Anda di halaman 1dari 11

STUDI KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA

RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii METODE


LEPAS DASAR
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT*
Oleh:
Rinto Basuki
Penyuluh Perikanan Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan
Jalan Raya Singaraja – Gilimanuk (Kilometer – Glm. 39) Banjar Dinas Gondol, Desa
Penyabangan, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali
Kode Pos 81155
rinto.basuki82@gmail.com
*Disampaikan pada Seminar Nasional Perikanan dan Penyuluhan II
Bogor, 5 September 2019
Latar Belakang
Rumput laut → komoditas andalan ekonomi perikanan nasional.
Data FAO (2015) : produksi rumput laut dunia tahun 2013
mencapai 26,98 juta ton basah, dan Indonesia menyumbang
34,47 %, yaitu sekitar 9,30 juta ton basah.
Produksi rumput laut China pada tahun yang sama mencapai
13,56 juta ton basah , atau 50,27 % produksi dunia. Tetapi untuk
rumput laut jenis E. cottonii yang merupakan bahan baku
karagenan tidak diproduksi di China.
Di Asia, hanya Indonesia dan Filipina yang banyak
memproduksi E. cottonii. Produksi rumput laut Indonesia dapat
berlangsung sepanjang tahun, potensi lahan budidaya mencapai
1,11 juta Ha.
Data UN-Comtrade (2015), pada tahun 2014 volume ekspor
rumput laut kering dunia mencapai 169,64 % dan Indonesia
menyumbang 70,01 %.
Pasar utama rumput laut kering dunia adalah China (55,42
%), Jepang (14,04 %), Korea (6,11 %), Prancis (4,70 %) dan
Amerika Serikat (3,06 %).
Kebutuhan rumput laut diperkirakan akan terus meningkat
seiring dengan meningkatnya kebutuhan untuk konsumsi
langsung maupun kebutuhan industri.
Salah satu sentra produksi E. cottonii di NTB adalah Kab.
Sumbawa Barat, dengan luas lahan 1.810 ha dan produksi
800 ton kering (2018)
Permasalahan di lapangan adalah fluktuasi harga rumput dan
belum pernah ada analisa usaha budidaya rumput laut di
Kab. Sumbawa Barat.
Analisa usaha sangat dibutuhkan oleh stakeholder, seperti
pembudidaya pemula, investor dan lembaga permodalan.

Tujuan
Untuk mengetahui kelayakan usaha budidaya rumput
laut Eucheuma cottonii dengan metode lepas dasar di
Kabupaten Sumbawa Barat, yang dianalisa
menggunakan R/C ratio, Break Even Point dan Payback
Period.
Metodologi
Penelitian di Desa Labuhan Kertasari, Kec. Taliwang
Kabupaten Sumbawa Barat – NTB, pada bulan Juni -
Juli 2019.
Metode pengumpulan data:
Observatif
Wawancara: populasi 379 orang, responden 195
orang
Rapid Rural Appraisal: responden 32 orang
Analisa Data
a. R/C ratio = TR
TC
b. BEP

BEP Produksi = Total Biaya Produksi (Rp)


Harga Penjualan (Rp/ Kg)

BEP Harga = Total Biaya Produksi (Rp)


Jumlah Total Produksi (Kg)

c. Payback Period = Biaya Investasi x 1 tahun


Keuntungan
Budidaya E. cottonii Metode Lepas Dasar

 Tali Ris: PE 4 mm Jarak antar rumpun: 25 cm


 Tali Induk: PE 7 mm Jumlah rumpun dalam 1 Ris: 48 rumpun
 Panjang Tali Ris: 12 m Berat bibit: 100 gram per rumpun
 Jarak antar patok: 0,5 m Jarak antar ris: 12,5 cm
Biaya Tetap
No Kebutuhan Volume Harga Jumlah Umur Biaya
Satuan (Rp) Ekonomis Penyusutan
(Rp) (siklus) Per Siklus
(Rp)
1 Tali ris 165,45 Kg 55.000 9.100.000 18 505.556
2 Tali utama 1,82 Kg 55.000 100.100 30 3.337
3 Plastik es 12,13 Bungkus 5.000 242.667 3 80.889
4 Patok 94,00 Buah 2.500 235.000 9 26.111
5 Upah pasang 94,00 Buah 1.000 94.000 9 10.444
patok
6 Upah menarik 12,13 Bungkus 5.000 60.667 3 20.222
plastik
7 Upah memasang 182,00 Ris 1.000 182.000 3 60.667
plastik
Jumlah Total 9.953.767 707.226
Biaya Variabel
No Kebutuhan Volume Harga Satuan Jumlah
(Rp) (Rp)
1. Bibit 520 Kg 25.000 1.300.000
2. Upah pengikatan bibit 182 Ris 1.250 227.500
3. Makan dan minum 4 Orang 25.000 100.000
4. Upah pemanenan 5 Sampan 100.000 500.000
Jumlah 2.127.500

• Total biaya produksi per siklus: Rp. 2.834.726,-


• Hasil panen rumput laut basah dari 182 ris
adalah 2.730 kg.
• Setelah dijemur selama 3 hari pada cuaca cerah,
diperoleh rumput laut kering seberat 273 kg.
Analisa Kelayakan Usaha
Penerimaan= 273 x Rp. 20.000 = Rp. 5.460.000
Pendapatan= Rp. 5.460.000 – Rp. 2.834.726
R/C ratio = 1,93 (layak)
BEP Produksi = 141,74 kg kering
BEP Harga = Rp. 10.384,-
PP = 0,54 tahun
Simpulan
Usaha budidaya rumput laut E. cottonii
di Desa Labuhan Kertasari layak untuk
dikembangkan, dengan R/C ratio 1,93,
BEP produksi pada 141,74 kg berat
kering dan pada harga Rp. 10.384 per kg
berat kering, dan payback period dalam
0,54 tahun.
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai