Anda di halaman 1dari 13

Tafsir Al-Qur’an ul Kariim

Sri Rahayu
pembahasan

01 02 03 04
Biografi
Metode Tafsir Corak Tafsir Karakteristik
Mahmud
Qur'an Qur'an Tafsir Qur’an
Yunus
01
Biografi Mahmud Yunus
Biografi Mahmud Yunus
Mahmud Yunus dilahirkan pada tanggal 10 Februari 1899 M bertepatan dengan 30
Ramadhan 1316 H, di desa Sungayang Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat dan
ia wafat pada tanggal pada hari sabtu tanggal 16 Januari 1982 M bertepatan 20 Rabi’ul Awal 1402
H.1 Tanah kelahiran Mahmud Yunus berada kurang lebih 7 KM dari Kota Batusangkar sebagai
pusat ibu kota Kabupaten Tanah Datar dan 12 KM dari Nagari Pagaruyung sebagai pusat Kerajaan
Minangkabau dahulunya.
Secara adat dan budaya, tanah kelahiran beliau ini senantiasa memegang teguh nilai-nilai
adat dan agamanya dalam kehidupan sehari-hari. Mahmud Yunus dilahirkan dari keluarga
terkemuka di Nagari Sungayang dan memiliki nuansa keagamaan yang kuat.
Ayahnya adalah seorang petani bernama Yunus bin Incek dari suku Mandailing dan ibunya
bernama Hafsah binti M Thahir dari suku Chaniago. Ibu Mahmud Yunus adalah seorang yang
buta huruf karena tidak pernah mengenyam pendidikan sekolah, apalagi di desanya belum ada
sekolah. Namun ia dibesarkan dalam lingkungan yang islami
02
Metode Tafsir Qur’an
Metode Tafsir Qur’an

Tafsīr Al-Qur’ān Karīm tersebut adalah sebuah tafsir yang ditulis dengan
menggunakan metode ijmalī (global). Walaupun, terkadang Mahmud Yunus dalam
menafsirkan ayat nampak sangat mendalam dan panjang lebar. Tafsīr Al-Qur’ān
Karīm ini hanya ditulis dalam satu jilid tebal, tanpa harus menghabiskan ribuan
halaman dengan berjilid-jilid karena menguraikan berbagai aspek pendekatan secara
rinci. Tafsir tersebut memiliki beberapa susunan yang cukup sederhana. Mahmud
Yunus mengawalinya dengan biografi singkat pada pada halaman pertama,
kemudian kata pendahuluan yang hanya berisi latar belakang singkat dan informasi revisi
pada beberapa tempat.
Metode Tafsir Qur’an
ketika Mahmud Yunus menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an, ia juga
mengaplikasikan metode-metode penafsiran al-Qur’an, diantaranya:

1. Menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-Qur’an


2. Menafsirkan Al-Qur’an dengan Hadist
3. Menafsirkan Al-Qur’an dengan perkataan sahabat dan Tabiin
4. Menafsirkan Al-Qur’an dengan kata kata pepatah
5. Menafsirkan Al-Qur’an dengan mengemukakan kisah-kisah Nabi dan umat
terdahulu
03
Corak Tafsir Qur’an
Corak Tafsir Qur’an
Adapun corak penafsiran yang digunakan oleh Mahmud Yunus dalam ktiab Tafsīr Al-Qur’ān
Karīm ialah corak ‘Ilmi. Selain penulisannya menggunakan huruf latin, elemen lain yang
menandai pola baru tafsir Indonesia modern ini ialah keberadaan corak ilmiah di dalam
penafsiran. Sedangkan Tujuan Mahmud Yunus menulis Tafsīr Al-Qur’ān Karīm ialah, untuk
menggali hubungan harmoni antara al-Qur’an sebagai sumber pokok ajaran Islam dengan
meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi ciri utama modernitas. Pada bagian
kitab Tafsīr Al-Qur’ān Karīm Mahmud Yunus, juga terdapat indeks ayat-ayat yang terkait dengan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Corak Tafsir Qur’an
Hal penting mengenai penjelasan corak ilmiah yang dilakukan Mahmud dalam
penulisan kitab Tafsīr Al-Qur’ān Karīm ialah: Pertama, Mahmud Yunus memberikan
penjelasan tehadap ayat-ayat alQur’an sesuai dengan penjelasan dalam perspektif teori
ilmiah modern. Kedua, menggunakan temuan-temuan dan kemajuan ilmiah modern
untuk memperkokoh ketinggian nilai ajaran Islam dan kemukjizatan al-Qur’an. Ketiga,
mengemukakan temuan-temuan ilmiah modern sebagai bahan dan materi perbandingan
dalam fenomena dan pesan-pesan ajaran al-Qur’an yang di coba untuk
menyeimbangkan dengan kondisi yang kekinian.
kesimpulan
Corak kalam dalam Tafsir Qur’an Karim karya Mahmud Yunus
mengadopsi metode penafsiran Muhammad ‘Abduh yang menyajikan
takwil secara rasional. Upaya rasionalisasi ayat-ayat al-Qur’an ini sesuai
dengan cara berfikir masyarakat modern. Dimana Ia mendasarkan nilai
iman sebagai yang dinyatakan kedalam Teologi Sunni. Yaitu: iman kepada
Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada
rasul-rasul Allah, iman kepada hari akhir dan iman kepada taqdir Allah.
Mahmud Yunus menggunakan metode tafsir ijmalī dalam cara menafsirkan ayat-ayat al-
Qur’an dengan menunjukkan kandungan makna yang terdapat pada suatu ayat secara global.
Jazakumullah khair

Anda mungkin juga menyukai