Anda di halaman 1dari 12

Pelatihan Fasilitator Sekoper Cinta

Kabupaten Cirebon Tahun 2022

OLEH : DR. HJ. FIKRIYAH, MA


Perempuan Di Indonesia
2
Penduduk Indonesia >
49,52% Perempuan
275 juta lebih

Aset dan potensi, bukan beban dan hambatan

Dalam aspek yuridis formal, perempuan dan laki laki sama pada harkat dan
martabatnya, baik sebagai makhluk sosial kultural ciptaan Tuhan YME maupun
sebagai warga negara dan SDM pembangunan

Pembangunan pemberdayaan perempuan juga sangat terkait dengan peningkatan


kualitas generasi penerus bangsa karena perempuan adalah pendidik pertama dan
utama bagi anak-anaknya dalam keluarga

Melalui kerjasama dengan suami, perempuan mempunyai tugas dan peran


penting dalam mewujudkan tumbuh kembang anak yang berkualitas serta
menanamkan nilai-nilai kesetaraan dan keadilan gender sejak anak berusia dini

Perempuan mempunyai peran penting di Ruang Publik dan Politik.

2
Perempuan di Rana Publik

Mengaktualisasikan diri agar bermanfaat di


masyarakat, bangsa dan negara
Memperkuat dampak kebaikan
Landasan Hukum Pelaksanaan Pemberdayaan Perempuan
dalam Politik dan Pengambilan keputusan

1. UU No.68 Tahun 1958 Tentang Ratifikasi Konvensi Hak-Hak Politik Perempuan.


2. U No.7 Tahun 1984 Tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi Terhadap Perempuan (Convention on the Elimination of All Forms of
Discrimination Againts Women)
3. UU No. 12 Tahun 2005 Tentang Pengesahan Kovenan Internasional Hak-Hak Sipil dan
Politik (International Covenant on Civil and Political Rights)
4. UU No.11 Tahun 2005 Tentang Pengesahan Internasional Hak-Hak Ekonomis, Sosial dan
Budaya (International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights.
5. UU No.2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik
6. UU No. 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu
7. UU No. 10 Tahun 2016 tentang pemilihan Kepala Daerah
8. UU No.7 Tahun 2017 Tentang Pemilu
9. Inpres No.9 tahun 2000 Tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional.
Partisiasi Perempuan
dalam Politik

Keterwakilan Perempuan Perubahan tata


Produk Kebijakan nilai/norma
Dalam Politik yang Resposif
Situasi & Kondisi (politics idea & politics kesetaraan/keadila
Gender Gender n gender
of presence)

Faktor peluang dan


penghambat peran
perempuan dalam
politik / pengambilan
keputuasn
Perjuangan Gerakan Perempuan Indonesia

Bertambahnya Pemimpin Perempuan


Terbukanya kesempatam bagi perempuan untuk
mengambil bagian dalam pengambilan keputusan
Mengatasi berbagai problematika perempuan
Peluang Perempuan UntuK Mengambil Peran
Dalam Pengambilan Keputusan

 Makin bertambahnya jumlah pemimpin perempuan


 Memiliki kemampuan , Tekun, Sabar, Jujur dan Loyal
 Kebijakan affirmative action (Pemberian peluang khusus0 dalam peraturan perundng-undanga
 Meningkatkan jumlah perempuan aktif dalam masyarakat
Penghambat Peran Perempuan dalam
Pengambilan Keputusan

 Pendidikan rendah
 Budaya yang kurang mendukung
 Kurang memahami masalah perempuan
 Komitmen perempuan untuk memperjuangkan mengatasi problematika perempuan
kurang
Tolok Ukur Efektivitas Kepemimpinan
Perempuan

Mampu dan mahir dalam mengambil keputusan yang baik

Rasional
Logic
Realistis
Pragmatis
KETERLIBATAN PEREMPUAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN /
KEBIJAKAN PUBLIK

 Perencanaan Pembangunan
@ Desa
@ Kecamatan
@ Kabupaten

 Pelaksanaan Pembangunan

 Evaluasi / Pengawasan
Dampak Perempuan Berperan dalam Pengambilan
Keputusan 11

 Masyarakat akan mengalami pergeseran paradigma


 Proses-proses pengambilan keputusan publik yang
semakin demokratis
 Terbangunnya struktur politik yang lebih akomodatif
 Pendidikan masyarakat semakin tinggi dan daya kritis
makin meningkat
 Membangun aliansi dengan kaum laki-laki baik di dalam
suprastruktur politik maupun di infrastruktur politik
Apa alasan pentingnya perempuan dalam pengambil Keputusan

 Kepentingan kaum perempuan dapat diperhitungkan


 Masalah-masalah perempuan dapat teratasi
 Keterwakilan perempuan di pemerintah dan parlemen dapat membangun
struktur politik yang akomodatif, proses politik yang partisipatif dan inklusif,
serta mengembangkan budaya politik yang lebih demokratis yang bersifat
prosedural dan substansial.
 Keterwakilan perempuan dalam pemerintahan dapat mendorong percepatan
pelaksanaan pengarusutamaan gender di pusat dan didaerah guna mempercepat
terwujudnya good governance.

Anda mungkin juga menyukai