Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

“ ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENERIMA MANFAAT DENGAN


GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE ”

DISUSUN OLEH :
ALFI RIZKY DOAN
G3A019200

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN 2020-2021
A. KOSEP LANSIA
1. Pengertian
a. Lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan
fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup
(Nogroho, 2008, hlm.84).
b. Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu
kenyataan dan fenomena biologis akan diakhiri dengan proses
penuaan yang berakhir dengan kematian (Aswar, 2006, hlm.35).
c. Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya
penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling
berinteraksi satu sama lain (Hutapea, 2005, hlm.89).
d. Menjadi tua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya (Hernawati,2006,
hlm.174).
2. Batasan lansia
a. UU No. 13 th 1998 bab 1 psl 1 ayt 2: 60 ke atas
b. Menurut WHO:
1) Middle age ( 45-59 th )
2) Elderly ( 75-90 th )
3) Old ( 75-90 th )
4) Very old ( > 90 th )
3. Tipe lansia
Tipe lansia menurut Hutapea (2005, 90) antara lain:
a. Tipe  Konstrukti
Lansia yang tidak banyak mengalami gejolak atau perubahan
emosional dan psikisnya. Di mana lansia dalam tipe ini berintegritas
baik, dapat menikmati hidup, toleransi tinggi, humoris, tenang dan
mantap sampai sangat tua.
b. Tipe  Ketergantungan (dependent)Lansia tipe ini sangat dipengaruhi
oleh kehidupan keluarganya, tidak berambisi dan tidak berinisiatif.
"Terkadang tipe ini juga suka makan, dan suka berlibur dan dikuasai
istrinya,"
c. Tipe Defensif atau bertahan
Lansia tipe ini cendrung menolak bantuan orang lain, emosi tidak
terkontrol, selalu memegang teguh pada kebiasaan. Dan biasanya
lansia tipe ini juga cendrung ingin mempertahankan kehidupannya
dan takut akan ketuaan dan tak menyenangin masa pensiun.
d. Tipe Bermusuhan (hostility)
Lansia yang merasa orang lain menjadi penyebab kegagalannya,
selalu mengeluh dan takut mati, curiga pada yang muda dan agresif.
e. Tipe Membenci dan Menyalahkan Diri (self haters)
Suka menyalahkan diri, tidak berambisi dan terjadinya penurunan
sosioekonomi,  merasa menjadi korban, sulit dibantu sama orang lain
atau cendrung membuat susah sendiri.
4. Perubahan pada Lansia
Perubahan pada lansia menurut Nugroho (2008, hlm.114) yaitu:
a. Perubahan fisik
1) Perubahan pada sistem kekebalan atau imunologi yaitu tubuh
menjadi rentan terhadap alergi dan penyakit.
2) Konsumsi energi turun secara nyata diikuti dengan menurunnya
jumlah energi yang dikeluarkan tubuh.
3) Air dalam tubuh turun secara signifikan karena bertambahnya sel-
sel yang mati yang diganti oleh lemak maupun jaringan konektif.
4) Sistem pencernaan mulai terganggu, gigi mulai tanggal,
kemampuan mencerna makanan serta penyerapan mulai 12 lamban
dan kurang efisien, gerakan peristaltik usus menurun sehingga
sering konstipasi.
5) Perubahan pada sistem metabolik, yang mengakibatkan gangguan
metabolisme glukosa karena sekresi insulin yang menurun. Sekresi
menurun juga karena timbunan lemak.
6) Sistem saraf menurun yang menyebabkan munculnya rabun dekat,
kepekaan bau dan rasa berkurang, kepekaan sentuhan berkurang,
pendengaran berkurang, reaksi lambat, fungsi mental menurun, dan
ingatan visual berkurang.
7) Perubahan pada sistem pernafasan ditandai dengan menurunnya
elastisitas paru-paru yang mempersulit pernafasan sehingga dapat
mengakibatkan munculnya rasa sesak dan tekanan darah
meningkat.
8) Menurunnya elastisitas dan fleksibilitas persendian.
b. Perubahan Mental
Perubahan mental lansia dapat berupa perubahan sikap yang semakin
egosentrik, mudah curiga, dan bertambah pelit atau tamak bila
memiliki sesuatu. Lansia mengharapkan tetap diberi peranan dalam
masyarakat. Sikap umum yang ditemukan pada hampir setiap lansia
yaitu keinginan untuk berumur panjang. Jika meninggal pun, mereka
ingin meninggal secara terhormat dan masuk surga. Faktor yang
mempengaruhi perubahan mental yaitu
c. Perubahan Psikologi
Nilai seseorang sering diukur melalui produktivitasnya dikaitkan
dengan peranan dalam pekerjaan. Bila mengalami pensiun, seseorang
akan mengalami kehilangan, yaitu kehilangan finansial, kehilangan
status, kehilangan teman dan kehilangan pekerjaan
5. Tugas perkembangan Lansia
KesiapanlansiamenurutHutapea (2005, hlm.90)
untukberadaptasiataumenyesuaikandiriterhadaptugasperkembanganusialan
jutdipengaruhioleh proses
tumbuhkembangpadaahapsebelumnyayaitusebagaiberikut:
a. Mempersiapkandiriutkkondisi yang menurun
b. Mempersiapkandiriuntukpensiun
c. Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya
d. Mempersiapkankehidupanbaru
e. Melakukan penyesuaian thdp kehidupan sosial atau masyarakat secara
santai
f. Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan
B. Konsep Personal Hygiene.
1. Anatomi dan fisiologi
Sistem integumen terdiri atas kulit, lapisan subkutan dibawah kulit
dan perlengkapannya seperti kelenjar dan kuku, lapisan kulit yaitu lapisan
epidermis yang terdapat pada bagian atas yang banyak mengandung sel-
sel epitel. Sel–sel epitel ini mudah sekali mengalami regenerasi. Lapisan
ini tidak mengandung pembuluh darah. Lapisan dermis yang terdiri atas
jaringan otot, saraf folikel rambut dan kelenjar. Pada kulit terdapat 2
kelenjar yaitu :
1) Kelenjar sebasea yang menghasilkan minyak yang disebut sebum
yang berfungsi meminyaki kulit dan rambut.
2) Kelenjar serumen yang terdapat dalam telinga yang berfungsi
sebagai pelumas dan berwarna coklat.
Lapisan hypodermis atau subkutan  terdiri dari pembuluh darah,
syaraf, limfa dan jaringan pengikat yang berisi sel lemak. Jaringan lemak
adalah isolator panas bagi tubuh subkutan juga menjadi pendukung
lapisan kulit atas yang menahan stressor dan tekanan tanpa injury.
Kaki, tangan dan kuku selalu diperuntukkan untuk memberi
perhatian yang khusus untuk mencegah infeksi. Apakah ada luka pada
kulit termasuk adakah pertumbuhan atau luka pada kulit bagian atas, bisa
nyeri dan pada pasien normal kemampuan berjalan. Kuku adalah jaringan
epitel yang tumbuh dari akar nail bad, yang terletak dikulit pada nail
groove yang disembunyikan oleh fad kulit, disebut euticle. Kuku juga
memiliki body nail itu berbentuk area putih disebut lunula di bawah kuku
terdapat lapisan epitel disebut nail bed kuku yang normal dan sehat
transparan, lembut dan konveks dengan warna nail bed merah jambu
penyakit dapat mempengaruhi bentuk ketebalan dan curvature dari kulit.
Fungsi Kulit :
a. Proteksi tubuh.
b. Pengaturan temperatur tubuh.
c. Pengeluaran pembuangan air.
d. Sensasi dari stimulus lingkungan.
e. Membantu keseimbangan carian da eletrolit.
f. Memproduksi dan mengabsorbsi vitamin D.

2. Pengertian Personal Hygiene


Menurut Hidayat (2008), perawatan diri atau kebersihan diri
(personal hygiene)merupakan perawatan diri sendiri yaang dilakukan
untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis.
Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto,
2006)

3. Tujuan Personal Hygiene


Tujuan Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Tarwoto, 2004):
a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
b. Memelihara kebersihan diri seseorang
c. Memperbaiki personal hyiene yang kurang
d. Mencagah penyakit
e. Menciptakan keindahan
f. Meningkatkan rasa percaya diri

4. Jenisperawatandiri
Macam–macam personal hygiene meliputi :
a. Perawatan kulit kepala dan rambut.
b. Perawatan mata.
c. Perawatan hidung.
d. Perawatan telinga.
e. Perawatan kuku kaki dan tangan.
f. Perawatan genetalia.
g. Perawatan kulit seluruh tubuh.
h. Perawatan tubuh secara keseluruhan.
i. Perawatan gigi dan mulut
Perawatan diri berdasarkan waktu pelaksanaan dibagi menjadi
empat, yaitu :
a. Perawatan dini hari.
Merupakan perawatan diri yang dilakukan pada waktu bangun
tidur, untuk melakukan tindakan seperti perapian pada pengambilan
bahan pemeriksaan(urine atau feses), memberikan pertolongan,
mempersiapkan pasien dalam melakukan makan pagi dengan
melakukan tindakan perawatan diri, seperti mencuci muka, tangan,
dan menjaga kebersihan mulut.
b. Perawatan pagi hari.
Perawatan yang dilakukan setelah melakukan makan pagi
dengan melakukan perawatan diri seperti melakukan pertolongan
dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi (buang air besar dan kecil ),
mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan
pijatan pada punggung, membersihkan mulut, kuku, dan rambut, serta
merapikan tempat tidur penerimamanfaat.
c. Perawatan siang hari.
Perawatan diri yang dilakukan setelah melakukan berbagai
tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang.
Berbagai tindakan perawatan diri yang dapat dilakukan, antara lain
mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat
tidur, dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan
penerimamanfaat.
d. Perawatan menjelang tidur.
Perawatan diri yang dilakukan pada saat menjelang tidur agar
penerimamanfaat dapat tidur atau beristirahat dengan tenang.Berbagai
kegiatan yang dapat dilakukanantara lain pemenuhan kebutuhan
eliminasi (buang air besar dan kecil), mencuci tangan dan muka,
membersihkan mulut, dan memijat daerah punggung.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
a. Body image.
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktik sosial.
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status sosial-ekonomi.
Personal hygienememerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannyaatautidak adanya fasilitas
yang memadai.Lingkungan yang tidak mendukung juga
mempengaruhi personal hygiene.
d. Pengetahuan
Pengetahuanpersonal hygienesangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya
pada penerima manfaatpenderita DM harus menjaga kebersihan
kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak
boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang.
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu
dalam perawatan dirinya seperti penggunaan sabun, shampo, dan
lain-lain.
g. Kondisi fisik.
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
6. Tanda gejalapenerimamanfaat yang mengalamigangguanpersonal
hygiene
Adapun gejala klinis daripenerimamanfaatdenganpersonal hygiene
adalah sebagai berikut :
a. Fisik :Badanbau, pakaiankotor, rambutdankulitkotor,
kukupanjangdankotor, gigikotor, mulutbau, serta
penampilantidakrapi.
b. Psikologis :Malas, tidakadainisiatif, menarikdiri, isolasi,
merasatidakberdaya, rendahdiridanhina.
c. Sosial :Interaksikurang, kegiatankurang,
tidakmampuberperilakusesuainorma,misal:caramakanberantakan,
buang air besar atau kecilsembarangan, tidakdapatmandi atau
sikatgigi, tidakdapatberpakaiansendiri.

7. Masalah Personal Hygiene


Masalah Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Perry dan
Potter, 2005):
a. Kepala dan rambut
1) Rambut berketombe
2) Rambut berkutu
3) Kulit kepala kotor
4) Rambut yang mudah rontok
5) Rambut yang kusam
b. Perawatan mata
1) Penglihatan menjadi ganda
2) Bintik hitam atau ada daerah yang gelap
3) Sakit pada mata
4) Terlihat ada warna atau terang di sekitar ujung-ujung objek
5) Mata yang kemerahan
6) Tiba-tiba kehilangan kemampuan melihat dengan jelas
c. Perawatan hidung
1) Terjadi flu/pilek
2) Terjadi perubahan penciuman
3) Hidung kotor
4) Terjadi alergi
d. Perawatan telingga
1) Telinga kotor
2) Terjadi infeksi
e. Perawatan kuku kaki dan tangan
1) Kuku kotor/hitam
f. Perawatan genetalia
1) Genetalia kotor
2) Terjadi penyakit genetalia

8. Penatalaksanaan Personal Hygiene


Penatalaksanaan Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Perry
dan Potter, 2005)
a. Kebersihan mulut dan gigi dijaga dengan :
1) Untuk yang masih mempunyai gigi :
Menyikat gigi secara teratur sekurang-kurangnya dua kali dalam
sehari, pagi hari dan malam sebelum tidur, termasuk bagian gusi
dan lidah. Bila ada gigi berlubang, sebaiknya segera ke
Puskesmas. Bila tetap ada endapan warna kuning sampai cokelat,
kirim ke Puskesmas/dokter gigi.
2) Bagi yang menggunakan gigi palsu :
Gigi dibersihkan dengan sikat gigi perlahan-lahan di bawah air
yang mengalir. Bila perlu dapat digunakan pasta gigi. Pada waktu
tidur, gigi tiruan/palsu tidak dipakai dan direndam dalam air
bersih.
3) Bagi mereka yang tidak mempunyai gigi sama sekali :
Setiap habis makan juga harus menyikat bagian gusi dan lidah
untuk membersihkan sisa makanan yang melekat.
b. Kebersihan kepala, rambut dan kuku :
1) Cuci rambut secara teratur paling sedikit dua kali seminggu untuk
menghilangkan debu dan kotoran yang melekat di rambut dan
kulit kepala.
2) Potong kuku secra teratur.
c. Kebersihan kulit (mandi) :
Usaha untuk membersihkan kulit dapat dengan cara mandi setiap hari
secara teratur, paling sedikit dua kali sehari. Pada saat mandi lansia
sebaiknya mempergunakan air hangat untuk merangsang peredaran
darah dan mencegah kedinginan, menggunakan
d. Kebersihan mata, hidung, dan telinga :
Mengkonsultasikan diri ke dokter. Setiap dua tahun mata harus
dikontrol, bila tidak ada kelainan.
e. Perawatan genitalia
perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap.
Penerimamanfaat yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti
adalah penerimamanfaatyang beresiko terbesar memperoleh infeksi.
Penerimamanfaat yang mampu melakukan perawatan diri dapat
diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi
malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada
penerimamanfaatyang berlainan jenis kelamin, dapat membantu jika
memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan penerimamanfaat
dalam ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia. Tujuan
perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi,
mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan
serta mempertahankanpersonal higiene.

9. Dampakyang ditimbulkanoleh masalah personal hygiene.


Menurut Tarwoto (2006) dampak yang bisa timbul adalah :
a. Dampak fisik.
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan
fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit. Gangguan
mukosa mulut, gangguan pada mata dan telinga, gangguan pada
kuku.
b. Dampak psikososial.
Masalah sosial yang berhubunagan dengan personal hygiene
adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
C. Konsep Asuhan Keperawatan Personal Hygiene.
1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan.
Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan
prasarana yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi
hygiene personal individu, baik faktor pendukung maupun faktor
penghambat.
b. Pemeriksaan fisik.
1) Warna kulit.
Pengkajian terhadap masalah kebersihan kulit meliputi
penilaian tentang keadaan kulit, misalnya warna kulit untuk
mengetahui adanya pigmentasi kulit.Warna kulit yang tidak
normal dapat disebabkan oleh melanin pada kulit:warna coklat
dapat menunjukan adanya penyakit addison atau tumor hipofisis ,
warna biru kemerahan dapat menujukkan adanya polisitemia,
warna merah menunjukkan adanya alergi dingin, hipertemia,
psikologis, alkohol atau imflamasi lokal, warna biru (sianosis)
pada kuku atau sianosis perifer akibat kecemasan atau
kedinginanan, atau sentral karena penurunan kapasitas darah
dalam membawa oksigen yang meliputi bibir, mulut, dan badan.
Selanjutnya, warna kuning menunjukkan ikterus yang
menyertai penyakit hati, hemolisi sel darah merah, obstruksi
saluran empedu, infeksi berat yang dapat dilihat pada sklera,
membran mukosa dan abdomen ; apabila terdapat pada telapak
tangan, kaki, dan muka menunjukan dampak atas konsumsi wortel
atau kentang; apabila pada area kulit terbuka (buka pada sklera
dan mebran mukosa) menunjukkan adanya penyakit ginjal kronis.
Warna pucat (kurang merah muda pada orang kulit putih) atau
waran abu- abu kulit hitam menunjukkan adanya sinkop, demam,
syok/anemia. Kekurangan warna secara umum dapat menunjukkan
albinisme.
2) Kelembapan kulit.
Dalam keadaan normal, kulit agak kering, dan dalam
keadaan patologis dapat dijumpai kekeringan pada daerah bibir.
Kekeringan pada bagian tangan dan genital dapat menunjukkan
adanya dermatitis kontak. Keadaan normal pada membran mukosa
adalah lembab dan bila terjadi kekeringan menunjukan adanya
dehidrasi.
3) Tekstur kulit.
Penilaian tekstur kulit dapat dilakukan melalui pengamatan
dan palpasi. Contoh tekstur abnormal adalah pengelupasan atau
sisik pada jari tangan dan kaki. Perhatikan juga turgor yaitu
kembalinya kulit seperti semula tanpa meninggalkan tanda setelah
dicubit dalam keadaan normal. Selain itu, perhatika juga ada atau
tidaknya edema dan lesi (makula, papula, nodul, tumor, pesikula,
bula, pustula).
4) Kuku.
Pengkajian yang perlu dilakukan adalah penilaian tentang
keadaan warna, bentuk, dan keadaan kuku. Adanya jari tabuh
dapat menunjukkan penyakit pernapasan kronis atau penyakit
jantung dan bentuk kuku yang cekung atau cembung menunjukkan
adanya cedera, defisiensi besi, dan infeksi.
5) Perawatan diri pada rambut.
Pengkajian dilakukan pada warna, ukuran, serta susunan
rambut. Selain itu, kaji jenis rambut, apakah berminyak atau
kering. Kemudian kaji pola pertumbuhan rambut, apakah pola
cepat atau lambat, sedikit, atau jumlah kerontokan. Kaji juga
aspek perkembangan dan faktor yang mempengaruhi perawatan
rambut, seperti pemakaian minyak rambut, kemampuan menyisir,
frekuensi cuci rambut, serta pemakaian shampo.
6) Perawatan diri pada mulut dan gigi.
Pengkajian gigi dan mulut yang perlu diperhatikan antara
lain warna, keadaan permukaan, serta kelengkapan gigi; pada pipi
dalam perlu dilihat adanya warna mukosa serta keadaan
permukaan, pada gusi perlu dilihat warna, tekstur, serta
kelembaban. Pada daerah lidah dapat dilihat warna, tekstur dan
posisi lidah.
7) Telinga.
Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi,
infeksi atau perubahan daya pendengaran.
8) Genetalia
Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area
perinium. Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-
laki perhatikan kondisi skrotum dan testisnya.
9)   Tubuh secara umum.
Amati kondisi dan kebersihan tubuh secara umum.
Perhatikan adanya kelainan pada kulit atau bentuk tubuh.

2. Diagnosa Keperawatan.
Menurut NANDA (2014), diagnosis keperawatan umum untuk penerima
manfaat dengan masalah perawatan hygiene adalah Defisit Perawatan
Diri. Diagnosa tersebut terbagi menjadi empat (kozier, 2004), yaitu:
a. Defisit perawatan diri : makan.
b. Defisit perawatan diri : mandi/hygiene.
c. Defisit perawatan diri : berpakaian/berhias.
d. Defisit perawatan diri : eliminasi.
SelanjutnyamenurutHidayat (2009) diagnosakeperawatanuntuk personal
hygiene dapatmencul diagnose resikoyaitu :
a. Resikogangguanintegritaskulitberhubungandenganperubahansirkulasi,
imobilisasi, edema, inkontinensia urine, mal nutrisi

3. Perencanaan Keperawatan.

D Tujuandan KH Intervensi Rasional


x
1 Setelahdilakukantindak a. Kajikembalipolakebe a. Data
ankeperawatanselama rsihan dasardalammelakukanintervensi
3x24 jam deficit b. Monitor kemampuan b. Sebagailangkahawalpenentuani
perawatandiridapatterat PMdalamperawatand ntervensiselanjutnya
asidengan criteria hasil : iri yang mandiri c. Denganberadaptasidenganaktivi
b. Penerimamanfaat c. Beri kesempatan PM tasperawatandiridapatmemudah
terbebasdaribaub untuk beradaptasi kandan
adan kembali dengan PMdalammelakukanselfcaresec
c. Menyatakankeny aktivitas perawatan aramandiri
amanansetelahdil diri. d. Mempertahankan rasa nyaman,
akukan ADL d. Bantu memotong kuku
d. Individu akan PMdalamkebersihan mencegahterjadinyaperlukaana
melakukan badan, mulut, kibatgarukan
aktivitas mandi rambutdan kuku e. Sebagaiupayadalammengatasi
pada tingkatan e. Lakukanintervensiu deficit perawatandiri
yang optimal mumperawatanselfca f. Memberikandanmeningkatkanp
sesuai dengan reseperti : engetahuanmengenaipentingnya
harapan atau a) Letakan personal hygiene.
mengungkapkan seluruh
kepuasan atas peralatan
keberhasilan mandi di
yang dicapai tempat yang
meski dengan mudah
keterbatasan dijangkau.
yang dimiliki. b) Berikan
pengaman di
kamar
mandi
(keset,
pegangan).
c) Jika PM
mampu
secara fisik ,
anjurkan ia
untuk
menggunaka
n bak mandi
atau
shower ,
tergantung
apa yang
digunakan
di rumah
d) Berikan
peralatan
adaktif
sesuai
kebutuhan
(misal spons
dengan
tangkai yang
panjang,
balok
pegangan di
dinding
kamar
mandi,
semprotan
shower yang
dapat di
pegang )
e) Untuk PM
dengan
gangguan
penglihatan,
letakan
seluruh
peralatan di
dalam
lapang
pandang PM
atau pada
tempat yang
paling
sesuai untuk
PM.
f) Untuk PM
yang
kehilangan
anggota
gerak,
inspeksi sisa
kaki atau
puntung
guna
melihat
integritas
kulit.
Mandikan
bagian
puntung 2
kali sehari
dan
yakinkan
bagian
tersebut
kering
sebelum
dibungkus
atau
dipasangkan
prostesis.
f. Lakukanpendidikank
esehatantentangpenti
ngnya personal
hygiene

2 Setelahdilakukantindak a. Anjurkan a. Pakaianketatdapatmenekankulit


ankeperawatanselama PMmenggunakanpak sehinggamenimbulkanperlukaa
3x24 jam aianlonggar n
inegritaskulittidakterjad b. Anjurkan b. Lotion
idengan criteria PMmenggunakan dapatdigunakansebagaipelemba
hasiltidakadalukaataule lotion setelahmandi bkulit.
sipadakulit, c. Anjurkan PM miring c. Perubahanposisidapatmenguran
integritaskulitdapatdipe kanandankirisaattidu giresikoterjadinyalukadekubitus
rtahankan. r d. Meningkatkankenyamanan,
d. Memandikan sabunberperansebagai
PMdengan air antiseptic
hangatdansabun untukmencegahterjadinyainfeks
e. Pantauaktivitasdanm i.
obilisasiPM. e. Sebagai data
tambahanuntukmelakukaninterv
ensiselanjutnya.

4. Evaluasi Keperawatan.
Evaluasi secara umum menilai kemampuan dalam:
a. Mempertahankan kebesihan perawatan kulit secara efektif. Hal ini
ditujukan dengan adanya kemampuan untuk menjaga kebersiahan
kulit seperti adanya warna, kelembaban, turgor, tekstur, hilangnya
lesi, dll.
b. Mempertahankansirkulasidarah, mengendorkanotot,
danmembuattubuhterasanyaman. Hal
iniditunjukandenganadanyakemampuandalammelakukanaktivitassehar
i – haridanterlihatsegar.
c. Adanya kemampuan untuk mempertahankan kebersihan kuku,
ditandai dengan keadaan kuku bersih, tidk ada tanda radang disekitar
kuku, pertumbuhan baik, dan tidak ada bau yang khas dari kuku.
d. Adanya kemampuan mempertahankan kebersiahan rambut yang
ditandai denagn keadaan rambut (segar, tidak rontok), tidak ada tanda
radang pada kulit kepala dan pertumbuhannya baik.
e. Adanya kemampuan untuk mempertahankan kebersihan gigi dan
mulut serta kemampuan untuk mempertahankan status nutrisi. Hal ini
ditandai dengan keadaaan mulut dan gigi yang bersih, tidak ada tanda
radang, dan intake yang adekuat.
f. Kotor berkurang dan terkontrol.
g. Pasien mampu melakukan kegiatan/aktivitas fisik walaupun masih
dibantu.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A Azis. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba


Medika

Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba
Medika.

Doenges, Marilynn E. 2009. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan PasienEdisi 5. Jakarta:
EGC.

Hidayat, A.A. 2009. PengantarKebutuhanDasarManusiaAplikasiKonsepdan


Proses Keperawatan. Jakarta: SalembaMedika.

NANDA Internasional. 2012. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi


2012-2014. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperawatanedisi 4. Jakarta: EGC.

Potter, patricia A. dan Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan :konsep, proses, dan praktik. Jakarta : EGC

Towarto, W. 2007. KebutuhanDasar& Proses Keperawatanedisi 3. Jakarta:


SalembaMedika.

Wilkinson, Judith,M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperwatan : Diagnosis


NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC Edisi 9. Jakarta: EGC
MEDICAL PUBLISHER

Anda mungkin juga menyukai