutrisi
Iklim mikro yang cocok untuk berkecambah, daya hidup,
dan daya kecambah yang tinggi dari tanaman muda
Ketahanan tahanan terhadap serangan hama, penyakit,
gulma, dan iklim yang ekstrim.
Free Powerpoint Templates Page 24
Pada prinsipnya dalam sistem shelterwood,
tahapan penebangan dilakukan dengan
beberapa tahap, yaitu :

Preparatory cutting (Tebangan persiapan)


Seed or seeding cutting (Tebangan
biji/pemeliharaan)
Removal or final cutting (Tebangan
pembersihan atau akhir/pemungutan)

Free Powerpoint Templates Page 25


Sistem shelterwood dikelompokkan ke dalam 6
(enam) sistem, yaitu :
Uniform system
Group system
Irregular shelterwood system
Strip system (sistem jalur)
Wedge system (Sistem baji)
Tropical shelterwood sistem
Metode pohon pelindung :
oMembentuk tegakan seumur sebelum tegakan tua dihabiskan
oPemanenan tegakan tua secara bertahap (a series of partial cuttings)
oMirip penjarangan sangat keras berulang
oTegakan tua dihabiskan bila seluruh bagian lahan tertutup permudaan
alami
oVariasi perlakuan sangat besar tergantung target komposisi jenis yang
diinginkan
oMenyisakan pohon baik, dahulukan tebang pohon kurang baik ditengah
anak petak
oKadang harus menyisakan sebagian pohon induk selama daur berikutnya
untuk satwa pelindungnya dan keindahan
Free Powerpoint Templates Page 26
Prinsip Dasar Sistem Pohon Penaung :

Ruang dikosongkan agaSistem Pohon


Penaungr biji dapat berkecambah dan tumbuh
menjadi semai, pohon tua diharapkan melindungi
semai dari hama dan frost
Pohon tua harus dihabiskan bilamana tidak
lagi melindungi melainkan mehalangi
pertumbuhan tegakan muda oleh naungannya
Penebangan pohon tua dilakukan sekurang-
kurangnya 2 kali
Pohon tua terbaik ditinggalkan untuk
membuat keturunan, tumbuh lebih cepat pula

Free Powerpoint Templates Page 27


Keuntungan Sistem Pohon Penaung
Dapat melindungi jenis-jenis yang sensitive thd cahaya, kekeringan dan
angin dingin
Tanah lebih terlindungi
Lebih tahan dari hama dan penyakit
Bahaya erosi lebih kecil
Kesempatan memberikan ruang tumbuh pada pohon-pohon terbaik lebih
besar pada waktu membuka canopi dan melakukan regenerasi
Dari segi keindahan lebih baik

 Kerugian Sistem Pohon Penaung


Memerlukan keahlian dan waktu yang cukup
Secara ekonomis kurang efisien karena tidak dapat bekerja secara
terkonsentrasi
Kerusakan pada pohon-pohon yang baik dapat terjadi pada waktu
melakukan penebangan.
Pada beberapa kasus, tanaman muda lebih banyak memerlukan waktu
untuk establish dari pada dengan sistem tebang habis
Pengawasan regenerasi dan penebangan lebih sulit

Free Powerpoint Templates Page 28


BAB III PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan dalam makalah ini sesuai
dengan tujuan yang menjadi
pembahasan dalam makalah ini yaitu
meliputi :
Sistem silvikultur secara umum
Pengertian sistem pohon induk dan
sistem pohon penaung
Penerapan sistem pohon induk
Penerapan sistem pohon penaung
Free Powerpoint Templates Page 29
Saran

Saran yang dapat kami berikan sesuai dengan makalah


yang kami buat yaitu :

Dalam melakukan penerapan sistem pohon induk dan


sistem pohon penaung dalam suatu manajemen kehutanan
harus melalui analisis terlebih dahulu, supaya sistem yang
ditetapkan atau dipakai dapat memberikan keuntungan
baik dari segi ekonomi maupun ekologinya.
Makalah ini sangat memberikan tambahan pengetahuan
mengenai sistem pohon induk dan sistem pohon penaung
dalam bidang kehutanan, maka dari itu kami harapkan
makalah ini dapat dijadikan sebuah referensi ilmu yang
berhubungan dengan penerapan sistem silvikultur.

Free Powerpoint Templates Page 30


KELOMPOK 2

SISTEM SILVIKULTUR

The End
The End

Free Powerpoint Templates Page 31

Anda mungkin juga menyukai