Anda di halaman 1dari 16

Kajian teori

Definisi Inflasi menurut ahli


• Pendapat para ahli tahun 70-an  fenomena naiknya tingkat harga secara terus menerus
• Samuelson (1995) kenaikan tingkat harga umum yang berarti bahwa daya beli
masyarakat melemah diikuti dengan turunnya nilai mata uang negara
• Ackley (1993) inflasi merupakan kenaikan harga yang terus menerus dari barang dan
jasa secara umum.
• Veneris dan Sebold (1991) kecenderungan tingkat harga umum untuk meningkat
secara terus-menerus dan dinyatakan terjadi ketika : 1) Harga cenderung meningkat, 2)
Kenaikan harga terjadi secara terus menerus , 3) Terjadi Peningkatan pada tingkat harga
umum (general level of prices)

Kesimpulannya: inflasi merupakan fenomena dimana tingkat harga barang atau jasa secara
umum meningkat, daya beli masyarakat melemah, dan nilai mata uang negara menurun.
Teori Inflasi : Teori Kuantitas
Teori dari pandangan kaum klasik yang menyatakan bahwa:
“perubahan-perubahan dalam penawaran uang akan menyebabkan kenaikan harga yang tingkatnya
sama dengan tingkat penawaran uang.”

 
M = jumlah uang beredar (money supply)
V = kecepatan perputaran uang dalam satu periode tertentu
P = tingkat harga rata-rata
T = jumlah transaksi dalam satu periode tertentu

Dengan adanya 3 asumsi, yaitu :


- Seluruh penawaran uang/money supply digunakan untuk transaksi
- Kecepatan perputaran uang (V) biasanya tetap
- Perekonomian selalu dalam keadaan full employment sehingga T tetap
Kaum klasik berpandangan bahwa penambahan penawaran uang tidak akan menambah pendapatan
nasional, tetapi menyebabkan kenaikan harga yang ekuivalen dengan penambahan penawaran uang.
Teori Inflasi : Teori Kuantitas
Menurut pandangan teori ini, inflasi disebabkan oleh:
• Jumlah uang yang beredar
Inflasi terjadi ketika jumlah uang (giral & kartal) yang dicetak lalu beredar di masyarakat terlalu banyak.

Masyarakat
Jumlah uang semakin Harga naik
Permintaan naik
beredar banyak konsumtif (Inflasi)

Dengan asumsi penawaran tetap


karena T konstan
• Ekspektasi Masyarakat atas kenaikan harga
Kenaikan harga secara terus-menerus membuat masyarakat beranggapan bahwa harga akan terus naik
sehingga masyarakat akan membelanjakan uangnya untuk mendapat barang/aset yang nilainya tidak
akan turun sebab inflasi. Akibatnya , permintaan naik sehingga harga naik dan tingkat inflasi semakin
tinggi.
Teori Inflasi : Teori Keynes
Teori yang berpandangan bahwa inflasi disebabkan oleh keinginan masyarakat
untuk hidup diluar batas kemampuan ekonominya.
Contoh:

Pemerintah
Melalui kenaikan harga akibat tindakan dari beberapa
• Memerintahkan pencetakan uang lebih untuk
membiayai defisit anggaran pemerintah  jumlah kelompok masyarakat tersebut, masyarakat akan
uang beredar banyak  Inflasi berusaha untuk mencari dana lebih besar lagi agar
dapat memenuhi keinginannya. Jika dana tersebut
Pengusaha
berhasil didapat, maka timbul inflationary gap dalam
• Melakukan investasi besar-besaran yang didanai perekonomian dimana jumlah permintaan efektif
menggunakan pinjaman kredit bank  Inflasi
masyarakat naik melebihi kapasitas produksi/
penawaran. Munculnya Inflationary gap inilah yang
Serikat Buruh menyebabkan inflasi terus berlangsung ditandai
• Menuntut kenaikan gaji melebihi tingkat dengan kenaikan harga berbagai barang, jasa serta
produktivitas  biaya produksi naik  harga naik faktor produksi.
(Inflasi)
Teori Inflasi : Teori Struktural
Teori inflasi jangka panjang yang menyatakan bahwa inflasi muncul karena
infleksibilitas/kekakuan struktur perekonomian suatu negara, khususnya negara berkembang.
Terdapat dua fenomena perekonomian utama yang menyebabkan inflasi, yaitu:
• Ketidakelastisan penerimaan ekspor
Perkembangan ekspor yang lebih lambat dalam perekonomian menyebabkan inflasi
berkepanjangan. Meluasnya substitusi import disertai lambatnya eksport menyebabkan foreign
exchange shortage sehingga terjadi cost push inflation dan kenaikan harga barang-barang.
• Ketidakelastisan penawaran bahan makanan dalam negeri.
Pertumbuhan produksi bahan makanan kurang cepat sehingga harga bahan makanan
cenderung naik melebihi kenaikan harga barang lain. Akibatnya, biaya produksi meningkat
karena tuntutan kenaikan upah buruh sehingga harga produk hasil industry dan pertanian ikut
naik.
Jenis inflasi berdasarkan intensitas
• Inflasi rendah (Mild inflation) : inflasi dibawah 10%, kenaikan harga yang lambat dan
berjumlah kecil, dianggap menguntungkan karena dapat mendorong perkembangan
ekonomi dengan persentase yang dianggap baik atau aman sebesar 2-4%.
• Inflasi menengah (moderate inflation) : inflasi sebesar 10-30%, kenaikan harga secara
cepat dan dalam jumlah yang relatif besar
• Inflasi tinggi/berat (high inflation): inflasi sebesar 30-100%, kenaikan harga yang
cukup besar dalam jangka waktu pendek, ditandai dengan mulai terjadinya
kelumpuhan sektor-sektor perekonomian negara
• Inflasi sangat tinggi/berat (hyperinflation): inflasi diatas 100%, ditandai dengan
kenaikan harga yang sangat drastic. Biasanya muncul ketika terjadi perang yang
menyebabkan pencetakan uang berlebih. Pada kondisi ini, nilai mata uang menurun
tajam sehingga masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang.
Jenis Inflasi berdasarkan penyebab
• Demand pull inflation
Disebabkan oleh kenaikan permintaan total (aggregate demand) yang melebihi
penawaran total (aggregate supply). Inflasi jenis ini dapat disebabkan oleh penawaran
uang yang berlebih (teori kuantitas) atau karena peningkatan konsumsi, investasi, dan
pengeluaran pemerintah yang melebihi kapasitas produksi (teori Keynes).
AD > AS  Kelangkaan  Harga Naik (Inflasi)

Penawaran naik dari AD1 ke AD2


menyebabkan produsen berusaha
meningkatkan produksi/ penawaran
sehingga harga ikut naik dari P1 ke P2.
Pada kondisi full employment, maka
ketika terjadi kenaikan permintaan
sedangkan produksi/penawaran tetap,
akan terjadi kenaikan harga (inflasi).
Jenis Inflasi berdasarkan penyebab
• Cost push inflation
Disebabkan oleh peningkatan biaya produksi akibat kenaikan harga faktor produksi
(contoh: harga bahan baku dan upah buruh). Kenaikan biaya produksi mendorong
perusahaan untuk menaikkan harga retail produk mereka sebagai ganti atas tambahan
biaya produksi.
Harga bahan baku/upah buruh naik  Biaya produksi naik  Perusahaan menaikkan
harga produk agar profit margin tidak menurun  inflasi

Kenaikan biaya produksi akan


menyebabkan penawaran total
menurun dari AS1 ke AS2
(dengan asumsi kapasitas
produksi sudah maksimum)
sehingga harga naik dari P1 ke
P2  Inflasi.
Jenis Inflasi berdasarkan penyebab
• Mixed inflation
Disebabkan oleh campuran/interaksi antara faktor tarikan permintaan (demand
pull) dan faktor dorongan biaya (cost push).

Awalnya permintaan agregat (AD1) dan penawaran agregat


(AS1) berada dalam titik ekuilibrium a. Kemudian terjadi
pergeseran AS dari AS1 ke AS2 yang menyebabkan tingkat
harga naik dan deflationary gap muncul. Untuk mengurangi
tingkat pengangguran (deflationary gap), pemerintah akan
melaksanakan suatu kebijaksanaan yang menyebabkan
pergeseran AD dari AD1 ke AD2 sehingga tingkat
kesempatan kerja serta harga meningkat. Kenaikan harga
tersebut kemudian menyebabkan tuntutan kenaikan upah
yang kembali meningkatkan harga dan menurunkan
kesempatan kerja sehingga butuh implementasi
kebijaksanaan tertentu oleh pemerintah. Proses diatas
berulang menyebabkan kenaikan harga atau inflasi secara
terus menerus.
Jenis inflasi berdasarkan asal
• Domestic Inflation : Inflasi yang timbul dari dalam negeri seperti
pencetakan uang baru oleh pemerintah untuk membiayai defisit
anggaran, gagal panen, atau peningkatan permintaan barang oleh
masyarakat.
• Imported Inflation: Inflasi yang timbul dari luar negeri dimana harga
barang-barang import naik, biaya produksi naik sehingga harga
barang-barang dalam negeri ikut naik. Inflasi ini juga dapat
disebabkan oleh peningkatan permintaan ekspor yang terus-menerus
dari luar negeri.
Pengukuran Inflasi
Menggunakan indikator seperti :
• IHK(Indeks Harga Konsumen)/CPI (Costumer Price Index)
• IHPB(Indeks Harga Perdagangan Besar)/WPI (Wholesale Price Index)
• IHI(Indeks Harga Implisit)/GDP Deflator
• PPI (Producer Price Index)
Pengukuran Inflasi dengan CPI (Costumer
Price Index)
CPI adalah indeks yang menunjukkan tingkat harga komoditas2 pokok yang
umumnya dikonsumsi masyarakat dalam satu periode tertentu. CPI ditentukan
dengan menghitung rata-rata perubahan harga retail setiap barang dalam satu
consumer basket tertentu berdasarkan bobot/tingkat kepentingannya. Indeks ini
sering digunakan karena berhubungan dengan biaya hidup masyarakat.

Inflasi = x 100%
IHK = indeks harga konsumen tahun x (waktu akhir)
IHK1 = indeks harga konsumen tahun tertentu sebelum x (waktu awal)
Pengukuran Inflasi dengan WPI(Wholesale
Price Index)
WPI merupakan indeks yang menghitung tingkat perubahan harga
komoditas dalam skala grosir. Indeks ini digunakan untuk melihat
tingkat inflasi dari perspektif produsen dimana tingkat harga yang
ditunjukkan merupakan harga yang diterima produsen pada berbagai
tingkat produksi.

Inflasi = x 100%
 
IHPB = indeks harga perdagangan besar tahun x (waktu akhir)
IHPB1 = indeks harga perdagangan besar pada tahun tertentu sebelum x (waktu awal)
Pengukuran Inflasi dengan GDP Deflator
IHI merupakan indeks untuk menghitung tingkat inflasi dari harga
semua barang dan jasa yang termasuk dalam GDP (Gross Domestic
Product).

Inflasi = x 100%
 
IHI = indeks harga implisit tahun x (waktu akhir)
IHI1 = indeks harga implist pada tahun tertentu sebelum x (waktu awal)
SOCIAL COST OF INFLATION
• Expected Inflation
a. Shoeleather cost : inflasi tinggi  nominal tingkat bunga naik  saldo riil turun (jumlah saldo uang yang dibawa lebih
sedikit)  masyarakat direpotkan karena harus lebih sering ke bank untuk narik uang
b. Menu cost : Inflasi tinggi menyebabkan perubahan harga sehingga perusahaan lebih sering mengganti daftar harga
pada kartu menu mereka. Hal ini menyebabkan pengeluaran lebih bagi perusahaan dimana mereka harus
mengeluarkan uang untuk biaya print dan distribusi katalog. Kenaikan biaya ini disebut dengan menu cost
c. Distorsi harga relative : ketika perusahaan” menghadapi menu cost , mereka akan lebih jarang mengganti harga
sehingga semakin tingginya tingkat inflasi, semakin tinggi juga variabilitas dari harga relatif
d. Membuat repot& kebingungan: inflasi menyebabkan perubahan harga-harga dan nilai dari suatu mata uang 
masyarakat jadi nya direpotkan & bingung mengingat bahwa uang digunakan sebagai patokan untuk mengukur suatu
transaksi ekonomi (terjadinya inflasi menyebabkan patokan tersebut berubah” sehingga membuat bingung/repot)
• Unexpected Inflation
a. Redistribusi kekayaan dan pendapatan antar individu: tingkat bunga pinjaman sudah ditetapkan terlebih dahulu
berdasarkan tingkat inflasi yang diharapkan. Jadi ketika inflasi lebih tinggi dari yang diharapkan maka kreditor akan
dirugikan karena nilai uang yang didapat lebih rendah. Sedangkan ketika inflasi lebih rendah dari yang
diantisipasi/diharapkan maka debitur akan dirugikan karena nilai uang yang dibayar oleh debitur lebih tinggi dari yang
seharusnya. Hal ini juga berlaku pada kasus terkait pembayaran dana pensiun.

Anda mungkin juga menyukai