Anda di halaman 1dari 29

TEORI DAN ISYU

PEMBANGUNAN

TEORI UNDER-DEVELOPMENT
(DEPEDENSIA)
TEORI UNDERDEVELOPMENT
(DEPEDENSIA)

Berbicara tentang
Suatu pemikiran yang
struktur hubungan-
terkait dengan waktu
hubungan sosial,
dan tempat,
terutama
khususnya Amerika
ketidakberdayaan Teori depedensia,
Latin, Teori ini banyak
negara-negara banyak ditulis tahun
lahir dari pengalaman
berkembang karena 1970-an
Negara-negara
adanya ketimpangan-
Amerika Latin dalam
ketimpangan
melakukan
struktural. Terjadi
pembangunan
zero sum game
Sebagai gambaran, situasi sosial, ekonomi
dan politik di negara-negara berkembang
tahun 1960-an adalah:

2. Komunisme merajalela
1. Pemerintah Sipil yang lemah (di Asia, Afrika dan 3. Munculnya fenomena TNC’s masuk
(weak civilian government) ke negara-negara berkembang
Amerika Latin) Contohnya: Caltex (Indonesia) dan
Memiliki basis legitimasi yang
terutama perusahaan-perusahaan yang
tidak terlalu tinggi karena: KKN, Tokoh yang terkenal bergerak dalam bidang mineral
pemerintahan otoriter, kalaupun seperti Guiterez: Adanya semangat anti modal asing,
demokratis, tidak memiliki uang
yang cukup pendorong teori contoh peristiwa Malari di Indonesia
tahun 1974
Contoh:
pembebasan (sudah Surplus di negara-negara berkembang
Argentina pada masa
saatnya gereja tidak dibawa oleh TNCs ke negara-negara
pemerintahan Juan Veron; Brazil netral, harus berpihak maju
Tokoh: Samir Amin (orang Senegal lahir
masa Cedillo dan Indonesia pada pada kaum miskin), lalu di Mesir), “MNC menghisap resourcess
masa Bung Karno; juga Che Guevara negara-negara berkembang dan
dibawa ke nagara-negara maju
Sebagai gambaran, situasi sosial, ekonomi
dan politik di negara-negara berkembang
tahun 1960-an adalah:

5. Penurunan harga komoditi


4. Ketergantungan primer.
besar negara Di negara maju sudah mulai
berkembang terhadap ditemukan sintetis, sehingga di
produk-produk negara berkembang terjadi
krisis komoditi primer.
import, sehingga
Di Afrika DSR-nya berkisar
perbandingan antara 200-400%. DSR adalah
komoditas cicilan hutang suatu negara
perdagangan (terms of dibandingkan dengan hasil
uang dari export.
trade) mereka menjadi
Angka yang bahaya apabila
tidak seimbang DSR lebih dari 25 %.
Dampak yang menonjol dari modernisasi
dan pembangunan ekonomi di negara
dunia ketiga adalah adanya kesenjangan
yang mencolok antara si kaya (the rich)
dengan si miskin (the poor).

Dampak pembangunan itu sendiri


oleh teori ketergantungan Pendekatan ini percaya bahwa Di penghujung tahun1980-an teori
(depedency) dan keterbelakangan pembangunan kapitalis yang ketergantungan dan
(underdevelopment) dilukiskan utuh tidak akan pernah terjadi keterbelakangan tak
sebagai malapetaka bagi negara di pinggiran (periphery). memperlihatkan kemampuannya
dunia ketiga, karena social cost
yang harus dibayar ternyata jauh
Pembangunan yang nyata tidak menantang kemampuan mesin
akan terjadi adalah apabila kapitalisme internasional. Yang
lebih mahal dari pada keuntungan
peripheral economies lepas dari ditawarkan adalah revolusi. Selain
yang diperoleh. Resesi ekonomi,
negara kapitalis (capitalist core) itu, teori ini juga tidak memberikan
menurunnya Gross Domestic
dan memilih revolusi sosialis. ruang bagi pandangan reformis.
Product (GDP), dan hutang luar
negeri yang terus meningkat.
Dalam hal ini tampak bahwa teori
ketergantungan dan keterbelakangan gagal
dalam dua hal:

Pertama, teori ini


tidak memberikan
Kedua, teori ini
penjelasan yang
juga gagal dalam
memuaskan dan
mengaplikasikan
tidak memberikan
gagasannya
solusi yang ampuh.
menghadapi
Yang mereka
perubahan ekonomi
lakukan hanyalah
internasional.
debat teori dan
konsep;
TEORI KETERGANTUNGAN DAN
KETERBELAKANGAN
Untuk mengetahui pokok-pokok pikiran
pendekatan ini, kiranya penting di kemukakan
pandangan Gurner Frank yang secara lantang
mengatakan sebagai berikut:

Pertama, negara yang secara


ekonomi maju tidak pernah Ketiga, pedagang, produsen dan
undeveloped (tidak Kedua, menumpukkan modal bankir bertujuan
berkembang=mundur) merupakan kekuatan pendorong mengakumulasikan modalnya di
meskipun mungkin pernah (driving force) di balik proses dunia ketiga untuk
mengalami undeveloped. ini. Sebagai dampaknya adalah mendapatkan keuntungan
Bersamaan dengan tumbuhnya pedagang, produsen, bankir sebesar-besarnya. Hal ini
ekonomi kapitalis, negara mencari keuntungan di dunia menghasilkan surplus yang
industri maju menyandarkan ketiga; banyak dinikmati oleh negara
dari pada kekayaan sumber maju kapitalis (the core);
daya alam negara dunia ketiga;
Keempat, dinamika internal sistem ekonomi juga
dikembangkan diantara dunia ketiga, yaitu dengan
memperkuat sistem ketergantungan, upah
diupayakan serendah mungkin, pasar domestik
(internal market) dibatasi melalui cara pembelanjaan
income di negara maju oleh kalangan elit kaya di
dunia ketiga;

Kelima, kelompok kapitalis


dunia ketiga yang mempunyai
Keenam, sistem kapitalis dunia
priviliged justru mengadakan Ketujuh, dunia ketiga akan
merupakan hasil dari suatu
hubungan dengan kaum borjuis mengalami pembangunan
sistem yang ingin
di negara maju, sehingga di ekonomi yang pesat, apabila
mempertahankan dominasinya
mungkinkan berkembangnya hubungannya dengan negara
atas dunia ketiga, oleh
negara-negara dengan sistem industri kapitalis mulai
karenanya otonomi bagi dunia
kolonial, neo-kolonial dansemi- berkurang.
ketiga tak akan terwujud;
kolonial, sebagai perwujudan
bentuk kerjasama tersebut;
Teori ketergantungan
mempunyai dua induk.

Induk Kedua datang dari


studi-studi empiris tentang
Induk pertama adalah teori-
pembangunan di negara-
teori tentang imperialisme
negara pinggiran, juga dari
dan kolonialisme, baik yang
para pemikir Marxis (Paul
Marxis maupun yang bukan.
Baran) maupun yang bukan
(Raul Prebisch).
KARL MARX

Yang terjadi dalam proses


kerja, terjadinya division of
labour berdasarkan
Orang kapitalis selalu spesialisasinya; Upah buruh tidak setimpal
mendapatkan surplus value; Dalam pabrik kaum buruh dengan tenaga yang
Akibat industrialisasi, menjual tenaga kepada dikeluarkannya;
masyarakat yang tadinya di pemilik modal dengan Ditempat kerja, buruh
desa bereksodus ke kota; imbalan upah, pemilik modal mengalami proses alienasi.
menjual barangnya ke pasar,
dan mereka mendapatkan
nilai lebih;
Teori ketergantungan sendiri
kemudian menentang pendapat
kaum Marxis klasik yang
beranggapan bahwa:

