Komunitas
di Puskesmas Oleh
Mohamad Rosihan
LATAR BELAKANG
Fokus PAG di Contoh: pencegahan Tenaga gizi sebagai Kata kunci: Masyarakat,
masyarakat termasuk utama penyakit dengan praktisi gizi masyarakat kebijakan dan program
individu adalah cara mengontrol faktor harus mengembangkan merupakan fokus dari
pencegahan penyakit risiko yang kebijakan dan program gizi masyarakat
dan promosi kesehatan berhubungan dengan untuk membantu
(bukan hanya KIE/KIPK) masalah gizi. Upaya meningkatkan pola
pencegahan kedua makan dan kesehatan
berfokus pada deteksi masyarakat.
dini penyakit melalui
skrining atau bentuk lain
dalam penilaian risiko
www.presentationgo.com
PENGERTIAN PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
PERTAMA
Metoda standar dalam
memecahkan masalah gizi,
meningkatkan kualitas dan
keberhasilan asuhan gizi,
membutuhkan cara berpikir KEDUA
kritis dan menggunakan
terminologi internasional Sebuah pendekatan
(International Dietetic and sistematik dalam
NutritionTerminology –IDNT) memberikan pelayanan
asuhan gizi yang
berkualitas, melalui
serangkaian aktivitas yang
terorganisir yang meliputi
identifikasi kebutuhan gizi
sampai pemberian
pelayanannya untuk
memenuhi kebutuhan gizi
www.presentationgo.com
TUJUAN
Memecahkan masalah gizi dengan mengatasi berbagai faktor
yang mempunyai kontribusi pada ketidakseimbangan atau
perubahan status gizi agar dapat menentukan akar masalah gizi
yang akan menetapkan pilihan intervensi yang sesuai
www.presentationgo.com
MANFAAT PAG
PERTAMA
Membuat keputusan sehingga
meningkatkan tingkat kinerja,
First dengan menentukan
diagnosis/masalah gizi yang
akan ditangani sampai
monitoring & evaluasi (dari
KEDUA Second tingkat merespon menjadi
tingkat menentukan)
Membantu praktisi dietetik
mengelola asuhan gizi berbasis
KETIGA
ilmiah dan komprehensif
Third Memudahkan pemahaman dan
komunikasi antar profesi
KEEMPAT Fourth
Mengukuhkan posisi dalam
ekonomi masyarakat
(pendidikan dan kredibilitas)
www.presentationgo.com
Sistem skrining
(USG) & rujukan Area praktik/pelayanan
Pengetahuan diet
etik
etik
d e
Ko Pengkajian Gizi Diagnosis gizi
Identifikasi & memberi
Ke
Mengumpulkan data yg
Sis
tra
label masalah
sesuai & terjadwal
tem
m
Menentukan penyebab
Analisa / interpretasi data
pi
Kluster tanda & gejala
Pelayanan Kesehat
la
dibandingkan standar
n &Kompetensi
(karakter penentu )
Berbasis fakta Dokumentasi
Hubungan klien Dokumentasi
Ekonomi
(individu
ap dan
masyarakat)
Monitoring Intervensi gizi
dengan
& evaluasi Rencana intervensi
Tenaga gizi
gizi Menetapkan tujuan dan
an n
Monitor tindak lanjut
Mengukur indikator hasil Implementasi intervensi
Ko Evaluasi hasil Asuhan & tindakan
tis
mu r i
nik Dokumentasi terlaksana
r k
i
as i Dokumentasi ik
erp
B
Kolaborasi
7
Langkah 1. Pengkajian Gizi
TUJUAN
KELOMPOK
Informasi yang tersedia
• Pertanyaan awal tentang
komunitas pada diskusi
kelompok terarah
• Untuk terapi kelompok
termasuk sumber data
perorangan
• Untuk promosi grup
menyertakan data
masyarakat MASYARAKAT
. Informasi yang tersedia
PERSEORANGAN • Survey gizi
• Survey kesehatan
Informasi yang tersedia • Penelitian epidemiologi
• Hasil laboratorium • Data kegiatan rutin:
• Rekam medis klien Pencatatan pelaporan, dan
• Hasil wawancara klien wawancara
• Hasil wawancara pada • Penilaian kebutuhan
pendamping masyarakat secara strategis
• Pengamatan dan (melalui proses
pemeriksaan Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD))
www.presentationgo.com
Kategori Data Pengkajian Gizi
• Pengukuran antropometri
Data tinggi badan, berat badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), indeks
pola pertumbuhan/persentil, dan riwayat berat badan
Tingkat masyarakat: Data jumlah/ prevalensi terkait data diatas.
Contoh: Prevalensi gizi buruk
Penampilan fisik, massa otot dan lemak, fungsi menelan, nafsu makan,
dan pengaruhnya terhadap status gizi, tumbuh kembang, masalah saat
menyusui (kemampuan mengisap dan menelan, koordinasi bayi),
pertumbuhan gigi, kemampuan berkomunikasi, kemampuan menelan,
mengunyah pada lansia, pemeriksaan tekanan darah
Tingkat masyarakat: Data jumlah/ prevalensi terkait data diatas.
• Psikologis
• Sikap – Kepercayaan • Sosial – personal
• Budaya • Perawatan
Kategori Etiologi
• Pengetahuan • Akses
• Fungsi fisik • Perilaku
• Fisiologis metabolik
16
Konsep Dasar PAG
Diagnosis Gizi Masyarakat
Tujuan Intervensi
PENGKAJIAN
ULANG MONEV
DIAGNOSIS INTERVENSI
PENGKAJIAN GIZI GIZI GIZI
GIZI *
ND
RC
Sebuah dukungan
kegiatan kolaborasi antara Membantu klien
konselor dan klien untuk mengidentifikasi dan
menetapkan pilihan menganalisis masalah Individu
makanan bergizi, aktivitas, memberikan alternatif
menetapkan tujuan untuk pemecahan masalah
mengatasi masalah gizi
dan meningkatkan status membimbing
kesehatan. kemandirian mengatasi
masalah
Konsep Dasar PAG 24
Perbedaan Edukasi Gizi & Konseling Gizi
TUJUAN:
• Untuk melihat perkembangan dan pencapaian tujuan yang diharapkan.
• Monitoring dan evaluasi gizi mengidentifikasi outcome yang
berhubungan dengan diagnosis dan tujuan intervensi gizi yang
direncanakan.
• Kajian gizi yang lebih spesifik dapat dilakukan dengan membandingkan
outcome dengan status gizi sebelumnya dan tujuan intervensi.
• Secara umum, ini bertujuan untuk menilai efektivitas intervensi yang
dilakukan oleh tenaga gizi.
Pengkajian
ulang gizi
Tidak Naik
Naik
K
menentukan tingkat kesehatan masyarakat
on
Pemantauan
f ir
m
Pertumbuhan
as
Penilaian status gizi pada balita dilakukan
i
dengan cara membandingkan hasil Status
penimbangan dengan standar antropometri Gizi
berdarkan indeks BB/U, TB/U, BB/TB.
R U:
TER BA
UN 20 20
Ambang Batas BB/U TB/U BB/TB
TA H IMT/U
NO. 2
PMK
< - 3 SD Gizi Buruk Sangat Pendek Sangat Kurus Sangat Kurus
- 3 SD sd < - 2 SD Gizi Kurang Pendek Kurus Kurus
- 2 SD sd + 2 SD Gizi Baik Normal Normal Normal
> + 2 SD Gizi Lebih Tinggi Gemuk Gemuk
Bila ditemukan balita gizi kurang, gizi buruk, kurus dan sangat kurus yang
dirujuk ke Puskesmas, maka dilakukan Proses Asuhan Gizi perorangan
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 37
Batasan Masalah Kesehatan untuk Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk
Berdasarkan Indikator BB/U
41
Untuk melihat besaran masalah kesehatan
Proses Asuhan Gizi pada Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk serta BB Kurang
dapat merujuk pada cut off point masalah
dan BB Sangat Kurang di Tingkat Masyarakat kesmas
Prevalensi/ proporsi balita gizi BB kurang, BB Sangat Kurang,
Antropometri balita Gizi Kurang, balita Gizi Buruk, BGM, 2T, N/D
Sumber data: laporan rutin dan data indikator keluarga sehat
P Riwayat Gizi
Hasil survei konsumsi (Jika ada), gambaran food recall 10 RT
Akses ketersediaan dan keamanan pangan
Cakupan balita mendapat PMT dan kapsul vitamin A
Pola asuh/budaya/keyakinan (cth: pantangan makanan)
Pengetahuan dan perilaku ibu dalam PMBA
Cakupan D/S, imunisasi balita, PHBS, SDIDTK
Prevalensi penyakit , wabah
Riwayat Klien Daya beli masyarakat
Geografis, akses ke Posyandu dan pelayanan kesehatan
42
Proses Asuhan Gizi pada Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk serta
BB Kurang dan BB Sangat Kurang di Tingkat Masyarakat
Tingginya prevalensi / proporsi balita kurang dan buruk di wilayah
Problem kerja Puskesmas Maju Jaya Tahun 2017
Kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian makan anak
Kurangnya akses terhadap fasyankes termasuk keterbatasan PMT
Kondisi sosial ekonomi dan budaya, rendahnya daya beli
Etiologi Kurangnya penerapan PHBS
Kurang dukungan kebijakan pemerintah setempat
D Sign/ Symptom
Asupan energi dan protein < 70% AKG, Praktek PMBA tidak sesuai,
Rendahnya cakupan D/S dan N/D , tingginya angka kesakitan pada
balita, Rendahnya cakupan pemberian Vitamin A dan Imunisasi, Tidak
ada sumber air bersih / sanitasi buruk terkait pengolahan makanan
I
hari (pangan lokal/pabrikan), pemberian
multimikronutrien (taburia) jika tersedia
Pemberian Balita sangat kurus dengan komplikasi, rawat inap di
Makan TFC pemberian F75, F100 sesuai TAGB
Balita sangat kurus tanpa komplikasi, pemberian
RUTF (jika tersedia)
Pemberian kapsul vitamin A bagi kasus gizi buruk
I Melakukan koordinasi:
Lintas program (Dokter, Tim Asuhan Gizi, Pengelola
Program KIA, Kesling, Imunisasi)
Koordinasi Lintas sektor (Kepala Desa, Camat, PKK, Kemendes,
Asuhan Gizi Pertanian, Perindustrian, Perikanan, Perternakan, dll)
Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama
48
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Masyarakat
Proporsi Ibu hamil trimester I dengan status gizi berdasarkan
IMT pra hamil : Gizi kurang/KEK, normal, kelebihan BB dan
obes
Antropometri Proporsi Ibu hamil dengan penambahan berat badan tidak
sesuai standar (kohor)
Proporsi Ibu hamil Risiko KEK, Bayi dengan BBLR
Untuk melihat besaran
P
Laboratorium Proporsi Ibu hamil anemia (Hb < 11g/ dl)
masalah kesehatan dapat
- merujuk pada cut off point
Fisik/ Klinis masalah kesmas
D
menghambat penyerapan zat besi
Tingginya angka kesakitan ibu hamil
Etiologi Rendahnya cakupan K1 dan K4
Rendahnya cakupan pemberian dan konsumsi TTD
Kurangnya penerapan PHBS di keluarga
Kurangnya dukungan keluarga pada ibu hamil
Akses yang kurang terhadap fasyankes
Kurangnya pengetahuan
51
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Masyarakat
Rendahnya asupan protein pada ibu hamil ( < 70%
AKG)
Sign/
Rendahnya cakupan pemberian dan konsumsi TTD
Symptom
pada ibu hamil
I Edukasi Gizi
Penyuluhan tentang gizi ibu hamil saat kunjungan di
puskesmas, posyandu, pada pertemuan kelompok
pendukung, kelas ibu balita, dll
Penyediaan sarana KIE berupa poster, leaflet dan
brosur
Konseling Gizi -
I
pendistribusian TTD
Koordinasi
Meningkatkan ketersediaan pangan bekerja
Asuhan Gizi
sama dengan penyuluh pertanian, termasuk
ketersediaan sumber protein hewani
Menjaga kebersihan perumahan dan sanitasi
lingkungan dengan lintas program dan
camat/kades
54
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Masyarakat
Jumlah ibu hamil anemia setelah intervensi
Cakupan ibu hamil anemia yang mendapat TTD
Kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi TTD
Prevalensi/proporsi anemia pada ibu hamil pasca
intervensi
ME Cakupan ANC
Perencanaan kebutuhan dan distribusi TTD ibu
hamil
Terselenggaranya penyuluhan tentang anemia pada
ibu hamil serta manfaat TTD pada saat kelas ibu
atau kunjungan ANC
Bila tujuan intervensi tidak tercapai, maka perlu dilakukan pengkajian ulang
55
Dewasa dan Lansia
dengan Malnutrisi
Dewasa dan Lansia
Malnutrisi
masalah yang
sering ditemuai
Saat Aku
Lanjut Usia
Prevalensi/Proporsi:
Antropo Dewasa dan lansia gizi kurang/gizi buruk/gizi lebih
metri
P
Laborat
orium
Prevalensi/Proporsi:
Dewasa dan lansia gula darah tinggi/ kolesterol tinggi
Prevalensi/Proporsi:
Klinis/ Dewasa dan lansia kesulitan mengunyah/ tekanan
Fisik darah tinggi
P
Akses ketersediaan dan keamanan pangan
Pemberian Makan -
I
Gizi seimbang, Konsumsi buah dan sayur
Teknik mengolah makan
Edukasi Gizi Menerapkan perilaku CERDIK, PHBS, GERMAS
Penyediaan sarana KIE
Konseling Gizi -
ME
Prevalensi/proporsi lansia dengan konsumsi energi,
protein, lemak < 80% AKG
Data penurunan/ peningkatan konsumsi makanan berlemak,
gula, garam
Data penerapan gizi seimbang
Data perbaikan status gizi lansia
Studi Kasus
PAG pada PMBA 69
REKOMENDASI PEMBERIAN MAKAN
BAYI DAN ANAK (PMBA)
3
2
4
1
Proses menyusu
Inisiasi Menyusu Dini dimulai segera
setelah lahir yang
dilakukan dengan
IMD memberikan
cara kontak kulit
perlindungan ke
alamiah
kulit antara
bagi bayi dan
bayi, karena
ibu
Bayidan
ketika berlangsung
bayi
lebih merayap
cepat
selama
di dada minimal
mendapat bayisatu
ibu,kolostrum
jam. penting
menjilat
yang kulit ibu dan
untuk
PAG pada PMBA 72
menelan bakteri non
kelangsungan
Pemberian ASI Eksklusif
2
mengganti dengan makanan atau
minuman lain.
3
Menu MP ASI harus memenuhi
prinsip gizi seimbang, yaitu
adanya makanan pokok, protein
hewani, nabati, sayuran dan
buah-buahan (menu 4 bintang).
Semakin beragam bahan
makanan yang digunakan untuk
MP ASI, maka MP ASI tersebut
akan semakin baik.
PAG pada PMBA 74
Rekomendasi Pemberian MP ASI (6-24 Bulan)…(1)
Rekomendasi
Usia Berapa banyak Tekstur
Frekuensi
setiap kali (kekentalan/ Variasi
(per hari)
makan konsistensi)
Mulai 2-3 kali makan Mulai dengan Bubur kental ASI (bayi disusui
berikan ditambah ASI 2-3 sendok sesering yang
makanan makan diinginkan)
tambahan +
ketika anak Mulai dengan Makanan Hewani+
berusia 6 pengenalan rasa Makanan Pokok+
bulan dan secara Kacang + Buah-
perlahan buahan dan
ditingkatkan Sayuran
jumlahnya (makanan lokal)
PAG pada PMBA 75
Rekomendasi Pemberian MP ASI (6-24 Bulan)…(2)
Rekomendasi
4
tetap diberikan ASI
sampai usia 24
bulan atau lebih.
• Tenaga pelaksana
gizi atau bidan dapat
menyampaikan 4
Rekomendasi PMBA
pada setiap kontak
dengan
PAG pada PMBA ibu 79
KONTAK 7+ ≈ PROGRAM KIA
Kontak 1 dan 2:
• Minimal 2 kali dari 4 kunjungan ANC:
K2 (4-5 bulan) dan K3 (6-7 bulan)
• Nakes melakukan edukasi terkait IMD dan ASI
Kontak 3:
• Saat persalinan
• Memastikan penerapan IMD
(jika tidak ada penyulit pada ibu dan bayi)
PAG pada PMBA 82
Keterangan Gambar:
Kontak 4:
• Pada 7-48 jam setelah bayi lahir (KN1)
• Ibu perlu mendapat bantuan menyusui dari tenaga
kesehatan.
• Sebelum ibu kembali ke rumah, nakes perlu memastikan
bahwa ibu mendapatkan dukungan dari keluarga
• Ibu dapat berdiskusi dengan nakes jika ibu memerlukan
bantuan
Pengkajian Diagnosis
(P) (D)
PAG pada PMBA 86
PROSES ASUHAN GIZI PADA
INISIASI MENYUSU DINI (IMD)
P
Laboratorium -
Fisik/Klinis -
I
• Penyediaan media KIE
Data cakupan IMD di wilayah kerja Puskesmas A pada tahun 2016 sebesar
10%. Sebagian besar ibu berpendidikan SD dan SMP. Ibu-ibu di wilayah
tersebut jarang memeriksakan kehamilannya di Posyandu maupun
fasyankes. Sebagian besar dari mereka melahirkan di fasyankes, tetapi bayi
mereka tidak mendapatkan IMD.
Laboratorium -
P Fisik/Klinis -
I
• Kolaborasi dengan dokter dan nakes lain untuk
pengobatan ibu dan bayi yang sakit
b. Koordinasi • Koordinasi dengan fasyankes yang mempunyai
konselor menyusui
Asuhan Gizi
• Kolaborasi dengan lintas sektor, tokoh agama, tokoh
masyarakat, motivator ASI dll
PAG pada PMBA 99
4 Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala untuk memantau :
• Proporsi bayi 0-5 bulan mendapat ASI Eksklusif
• Proporsi/jumlah busui yang dirujuk ke konselor menyusui
• Terselenggaranya penyuluhan tentang ASI Eksklusif kepada busui,
M
keluarga, dan tempat kerja
• Cakupan pemberian ASI Eksklusif setelah pasca intervensi
E • Pencatatan pemberian ASI Eksklusif pada kohort ibu dan di klinik atau
praktik bidan swasta dan terintegrasi dengan PWS-KIA
Laboratorium -
P Fisik/Klinis -
D Symptom
(S)
• Banyaknya ibu sudah tidak menyusui anaknya yang
berusia < 2 tahun
I
6-24 bulan yang masih mendapat ASI di wilayah kerja
Puskesmas … dari …% menjadi …% Tahun ...
Fisik/Klinis -
115
Tingginya prevalensi/ proporsi anemia remaja putri di wilayah kerja
2 Problem (P) Puskesmas X tahun…
D
• Persepsi remaja putri yang salah tentang bentuk tubuh ideal (body
Etiologi (E) image)
• Kondisi sosial ekonomi dan budaya yang tidak mendukung (adanya
pantangan dalam makanan)
• Perencanaan kebutuhan dan distribusi TTD remaja putri yang kurang
tepat
• Kurangnya edukasi tentang anemia dan manfaat TTD
Sign/ • Rendahnya asupan makanan sumber zat besi pada remaja putri
• Rendahnya cakupan pemberian dan konsumsi TTD pada remaja putri
Symptom (S)
116
3
I
• Penyediaan dan pemberian makanan sumber zat besi di
a. Pemberian kantin bagi remaja putri di sekolah
Makan • Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) sebanyak 1 tablet
setiap minggu (blanket approach)
118
Monitoring dan evaluasi secara berkala dilakukan dengan melihat :
4 • Jumlah/ proporsi remaja putri yang mengalami kenaikan kadar Hb dan
remaja putri yang tidak mengalami kenaikan kadar Hb setelah intervensi
• Cakupan pemberian TTD, cakupan remaja putri yang mengonsumsi TTD,
melakukan cross check jumlah TTD yang didistribusikan dengan jumlah
remaja putri yang mendapat TTD
Bila tujuan intervensi tidak tercapai, maka perlu dilakukan pengkajian ulang.
119
Matur Nuwun
120