Anda di halaman 1dari 23

PERAWATAN LANSIA

Nur Aeni
KSR PMI Unit Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Pengertian
Gerontology, berasal dari kata Geros (lanjut usia) dan
Logos (ilmu)
Gerontology adalah ilmu yang mempelajari tentang proses
penuaan dan masalah yang akan terjadi pada lansia
(Kozier, 1987)
Geriatri, berasal dari kata Geros (lanjut usia) dan Eartrie
(kesehatan)
Geriatri merupakan cabang ilmu dari gerontology, yang
artinya cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada
penyakit yang timbul pada lansia (Black dan Jacob, 1997)
Batasan lansia menurut WHO :
1. Middle age: 45 -59 Tahun
2. Elderly: 60 -70 Tahun
3. Old (lansia): 75 – 90 Tahun
4. Very Old: > 90 Tahun
Proses Penuaan
Proses penuaan merupakan penurunan fungsi
tubuh secara perlahan-lahan akibat berkurangnya
jumlah sel-sel dalam tubuh.
Faktor-faktor yang mempercepat proses penuaan:
a. Hereditas (keturunan)
b. Nutrisi (makanan)
c. Status kesehatan
d. Pengalaman hidup
e. Lingkungan
f. Stress
Tipologi Lansia
Beberapa tipe pada lansia tergantung pada karakter,
pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental,
social dan ekonominya. Antara lain:
a. Arif bijaksana
b. Tipe mandiri
c. Tipe tidak puas
d. Tipe pasrah
e. Tipe bingung

Tipe lain dari lansia adalah Tipe optimis, tipe konstruktif,


tipe dependen (ketergantungan), tipe pemarah dan tipe
serius, serta tipe putus asa.
Tujuan Perawatan Lansia
a. Mempertahankan derajat kesehatan lansia.
b. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas
fisik dan mental.
c. Mencari upaya semaksimal mungkin agar lansia
memelihara kemandirian secara maksimal.
d. Dapat tetap memberikan bantuan dan
pehatian penuh terhadap lansia dalam kondisi
apapun.
Mitos Lansia
Shira Saul (1974)
Perubahan pada Lansia
a. Perubahan fisik
1) Sel: Jumlah berkurang, cairan tubuh menurun,
keseimbangan protein menurun, dan mengalami
pengecilan sel otak.
2) Persyarafan: Lamban dalam merespon, kurang sensitif
terhadap sentuhan.
3) Sistem pendengaran: Penumpukan kotoran telinga,
pengecilan membran timpani, pendengaran berkurang.
4) Sistem penglihatan: Kehilangan respon terhadap
cahaya, susah melihat dalam kegelapan, sulit
membeakan warna, menurunnya jarak pandang.
5) Sistem kardiovaskuler: katup jantung menebal dan
kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun,
tekanan darah meningkat.
6) Gastrointestinal: Kehilangan gigi geligi, indra pengecap
menurun, sensitifitas rasa lapar menurun, peristaltic
menurun, konstipasi.
7) Urin: Ginjal mengecil, aliran darah ke ginjal menurun,
kemampuan mengonsentrasi urin menurun (beser).
8) Vagina: selaput lender mengering sehingga pengeluaran
lender menurun.
9) Sistem kulit: Kulit keriput akibat kehilangan jaringan
lemak, permukaan kulit kasar dan bersisik, menurunnya
respon terhadap trauma, pertumbuhan kuku lambat,
kuku jari keras dan rapuh.
10) Muskuluskeletal (persyarafan): Pergerakan terbatas,
otot kram, tremor, tulang rapuh.
11) Respirasi: Otot pernapasan kehilangan kekuatan dan
kaku, menarik napas berat, berkurangnya kemampuan
batuk.
b. Perubahan Sosial
1) Peran: single parent, post power syndrome.
2) Keluarga: kesendirian, kehampaan.
3) Teman: muncul perasaan kapan akan meninggal
ketika lansia lain meninggal dunia.
4) Abuse: kekerasan berbentuk verbal (dibentak), dan
non verbal (di cubit, tidak diberi makan).
5) Ekonomi: kesempatan untuk mendapatkan
pekerjaan yang cocok bagi lansia.
6) Rekreasi: untuk ketenangan bathin.
7) Keamanan: jatuh, terpeleset.
8) Agama: melaksanakan ibadah.
9) Panti jompo: merasa di buang atau diasingkan.
c. Perubahan psikologis
Perubahan pada lansia meliputi Short term memory,
frustasi, kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut
menghadapi kematian, perubahan keinginan, depresi dan
kecemasan. Perubahan pola hidup karena status ekonomi
yang terancam, mencari teman baru, merasakan
kebahagiaan yang telah dilakukan oleh lansia tersebut.
Gangguan pada Lansia
a. Immobilisasi.
b. Instabilitas (mudah jatuh).
c. Intelektualitas terganggu (dimensia).
d. Isolasi (depresi).
e. Inkontinensia (beser).
f. Impotensi.
g. Imunodefisiensi (berkurangnya ketahanan tubuh).
h. Infeksi.
i. Impaksi (konstipasi).
j. Iatrogenesis (kesalahan diagnosis).
k. Insomnia (susah tidur).
l. Inaniation (malnutrisi).
m. Impairment of (gangguan pada): penglihatan, pendengaran,
pengecapan, penciuman, komunikasi dan integritas kulit.
Perawatan sehari-hari pada lansia
a. Kebersihan mulut dan gigi
1) Menyikat gigi dan kumur-kumur secara teratur.
2) Gigi palsu dilepas dari mulut, disikat perlahan
dibawah air mengalir.
3) Walaupun sudah ompong mulut harus tetap
dibersihkan.
4) Waktu tidur gigi palsu tidak dipakai, dibersihkan
lalu direndam pada gelas yang berisi air bersih.
5) Setiap habis makan berkumur untuk mengeluarkan
sisa makanan.
b. Kebersihan kulit dan perawatan decubitus
1) Kebersihan kulit
Fungsi kulit
a. Melindungi bagian tubuh dan jaringan
b. Sebagai alat panca indera (perasa & peraba)
c. Mengatur suhu tubuh
d. Tempat memasukkan obat

