Anda di halaman 1dari 8

Meneguhkan Komitmen Politik

Kerakyatan di Era Revolusi 4.0

Tony Kurniadi, ST, M.Si


Wakil Ketua Komisi III
DPRD Provinsi Kalimantan Barat
Pengertian Politik, Kerakyatan dan Industri 4.0
Politik adalah suatu cara seseorang dalam membuat suatu keputusan pada kehidupan
berkelompok (wikipedia)

Kerakyatan adalah paham yang dibangun berdasarkan tiga prinsip , yakni tempat rakyat


melakukan musyawarah/mufakat berkaitan dengan persekutuan hidup dan menyatakan pendapat
mengenai segala peraturan perundang-undangan serta tolong - menolong atau kolektivitas, yaitu
penyusunan perekonomian nasional sebagai usaha bersama yang terdesentralisasi.

Industri 4.0 adalah transformasi menuju perbaikan dengan mengintegrasikan dunia online dan lini
produksi di industri, di mana semua proses produksi berjalan dengan internet sebagai penopang
utama
Pertanyaannya, apakah Politik Kerakyatan di rea 4.0 benar-benar
sudah sejalan dengan keiinginan rakyat ?

Mari kita diskusi ?


Contoh kasus 1
Mobil Listrik untuk Pemda

Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 7


Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor
Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) sebagai
Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan
Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah pada tanggal 13 September 2022.

Pertanyaannya, apakah kebijakan ini sudah tepat atau belum ?


Contoh kasus 2
Pengalihan TV analog ke Digital

Pemerintah Indonesia mengalihkan seluruh siaran TV


analog ke siaran TV digital terhitung sejak 2 November
2022. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri No.
11/2021 tentang perubahan atas Peraturan Menteri
Komunikasi dan Informatika No. 6/2021 mengenai
Penyelenggaraan Penyiaran.

Pertanyaannya, apakah kebijakan ini sudah tepat atau belum ?


Contoh kasus 3
Pengalihan TV analog ke Digital

Menteri ESDM membuat kebijakan pembelian


BBM di SPBU menggunakan aplikasi
MyPertamina. Padahal pada 2019, Pertamina
pernah meluncurkan program Cashless, beli
BBM pake non tunai. Hasilnya gagal mendapat
dukungan masyarakat.

Pertanyaannya, apakah kebijakan ini sudah tepat atau belum ?


Kesimpulan :

Mau tidak mau. Suka tidak suka. Bangsa ini sudah masuk dalam ruang disrupsi.
Tinggal bagaimana semua komponen anak bangsa mengawal bagaimana Politik
Kerakyatan linier dengan semangat membangun negeri melalui Industri 4.0.

Karena mimpi dari pendiri Bangsa Indonesia: Yakni Indonesia yang kokoh dan
menjadi sebuah rumah bagi semua penghuninya, hidup damai, tenteram, dan
sejahtera di dalamnya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai