Anda di halaman 1dari 15

PENERAPAN BUERGER ALLEN EXERCISE

TERHADAP PERFUSI PERIFER TIDAK EFEKTIF


PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TYPE 2
 

IRFAN EFENDI
009SYE19
PENGKAJIAN PASIEN 1

Pada tanggal 11 september 2022 pukul 09.30 diperoleh data nama Ny.
M, umur 49 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan SD, pekerjaan
pedagang, agama islam, suku sasak, alamat Dusun Gubuk Baru Desa
penimbung Kecamatan Gunung Sari,
keluhan utama kakinya merasa nyeri, dan kesemutan, cepat merasa
lelah saat beraktivitas, cepat merasa haus sehingga minum ±3000cc
setiap hari, BAK 8-9 kali perhari, sering merasa pusing, akral teraba
dingin, turgor kulit menurun, kulit tampak kering, bibir tampak kering,
nadi perifer teraba lemah, TTV: TD:160/90mmHg, RR:20X/menit,
N:80X/menit, S: 36,6oC, nilai ABI kaki kanan 150:160= 0,93 (normal),
kaki kiri 130:160=0,81 (oklusi ringan), GDS 256 mg/dL.
PENGKAJIAN PASIEN 2
Pada tanggal 11 september 2022 jam 11:00 jarak rumah dengan
pasien 1 ±100 meter didapatkan hasil Nama Ny. S, umur 47 tahun,
jenis kelamin perempuan, pendidikan SD, pekerjaan, IRT, agama Islam,
suku sasak, alamat Dusun Gubuk Baru, Desa Penimbung, Kecamatan
Gunungsari,
keluhan utama cepat lelah saat aktivitas, cepat merasa haus
sehingga minum ±2700cc setiap hari, BAK 7-8 kali perhari, pasien
mengatakan terkadang kakinya sering merasa nyeri, baal dan
kesemutan, sering pusing, akral teraba dingin, turgor kulit menurun,
bibir tampak kering, kulit tampak kering, nadi perifer teraba lemah,
TTV: TD: 150/90mmHg, RR:20x/menit, N:84X/menit S: 36,7 oC, nilai
ABI kaki kanan 130:150=0.86 (oklusi ringan) kaki kiri, 140:150=0,93
(normal), GDS 260 mg/dl.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

01 02
• Perfusi perifer tidak efektif berhubungan • Perfusi perifer tidak efektif berhubungan
dengan hiperglikemia ditandai dengan pasien dengan hiperglikemia ditandai dengan pasien
mengeluh sering merasa nyeri, baal dan mengeluh kaki terkadang merasa nyeri, baal
kesemutan pada kaki, akral teraba dingin, dan kesemutan, akral pasien teraba dingin,
turgor kulit menurun, kulit tampak kering, turgor kulit menurun, kulit tampak kering,
nadi perifer teraba lemah, ABI kaki kanan nadi perifer teraba lemah, ABI kaki kanan
150:160 = 0,93 (normal) kaki kiri 130: 150=0,80 (oklusi ringan) kaki kiri
130:160=0,81 (oklusi ringan). 140:150=0,93 (normal).
• ketidakstabilan kadar glukosa darah • ketidakstabilan kadar glukosa darah
berhubungan dengan resistensi insulin yang berhubungan dengan resistensi insulin yang
ditandai dengan kenaikan kadar glukosa ditandai dengan kadar glukosa darah sewaktu
darah sewaktu 256 mg/dL, pasien 260 mg/dL, pasien mengatakan sering pusing,
mengatakan sering pusing, cepat lelah, bibir cepat lelah, bibir kering, cepat haus sehingga
kering, cepat haus sehingga minum ±2500cc minum ±2000 cc perhari.
sehari.
INTERVENSI KEPERAWATAN PASIEN 1 DAN 2

Perfusi perifer tidak efektif ketidakstabilan kadar glukosa

diharapkan krieria hasil setelah 14 kali kriteria hasil setalah 14 kali kujungan dalam 1
kunjungan dalam 1 minggu denyut nadi perifer minggu kadar gula darah <200mg/dl, lelah atau
meningkat, kram otot menurun, nyeri lesu menurun, pusing menurun, jumlah urine
ekstermitas skala 0, tekanan darah 800ml-1300ml, keluhan lapar menurun, rencana
<130/90mmHg, ankle bracial index dalam rentan keperawatan meliputi : monitor kadar gula
normal (0,91-1,30), rencana keperawatan darah, monitor tanda dan gejala hiperglikemia,
meliputi : periksa sirkulasi perifer, identifikasi Monitor status cairan (intake dan output),
faktor resiko gangguan sirkulasi, monitor panas, ajarkan pengelolaan diabetes mengenai pola
kemerahan, nyeri, atau bengkak pada makan, latihan fisik, batasi latihan bila kadar
ekstremitas, latihan buerger allen exercise, gula darah lebih dari 250 mg/dl, terutama bila
lakukan pendidikan kesehatan. ada keton dalam urine, tinjau ulang kadar gula
darah.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Sebelum melakukan tindakan keperawatan pada klien penulis terlebih dahulu memberikan informed
consent yaitu memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan melakukan tindakan

PASIEN 1 DAN 2
PASIEN 1 DAN 2

Tindakan keperawatan pada klien 1 dan 2 Tindakan keperawatan pada klien 1 dan 2
dimulai tanggal 12 sampai 18 september dimulai tanggal 12 sampai 18 september 2022,
dengan diagnosa 2 yaitu ketidakstabilan kadar
2022, dengan diagnosa 1 yaitu perfusi
glukosa dengan 14 kali kunjungan rumah yaitu,
perifer tidak efektif dengan 14 kali monitor kadar gula darah, mengidentifikasi
kunjungan rumah yaitu,. Memeriksa TTV, tanda dan gejala hiperglikemia, Monitor status
memeriksa sirkulasi perifer, cairan (intake dan output), ajarkan pengelolaan
mengidentifikasi panas, kemerahan, nyeri, diabetes mengenai pola makan, latihan fisik,
atau bengkak pada ekstremitas, melatihan batasi latihan bila kadar gula darah lebih dari
250 mg/dl, tinjau ulang kadar gula darah
buerger allen exercise, lakukan pendidikan
 
kesehatan.
EVALUASI KEPERAWATAN
KLIEN 1 KLIEN 2
Hari minggu, 18 September 2022, Hari minggu, 18 September 2022,
Pasien mengatakan rasa nyeri skala 2, baal dan Pasien mengatakan rasa nyeri skala 1 dan baal dikaki
kesemutan dikaki berkurang. ABI: kaki kanan: sudah berkurang. ABI: kaki kanan: 0,92 (normal),
0,92 (normal), kaki kiri: 0,85 (Oklusi Ringan), nadi kaki kiri: 1,0 (normal), nadi perifer lemah, akral
perifer lemah, akral teraba dingin, warna kulit teraba dingin, warna kulit pucat, turgor kulit
pucat, turgor kulit menurun. Masalah keperawatan membaik. Masalah keperawatan perfusi perifer
perfusi perifer tidak efektif teratasi sebagian, P: tidak efektif teratasi, Intervensi dilanjutkan,
Intervensi dilanjutkan, anjurkan kepada pasien anjurkan kepada pasien untuk melakukan senam
untuk melakukan senam kaki 2 kali sehari. kaki 2 kali sehari.
paien mengatakan sudah tidak cepat lelah, pusing pasien mengatakan sudah tidak pusing, pasien
munurun dan BAK 6-7 kali sehari, rasa haus mengatakan tidak cepat lelah rasa haus membaik
menurun minum ±2700cc perhari. GDS:190mg/dl, minum ±2400cc perhari, dan BAK 5-6 kali sehari,
kulit tampak kering, mukosa bibir lembap. masalah GDS:200mg/dl, mukosa bibir lembap, kulit tanpak
keperawatan ketidakstabilan kadar glukosa darah kering, masalah keperawatan ketidakstabilan kadar
teratasi, anjurkan pasien untuk tetap mengecek glukosa darah teratasi, intervensi dilanjutkan
kadar glukosa darahnya dengan teratur ke anjurkan ke pasien untuk tetap mengecek kadar
pelayanan kesehatan terdekat, anjurkan untuk glukosa darahnya dengan teratur ke pelayanan
mematuhi diet dan olahraga secara teratur. kesehatan terdekat, anjurkan untuk mematuhi diet
. dan olahraga secara teratur.
PEMBAHASAN
PENGKAJIAN

Hasil pengkajian di dapatkan bahwa klien 1 dan 2 di temukan Keluhan pada pasien 1 cepat
merasa haus sehingga minum ±3000cc setiap hari, BAK 8-9 kali perhari, pasien 2 cepat
merasa haus sehingga minum ±2700cc setiap hari, BAK 7-8 kali perhari, dan keluhan lain
yang dirasakan sama seperti mengeluh sering pusing, cepat merasa lelah saat
beraktivitas, pasien mengatakan kakinya terkadang merasa nyeri, baal dan kesemutan
pada malam hari, akral teraba dingin, turgor kulit menurun, kulit tampak kering, bibir
tampak kering, nadi perifer teraba lemah, keluhan pada pasien sejalan dengan keluhan
utama pasien DM menurut (PERKENI, 2021). Hasil pemeriksaan fisik pada pasien 1 TTV:
TD:160/90mmHg, RR:20X/menit, N:80X/menit, S: 36,6oC, nilai ABI kaki kanan
150:160=0,93 (normal), kaki kiri 130:160=0,81 (oklusi ringan), GDS 256 mg/dl. Pasien
TTV: TD: 150/90mmHg, RR:20x/menit, N:84X/menit S: 36,7oC, nilai ABI kaki kanan
130:150=0.86 (oklusi ringan) sedangkan kaki kiri, 140:150=0,93 (normal), GDS 260 mg/dl.
Hasil pemeriksaan sesuai dengan penelitian (Nurarif & Kusuma, 2015)
PEMBAHASAN
DIAGNOSA

Berdasarkan data pengkajian daiagnosa keperawatan pertama yang ditemukan pada pasien
1 dan 2 perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan hiperglikemia ditandai pasien
mengeluh merasa baal dan kesemutan pada kaki, akral pasien teraba dingin, turgor kulit
menurun, Kulit pasien Nampak kering, Nadi perifer teraba lemah tanda dan gejala yang di
rasakan pasien sesuai dengan tanda gejala perfusi perifer tidak efektif pada buku (SDKI,
2016).
Pada diagnosa kedua ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan restensi
Di
insulin ditandai dengan pada klien 1 dan klien 2 mengatakan sering kencing lebih dari 7 kali,
sering merasa haus, sering cepat merasa lapar, bibir mukosa kering. Pada klien 1 kadar
glukosa darah sewaktu 260 mg/dl, sedangkan pada klien 2 kadar glukosa darah sewaktu
256g/dl, hal ini menunjukan keluhan yang di rasakan pasien sesuai dengan tanda gejala yang
tercantum dalam buku (SDKI, 2016).
PEMBAHASAN
INTERVENSI

Persamaan yang diperoleh antara kedua klien yaitu mengalami perfusi perifer tidak efektif
sehingga intervensi yang dilakukan pada diagnosa mengalami perfusi perifer tidak efektif
adalah : identifikasi sirkulasi perifer, identifikasi nyeri ekstremitas dan latihan buerger
allen exercise dan hitung nilai ABI.
Ketidakstabilan kadar glukosa darah : monitor kadar gula darah, monitor tanda dan gejala
hiperglikemia, pendidikan kesehatan, identifikasi status cairan (intake dan output),
ajarkan pengelolaan diabetes mengenai pola makan, latihan fisik, batasi latihan bila kadar
gula darah lebih dari 250 mg/dl, terutama bila ada keton dalam urine, tinjau ulang kadar
gula darah.
PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI

Impelemntasi keperawatan pada pasien 1 dan 2 dilakukan 14 kali kunjungan selama 1 minggu
implementasi yang diberiakan sesuai dengan rencana yang telah disusun tindakan
keperawatan yang diberikan secara berkesinambungan sebelem melakukan latihan buerger
allen exercise terlebih dahulu mengecek kadar gula darah, batasi latihan bila kadar gula darah
lebih dari 250 mg/dl, mengidentifikasi tanda dan gejala hiperglikemia, mengkaji status cairan
(intake dan output), mengindtifikasi sirkulasi perifer, mengidentifikasi nyeri ekstremitas, lakukan
latihan buerger allen exercise pagi dan sore, menghitung nilai ABI, mengjarkan pengelolaan
diabetes mengenai diet, pengobatan farmakologi, latihan fisik, memonitor kadar gula darah
dan pendidikan kesehatan sesuai dengan penelitian (Fitri, 2019), konsultasi dengan dokter bila
tanda dan gejala hiperglikemi memburuk, batasi latihan bila kadar gula darah lebih dari 250
mg/dl
PEMBAHASAN

EVALUASI

Setelah dilakukan penerapan buerger allen exercise selama 7 hari dengan 14 kali kunjungan
evaluasi pada hari minggu 18 september 2022 pasien mengatakan pasien sudah mengetahui
proses penyakit diabetes melitus seperti tanda dan gejala serta komplikasi dan mengetahui
pengobatan nonfarmakologi seperti penerapan buerger allen exercise, Pasien mengatakan
rasa baal dikaki sudah berkurang, pasien mengetahui penyebab peningkatan kadar glukosa
darahnya, pasien mengetahui diet dan olahraga pada penderita diabetes militus, pasien tidak
berolahraga saat kadar glukosa darahnya lebih dari 250mg/dl, Dari hasil evaluasi terhadap
pasien semua masalah yang terjadi sebagian besar sudah dapat teratasi sebagian sejak klien
dilakukan tindakan buerger allen exercise sudah menunjukan perubahan signifikan kearah
yang lebih baik.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan studi kasus yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan tekanan
darah pada pasien Ny. M dan Ny. S setelah dilakukan tindakan Perubahan kadar glukosa dan
kaki tidak kram lagi selain menggunakan farmakologi, didukung juga oleh non farmakologi
yaitu penerapan buerger allen exercise tanpa memerlukan biaya.
SARAN

MASYARAKAT PELAYANAN KESEHATAN


Peneliti selanjutnya
Diharapkan masyarkat dan Diharapkan dapat menjadi Diharapkan dapat menjadi
terutama klien dapat menjadi program puskesmas yang bahan refrensi untuk
sumber pengetahuan bagi laksanakan dan kepada melakukan penelitian
pasien DM dan keluarga petugas kesehatan yang ada dengan variabel yang
dalam melakukan senam di puskesmas diharapkan berhubungan
kaki, dan diharapkan mampu dapat mengajarkan secara
mengurangi komlikasi pada mandiri kepada pasien DM
diabetes militus seperti ulkus dalam meningkatkan perfusi
diabetik yang di sebabkan jaringan perifer dengan
perfusi perifer tidak efektik melakukan buerger allen
exercise secara teratur.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai