Anda di halaman 1dari 37

KONSEP BIAYA, TARIF,UNIT COST DAN

BEP DALAM PELAYANAN KESEHATAN

TIM PENGAJAR MK EKKES URINDO

Disampaikan pada mata kuliah ekonomi layanan kesehatan


Program Magister Administrasi Rumah Sakit, URINDO
PENDAHULUAN

• UU 44/2009 ttg RS, mengamanatkan RS pemerintah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan BLU dan BLUD
• PP no 23/2005 tentang BLU dan Permendagri no 61/2007 tentang BLUD  peluang bagi RS untuk membenahi
sistim keuangan dan akuntabilitasnya.
• RS harus mampu kelola sumber daya termasuk keuangannya sec tepat & Komprehensif dgn prinsip keadilan,
effisiensi dan tetap bertumpu pada kualitas pelayanan  perlu memahami konsep dan analisis biaya
• Analisa biaya diperlukan Untuk melakukan perhitungan formulasi dan penyesuaian tarif RS
• Analisis biaya per unit (unit cost) digunakan sebagai dasar penetuan tarif RS ( permendagri …….)
• Analisis biaya uga digunakan untuk mengukur kinerja, penyusunan anggaran, subsidi, mengetahui berapa
margin yg diinginkan RS, serta digunakan sebagai alat negosiasi kepada Stake Holder
• Unit Cost (UC) = perhitungan biaya yg dibutuhkan untuk melayani pasien sebanyak satu kali”
• Perhitungan UC mnjadi rumit krn ternyata ada biaya2 terkait yg tdk dapat ditelusuri secara langsung
 perlu pengetahuan ttg konsep biaya , analisis biaya dan konsep akuntansi manajemen keuangan RS serta
cara melakukan perhitungannya
UNIT COST
PELAYANAN KESEHATAN

BIAYA LANGSUNG BIAYA TIDAK LANGSUNG

Biaya tetap (fix cost)


Biaya investasi dan SDM Medical Cost Gedung, kantor
Biaya tetap (fix cost) Biaya tidak tetap (var cost)
Investasi alat medis/non medis • Bahan Habis Pakai Listrik, tlp, air
Ruang pelyanan, SDM (honor, remun, gaji)
Biaya tidak tetap (var cost) • Alat Medis Habis Pakai Audit  Adm keu (ART, ATK )
Kompensasi, bonus SDM • Obat (diluar UC pola tarif) klinis

• Unit Cost Jasa Sarana


+
EFFEKTIF &
NON EFFEKTIF • Unit Cost Jasa Medik Effektif,
= TOTAL UNIT COST Adekuat
optimal

UTILISASI Shadow
ATP +WTP
Value added
price TARIF •

Peer Review
Utilization Review
Non value added • Std Pelayanan
Idle capacity
Kebijakan SH/Owner, Competition dll
PENDAHULUAN

KONSEP BIAYA DAN ANALISIS BIAYA


Untuk melakukan penetapan tarif RS diperlukan Analisis biaya
Analisis biaya adalah suatu proses mengumpulkan dan mengelompokkan data keuangan RS untuk memperoleh dan menghitung biaya
output jasa pelayanan (unit cost) rumah sakit

Secara khusus tujuan kegiatan analisis biaya adalah untuk memperoleh gambaran :
 Unit atau bagian yang merupakan pusat biaya (cost center), Pusat pendapatan (revenue center),
 Biaya investasi, biaya operasional, biaya pemeliharaan,
 Pendapatan rumah sakit serta biaya satuan pelayanan rumah sakit.
TEORI DAN KONSEP BIAYA

Biaya (cost) adalah semua pengorbanan yg dikeluarkan utk memproduksi (menyelenggarakan pelayanan) atau memperoleh
komoditi ( barang, jasa dll)/memanfaatkan pelayanan
Biaya adalah nilai dari sejumlah input ( factor produksi) yg dipakai untuk menghasilkan suatu produk (output)

SEMUA RESOURCES
YG DIGUNAKAN UTK SUATU PENGORBANAN UTK
MENGHASILKAN PRODUSEN KONSUMEN
MEMPEROLEH SUATU
OUTPUT/PRODUK PRODUK
BERUPA BARANG
DAN JASA

TUJUAN ANALISIS BIAYA :


Mengetahui struktur biaya menurut jenis dan lokasi PERENCANAAN :
MENYUSUN TARIF DAN MENYUSUN ANGGARAN
biaya ditempatkan sbg bhan pertimbangn dlm EVALUASI : MENILAI TK EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS BIAYA DAN
pengendalian biaya yg dikeluarkan MUTU PELAYANANNYA
Kompleksitas layanan Kesehatan di RS Keterbatasan Sumber Daya FAKTOR EKSTERNAL RS

REGULASI PEMERINTAH
COMPETITIVNESS
Pengetahuan dan analisis Perkembangan IT
biaya Demand Masyarakat
PANDEMIC/BENCANA DLL

 Struktur organisasi
 Manajemen Akutansi RS
 Data dan Informasi yg tersedia

Keputusan Strategis manajemen RS


terkait finansial RS (tarif, unit cost, gaji/honor
dll ) dan pengembangan Mutu dan layanan RS
Manfaat Analisa biaya

Manfaat Analisis biaya RS Diperolehnya

a. total cost dari satu unit produksi RS dan biaya satuan (unit cost) dari tiap-tiap output RS.
 Informasi ini diperlukan untuk alokasi dana dan perencanaan RS
b. Menentukan besaran tarif dari berbagai jenis pelayanan RS
besaran bervariasi tergantung dari tujuan dan jenis RS
 RS profit motive oriented, tarif = unit cost + keuntungan (margin),
 RS investasi oriented, tarif = unit cost + biaya investasi pengembangan
 RS not for profit, tarif = unit cost = biaya investasi  investasi diperoleh dari pemerintah/pemilik (swsta
c. Untuk identifikasi pusat-pusat biaya (cost centers) yang strategis dalam rangka upaya efisiensi rumah sakit.
d. Analisis rugi – laba; Analisis biaya dapat dilakukan bersama-sama dengan perkiraan pendapatan (revenue) RS
e. Sebagai bahan pertimbangan atau negosiasi oleh manajemen RS kepada pihak ketiga (pembayaran)
f. Sebagai alat untuk pengawasan dan pengendalian biaya secara periodik
g. Sebagai laporan rumah sakit pada pemegam saham/pemilik
HUBUNGAN UNIT COST, CLINICAL PATHWAY, COST
CONTAINMENT DENGAN TARIF

UNIT COST CLINICAL COST


PATHWAY CONTAINMENT

+ MARGIN:
 MAINTENANCE
& OPERASIONAL
 PENGEMBANGAN
 PENINGKATAN TARIF SPM STANDARISASI
 PENYUSUTAN/
LIFE TIME ALKES
 KESEJAHTERAAN
 DIKLITBANG
 KEINGINAN SH
 COMPETITORS
 ATP/WTP MASY 1- RS TIDAK RUGI
2- MUTU PELY TERJAMIN
3- NAKES & KARY SEJAHTERA
4- PASIEN TERLAYANI DG BAIK
5- TIDAK ADA FRAUD
TARIF LAYANAN KESEHATAN

• Tarif adalah nilai suatu jasa pelayanan yang ditetapkan dengan ukuran sejumlah uang berdasarkan
pertimbangan bahwa dengan nilai uang tersebut sebuah rumah sakit bersedia memberikan jasa kepada
pasien.
• Tarif = besarnya biaya yg dikeluarkan utk jasa pelayanan
• adalah statement dari nilai dan tidak merupakan statement dari biaya(cost)
• Tarif merupakan suatu sistim/model yg utama dalam pembiayaan RS  focus perhatian RS pem & swasta
• Tarif diperlukan utk menjamin kesinambungan pelayanan  setiap sarana harus dapat menetapkan
besarnya tarif yg efektif dan efisien.
• Tarif << rendah  pendapatan turun
• Tarif >> tinggi  kemampuan konsumen <<
TARIF LAYANAN KESEHATAN

Tujuan penetapan tarif :


1- Pemulihan biaya RS (cost recovery)  upaya inovatif utk efisiensi
2- Subsidi silang ( cross subsidize)  tarif VIP/Kelas I utk subsidi klas III
3- Peningkatan akses layanan  kebijak tarif rendah klas III  akses maskin
 JKN, Jamkesda, RS misionaris/charity
4- Peningkatan mutu layanan  kesejahteraan SDM RS kepuasan kerja  mutu
5- optimalisasi penggunaan layanan  tarif ok  BOR meningkat (swasta/private)
6- Competitiveness  mengurangi pesaing/kompetitor dlm pasar industri RS
7- memaksimalkan pendapatan RS  RS 2 dalam satu manajemen
8- meminimalkan penggunaan  membatasi layanan yg sbnarnya tak perlu dirujuk
9- Corporate Image  terutama utk middle up class  citra kemewahan
TARIF LAYANAN KESEHATAN
Faktor yg mempengaruhi penetapan tarif :
1- Biaya Investasi
tdd : biaya sarana dan prasarana (gedung, air, listrik dll)
biaya Alat medis dan non medis
biaya Diklat SDM
 penetapan tarif memperhatikan : BEP, nilai depresiasi, jangka waktu pengembalian modal
2- Biaya Kegiatan Rutin
mencakup semua kegiatan rutin, baik direct cost maupun indirect cost
3- Biaya Rencana Pengembangan
perluasan lahan/gedung, penambahan SDM, pengembangan layanan unggulan dll
4- Target Keuntungan  tgtg kbijakan manajemen, Stakeholder, pemilik RS (swsta)
Unit Cost
penetapan tarif ATP dan WTP masy
jasa Pelayanan
jasa Sarana
KEBIJAKAN PENETAPAN TARIF LAYANAN KESEHATAN

SETTING PRICING POLICY:


• SELECTING THE PRICING OBJECTIVES

DETERMINING DEMAND

ESTIMATING COST

ANALYZING COMPETITORS COST,


PRICES AND OFFER
SELECTING A PRICING METHODS

SELECTING THE
FINAL PRICE
Pengendalian Tarif

Pengendalian tarif dapat dilakukan melalui upaya :


A- pengendalian investasi
B- pengendalian biaya rutin
C- memperhatikan etika bisnis RS
D- pengendalian biaya rencana pengembangan
E- pengendalian target keuntungan

PENYESUAIAN TARIF RS
Unit cost pada pelayanan kesehatan

Dlm Permendagri 61/2007 disebutkan bahwa yg menjadi dasar penentuan tarif RS adalah
Satuan biaya pelayanan (Unit Cost)
Konsep Unit Cost pada pelayanan Kesehatan:
Biaya satuan adalah biaya yg dihitung untuk setiap satu satuan produk /jasa
Unit Cost (UC) didapatkan dari pembagian total cost (TC) dgn jumlah produk (quantity)
UC = TC : Q

Perhitungan UC dipengaruhi : - Besarnya biaya total


- Besarnya produk atau jasa Pelayanan kes

Makin tinggi tingkat utilisasinya (quantity) maka makin kecil biaya satuannya
Demikian pula sebaliknya Q makin rendah maka UC makin tinggi.
Unit cost pada pelayanan kesehatan

1- Biaya yg akan dihitung tersebar pada unit penunjang maupun unit produksi
2- Output suatu pelayanan kesehatan sangat beragam hal ini disebabkan
banyaknya tindakan/banyaknya unit pelayanan
(unit cost homogen dan heterogen *)
3- Output dalam pelayanan kesehatan ada bersifat ideal (sesuai kapasitas),
ada yg bersifat actual.

*)
HETEROGEN : Pasien yg menggunakan lebih dari satu jenis pelayanan contoh : pasien Ranap yg akan dioperasi
HOMOGEN : Pasien yg menggunakan satu jenis pelayanan misalnya poli ataw rawat jalan saja
UNIT COST
PELAYANAN KESEHATAN

BIAYA LANGSUNG BIAYA TIDAK LANGSUNG

Biaya tetap (fix cost)


Biaya investasi dan SDM Medical Cost Gedung
Biaya tetap (fix cost) Biaya tidak tetap (var cost)
Investasi alat medis/non medis • Bahan Habis Pakai Listrik, tlp, air
Gedung, SDM (honor, remun, gaji)
Biaya tidak tetap (var cost) • Alat Medis Habis Pakai Audit  Adm keu (ART, ATK )
Kompensasi, bonus SDM • Obat (diluar UC pola tarif) klinis

• Unit Cost Jasa Sarana


+
EFFEKTIF & • Unit Cost Jasa Medik
NON EFFEKTIF Effektif,
= TOTAL UNIT COST Adekuat
optimal

UTILISASI Shadow
ATP +WTP • Peer Review
price
Value added
Non value added
TARIF • Utilization Review
Idle capacity • Std Pelayanan
Unit cost pada pelayanan kesehatan

Manfaat Unit COST:

 Mengetahui struktur biaya menurut jenis dan alokasi biaya itu


ditempatkan
 Bahan pertimbangan dalam menyusun anggaran
 Mengetahui besarnya Unit Cost pada masing2 unit pelayanan
Unit cost pada pelayanan kesehatan

Urutan langkah menghitung Unit Cost


1- Identifikasi Pusat Biaya ( cost center)
2- Lakukan pengumpulan data; data biaya ,data output maupun data pembobot
untuk masing2 cost center
3- lakukan distribusi masing masing jenis biaya dari unit penunjang ke unit
produksi
4- lakukan penghitungan Unit Cost
Unit cost pada pelayanan kesehatan

1- Identifikasi Pusat Biaya ( cost center)


Pusat Biaya adalah unit dimana sejumlah biaya dikeluarkan untuk membiayai
unit tersebut dalam menjalankan tupoksinya
Biaya (Cost) : adalah nilai sejumlah input (faktor Produksi) yg dipakai utk
menghasilkan suatu produk
Pusat Biaya di RS terdiri dari :
a) Unit Produksi : unit langsung yg memberikan pelayanan kpd pasien
contoh : Rawat jalan, Rawat inap , Unit khusus (radiologi, fisioterapi dll)
b) Unit Penunjang : Unit yg keberadaaanya untuk menunjang Produksi
contoh : Kantor, farmasi, Gizi, Binatu dll
Unit cost pada pelayanan kesehatan

2- Pengelompokan biaya
didasarkan kepada :
a) Pengaruh atau perubahan Skala Produksi
terdiri : Fixed Cost (FC) dan Variabel Cost (VC)  TC = FC + VC (semi VC + VC)
- Fixed Cost (biaya tetap) adalah biaya yg nilainya tidak berubah (besarnya biaya tidak dipengaruhi oleh
jumlah output. Biaya tersebut tetap dikeluarkan meski tidak ada pelayanan (tanah, ged, mobil,alkes)
- Variabel Cost (VC): umumnya disebut biaya rutin, besarnya berubah2 sesuai jml output nya (obat,atk )
b) Lama Penggunaan :
- Biaya Investasi (investment cost): biaya yg kegunaanya dapat berlangsung relatif lama
 berhub dg fisik/infrastruktur , kapasitas produksi dan lain lain utk menunjang pelyanan
- Operasional ( operational cost): biaya yg diperlukan utk melaksanakan kegiatan dalam suatu proses
produksi dan memiliki sifat habis pakai dalam kurun waktu yg relative singkat  biaya obat, mkn,
gaji pegawai, air dan listrik , telephone, biaya pemeliharaan, barang investasi dll
Metode distribusi biaya RS

• MODEL PERHITUNGAN DISTRIBUSI BIAYA :

1. METODE SIMPLE DISTRIBUTION;


2. METODE DOUBLE DISTRIBUTION;
3. METODE MULTIPLE DISTRIBUTION
4. METODE STEP DOWN
5. METODE ABC (ACTIVITY BASED COSTING)
Metode distribusi biaya RS

• Adapun beberapa metode yang dapat digunakan menditribusikan biaya dari unit – unit penunjang ke unit produksi dari metode yang sederhana sampai yang amat rumit ( Young.1984
)
• 1) Simple Distribution Method
Metode ini adalah yang paling sederhana dalam pelaksanaan perhitungan metode ini mengabaikan adanya kemungkinan kaitan antara unit penunjang dengan unit produksi. Dengan
demikian halnya akan terjadi alokasi biaya dari unit penunjang ke unit produksi dengan menggunakan dasar alokasi yang sesuai dengan uit penunjang masing – masing.
• 2) Stepdown Method
Perbedaan dasar metode ini dengan simple distribution yaitu pada pengakuan metode ini terhadap adanya secara nyata hubungan atau kaitan antara unit penunjang itu sendiri.
• Dengan demikian, maka dalam perhitungan akan lebih kompleks dibandingkan dengan simple ditribution, kaitan antara sesama unit penunjang dan unit produksi ini harus terlebih
dahulu ditentukan , dalam hal ini harus ditentukan unit penunjang mana yang paling banyak memberikan kontrubusinya akan diletakan pada urutan tertinggi dalam susunan alokasi
biaya, sedangkan yang paling kecil konnstribusinya akan diletakan pada urutan yang paling bawah.
• Dalam proses alokasi selanjutnya, sesuai unit penunjang yang paling banyak konstribusinya telah dialokasikan biaya aslinya, maka unit ini tidak akan mendapat alokasi lagi dari unit
diperingkat lebih rendah.
• 3) Double Distribution Methode
• Secara teknis metode ini hampir semua dengan metode stepdown, perbedaannya hanya pada cara alokasi biaya yang dilakukan pada dua tahap . Selain itu adanya konstribusi antara
unit penunjang dilakukan secara nyata artinya dalam hal ini biaya aslinya . Dengan demikian pada unit penunjang tersebut mempunyai kemungkinan mendapat biaya alokasi dari unit
penunjang lainnya.
• Pada tahap kedua, seluruh biaya yang ada di unit penunjang dipindahkan ke seluruh unit produksi terkait untuk mendapatkan biaya total dari unit produksi. Setelah didapat biaya ash
dan biaya alokasi yang didapat maka biaya satuan dari jasa layanan tersebut dapat diketahui dengan membagi jumlah Iayanan yang diberikan unit tersebut selama kurun waktu
tertentu.
• 4) Multiple Distribution
Alokasi biaya dilakukan berulang – ulang termasuk juga antara sesama unit produksi. Dari keempat metode tersebut, berdasarkan beberapa pengalaman ternyata metode distribusi
ganda (double distribution) yang cocok untuk dilakukan karena alokasi antar unit produksi tidak perlu dilakukan.
Activity based Costing (ABC)
• Activity-based costing (ABC) adalah model akuntansi biaya yg digunakan
untuk mengalokasikan semua biaya, berdasarkan sumber daya yang
digunakan untuk menjalankan aktivitas yang berkaitan dengan produk dan
jasa yang disediakan bagi pelanggan.  

• Model ABC ini didasari pada konsep bahwa untuk menjalankan suatu rencana,
manajemen perusahaan melaksanakan serangkaian aktivitas.  Dalam
melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut akan mengkonsumsi sumber daya,
baik berupa material, tenaga kerja, mesin-mesin, gedung, dan sebagainya. 
Konsumsi sumber daya ini menimbulkan terjadinya cost atau biaya.  Model
ABC mengkaitkan antara aktivitas dengan konsumsi sumber daya.
Activity based Costing (ABC)
• Berbeda dengan metode-metode akuntansi biaya tradisional, ABC
menghitung biaya produk, pelanggan, atau jasa dengan
menghubungkan biaya overhead bukan dengan berdasarkan pada
volume, melainkan pada aktivitas yang diperlukan atau dilakukan
untuk menghasilkan atau menyediakan jasa, produk, dan pelanggan
tersebut sesuai dengan prinsip cause and effect terjadinya biaya.
 
Analisa BEP

BREAK EVEN POINT (BEP)


TITIK IMPAS
Analisa BEP(BEP)
BREAK EVEN POINT

• Biaya, volume dan laba memiliki saling keterkaitan dan memegang peranan penting
setiap kelangsungan hidup suatu perusahaan.
• analisa atas hub Cost, provit (CVP) ini sgt membantu manajemen utk memilih alternatif
tindakan perumusan kebijakan utk masa yg akan datang,
• Manajemen memerlukan informasi utk menilai bbg macam kemungkinan yg berakibat pd
bbg laba yg diperolah pada waktu akan datang
• Biaya yg timbul utk pengolahan suatu produk akan berpengaruh terhadap harga jual
• Tinggi rendahnya harga jual akan berpengaruh terhadap volume penjualan
• Volume penjualan akan menentukan volume produksi pada gilirannya besar kecilnya
volume akan berpgnaruh thdp biaya
• Utk menganalisi hub biaya volume dan laba digunakan titik impas (BEP)
Volume
produksi

Volume
Penjualan BIAYA

Harga
jual
Analisa BEP(BEP)
BREAK EVEN POINT

• DEFINISI : Dalam ilmu ekonomi akuntansi dan bisnis, pengertian BEP adalah suatu
titik tertentu dimana pengeluaran/ biaya dan pendapatan berada pada posisi yang
seimbang (titik impas) sehingga tidak terdapat kerugian ataupun keuntungan.

• Pendapat lain mengatakan bahwa pengertian BEP adalah suatu keadaan dimana
kegiatan operasi perusahaan tidak menderita kerugian dan juga tidak memperoleh
laba (impas) karena jumlah biaya yang dikeluarkan sama dengan jumlah
pendapatan.
• Teknik analisis Break Even Point ini digunakan oleh suatu perusahaan untuk menganalisis proyeksi seberapa banyak unit yang diproduksi atau
sebanyak apa uang yang harus diterima agar perusahaan tersebut berada pada titik impas atau balik modal.
TUJUAN DAN MANFAAT BEP
Tujuan BEP
Setiap perusahaan tentu ingin memperoleh laba dari kegiatan usahanya. Untuk mencapai hal
itu ada beberapa hal yang dapat dilakukan terkait dengan Break Even Point, yaitu:

1. Menekan biaya produksi dan operasional sampai serendah mungkin tanpa mengesampingkan kualitas
dan kuantitas sehingga perusahaan dapat mempertahankan tingkat harga produk.
2. Menentukan harga produk sedemikian rupa sehingga sesuai dengan laba yang dikehendaki.
3. Meningkatkan volume kegiatan semaksimal mungkin.

Tiga poin di atas harus dilakukan secara bersamaan karena masing-masing memberikan
dampak bagi keseluruhan kegiatan operasi.

Itulah sebabnya struktur laba suatu perusahaan sering digambarkan dalam Break Even Point
(BEP) untuk memudahkan memahami hubungan antara biaya, volume kegiatan, dan laba.
TUJUAN DAN MANFAAT BEP
Manfaat BEP
Menurut Bustami dan Nurlela (2006:208), manfaat BEP antara lain :
1.Mengetahui jumlah penjualan minimun yang harus dipertahankan agar tidak merugi.
2.Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai agar memperoleh laba.
3.Mengetahui seberapa besar berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
4.mengetahuai sejauh mana dampak perubahan harga jual, biaya, dan volume penjualan.
5.Perusahaan dapat menentukan besaran produk yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat
keuntungan yang telah ditargetkan.

Menurut Carter dan Usry, ada dua manfaat analisis Break Even Poin bagi suatu perusahaan adalah:

1. Perusahaan mendapatkan informasi maupun pedoman dalam menyelesaikan berbagai masalah


yang
dihadapi. Misalnya penambahan/ penggantian fasilitas produksi atau investasi dalam aktiva tetap
lainnya.

2. Perusahaan mendapat informasi yang dapat membantu proses pengambilan keputusan, dalam
KOMPONEN BEP

Komponen BEP
Break Even Poin (BEP) terdiri dari beberapa komponen di dalamnya. Adapun komponen-komponen BEP adalah
sebagai berikut:

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)


• Biaya tetap adalah biaya yang konstan jika perusahaan melakukan kegiatan produksi ataupun tidak melakukan
produksi. Contoh biaya tetap diantaranya; gaji tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, biaya peralatan, dan lain
sebagainya.
2. Biaya Variabel (Variable Cost)
• Biaya variabel adalah biaya per unit dimana sifatnya dinamis tergantung pada tindakan volume produksinya. Jika
produksi yang direncanakan meningkat maka biaya variabelnya akan meningkat. Contoh biaya variabel; biaya
listrik, biaya bahan baku, biaya kantong plastik, dan lain sebagainya.
3. Harga Penjualan (Selling Price)
• Harga penjualan adalah harga jual yang ditetapkan per unit barang atau jasa yang telah diproduksi oleh
perusahaan.
ANALISA BEP

un g
unt

GI
RU
Analisa
ANALISA BEP BEP

Cara Menghitung BEP (Break Even Point)


• Pada dasarnya, terdapat dua jenis perhitungan BEP yaitu menghitung berapa unit yang harus dijual agar
terjadi Break Even Point dan menghitung  berapa Rupiah penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP.
Berikut dibawah ini adalah rumus-rumus BEP untuk dua jenis perhitungan tersebut.
• Rumus BEP ( unit) untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi BEP
• Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point ini dapat dihitung
dengan cara membagi total biaya tetap produksi (Production Fixed Cost) dengan Harga Jual per Unit (Sales
Price per Unit) dikurangi biaya Variabel yang digunakan untuk menghasilkan produk (Variable Cost). Berkut
ini adalah persamaan atau Rumus BEP tersebut :
• BEP (dalam Unit) = Biaya Tetap Produksi / (Harga Jual per Unit  – Biaya Variabel per Unit)
• Atau
• BEP (dalam Unit) = Biaya Tetap Produksi / Margin Kontribusi per unit
• Rumus BEP untuk menghitung berapa Rupiah penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP
ANALISA BEP

• Rumus BEP ($) untuk menghitung berapa Rupiah penjualan yang perlu diterima agar terjadi Break Even Point
• Dapat dihitung dengan cara membagi total biaya tetap produksi (Production Fixed Cost) dengan Harga Jual
per Unit (Sales Price per Unit) dikurangi biaya Variabel yang digunakan untuk menghasilkan produk (Variable
Cost) kemudian dikalikan dengan Harga per Unit lagi.

• Berkut ini adalah persamaan atau Rumus BEP tersebut :

BEP (dalam Rupiah) = Biaya Tetap Produksi / (Harga per Unit – Biaya Variabel per Unit) x Harga per Unit
Atau
BEP (dalam Unit) = Biaya Tetap Produksi / Margin Kontribusi per unit x Harga per Unit
ANALISA BEP
Keterangan :
• BEP (dalam Unit) = Break Even Point dalam unit (Q)
• BEP (dalam Rupiah) = Break Even Point dalam Rupiah (P)
• Biaya Tetap (Fixed Cost) = biaya yang jumlahnya tetap (baik sedang
berproduksi atau tidak)
• Biaya Variabel (Variable Cost) = biaya yang jumlahnya meningkat sejalan
peningkatan jumlah produksi seperti bahan baku, bahan baku
pembantu, listrik, bahan bakar, dan lain-lain
• Harga Jual per unit = harga jual barang atau jasa perunit yang dihasilkan.
• Biaya Variabel per unit = total biaya variabel per Unit (TVC/Q)
• Margin Kontribusi per unit = harga jual per unit – biaya variable per unit
(selisih)
 
Contoh Kasus Perhitungan Break Even Point (BEP)
Sebuah perusahaan yang memproduksi Smartphone ingin mengetahui jumlah unit yang harus diproduksinya agar dapat
mencapai break even point (BEP) atau titik impasnya. Biaya Tetap Produksinya adalah sebesar Rp. 500 juta sedangkan biaya
variabelnya adalah sebesar Rp. 1 juta. Harga jual per unitnya adalah sebesar Rp. 1,5 juta. Berapakah unit yang harus
diproduksi agar dapat mencapai Break Even Point atau titik impasnya?
Diketahui :
Biaya Tetap Produksi : Rp. 500.000.000,-
Biaya Variabel per Unit : Rp. 1.000.000,-
Harga Jual per Unit : Rp. 1.500.000,-

Penyelesaian 1 : menghitung BEP dalam Unit :


BEP (dalam Unit) = Biaya Tetap Produksi / (Harga Jual per Unit  – Biaya Variabel per Unit)
BEP (dalam Unit) = 500.000.000 / (1.500.000 – 1.000.000)
BEP (dalam Unit) = 500.000.000 / 500.000
BEP (dalam Unit) = 1.000 unit

Jadi Perusahaan ini harus dapat memproduksi Smartphone sebanyak 1.000 unit untuk mencapai Break Even Point atau titik
impasnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai