Anda di halaman 1dari 24

Penyusunan Kebijakan

Pengawasan Dewan Komisaris


yang Efektif

PERTEMUAN #9

Sumber dari:
Inspektorat Kementerian BUMN
KEMAMPUAN AKHIR YANG
DIHARAPKAN

 Diharapkan setelah menyelesaikan materi


ini, mahasiswa mampu menyusun
kebijakan pengawasan dewan komisaris
yang efektif
Tugas, Kewajiban dan
Kewenangan Dewan Komisaris
Fungsi Pengawasan
(Pasal 108 ayat 1 dan 2)

Pemberian Persetujuan atau Itikad Baik


Bantuan (Pasal 117)
Dewan Kehati-hatian
Komisaris
Fungsi Pengurusan Perseroan Tanggung Jawab
(Pasal 118)

Pemberian Nasihat
(Pasal 108 ayat 1 dan 2)
3
Pertanggungjawaban Dewan
Komisaris
Tugas, Kewajiban dan
Kewenangan Dewan Komisaris
Pengawasan Dewan Komisaris

Keahlian Kepentingan
Perseroan

Kebi
Peraturan ja Jalannya
Perundang-
kan Pengurusan
undangan (Planning,
dan Peluang Usaha Organizing,
Anggaran Peng Actuating, dan
Contolling
Dasar urus
an
Maksud dan
Kelaziman Usaha Tujuan
Perseroan
Sejenis
4

Pemberian Nasihat kepada Direksi


Siklus Pengurusan dan Pengawasan
Perusahaan BUMN
N Pengurusa Pengawasan Susbtansi Telaahan Proses Internal
o n
1. Arahan  Telaah RJPP dan Aspirasi PS  Penyelarasan RJPP & Aspirasi  Disposisi ke Komite
Dekom atas  Bahas internal Dekom PS  Telaah
RKAP  Berikan Arahan Dekom dalam  Pencapaian RJPP Komite/Rapat
RKAP  Telaah perkembangan lingkung-  Saran Komite
an eksternal & aspirasi  Rapat Internal
stakeholder yg mempengaruhi Dekom
perusahaan

2. RKAP  Telaah usulan RKAP  Kesesuaian SAL dan RJPP  Disposisi ke Komite
 Bahas dengan Direksi  KPI dan Targetnya  Telaah
 Tandatangani RKAP  Tingkat Kesehatan Komite/Rapat
 Berikan pendapat & saran kpd RUPS  Rencana Inisiatif Strategis  Saran Komite
 Hadiri RUPS  Remunerasi dan tantiem  Rapat Internal
 Proyeksi laporan keuangan Dekom
(induk & anak BUMN)
 Faktor risiko RKAP

3. Inisiatif  Telaah usulan Inisiatif Strategis  Proposal dan dokumen  Disposisi ke Komite
Strategis  Bahas dengan Direksi pedukungnya  Telaah
 Berikan persetujuan/ tanggapan kpd  Faktor risiko Komite/Rapat
RUPS  Monitoring/telaah hasil  Saran Komite
(kesesuai-an dengan  Rapat Internal
 Monitoring kesesuaian proposalnya, dianjur-kan dalam Dekom
 Berikan hasil telaah kepada Direksi rapat khusus).  Kunjungan
lapangan

4. Pelaporan  Telaah usulan Laporan Berkala  Progres RKAP dan kinerja  Disposisi ke Komite
Berkala  Bahas dengan Direksi bulanan  Telaah
 Tandatangan Berkala  Indikasi Turun Kinerja, lapor Komite/Rapat
 Berikan tanggapan kpd RUPS ke RUPS  Saran Komite
 Rapat Internal
Proses Pengawasan Perusahaan BUMN oleh Dewan
Komisaris
No Proses Pengawasan Substansi SOP Proses Utama

1  Penerimaan Aspirasi PS  Penyelarasan RJPP & Aspirasi PS  Penyampaian


 Telaah RJPP, Aspirasi PS dan  Pencapaian RJPP Arahan/Aspirasi Dekom
Aspirasi Stakeholder dan  Telaah perkembangan lingkung- dalam Penyusunan RKAP
perkembangan lingkungan eksternal an eksternal & aspirasi
 Bahas internal Dekom stakeholder yg mempengaruhi
 Berikan Arahan Dekom dalam perusahaan
RKAP

2.  Penerimaan Konsep RKAP  Kesesuaian SAL dan RJPP  SOP Penyampaian


 Telaah usulan RKAP  KPI dan Targetnya Tanggapan atas Usulan
 Bahas dengan Direksi  Tingkat Kesehatan RKAP
 Tandatangani RKAP  Rencana Inisiatif Strategis
 Berikan pendapat & saran kpd RUPS  Remunerasi dan tantiem
 Hadiri RUPS  Proyeksi laporan keuangan (induk
& anak BUMN)
 Faktor risiko RKAP
 Penentuan kebijakan pengawasan
Dekom atas RKAP

3.  Penerimaan dokumen usulan  Proposal dan dokumen  SOP Pemberian


 Telaah usulan Inisiatif Strategis pendukungnya Persetujuan atas Usulan
 Bahas dengan Direksi  Faktor risiko Direksi
 Berikan persetujuan/ tanggapan kpd  Monitoring/telaah hasil  SOP Pemberian Tanggapan
RUPS (kesesuaian hasil dengan atas Usulan Direksi
 Monitoring kesesuaian proposalnya, dianjurkan dibahas  Mekanisme Pengambilan
 Berikan hasil telaah kepada Direksi dalam rapat khusus). Keputusan Dewan
Komisaris
Proses Pengawasan Perusahaan BUMN oleh
Dewan Komisaris
No Proses Pengawasan Substansi SOP Proses Utama

4.  Penerimaan konsep Laporan Berkala  Progres RKAP dan kinerja  SOP Pemberian
 Telaah usulan Laporan Berkala bulanan Tanggapan atas Laporan
 Bahas dengan Direksi  Indikasi Turun Kinerja, lapor ke Manajemen
 Tandatangan Berkala RUPS
 Berikan tanggapan kpd RUPS

5.  Telaah usulan Laporan Tahunan  Capaian KPI  SOP Pemberian


 Bahas dengan Direksi  Capaian Tingkat Kesehatan Tanggapan atas Laporan
 Tantatangani LT  Laporan Auditor atas LK Tahunan
 Berikan tanggapan kpd RUPS  Laporan evaluasi kinerja KAP
 Laporan kepatuhan thd. SPI dan
peraturan perundang-undangan
Proses Pendukung Pengawasan Perusahaan
BUMN oleh Dewan Komisaris
No Substansi SOP Proses
1.  RKA Dekom (termasuk rencana kerja dekom)  Penyusunan RKA dan KPI Dewan
 KPI Dekom dan KPI Komite Komisaris dan Komite Dewan Komisaris
 Mekanisme Penilaian Kinerja Dekom (majelis beserta Penilaian
dan individu)

2  Laporan Dewan Komisaris  Pelaporan Dewan Komisaris


 Laporan Komite Dewan Komisaris
3.  Laporan Assessment SPI  Penilaian Efektivitas Sistem Pengendalian
 Hasil audit internal dan eksternal Intern
 Hasil-hasil evaluasi laporan manajemen berkala

4.  KAK General Audit  Penilaian atas Efektivitas tugas eksternal


 Proposal administratif dan teknis auditor
 Pelaksanaan KAK, Kontrak, dan Realisasi
pelaksanaan audit
 Progres pelaksanaan KAP

5.  PKPT  Penilaian atas Efektivitas tugas internal


 Piagam Audit Internal auditor,
 Laporan audit internal dan Ikhtisar Laporan Audit
Internal
 Laporan quality assurance
 realisasi PKPT
Proses Pendukung Pengawasan Perusahaan
BUMN oleh Dewan Komisaris
No Substansi SOP Proses

6.  Laporan keuangan berkala  Penilaian atas Integritas pelaporan


 Proses penyusunan laporan keuangan keuangan,
 Laporan keuangan audited
 Temuan audit KAP terkait penerapan
kebijakan akuntansi

