Anda di halaman 1dari 28

SMALL GROUP LEARNING (SGL)

TROMBOFLEBITIS, LIMFANGITIS, DAN LIMFEDEMA

Pembimbing : dr. Topan Sugara Sp. B

Nurul Wahida Y. Abbas


10119210064

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


RSUD DR. HI. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KHAIRUN
2022
TROMBOFLEBITIS
Tromboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah
disertai pembentukan pembekuan darah. Bekuan darah dapat
terjadi di permukaan atau di dalam vena. 

Tromboflebitis terbagi menjadi dua :


• Tromboflebitis superfisialis
• Trombosis vena dalam
Tromboflebitis superfisialis
• Trombosis akut dengan peradangan akut yang tidak mengakibatkan emboli
• Trauma (pemasangan infus, obat suntik intravena)
• Trauma mekanik yang terjadi bersamaan dengan fraktur tulang / luka memar akibat
mengangkat barang berat

Gejala klinis :
• Nyeri daerah vena disertai nyeri tekan
• Kemerahan dan panas sekitar kulit. Kadang ada edema atau pembengkakan local
• Nyeri Ketika menggerakan ekstremitas pada pergerakan otot tertentu
• Palpasi : nyeri tekan, teraba pengerasan vena pada tempat katupnya, kadang teraba
hambatan aliran vena dan penggambungan vena di daerah katup.
• Gejala lain : febris, malaise

Penatalaksanaan :
• Istirahat, pemberian kompres hangat pada keadaan akut, pemberian analgetik
Definisi

Trombosis Vena
Dalam (DVT)
Trombosis yang terjadi pada vena
dalam, lokasi
tersering pada ekstremitas bawah

Proksima Distal
l
@ Vena femoral, poplitea, illiac @ Area bawah lutut
Akibat kondisi kronik Akibat kondisi transien
Sumber Gambar : Martini FH, Timmons MJ, Tallitsch RB. Human anatomy. 7th
ed. Boston: Benjamin Cummings; 2012

Mazzolai L, Aboyans V, Ageno W, Agnelli G, Alatri A, Bauersachs R, et al. Diagnosis and management of acute deep vein thrombosis : a joint consensus document from the European Society of Cardiology working
groups of aorta and peripheral vascular diseases and pulmonary circulation and right ventricular function. 2018;4208–18
DVT pada Lokasi Lain
Prime
Vena Ekstremitas r
Akibat kelainan anatomis
Atas

10% dari total kasus


DVT Sekunder
Insidensi 0,4-
1/100.000 per
Akibat pemasangan kateter
tahun vena, kanker, kehamilan, trauma
Vena Serebral atau operasi di area ekstremitas
atas

Vena Splanknik

Mazzolai L, Aboyans V, Ageno W, Agnelli G, Alatri A, Bauersachs R, et al. Diagnosis and management of acute deep vein thrombosis : a joint consensus document from the European Society of Cardiology working groups of aorta and peripheral vascular diseases and
pulmonary circulation and right ventricular function. 2018;4208–18
Faktor Resiko
• Defisiensi Anto trombin III, protein C, protein S dan alfa 1
antitripsin.
• Tindakan operatif
• Kehamilan dan persalinan
• Infark miokard dan payah jantung
• Immobilisasi yang lama dan paralisis ekstremitas.
• Obat-obatan konstrasepsi oral
• Obesitas dan varices
• Proses keganasan

Anderson FA Jr, Spencer FA. Risk factors for venous thromboembolism. Circulation. 2003;107(23 suppl 1):19–116
Manifestasi Klinis
Nyeri tungkai Nyeri tekan
unilateral

Edema pitting Distensi vena

Perubahan warna Tidak spesifik,


kulit/sianosis
Vena yang flegmasia alba dolens.
lanjutkan ke
dapat Flegmasia serulea skoring Wells
dipalpasi dolens (stadium lanjut)

dispnea, nyeri dada pleuritik,


Sindroma batuk, takikardi, takipnea,
post- ronki, sinkop dan hipoksia
trombosis.

Goldhaber S. Risk factors for venous thromboembolism. Journal of the American College of Cardiology, 2010; 56:1-7
Pemeriksaan penunjang

• Pemeriksaan darah : D-dimer


• Ultrasonografi doppler
• Pletismografi vena
• Venografi
Algoritma Tatalaksana
Tatalaksana – Non Farmakologi
Trombolisis/
Filter Vena Cava Kompresi

Trombektom
• CDT : catheter- • Digunakan • Tujuan : kontrol
directed
i pada pasien gejala dan
thrombolysis dengan DVT pencegah PTS
• Dapat proksimal • Efikasi baik
mencegah post dengan pada pasien
thrombotic kontraindikasi dengan terapi
syndrome (PTS) absolut kompresi +
antikoagulan mobilisasi dini
• Komplikasi : + olahraga
trombosis filter berjalan kaki

Mazzolai L, Aboyans V, Ageno W, Agnelli G, Alatri A, Bauersachs R, et al. Diagnosis and management of acute deep vein thrombosis : a joint consensus document from the European Society of Cardiology working groups of aorta and peripheral vascular diseases and pulmonary circulation and
right ventricular function. 2018;4208–18
LIMFANGITIS
DEFINISI

