Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN TUTORIAL CASE-NASED LEARNING (CBL)

Dosen Pengampu : Latifah Susilowati, M.Kep

Kelompok 5 :

Dhita Putri Pratami 222201007 Dwi Frehandini 222201056

Ika Addisintiya 222201012 Eva Putri Ramadhani 222201057

Sekar Nur Hidayah 222201013 Della Widiasningrum 222201058

Dewi Sekar W.A 222201014 Vieka Satya Mentari 222201166

Mutiara Kartika P. 222201028 Chi Chi Meisi 222201029

Sopi Anjela 222201030 Meldia Kusuma Y.A 222201044

Syifa Syarah S. 222201045 Erriza Desy Luh P. 2217052

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI


YOGYAKARTA 2024

BAB I

KASUS

Seorang Wanita berusia 52 tahun datang ke poliklinik RS Unjaya denan keluhan


pusing dan lemas.

Data Tambahan

Data Subjektif :

- Datang ke RS dengan keluhan pusin dan lemas


- Serin terbangun di malam hari untuk buang air kecil
- Sering merasa haus
- Pandangan kabur, melihat kejauhan sudah tidak jelas
- Setiap pagi masih suka mengonsumsi the manis padahal anjuran dari
dokter sebelumnya diminta untuk membatasi
- Keluarga mengatakan klien sering tidak mematuhi diet yang dianjurkan
dokter
- Klien sudah diresepkan Novorapid dari dokter, namun jadwalnya sering
terlewatkan

Data Objektif :

- Pemeriksaan GDS 358 g/dl. (GDS normal kurang dari 149 g/dl)
- Pmeriksaan HbA1C 10,2%
- Terdiagnosa DM 2 tahun yang lalu
- Brat badan 86 kg, Tinggi badan 160 cm
- Pemeriksaan TD 130/90 mmHg, Nadi 88x/menit, RR 20x/menit, Suhu
37,20 C
- Terdapat luka Pedis karena Riwayat tertusuk duri tetapi pasien tidak
terasa kalau dirinya tertusuk duri, dengan karakteristik ( merah 40%,
kuning 60%; luas luka 7x3x1 cm, terdapat discharge baerupa nanah
yang berbau)

BAB II

HASIL DISKUSI CBL

A. DIAGNOSA
1. Kerusakan Integritas Jaringan b.d Benda Asing yang menembus
kulit
Ds :
- Terdapat luka pedis karena Riwayat tertusuk duri tetapi pasien
tidak terasa kalau dirinya tertusuk duri
Do :
- luka dengan karakteristik merah 40%, kuning 60%; luas luka
7x3x1 cm; terdapat discharge berupa nanah yang berbau

2. Resiko Jatuh (D.0143) b.d Gangguan Penglihatan (Miopia)


Ds :
- Pasien mengeluh pusing dan lemas
- pandangan kabur, melihat kejuhan sudah tidak jelas
Do :
- terdapat luka pedis karena tertusuk duri

3. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah ( D.0027) b.d Gangguan


Toleransi Glukosa
Ds :
- Ps. Wanita yang berusia 52 tahun terdiagnosa DM yang
mengakibatkan kadar gula darah nya tidak stabil sejak 2 tahun
- Keluarga mengatakan klien sering tidak mematuhi diet yang
dianjurkan dokter setiap pai mengonsumsi the manis padahal
anjuran dari dokter sebelumnya diminta untuk membatasi
- klien sudah diresepkan Novorapid dari dokter, namun jadwalnya
sering terlewatkan
- sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil
- sering merasa haus
Do :
- GDS 358 g/dl
- HbA1C 10,2%

B. SLKI
1. Gangguan Integritas Kulit/ Jaringan
Luaran Utama : Integritas Kukit Dan Jaringan ( L. 14125)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam
diharapkan Integritas Kulit Dan Jaringan diharapkan meningkat
dengan kriteria hasil:
- Kerusakan jaringan (menurun)
- Kerusakan lapisan kulit (menurun)
- Kemerahan (menurun)
- Pigmentasi abnormal (menurun)

Luaran Tambahan : Penyembuhan Luka (L.14130)


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam
diharapkan Penyembuhan Luka Meningkat dengan kriteria hasil :
- Penyatuan kulit (meningkat)
- Penyatuan tepi luka (meningkat)
- Bau tidak sedap pada luka (menurun)
2. Risiko Jatuh
Luaran Utama : Fungsi Sensori( L. 06048)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam
diharapkan Fungsi Sensori membaik dengan kriteria hasil:
- Ketajaman penglihatan (meningkat)

3. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah


Luaran Utama : Kestabilan Kadar Glukosa Darah ( L. 05022)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam
diharapkan Kestabilan Kadar Gula Darah meningkat dengan kriteria
hasil :
- Koordinasi (meningkat)
- Pusing (menurun)
- Lelah / Lesu (menurun)
- Rasa haus (menurun)
- Jumlah urin (menurun)
- Kadar glukosa dalam darah (membaik)
- Kadar glukosa dalam urine (membaik)

C. SIKI
1. Gangguan Integritas Kulit/ Jaringan
Intervensi Utama :Perawatan Integritas Kulit ( l. 11353 )
Observasi
-Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis, perubahan
sirkulasi, perubahan status nutrisi, penurunan kelembaban, suhu
lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)
Terapeutik
- Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
- Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
- Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode
diare
- Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit
kering produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit
sensitif
- Gunakan Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit
kering
Edukasi
- Anjurkan minum air yang cukup
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur

2. Risiko Jatuh
Intervensi Utama : Manajemen Keselamatan Lingkungan
( l.14513
Observasi
- Identifikasi kebutuhan keselamatan (mis, kondisi fisik, fungsi
kognitif dan riwayat perilaku)
Terapeutik
- Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan risiko
- Sediakan alat bantu keamanan lingkungan (mis. commode
chair dan pegangan tangan)
- Gunakan perangkat pelindung (mis. pengekangan fisik, rel
samping, pintu terkunci, pagar)
Edukasi
- Ajarkan Individu, keluarga dan kelompok risiko tinggi bahaya
lingkungan
3. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Intervensi Utama : Manajemen Hiperglikemia ( l. 030115 )
Observasi
- Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
- Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin
meningkat (mis. penyakit kambuhan)
- Monitor kadar glukosa darah
- Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis, poliuria,
polidipsia, polifagia, kelemahan, malaise, pandangan kabur, sakit
kepala)
-Monitor intake dan output cairan
-Monitor keton urin, kadar analisa gas darah, elektrolit, tekanan
darah ortostatik dan frekuensi nadi Terapeutik
- Berikan asupan cairan oral
- Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia
tetap ada atau memburuk
-Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
Edukasi
-Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih
dari 250 mg/dL
-Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
-Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
-Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton urine, jika
perlu Ajarkan pengelolaan diabetes (mis, penggunaan insulin,
obat oral, monitor asupan cairan, penggantian karbohidrat, dan
bantuan profesional kesehatan)
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian insulin, jika pertu
- Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
- Kolaborasi pemberian kallum, jika perlu
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme atau penyakit
jangka panjang yang dialami oleh seseorang dengan ditandai dengan
peningkatan kadar gula darah yang berhubungan dengan abnormalitas
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh
penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau
keduannya.
Telah dilakukan pengkajian pada seorang wanita berusia 52 tahun
datang ke poliklinik RS Unjaya dengan keluhan pusing dan lemas. Dari
hasil pengkajian tersebut muncul masalah keperawatan, Kerusakan
Integritas Jaringan b.d Benda Asing yang menembus kulit, Resiko Jatuh
b.d Gangguan Penglihatan (Miopia), Ketidakstabilan Kadar Glukosa
Darah b.d Gangguan Toleransi Glukosa.

B. Saran
Dibutuhkan pengetahuan yang baik tentang penyakit DM sehingga
pasien dapat mengetahui apa yang seharusnya dilakukan selama
menjalani pengobatan, pasien juga diharapkan menjalankan pengobatan
dengan baik dan benar serta pendampingan saat pengobatan akan sangat
menolong mereka dalam pencapaian pengobatan yang maksimal.

Anda mungkin juga menyukai