7.  Surat/data pengaduan dari stakeholder  Penanganan pengaduan yg berkaitan dgn


 Hasil investigasi perusahaan;

8.  Kriteria Calon Direksi  Rekomendasi kepada Dekom nama-nama


 Daftar Calon Direksi calon Direksi yang diusulkan kepada
RUPS,

9.  Sistem manajemen risiko  Efektivitas penerapan manajemen risiko,


 Hasil assessment /Evaluasi SMR
 Profil risiko
 Pemantauan risiko dan mitigasinya jika risiko
terjadi
Ketentuan/Mekanisme untuk Mendukung
Efektivitas Pengawasan Dewan Komisaris
No Substansi Ketentuan/Mekanisme

1.  Pembagian Tugas terkait Komposisi Keahlian Dekom  Pembagian Tugas dan Penugasan Dalam Komite
 Penugasan Dewan Komisaris sebagai Ketua/anggota Dewan Komisaris
Komite Dewan Komisaris

2.  Pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan  Penanganan Benturan Kepentingan


 Jenis/bentuk Benturan Kepentingan yang mungkin
terjadi pada Dekom
 Mekanisme penanganan benturan kepentingan
 Tindakan jika terjadi pengambilan keputusan terindikasi
benturan kepentingan

3.  Pengambilan keputusan melalui rapat  Mekanisme Pengambilan Keputusan Dewan


 Pengambilan keputusan melalui sirkuler Komisaris

4.  Bahan rapat dan Undangan  Tata tertib rapat


 Kehadiran atau Ketidakhadiran
 Etika rapat
 Evaluasi tindak lanjut hasil rapat sebelumnya
 Notulensi rapat
 Kelengkapan dokumentasi rapat
Ketentuan/Mekanisme untuk Mendukung
Efektivitas Pengawasan Dewan Komisaris

No Substansi Ketentuan/Mekanisme
5.  Pelaporan berkala  Akses dan penyediaan informasi
 Pelaporan insidentil untuk mendukung tugas Dewan
 Penyediaan data/informasi terkait inisiatif Komisaris
strategis
 Penyediaan data/informasi terkait sasaran
dan prioritas pengawasan Dekom
Kebijakan Pengawasan Dewan Komisaris atas
RKAP
Kebijakan
Pengawasan
 Kebijakan pengawasan perusahaan adalah sasaran dan prioritas pengawasan atas kebijakan
pengurusan dan jalannya pengurusan perusahaan oleh Direksi;
 Pengawasan atas kebijakan pengurusan dan jalannya pengurusan adalah proses kegiatan agar
kebijakan pengurusan dan jalannya pengurusan perusahaan terlaksana sesuai rencana pencapaian
sasaran serta sesuai dengan kepentingan perusahaan dan maksud dan tujuan perusahaan

Pasal 114 ayat (5)


 Setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian
Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya (ayat 3).
 Dalam hal Dewan Komisaris terdiri atas 2 (dua) anggota Dewan Komisaris atau lebih,
Kenapa Perlu tanggung jawab tsb berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota Dewan Komisaris
ada Kebijakan (ayat 4)
 Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian apabila dapat
Pengawasan membuktikan:
a. telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan
Dekom Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;
b. tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan
pengurusan Direksi yang mengakibatkan kerugian; dan
• telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian
tersebut.
(ayat 5)
Kebijakan Pengawasan dan Pelaksanaan
Pengawasan
Kebijakan
Visi/Misi
Pengawasan
RJPP Sasaran Usaha
Strategi Usaha
Kebijkan/SOP

Inisiatif: 1. Pengemb kompetensi


RKAP 1. Pemasaran/Penjualan
2. Pembagian tugas dan keanggotaan komite dekom
3. Meksnisme pengambilan keputusan;
2. Pengadaan 4. Penyusunan RKA, KPI beserta penilaiannya
3. Produksi /kualitas produksi 5. Kebijakan penyediaan informasi dan aksesnya
4. Teknis dan teknologi 6. SOP RJPP, RKAP dan Inisiatif Strategis
5. Keuangan dan akuntansi 7. SOP Pengusulan Calon Auditor
8. SOP Pengaduan Masyarakat
6. Sistem dan organisasi; 9. SOP Pengawasan Laporan Manajemen
7. Pengembangan SDM; 10. SOP Pelaporan atas gejalan penurunan kinerja rastis
8. Litbang 11. SOP Pengusulan Remunerasi Direksi/Dekom
9. Pelestarian lingkungan 12. Mekanisme penanganan benturan kepentingan
10. Investasi 13. SOP Penilaian kinerja direksi/KPI
14. SOP penyampaian saran (perubahan lingkungan bisnis;
11. Proyeksi LK aspirasi stakeholder; IC, RM, TI, SDM, kebijakan
akuntansi/LK, pengadaan, sistem mutu, kepatuhan,
anak perusahaan/patungan)

Proses 1. Sistem Manajemen dan SOP


2. Peraturan Per-UU-an
Bisnis
Kebijakan Pengawasan dan Pelaksanaan
Pengawasan
Visi/Misi
Sasaran Usaha
Strategi Usaha
1. Target KPI Anggaran Perusahaan
2. Target Tingkat Kesehatan 1. Pedoman Pelaksanaan RKAP
2. Asumsi dan Dasar Perhitungan
3. Angagarn Pendapatan dan Biaya Usaha
a. Pendapatan Usaha
b. Biaya Usaha
Rencana Kerja Perusahaan
c. Angagarn pendapatan dan biaya lainnya
1. Rencana Kerja Prioritas d. Anggaran Pengadaan
2. Rencana Kerja Rutin e. Teknik dan Teknologi
a. Pemasaran/Penjualan 1. Anggaran Pengembangan SDM
b. Pengadaan 2. Anggaran Investasi
c. Produksi /kualitas produksi 3. Pemberdayaan Aset
d. Teknik dan Teknologi
e. Keuangan dan akuntansi
Proyeksi Keuangan
f. Teknologi Informasi
1. SDM dan Umum;
Sasaran dan 1. Laba / (Rugi)
2. Neraca Konsolidasi Komparatif
2. Litbang Prioritas 3. Arus Kas Konsolidasi Komparatif
4. Laporan Perubahan Ekuitas
a. Pelestarian lingkungan dan CSR 5. Sumber dan Penggunaan Dana
b. Investasi dan Pendanaan 6. Rencana Sumber Dana
c. Proyeksi LK

Anak Perusahan
1. Laba / (Rugi)
2. Neraca Konsolidasi Komparatif
Analisis Risiko: 3. Arus Kas Konsolidasi Komparatif
1. Risiko 4. Prognosa (Sasaran Strategi, Strategi Korporat,
2. Penyebab Kebijakan Korporat,
5. Direksi dan Komisaris anak Perusahaan (Periode
3. Dampak masa jabatan, Gaji dan Honorarium)
4. Mitigasi
Kebijakan Pengawasan dan Pelaksanaan
Pengawasan Prioritas Sasaran
Pengawasn

Memerlukan Memerlukan Sumber


keputusan Direksi, Daya Perusahaan
Dekom atau RUPS dalam Jumlah Besar

Memperngaruhi
Berorientasi Masalah
Kesejahteraan Jk
Kedepan Strategis Panjang Perusahaan

Memiliki Konsekuensi Memerlukan


Multi Fungsi atau Pertimbangan atas
Multi Bisnis Lingkungan Eksternal
Kebijakan Pengawasan dan Pelaksanaan
Pengawasan
1. Kebijakan Pengawasan
Visi/Misi Dewan Komisaris dalam Pengawasan BUMN yang
mendukung Kinerja BUMN sesuai dengan Strategi Usaha
Perusahaan

2. Sasaran dan Prioritas Pengawasan


Rencana Kerja Perusahaan :
1. Rencana Kerja Prioritas
2. Rencana Kerja Rutin
Sasaran dan Prioritas Pengawasan terhadap Renccana Kerja

3. Matriks Jadwal Pembahasan


Rencana Jadwal Rapat dan Materi Rapat yang Diagendakan
Kebijakan Pengawasan dan Pelaksanaan
Pengawasan
1. Memenuhi kebutuhan air bersih Grup serta kawasan industri di Cilegon dan
sekitarnya serta memperluas cakupan pelayanan

2. Peningkatan kapasitas waduk krenceng


3. Pemanfaatan potensi air baku (recycle air buangan)
4. Pengembangan usaha ke wilayah lain di luar Cilegon
5. Diversifikasi usaha industri air bersih
6. Peningkatan profesionalisme SDM dan pengembangan R & D

7. Pengembangan Sistem Informasi Terpadu


8. Partisipasi aktif dalam pelestaruian sumber daya air
9. Memperluas lingkup bisnis meliputi Produsen Koagulan dan Produsesn WTP

10 Pengembangan teknologi pengolahan air dgn teknologi membran

11 Meningkatkan nilai perusahaan dengan mempertahankan sertifikasi Iso, MBNQA,


dan GCG
Kebijakan Pengawasan dan Pelaksanaan
Pengawasan
1. Memenuhi kebutuhan air bersih Grup serta kawasan industri di Cilegon dan sekitarnya
serta memperluas cakupan pelayanan

2. Peningkatan kapasitas waduk krenceng


3. Pemanfaatan potensi air baku (recycle air buangan)
4. Pengembangan usaha ke wilayah lain di luar Cilegon
5. Diversifikasi usaha industri air bersih
6. Peningkatan profesionalisme SDM dan pengembangan R & D

7. Pengembangan Sistem Informasi Terpadu


8. Partisipasi aktif dalam pelestarian sumber daya air
9. Memperluas lingkup bisnis meliputi Produsen Koagulan dan Produsesn WTP

10 Pengembangan teknologi pengolahan air dgn teknologi membran

11 Meningkatkan nilai perusahaan dengan mempertahankan sertifikasi Iso, MBNQA, dan


GCG
Kebijakan Pengawasan dan Pelaksanaan
Pengawasan SDM

1. Mengoptimalkan pelayanan administrasi dan kesejahteraan

2. Melaksanakan frame work process HCM


3. Membuat sistem perencanaan karir yang efektif dan terintegrasi

4. Meningkatkan kompetensi karyawan


5. Melaksanakan rekruitmen sesuai kebutuhan
6. Melaksanakan pelatihan dan pendidikan sesuai kompetensi

7. Membangun Performance System yang terintegrasi


8. Meningkatkan suasana lingkungan kerja yang kondusif

9. Melaksanakan inovasi dan integrasi perbaikan OFI ke dalam proses bisnis

10 Mengendalikan biaya ATK, Lembur, perjalanan dinas, perawatan kator, perumahan dan
utilitas

11 Pengamanan aset gedung perusahaan, pemeliharaan tanah, penertiban bangunan liar.


Contoh Kebijakan/SOP

Pengambilan Keputusan secara Sirkuler


Dewan Komisaris mengakui bentuk rapat tanpa melalui
kehadiran fisik, atau disebut Rapat Sirkuler, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Keputusan yang diambil dalam bentuk Rapat Sirkuler
bukanlah keputusan yang bersifat strategis;
b. Bukan merupakan sebuah keputusan atas sebuah tindakan
Direksi yang memerlukan persetujuan Dewan
Komisaris/RUPS;
• Permasalahan telah diketahui sebelumnya/pernah dibahas;
dan
a. Keputusan yang diambil disetujui secara tertulis oleh seluruh
anggota Dewan Komisaris.
Contoh Kebijakan/SOP
MENGAGUNKAN AKTIVA TETAP UNTUK PENARIKAN KREDIT JANGKA PENDEK

Prosedur
1. Direksi mengajukan permohonan persetujuan kepada Dekom untuk mengagunkan aktiva
tetap untuk penarikan kredit jangka pendek, yang dilampiri dengan dokumen-dokumen
pendukung yang lengkap sesuai sifat dari rencana tersebut. Direksi harus menyertakan
dokumen-dokumen secara lengkap sebagaimana tercantum dalam Lampiran 2 Tata
Laksana Kerja Direksi dan Dekom ini;
2. Dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak menerima permohonan Direksi, Dekom
harus memberikan pernyataan mengenai kelengkapan dokumen yang disertakan Direksi
dalam permohonan tersebut;
• Dalam hal Dekom menyatakan tidak lengkap, maka Dewan Komisaris wajib
menyebutkan dokumen atau informasi yang harus dilengkapi oleh Direksi dalam usulan
rencana Direksi;
1. Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya permohonan atau
penjelasan dan dokumen secara lengkap dari Direksi tetapi Dekom tidak memberikan
keputusan, maka Dekom dianggap menyetujui usulan Direksi; dan
2. Direksi menindaklanjuti rencana untuk mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan
kredit jangka pendek setelah mengikuti prosedur di atas (angka 1 sampai dengan angka
4).
Contoh Kebijakan/SOP
MENETAPKAN STRUKTUR ORGANISASI 1 (SATU) TINGKAT DI BAWAH DIREKSI

Prosedur
1. Direksi mengajukan permohonan persetujuan kepada Dewan Komisaris atas rencana
untuk menetapkan struktur organisasi 1 (satu) tingkat di bawah Direksi, yang dilampiri
dengan dokumen-dokumen pendukung yang lengkap sesuai sifat dari rencana tersebut.
Direksi harus menyertakan dokumen-dokumen secara lengkap sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris ini;
• Dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak menerima permohonan Direksi, Dewan
Komisaris harus memberikan pernyataan mengenai kelengkapan dokumen yang
disertakan Direksi dalam permohonan tersebut;
1. Dalam hal Dewan Komisaris menyatakan tidak lengkap, maka Dewan Komisaris wajib
menyebutkan dokumen atau informasi yang harus dilengkapi oleh Direksi dalam usulan
rencana Direksi;
• Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya permohonan atau
penjelasan dan dokumen secara lengkap dari Direksi tetapi Dewan Komisaris tidak
memberikan keputusan, maka Dewan Komisaris dianggap menyetujui usulan Direksi;
dan
1. Direksi menindaklanjuti rencana untuk menetapkan struktur organisasi 1 (satu) tingkat di
bawah Direksi setelah mengikuti prosedur di atas (angka 1 sampai dengan angka 4).
Contoh Kebijakan/SOP
Penyusunan dan Penyampaian Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)

Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan adalah penjabaran dari Rencana Jangka Panjang
Perusahaan. Format RKAP merujuk pada ketentuan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan dari Kementerian Negara BUMN dan/atau berdasarkan Keputusan RUPS.
Direksi wajib menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk setiap tahun buku
yang selanjutnya disahkan dan ditetapkan oleh RUPS Tahunan.
Tata Laksana penyampaian RKAP kepada RUPS diatur sebagai berikut:
• Pengesahan RKAP tahun buku berikutnya diadakan selambat-lambatnya hari ke 30 (tiga puluh)
bulan pertama setelah tahun buku dimulai;
• Direksi diwajibkan mengirimkan usulan RKAP kepada Dewan Komisaris paling lambat.....untuk
dilakukan telaahan dan ditandatangani
• Setelah ditandatgani, bersama dengan tanggapan Dewan Komisaris, Direksi menyampaikan kepada
pemegang saham untuk dimintakan pengesahannya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sebelum tahun buku baru mulai berlaku;
• Dokumen RKAP harus sudah disediakan di kantor Perseroan selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham diselenggarakan untuk kepentingan
Pemegang Saham; dan
• Dalam hal permohonan persetujuan RKAP belum memperoleh pengesahan sampai batas\ waktu
atau 30 (tiga puluh) hari setelah tahun anggaran berjalan, maka RKAP tersebut dianggap sah
untuk dilaksanakan sepanjang telah memenuhi ketentuan mengenai bentuk, isi dan tata cara
penyusunan RKAP.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

24

Anda mungkin juga menyukai