Mandi 2 kali sehari

Hal yang perlu diperhatikan setelah memandikan lansia:


e. Kulit dikeringkan, kemudian diberi bodi lotion
f. Menyeka selangkangan atau begian kemaluan
g. Ganti pakaian dengan bersih
2) Perawatan decubitus
Decubitus merupakan suatu keadaan dimana timbul luka baru akibat
penekanan yang terlalu lama pada bagian-bagian tubuh tertentu.
Luka dekubitus adalah kerusakan atau kematian kulit sampai
jaringan dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai
tulang, sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat.

Penyebab:
a. Adanya tekanan terlalu lama pada permukaan kulit
b. Kebersihan yang kurang.
c. Kulit yang selalu lembab.
d. Kurang gizi.
e. Sering terjadi gesekan.
f. Berkurangnya jaringan lemak subkutan
g. Berkurangnya jaringan kolagen dan elastin
h. Menurunnya efisiensi kolateral kapiler pada kulit sehingga kulit
menjadi lebih tipis dan rapuh
Lokasi terjadinya decubitus
a. Pada posisi tidur terlentang:
• Kepala bagian belakang
• Pada bagian tulang belikat
• Daerah bokong dan tumit
b. Posisi tidur miring:
• Telinga
• Bahu
• Siku
• Tulang panggul
• Lutut dan mata kaki
Pencegahan decubitus
a. Penggunaan kasur/alas duduk khusus untuk decubitus.
b. Rubah posisi tidur/duduk klien setiap 2 jam sekali.
c. Gunakan bantal untuk menopang tubuh atau kaki.
d. Gunakan bantal berlubang (donat) pada daerah yang
menonjol mis tumit,bokong.
e. Gunakan minyak/cream pada daerah menonjol setelah
mandi, BAB, BAK.
c. Kebersihan rambut
Hal –hal yang harus diperhatikan
• Bila terdapat ketombe atau kutu rambut dapat diberikan obat.
• Untuk rambut kering diberikan minyak rambut.
• Sisir rambut dengan hati-hati (mudah rontok).
• Cara menyisir harus hati-hati.

d. Kebersihan tempat tidur


Bantuan pada lansia yang masih aktif:
1) Bila kasur cekung ditengah hendaknya di bolak balik tiap kali
membereskan tempat tidur.
2) Sprei ditarik kencang dan ujung-ujungnya dilipat & dimasukan
ke bawah kasur sehingga tak mudah menimbulkan lipatan.
3) Sprei diganti 3 hari sekali, kecuali kalau kotor harus segera
diganti.
4) Bagi klien yang mengalami inkontinentia urin, alas kasur
diganti setiap kali basah, kasur dijemur.
Pada lansia lumpuh/terus menerus di tempat tidur
diusahakan dapat beristirahat dan tidur dengan posisi
nyaman.
Posisi tidur dapat diatur sebagai berikut:
1) Letakan guling dibawah lutut.
2) Untuk mencegah decubitus (luka lecet), tumit dan
bokong diberi bantal angin (windring).
3) Bila tidur terlentang (harus lurus) hendaknya diberi
papan dibawah kasur.
4) Bila posisi tidur setengah duduk (semi fowler) bagian
kepala sampai dada diberi ganjalan atau memakai
tempat tidur khusus.
Kebutuhan gizi pada lansia
a. Harus dipenuhi secara adekuat
b. Kebutuhan kalori berkurang (dianjurkan tidak melebihi 1700 Cal)
c. Sebaiknya kurangi makanan yang mengandung lemak hewani
d. Dianjurkan makanan tambahan yang mengandung kalsium
(kebutuhan Kalsium perhari 14,1 mg/kgBB/hari)
e. Kurangi garam, berikan buah dan sayur (makanan tinggi serat),
sedangkan kebutuhan air 1500-2000 cc/hari

Penanganan makanan lansia


• Porsi kecil tapi sering.
• Banyak minum dan kurangi garam
• Makan makanan yang mudah di cerna, hindari makanan terlalu
manis, gorengan, beri makanan lunak, susu, buah/sari buah.
• Batasi minum kopi / teh.
Kebutuhan gerak/kesegaran jasmani bagi
lansia
Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk
melaksanakan tugas sehari-hari tanpa mengalami
kelelahan dan masih memiliki cadangan tenaga untuk
menikmati waktu senggangnya dengan baik.
Untuk memperoleh kesegaran jasmani yang baik harus
melatih semua komponen dasar kesegaran jasmani yang
terdiri dari:
1) Ketahanan jantung, peredaran darah dan pernapasan
2) Ketahanan otot
3) Kekuatan otot serta kelenturan tubuh.
Contoh olahraga yang dapat dilakukan lansia:
1. Pekerjaan dan berkebun
2. Berjalan-jalan
3. Jalan cepat
4. Berenang
5. Bersepeda
6. Senam

Latihan fisik yang mambahayakan bagi lansia:


7. sit-up dengan kaki lurus
8. Meraih ibu jari kaki
9. Mengangkat dua kaki secara bersamaan dalam posisi
terlentang
10.Melengkungkan punggung
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai