Anda di halaman 1dari 14

RANCANGAN PETAK BERJALUR

STRIP PLOT
Rancangan Petak Berjalur
 Sering disebut dengan istilah
Split-Blok Design atau Strip-
Plot Design dalam Bahasa
Indonesia adalah Rancangan
Petak Berjalur.
 Rancangan ini sesuai untuk
percobaan dengan dua faktor,
misal faktor A dan faktor B.
Faktor A diacak pada seluruh
plot. Faktor B kemudian diacak
pada lajur kemudian diterapkan
disetiap faktor A.
Perbandingan Pengacakan pada Split-Plot
dan Strip-Plot

Split-Plot Design Strip-Plot Design


A1 A5 A4 A2 A3 A2 A5 A1 A3 A4
B1 B4 B4 B4 B3 B3 B3 B3 B3 B3
B4 B2 B3 B1 B2 B2 B2 B2 B2 B2
B3 B3 B1 B2 B4 B1 B1 B1 B1 B1
B2 B1 B2 B3 B1 B4 B4 B4 B4 B4

• Pada Split-Plot, anak petak (B) • Pada Strip-Plot, Penempatan anak petak
ditempatkan secara acak pada setiap (B) berada dalam jalur yang sama pada
petak utamanya (A). keseluruhan petak utamanya (A).

Contoh: Pada Split-Plot perlakuan B1 Contoh: Pada Strip-Plot, Perlakuan B1


letaknya acak untuk masing-masing tetap pada baris ke-3 untuk semua petak
taraf faktor A. utamanya, sehingga perlakuan sub unit
tersebut akan membagi kelompok dalam
arah vertical.
Pengacakan dan Tata Letak
o Prosedur pengacakan pada rancangan Strip-Plot untuk
kedua faktor terdiri dari dua tahap pengacakan yang
dilakukan secara bebas untuk keduanya, satu untuk faktor
horizontal dan satu lagi untuk faktor vertikal.

Misal:
 Faktor A : Pupuk Nitrogen (A1, A2, A3, dan A4)
 Faktor B : Varietas (B1, B2, dan B3)
 Faktor A ditempatkan dalam jalur vertikal dan faktor B
ditempatkan dalam jalur horizontal. Percobaan diulang
sebanyak 3 kali
Pengacakan Faktor A

o Langkah ke-1
Bagi area (Kelompok) percobaan sesuai dengan banyaknya ulangan.
Pembagian kelompok didasarkan pada pertimbangan bahwa keragaman
pada setiap kelompok relative heterogen.

1 2 3
Pengacakan Faktor A

o Langkah ke-2
Setiap kelompok dibagi lagi menjadi “A” petak dalam arah vertikal, sesuai
dengan taraf faktor A. Kemudian lakukan pengacakan untuk ke-4 taraf
faktor A pada jalur vertikal (tegak) dalam setiap kelompok secara terpisah
dan bebas.

1 2 3
A1 A3 A4 A2 A1 A4 A3 A2 A2 A3 A4 A1
Pengacakan Faktor B
o Langkah ke-3
Setiap kelompok dibagi lagi menjadi B=3 petak dalam arah
horizontal (mendatar). Kemudian lakukan pengacakan taraf
faktor B pada jalur horizontal. Dalam setiap kelompok secara
terpisah dan bebas.

1 2 3
A1 A3 A4 A2 A1 A4 A3 A2 A2 A3 A4 A1
A1B A3B A4B A2B A1B A4B A3B A2B
B3 3 3 3 3 B1 1 1 1 1 B2
A1B A3B A4B A2B
B2 2 2 2 2 B2 B3
A1B A3B A4B A2B A2B A3B A4B A1B
B1 1 1 1 1 B3 B1 1 1 1 1
Layout Akhir

1 2 3

A1 A3 A4 A2 A1 A4 A3 A2 A2 A3 A4 A1
A1B A3B A4B A2B A1B A4B A3B A2B A2B A3B A4B A1B
B3 3 3 3 3 B1 1 1 1 1 B2 2 2 2 2
A1B A3B A4B A2B A1B A4B A3B A2B A2B A3B A4B A1B
B2 2 2 2 2 B2 2 2 2 2 B3 3 2 3 3
A1B A3B A4B A2B A1B A4B A3B A2B A2B A3B A4B A1B
B1 1 1 1 1 B3 3 3 3 2 B1 1 1 1 1

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3


Model Linear
Analisis Ragam
o Analisis Ragam dalam Split-Blok dibagi dalam tiga
bagian:
o Analisis Faktor Vertikal (Faktor A)
o Analisis Faktor Horizontal (Faktor B)
o Analisis Interaksi (AB)

o Terdapat tiga jenis galat:


o Galat a
o Galat b
o Galat c
Jenis Galat Pada Split-Blok
1. Galat a
o Prosedur perhitungannya sama dengan interaksi faktor A dengan
kelompok
o Galat a merupakan pembagi pada uji F untuk pengaruh faktor A
2. Galat b
o Prosedur perhitungannya sama dengan interaksi faktor B dengan
kelompok
o Galat b merupakan pembagi pada uji F untuk pengaruh faktor B
o Galat a dan Galat b bersifat simetri. Hal ini mudah dipahami mengingat
rancangan split-blok kedua faktor tersebut mirip dalam pengacakannya
3. Galat C
o Digunakan untuk menguji interaksi AB pada uji F
o Penguraian Galat c akan meningkatkan ketepatan pengaruh interaksi AB
Tabel Anova
Sumber Derajat Jumlah
Kuadrat Tengah F-Hit
Keragaman Bebas Kuadrat
Kelompok r–1 JKR KTR=JKR/r-1
KTA/
Faktor A a–1 JKA KTA=JKA/a-1
KTGa
Galat a (r – 1) (a – 1) JKGa KTGa=JKGa/(r-1)(a-1)
KTB/
Faktor B b–1 JKB KTB=JKB/b-1
KTGb
Galat b (r – 1) (b – 1) JKGb KTGb=JKGb/(r-1)(b-1)
KTAB/
Interaksi AB (a – 1) (b – 1) JKAB KTAB=JKAB/(a-1)(b-1)
KTGc
(r – 1) (a – 1) KTGc=JKGc/(r-1)(a-1)
Galat c JKGc
(b – 1) (b-1)
Total rab – 1 JKT
Penutup
 Kesimpulan
Terlebih dahulu, kita periksa apakah pengaruh interaksi nyata atau
tidak? Apabila nyata, selanjutnya periksalah pengaruh sederhana dari
interaksi tersebut, dan abaikan pengaruh utamanya (mandirinya),
meskipun pengaruh utama tersebut signifikan! Mengapa?
 Pengaruh Interaksi AB
Karena F hitung (4.50)>2.901 maka kita tolak H 0: µ1 = µ2 = … pada
taraf kepercayaan 95% (biasanya diberi satu buah tanda asterisk (*),
yang menunjukkan berbeda nyata)
 Pengaruh Utama
Karena hubungan interaksi signifikan, maka pengaruh utamanya tidak
perlu dibahas lebih lanjut.
Contoh Perhitungan Analisis Ragam

Anda mungkin juga menyukai