• Limfangitis adalah suatu peradangan pada satu atau


beberapa pembuluh getah bening.
• Limfangitis ditemukan dalam bentuk guratan subkutan
berwarna merah yang nyeri disepanjang pembuluh limfe
yang terkena, dengan disertai limfadenopati regional.
ETIOLOGI

Penyebab Limfangitis adalah i n f e k s i bakteri, yang


terbanyak adalah infeksi dari bakteri Streptococcus beta-
hemolyticus.
PATOFISIOLOGI

Bakteri masuk ke dalam tubuh melalui abrasi atau luka,


goresan, atau gigitan serangga. Setelah bakteri masuk ke
sistem limfatik, organisme patogen tersebut berkembang
biak dengan cepat dan memasuki saluran pembuluh
limfatik. Pembuluh limfatik yang terinfeksi akan terjadi
peradangan lokal yang menyebabkan garis-garis merah di
bawah permukaan kulit.
MANIFESTASI KLINIS

• Bercak merah yang menjalar dari daerah yang terinfeksi ke


ketiak atau pangkal paha
• Nyeri berdenyut dan bengkak di sepanjang daerah yang
terkena
• Demam
• Gejala sistemik lain: Nyeri otot ( myalgia), sakit kepala,
nafsu makan berkurang, dll.
KRITERIA DIAGNOSTIK
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksaan fisik.
• Pemeriksaan darah bisa menunjukan adanya
peningkatan jumlah sel darah putih.
• Organisme penyebab infeksi hanya dapat dibiakkan
di laboratorium bila infeksi sudah menyebar ke
aliran darah atau bila terbentuk nanah pada luka
yang terbuka.
FAKTOR RESIKO
Risiko terjangkit Limfangitis meningkat
bila :
• Baru saja menderita luka gores, luka tusuk,
abrasi kulit
• Usia lanjut
• Telah didiagnosis mengidap
Diabetes Melitus
• Terinfeksi oleh Human
Immunodeficiency Virus (HIV)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Hitung darah lengkap
• Biakan darah
• Foto rontgen
• Serologi
• Uji kulit
PENATALAKSANAAN
Limfangitis dapat menyebar dalam hitungan jam. Perawatan harus segera
dilakukan.
• Antibiotik untuk mengobati infeksi mendasari
• Analgesik untuk mengontrol nyeri
• NSAID untuk mengurangi inflamasi dan pembengkakan
• Kompres panas lembab untuk mengurangi peradangan dan rasa
sakit
• Pembedahan mungkin didapatkan apabila terbentuk abses/selulitis
LIMFEDEMA
Definisi
• Akumulasi cairan intersisial tinggi protein dalam kulit dan jaringan
subkutis disebabkan karena disfungsi limfatik
• Limfedema primer: etiologi tidak diketahui/ disebabkan krn disfungsi
limfatik kongenital
• Limfedema sekunder: semua yg disebabkan krn proses presipitasi
(filaria, streptococcus, pembedahan, metastase tumor radiasi)
• Limfedema tidak dapat disembuhkan
• Tx hanya mengurangi pembengkakan dan mencegah komplikasi
• Penyebab limfedema sekunder terbanyak: Wuchereria Bancrofti
(seluruh dunia), Negara barat (radiasi, inflamasi)
Patofisiologi
• Pada kompartemen subkutan, kompartemen otot bagian dalam tidak terlibat
• Terjadi extravasasi cairan tinggi protein saat pembentukan cairan melebihi
kapasitas transpor limfatik
• Edema tinggi protein menyebabkan gangguan keseimbangan Starling,
akumulasi cairan, inflamasi, fibrosis
Diagnosis
• Eksklusi: edema yg disebabkan faktor jantung, renal, hepatik, dan
penyakit vena.
• Limfedema: edema mulai dari distal, progresif ke proksimal selama
berbulan-bulan s.d. tahun
• Edema: soft dan pitting
• Nonpitting bila sudah fibrosis
• Lymphoscintigraphy menggunakan radiocolloids: anatomi pembuluh
limfe, dan aliran limfe
• CT dan MRI: menyingkirkan keganasan
Diagnosis Banding
• Oedema lain: hipoproteinemia, penyakit ginjal, penyakit jantung, penyakit
hati
• Makrodaktili
• Neurofibroma
Komplikasi

• Limfangitis rekuren
• Selulitis
• Fibrosis jaringan subkutis
• Gangguan fungsi
Manajemen Medis (Non Operatif)
• Perawatan kulit (low-pH water base lotion); cegah infeksi, dermatitis,
hiperkeratosis, verucosus,lymphorrhea
• Antifungal topikal bila ada infeksi jamur
• Elevasi (4-6 inchi)
• Diuretik
• Compressive Garments
• Pneumatic compression pumps
• Benzopyrenes
• Terapi infeksi
Manajemen Pembedahan

• Eksisi
• Eksisi kulit dan subkutan total, ditutup skin graft kecuali
daerah tapak kaki dan kalkaneus (prosedur Charles)
• Buried dermal flap (Thompson procedure)
• Subcutaneous excision beneath flaps (modified Homans
procedure)
26
Pembedahan fisiologis
Lymphangioplasty
Omental transposition
Enteromesenteric bridge
Lymphovenous anastomoses
Lympholymphatic anastomoses
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai