DISUSUN OLEH :
ALFI RIZKY DOAN
G3A019200
4. Jenisperawatandiri
Macam–macam personal hygiene meliputi :
a. Perawatan kulit kepala dan rambut.
b. Perawatan mata.
c. Perawatan hidung.
d. Perawatan telinga.
e. Perawatan kuku kaki dan tangan.
f. Perawatan genetalia.
g. Perawatan kulit seluruh tubuh.
h. Perawatan tubuh secara keseluruhan.
i. Perawatan gigi dan mulut
Perawatan diri berdasarkan waktu pelaksanaan dibagi menjadi
empat, yaitu :
a. Perawatan dini hari.
Merupakan perawatan diri yang dilakukan pada waktu bangun
tidur, untuk melakukan tindakan seperti perapian pada pengambilan
bahan pemeriksaan(urine atau feses), memberikan pertolongan,
mempersiapkan pasien dalam melakukan makan pagi dengan
melakukan tindakan perawatan diri, seperti mencuci muka, tangan,
dan menjaga kebersihan mulut.
b. Perawatan pagi hari.
Perawatan yang dilakukan setelah melakukan makan pagi
dengan melakukan perawatan diri seperti melakukan pertolongan
dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi (buang air besar dan kecil ),
mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan
pijatan pada punggung, membersihkan mulut, kuku, dan rambut, serta
merapikan tempat tidur penerimamanfaat.
c. Perawatan siang hari.
Perawatan diri yang dilakukan setelah melakukan berbagai
tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang.
Berbagai tindakan perawatan diri yang dapat dilakukan, antara lain
mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat
tidur, dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan
penerimamanfaat.
d. Perawatan menjelang tidur.
Perawatan diri yang dilakukan pada saat menjelang tidur agar
penerimamanfaat dapat tidur atau beristirahat dengan tenang.Berbagai
kegiatan yang dapat dilakukanantara lain pemenuhan kebutuhan
eliminasi (buang air besar dan kecil), mencuci tangan dan muka,
membersihkan mulut, dan memijat daerah punggung.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
a. Body image.
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktik sosial.
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status sosial-ekonomi.
Personal hygienememerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannyaatautidak adanya fasilitas
yang memadai.Lingkungan yang tidak mendukung juga
mempengaruhi personal hygiene.
d. Pengetahuan
Pengetahuanpersonal hygienesangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya
pada penerima manfaatpenderita DM harus menjaga kebersihan
kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak
boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang.
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu
dalam perawatan dirinya seperti penggunaan sabun, shampo, dan
lain-lain.
g. Kondisi fisik.
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
6. Tanda gejalapenerimamanfaat yang mengalamigangguanpersonal
hygiene
Adapun gejala klinis daripenerimamanfaatdenganpersonal hygiene
adalah sebagai berikut :
a. Fisik :Badanbau, pakaiankotor, rambutdankulitkotor,
kukupanjangdankotor, gigikotor, mulutbau, serta
penampilantidakrapi.
b. Psikologis :Malas, tidakadainisiatif, menarikdiri, isolasi,
merasatidakberdaya, rendahdiridanhina.
c. Sosial :Interaksikurang, kegiatankurang,
tidakmampuberperilakusesuainorma,misal:caramakanberantakan,
buang air besar atau kecilsembarangan, tidakdapatmandi atau
sikatgigi, tidakdapatberpakaiansendiri.
2. Diagnosa Keperawatan.
Menurut NANDA (2014), diagnosis keperawatan umum untuk penerima
manfaat dengan masalah perawatan hygiene adalah Defisit Perawatan
Diri. Diagnosa tersebut terbagi menjadi empat (kozier, 2004), yaitu:
a. Defisit perawatan diri : makan.
b. Defisit perawatan diri : mandi/hygiene.
c. Defisit perawatan diri : berpakaian/berhias.
d. Defisit perawatan diri : eliminasi.
SelanjutnyamenurutHidayat (2009) diagnosakeperawatanuntuk personal
hygiene dapatmencul diagnose resikoyaitu :
a. Resikogangguanintegritaskulitberhubungandenganperubahansirkulasi,
imobilisasi, edema, inkontinensia urine, mal nutrisi
3. Perencanaan Keperawatan.
4. Evaluasi Keperawatan.
Evaluasi secara umum menilai kemampuan dalam:
a. Mempertahankan kebesihan perawatan kulit secara efektif. Hal ini
ditujukan dengan adanya kemampuan untuk menjaga kebersiahan
kulit seperti adanya warna, kelembaban, turgor, tekstur, hilangnya
lesi, dll.
b. Mempertahankansirkulasidarah, mengendorkanotot,
danmembuattubuhterasanyaman. Hal
iniditunjukandenganadanyakemampuandalammelakukanaktivitassehar
i – haridanterlihatsegar.
c. Adanya kemampuan untuk mempertahankan kebersihan kuku,
ditandai dengan keadaan kuku bersih, tidk ada tanda radang disekitar
kuku, pertumbuhan baik, dan tidak ada bau yang khas dari kuku.
d. Adanya kemampuan mempertahankan kebersiahan rambut yang
ditandai denagn keadaan rambut (segar, tidak rontok), tidak ada tanda
radang pada kulit kepala dan pertumbuhannya baik.
e. Adanya kemampuan untuk mempertahankan kebersihan gigi dan
mulut serta kemampuan untuk mempertahankan status nutrisi. Hal ini
ditandai dengan keadaaan mulut dan gigi yang bersih, tidak ada tanda
radang, dan intake yang adekuat.
f. Kotor berkurang dan terkontrol.
g. Pasien mampu melakukan kegiatan/aktivitas fisik walaupun masih
dibantu.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba
Medika.
Potter, patricia A. dan Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan :konsep, proses, dan praktik. Jakarta : EGC