Negara-negara pinggiran yang


pra-kapitalis merupakan negara-negara pinggiran ini,
negara-negara yang tidak setelah disentuh oleh
dinamis, yang memakai cara kapitalisme maju, akan bangun
produksi Asia yang berlainan dan berkembang mengikuti
dengan cara produksi feodal di jejak negara-negara kapitalis
Eropa yang menghasilkan maju.
kapitalisme;
Teori ketergantungan
membantah kedua tesis diatas
dan menyatakan bahwa:

justru karena sentuhan oleh


negara-negara kapitalis maju
negara-negara pinggiran yang
ini, perkembangan negara- Kapitalisme di negara-negara
pra-kapitalis mempunyai
negara pinggiran jadi pinggiran adalah kapitalisme
dinamika sendiri, yang bila tidak
terhambat. Memang kapitalisme pinggiran, atau kapitalisme yang
disentuh oleh negara-negara
tumbuh disana, tetapi tergantung pada perkembangan
kapitalis maju, akan
kapitalisme itu tidak sama kapitalisme pusat.
berkembang secara mandiri;
dengan kapitalisme yang ada di
negara-negara berkembang.

Dengan demikian, menurut Teori Ketergantungan, keterbelakangan yang


terjadi di negara-negara pinggiran disebabkan oleh adanya sentuhan ini,
jadi disebabkan oleh sebuah faktor eksternal.
MENYARANKAN

NEGARA KETIGA/PINGGIR HARUS


MELAKUKAN INDUTRIALISASI SENDIRI,
TIDAK MENGIMPOR TEKNOLOGI,
MENINJAU HUTANG DAN PERDAGANGAN
DENGAN NEGARA PUSAT

CONTOH
ADA GERAKAN SELATAN-SELATAN, PERDAGANGAN
REGIONAL, DAN LAIN-LAIN
THEOTONIO DOS SANTOS
memberikan definisi sebagai berikut:

Hubungan saling tergantung


antara dua sistem ekonomi atau
lebih, dan hubungan antara
Yang dimaksud dengan
sistem-sistem ekonomi ini
ketergantungan adalah keadaan Oleh para ahli yang menganut
dengan perdagangan dunia,
dimana kehidupan ekonomi paham liberal, hubungan antara
menjadi hubungan
negara-negara tertentu negara-negara pusat dan
ketergantungan bila ekonomi
dipengaruhi oleh perkembangan pinggiran ini dikatakan sebagai
beberapa negara (yang dominan)
dan ekspansi dari kehidupan hubungan saling
bisa berekspansi dan bisa berdiri
ekonomi negara-negara lain, ketergantungan, dimana kedua
sendiri, sedangkan ekonomi
dimana negara-negara tertentu belah pihak ada dalam posisi
negara-negara lainnya (yang
ini hanya berperan sebagai saling membutuhkan.
tergantung) mengalami
penerima akibat saja.
perubahan hanya sebagai akibat
dari ekspansi tersebut, baik
positif maupun negatif.
Negara-negara pusat membutuhkan bahan mentah untuk
industri, sedangkan negara-negara pinggiran membutuhkan
barang-barang industri untuk pembangunannya. Karena itu,
tidak bisa dikatakan yang satu mendominasi yang lainnya.

Impuls dan dinamika


Tetapi yang dilupakan
Dos Santos perkembangan ini tidak
oleh pandangan ini
beranggapan bahwa datang dari negara
adalah bahwa derajat
negara pinggiran atau satelit tersebut, tetapi
ketergantungan antara
satelit bisa saja dari negara induknya.
negara pusat dan
berkembang, meskipun Dengan demikian,
negara pinggiran
perkembangan ini meskipun Frank dan
berbeda. Negara-negara
merupakan Santos merupakan
pinggiran jelas lebih
perkembangan yang tokoh dari teori
tergantung kepada
tergantung, ketergantungan,
negara-negara pusat,
perkembangan ikutan. keduanya berbeda
daripada sebaliknya.
dalam beberapa hal. 
Dos Santos membedakan tiga
bentuk ketergantungan, yaitu:

Ketergantungan finansial- Ketergantungan teknologis-


industrial. Di sini tidak ada industrial. Ini adalah bentuk
dominasi politik dalam ketergantungan baru.
bentuk penjajahan. Negara Kegiatan ekonomi di negara
Ketergantungan kolonial. Di pinggiran secara politis pinggiran tidak lagi berupa
sini terjadi dominasi politik, merdeka, tetapi dalam ekspor bahan mentah untuk
dalam bentuk penguasaan kenyataannya, negara keperluan industri negara
kolonial atau penjajahan, dari pinggiran ini masih dikuasai pusat, melainkan MNCs dari
negara pusat terhadap oleh kekuatan-kekuatan negara pusat sudah
negara pinggiran; finansial dan industrial dari menanamkan modalnya
negara pusat, sehingga dalam kegiatan industri yang
praktis ekonomi negara produknya ditujukan ke
pinggiran merupakan satelit pasar dalam negeri dari
dari negara pusat; negara-negara pinggiran
Negara-negara pinggiran, dalam usaha mengatasi
keterbelakangannya, percaya bahwa bila mereka bisa mengatasi
persoalan ini. Karena itu, industrialisasi merupakan impian dari
hampir semua negara-negara pinggiran. Untuk maksud ini ada tiga
hambatan yang dibahas dos Santos, yaitu:

Negara-negara
pinggiran yang mau Akhirnya, adanya
melakukan monopoli teknologi
Sementara itu, neraca
industrialisasi dari negara-negara
perdagangan
membutuhkan valuta pusat membuat
internasional negara-
asing untuk negara-negara
negara pinggiran
mengimpor teknologi. pinggiran harus
terus mengalami
Valuta asing ini membayar sewa bila
defisit;
diperoleh melalui mau meminjam
ekspor bahan-bahan teknologi tersebut.
mentah;
Penganut teori ketergantungan yang lebih keras dari
dos Santos adalah Andre Gunder Frank. Frank
adalah seorang ekonom Amerika yang kemudian
bekerja pada Economic Commission for Latin
America bersama Raul Prebish. Bukunya yang
sangat berpengaruh adalah Capitalism and
Underdevelopment in Latin America.

Bagi Frank, hubungan Frank dalam teorinya


negara pinggiran dengan mengembangkan
Karena itu, bagi Frank
negara pusat pasti kembali konsep Prebish
hanya ada satu cara bagi
menghasilkan apa yang tentang negara-negara
negara-negara pinggiran
disebutnya sebagai pusat dan pinggiran,
untuk maju: putuskan
pembangunan yang disebutnya sebagai
hubungan dengan
keterbelakangan atau negara-negara
negara pusat.
the development of metropolis dan negara-
underdevelopment. negara satelit.
KOMPONEN UTAMA
PEMBANGUNAN (FRANK)

Pada teori Frank,


ada tiga Modal asing;
komponen utama pemerintah lokal Sedangkan rakyat
dalam di negara-negara banyak, yang
pembangunan satelit; menjadi tenaga
(dan hanya terjadi kaum borjuasi upahan dirugikan.
diantara kalangan lokal.
mereka), yaitu:
ciri-ciri dari perkembangan
kapitalisme satelit

 Kehidupan ekonomi yang tergantung;


 terjadinya kerjasama antara modal asing

dengan klas-klas yang berkuasa di


negara-negara satelit, yakni para
pejabat pemerintah, klas tuan tanah dan
klas pedagang;
 terjadinya ketimpangan antara yang kaya

dan yang miskin di negara-negara


satelit.
Dalam keadaan seperti ini, menggalakkan pembangunan
dengan memperkuat borjuasi di negara-negara satelit
merupakan usaha yang sia-sia, karena borjuasi tersebut
merupakan borjuasi yang tergantung pada modal asing.

Akumulasi modal yang Keuntungan ini


terjadi akan diserap oleh
kekuatan modal asing keluar, tidak akan Jadi bagi Frank,
tidak dikonsumsikan atau menetes ke bawah, keterbelakangan
diinvestasikan didalam
negeri sendiri. Dengan seperti yang hanya bisa diatasi
demikian, pertumbuhan diperkirakan oleh melalui revolusi,
ekonomi yang terjadi di
negara-negara satelit hanya teori trickle down yakni revolusi yang
akan menguntungkan effect, atau teori melahirkan sistem
kepentingan modal asing dan
kepentingan pribadi dari penetesan ke sosialis.
kaum borjuasi lokal. bawah.
Tetapi, kalau Prebish terutama bicara tentang aspek ekonomi dari
persoalan ini, yakni ketimpangan nilai tukar, Frank lebih bicara
tentang aspek politik dari hubungan ini, yakni hubungan politis (dan
ekonomi) antara modal asing dengan klas-klas yang berkuasa di
negara-negara satelit.

Sebagai akibat
Dalam rangka mencari
kerjasama antara modal Kebijakan pemerintah
keuntungan yang
asing dan pemerintah yang didukung oleh
sebesar-besarnya, kaum
setempat ini, munculah borjuasi lokal ini adalah
borjuis di negara-
kebijakan-kebijakan kebijakan yang
negara metropolis
pemerintah yang menghasilkan
bekerjasama dengan
menguntungkan modal keterrbekangan, karena
pejabat pemerintah di
asing dan borjuasi lokal, kemakmuran bagi
negara-negara satelit
dengan mengorbankan rakyat jelata
dan kaum borjuis yang
kepentingan rakyat dinomorduakan.
dominan disana.
banyak negara tersebut.
Namun apa yang dikatakan oleh Frank
dibantah oleh Dos Santos. Dalam
definisinya, Santos mengatakan bahwa
negara-negara pinggiran atau satelit
pada dasarnya hanya merupakan
bayangan dari negara-negara pusat
atau metropolis.

Bila negara yang menjadi induknya


berkembang, negara satelit bisa
juga ikut berkembang. Bila negara
induknya mengalami krisis,
satelitnya pun kebagian krisis.
RAUL PREBISCH PAUL BARAN FERNANDO HENDREQUE CARDOSO

• NEGARA-NEGARA DIBAGI • DARI STUDINYA TENTANG • MEMBELA TERHADAP


ATAS NEGARA MAJU KAPITALISME DI NEGARA- KRITIK TEORI SOSIOLOGI
(INDUSTRI) DAN NEGARA TERBELAKANG STRUKTURAL-
TERBELAKANG MELALUI INVESTASI FUNGSIONAL BAHWA
(PERTANIAN), YANG MODAL ASING, TERNYATA TEORI KETERGANTUNGAN
SALING BERDAGANG. ADA YANG ADA JUSTRU KURANG BERORIENTASI
NEGARA “PUSAT” DAN MEMBUAT SURPLUS PADA PADA KUANTIFIKASI DAN
NEGARA “PINGGIRAN”. NEGARA MAJU KARENA KURANG OPERIONAL, DIA
HUBUNGAN PUSAT DAN DIAMBIL OLEH BERPENDAPAT BAHWA
PINGGIRAN TAK PENDATANG TSB. DAN YANG PENTING ADALAH
SEIMBANG, TIDAK SALING SEBALIKNYA DINEGARA BAGAIMANA MENGERTI
MENGUNTUNGKAN  BERKEMBANG/PINGGIRAN PROSES HISTORIS
EKPLOITASI TIDAK TERJADI TERJADINYA
AKUMULASI MODAL KETERBELAKANGAN
TETAPI MALAH DINEGARA PINGIR DAN
PENYUSUTAN MODAL DESKRIPSI TENTANG
KETERBELAKANGAN YANG
TERJADI TERSEBUT
SETELAH BERSENTUHAN
DENGAN NEGARA MAJU.
2. Pendekatan ketergantungan
1. Pendekatan ketergantungan dan bersembunyi di balik dalil-dalil
keterbelakangan sendiri tidak Marxis. Debat yang mereka
mempunyai dasar pijakan teori yang lakukan dipusatkan pada
kuat dan tidak mewakili gagasan perbedaan antara modes of
yang utuh untuk menggantikan ide production dan exchange
modernisasi; relations;
Kritik Terhadap
Teori
Ketergantungan
dan
Keterbelakangan
3. Gagasan-gagasan teori 4. Pendekatan ketergantungan dan
ketergantungan dan keterbelakangan gagal
keterbelakangan gagal mempertimbangkan pertumbuhan
memberikan jalan keluar yang ekonomi yang terjadi di sejumlah
tepat untuk menemukan ide baru dunia ketiga, khususnya New
menggantikan gagasan Industrializing Countries (NICs).
modernisasi;
MENYEBUTKAN KEKUATAN DARI ‘TEORI KETERGANTUNGAN’ :

1. MENEKANKAN ASPEK INTERNASIONAL


2. MEMPERSOALKAN AKIBAT DARI POLITIK LUAR
NEGERI.
3. MEMBAHAS PROSES INTERNAL DARI PERUBAHAN DI
NEGARA-NEGARA PINGGIRAN.
4. MENEKANKAN PADA KEGIATAN SEKTOR SWASTA
DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEGIATAN
PERUSAHAAN-PERUSAHAAN MULTINASIONAL.
5. MEMBAHAS HUBUNGAN ANTAR KLAS YANG ADA DI
DALAM NEGERI.
6. MEMPERSOALKAN BAGAIMANA KEKAYAAN
NASIONAL INI DIBAGIKAN ANTAR KLAS-KLAS
SOSIAL, ANTAR DAERAH, DAN ANTAR NEGARA
TEORI KETERGANTUNGAN
“PACKENHAM” MENYEBUTKAN KELEMAHAN DARI ‘TEORI KETERGANTUNGAN’ :

MENYALAHKAN HANYA KAPITALISME MENYEPELEKAN KEKUATAN NASIONALISME


SEBAGAI PENYEBAB DARI
KETERGANTUNGAN.
KONSEP-KONSEP INTI, TERMASUK KONSEP SANGAT MENEKANKAN PADA KONSEP
KETERGANTUNGAN ITU SENDIRI  KURANG KEPENTINGAN KELOMPOK, KLAS DAN
DIDEFINISIKAN SECARA JELAS. NEGARA  SEAKAN DIANGGAP SEBAGAI
KONSEP YANG JELAS.
HANYA DIDEFINISIKAN SEBAGAI KONSEP TERLALU JAUH BERANGGAPAN BAHWA ADA
DIKOTOMI. KEPENTINGAN YANG BERBEDA ANTARA
NEGARA-NEGARA PUSAT DAN NEGARA-
NEGARA PINGGIRAN.
SEDIKIT SEKALI DIBICARAKAN TENTANG KETIDAKJELASAN KONSEP YANG
PROSES YANG MEMUNGKINKAN SEBUAH MEMBATASI TEORI TERSEBUT.
NEGARA DAPAT LEPAS DARI TEORI
TERSEBUT.
SELALU DIANGGAP SEBAGAI SESUATU YANG TERLALU MEREMEHKAN KEBEBASAN
NEGATIP. BERTINDAK DARI AKTOR-AKTOR POLITIK.
Untuk melepas ketergantungan, hal yang
harus dilakukan Indonesia dalam
pandangan PM Norwegia Jens Stoltenberg
adalah bersuara keras dalam isyu
pembangunan dan lainnya. 

Berkaitan dengan kekayaan alam


(migas) dan investor asing, PM
Norwegia menyarankan Negara harus
memiliki control terhadap perusahaan.
Indonesia harus meyakinkan
keuntungan masuk Indonesia.
KOMPAS, 30 Maret 2007, hal 1
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai