interferon berperan dalam pengobatan beberapa kanker. Sitokin sebenarnya diproduksi tubuh,
tetapi jumlahnya sangat kecil, selain langsung menyerang sel kanker, interferon dapat
menghentikan pertumbuhan kanker atau mengubahnya menjadi sel normal. Interferon bekerja
dengan merangsang kerja sel NK, sel T, dan makrofag yang berfungsi sebagai alat penjaga
daya tahan tubuh serta mengurangi suplai darah ke sel kanker.
Antibodi monoklonal bertujuan untuk melawan antigen tertentu.
Kemunduran Peningkatan
respon imun respon imun
Timbulnya penyakit degeneratif berhubungan dengan penyakit autoimun dimana
sistem imun tidak mengenali jaringan tubuh sendiri dan menyerangnya. Gangguan
ini bercirikan terdapatnya auto-antibodi atau sel T autoreaktif. Dan lazimnya
dibagi dalam dua kelompok :
Rema merupakan suatu ppenyakit autoimun, dimana antibody tubuh menyerang dan merusak
organ/jaringan sendiri.
Penyakit di awali dengan masuknya suatu antigen (entah mikroorganisme/zat lain) kedalam sirkulasi
antigen ini di perangkap oleh makrofag, tetapi tidak di musnahkan atau di keluarkan karena sebab-sebab
yang tidak di ketahui. Akibatnya adalah terbetuknya antibody dari jenis igM, yang disebut factor rema.
Antigen adalah antibody bergabung dengan komplemen dan menghasilkan suatu imunokompleks, yang
kemudian menimbulkan serentetan reaksi peradangan.
Akibat penggabungan ini Antara lain, terjadi pelepasan zat-zat chemotactic, yang berdaya menarik leukosit
tertentu ( neutrophil ) ke daerah peradangan.
Dalam 24 jam, kira-kira 1 milyar neutrophil menginvasi sendi bersangkutan. Granulosit tersebut
“memakan” imunokompleks (fagositosit), lalu mati sambil melepaskan enzim-enzim lisosomal, seperti
protease, glikoprotease, dan fosfatase. Semua enzim ini dapat merusak tulang rawan dan bahan dasar
tulang.
Pengobatan
Guna mengangulangi gejala nyeri, peradangan dan kekakuan banyak di gunakan analgetika
antiradang dan kortikosteroid.
Analgetika Anti Radang atau NSAID (Non Steroid Anti Infamatory Drugs) sangat berguna
untuk menghalau gejala rema.
Kortikosteroid sangat efektif tetapi seringkali mengakibatkan efek samping dan tetapi
sukar di hentikan, maka terutama di gunakan bila penyakit menjadi parah.
Obat-Obatan supresif long acting, juga dsebut DMARD’S (Disease Modifying
Antirheumatic Drugs) memiliki khasiat antiradang kuat.
Penggunaan imunoterapi pada :
1.Diabetes melitus
1. Pengaturan Diet
Diet yang di anjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal
karbohidrat, protein, dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut :
Karbohidrat : 60-70 %
Protein : 10-15 %
Lemak : 20- 25 %
Penurunan berat badan telah dibuktikan dapat mengurangi resistensi insulin dan
memperbaiki respon sel-sel β terhadap stimulus glukosa.
2. Olahraga
Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap
normal.
Olahraga akan memperbanyak jumlah dan meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam
tubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa.
3. Terapi Insulin
Pada DM tipe 1, sel-sel β Langerhans kelenjar pancreas penderita rusak, sehngga tidak
lagi dapat memproduksi insulin. Sebagai penggantinya, maka penderita DM tipe1 harus
mendapat insulin eksogen untuk membantu agar metabolism karbohidrat di dalam tubuhnya
dapat berjalan normal.