Anda di halaman 1dari 13

“Kerancuan

Berpikir“
Kelompok 9
Kelas IH/I/B
HELLO!
I am Hilya Millati Zahra (1193050053)
I am Kiki Ramadhan (1193050058)
I am Munawwar M. H (1193050089)
I am Nurul Alvi Abidah (1193050096)
I am M. Arsya Firdaus (1193050075)
Kerancuan Berpikir (Fallacy)
Fallacy berasal dari fallacia atau falaccy dalam
bahasa Yunani dan latin yang berarti “sesat fikir”. Fallacy
dalam bahasa Inggris berarti gagasan atau keyakinan yang
salah (palsu), dalam arti teknis bisa disebut “kerancuan
berpikir” atau “berpikir rancu”, yang semuanya merujuk
pada jalan pikiran yang tidak tepat atau keliru.
Fallacy sangat efektif untuk melakukan sejumlah aksi
amoral, seperti mengubah opini publik, memutar balik fakta,
pembodohan publik, provokasi sekretarian, pembunuhan
karakter, memecahkan, menghindari jerat hukum dan
meraih kekuasaan dengan janji palsu.
Macam-Macam
Kerancuan Berpikir
Argumentum Ad Hominem
Argumentum ad Hominem (Latin: Homo = manusia)

Kerancuan ini terjadi jika suatu argumen yang diarahkan


untuk menyerang seseorang (abusive) khususnya dengan
menunjukkan kelemahan atau kejelekan orang yang
bersangkutan dan tidak berusaha untuk secara rasional
membuktikan bahwa apa yang dikemukakan orang yang
diserang itu adalah salah. Misal : Tulisan dosen X tidak
layak dibaca karena ia pernah dipenjara.
Kerancuan ini juga terjadi jika sebuah argumen
diarahkan pada pribadi orangnya dalam kaitan dengan situasi
atau keadaan orang itu sendiri (circumstantial). Argumen ini
juga sering digunakan dalam periklanan misalnya klip rokok
Dunhill hanya sedikit orang yang mampu menghargai
kualitas prima Jadi argumentum ad Hominem bisa
menjatuhkan atau menaikkan seseorang secara personal.
Contoh lainnya adalah: Penyair Allen Ginsberg
mendukung penghapusan pornografi, tapi argumen Ginsberg
layak diabaikan karena dia adalah seorang homoseksual
pecandu ganja dan penikmat narkoba.
Contoh lainnya adalah: seorang anak berkata kepada
ayahnya: Saya tidak terima jika ayah melarang saya
membolos, bukankah sewaktu ayah kuliah dahulu juga
melakukan hal yang sama
Argumentum Ad Popolum
Kerancuan ini terjadi jika orang berupaya untuk
mengemukakan dan memenangkan dukungan untuk
suatu pendapat (pendirian) dengan jalan menggugah
perasaan atau emosi, membangkitkan semangat
berkobar-kobar dan rasa ingin memiliki. Argumen ini
sering digunakan dalam bidang periklanan, politik atau
untuk menghasut (demagogi).
Contoh: Seorang calon gubernur tentunya memiliki
rencana untuk mengatasi kemacetan, banjir,
pengangguran dan tingginya harga barang-barang
konsumsi. Jika ada seorang calon gubernur yang memiliki
program seperti demikian maka ia calon gubernur yang
baik dan berpandangan maju. Sebagai calon gubernu yang
baik dan berpandangan maju tentunya apa yangada dalam
programnya sangat realistis dan harus didukung. Dengan
mendukungnya maka problem kota akan segera teratasi.
Argumen tersebut jelas menaikkan perasaan senang
banyak orang tetapi tidak menjamin kesimpulannya.
Argumentum Ad Verecundiam
Argumentum ad Verecundiam (Latin: wibawa)
Kerancuan ini terjadi jika usaha untuk memperoleh
pembenaran atau dukungan atas suatu kesimpulan
(pendapat dilakukan dengan jalan mendasarkan diri
pada kewibawaan orang terkenal, dimana pendapat
tersebut diajukan atas dasar pendapat orang terkenal
namun keahliannya tidak relevan atau dalam bidang
lain.
Contoh: upaya meyakinkan suatu pendapat dalam
bidang politik dengan mengutip ucapan Einstein, ahli
fisika.
Contoh lain: iklan shampoo dan sabun yang seringkali
menampilkan orang berbaju putih dan survey
kuantitatif. Iklan lain yang menggunakan wibawa riset
dengan jargon riset membuktikan bahwa 95 persen
rambut bebas rontok dalam 3 minggu yang seolah valid
dan sah karena ada unsur kuantitatif yang digunakan.
Argument Ad Antiquitatem
Dikenal sebagai argumen yang menyeru pada praktik
umum, pada zaman kuno pada kearifan tradisional,
bukti dari tradisi, seruan pada praktik masa lalu.
Contoh: Pernikahan secara tradisional terjadi antara pria
dan wanita karena itu pernikahan gay tidak boleh
dilakukan.
Argumentum Ad Novitatem
Orang sering menganggap bahwa yang paling baru
adalah yang paling benar. Ini disebut Argumentum Ad
Novitatem. Seringkali ini diwujudkan dengan sikap
mengikuti tren yang paling baru, tanpa menguji apakah
itu benar dan tanpa menguji apakah itu sesuai dengan
dirinya atau tidak.
Berlawanan dengan Argumentum Ad Novitatem adalah
Argumentum Ad Antiquitatem.
Contoh: Komputer ini dikeluarkan pada 2007. Yang itu
2003. Pasti yang ini lebih bagus.
THANKS!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai