Anda di halaman 1dari 22

ILMU PELAYARAN ASTRONOMI

Waktu
Waktu yang dipakai adalah berdasarkan peredaran matahari.

Matahari Sejati
Matahari yang mempunyai kecepatan edar yang tidak konstan atau tidak tetap.

Waktu Sejati
Waktu yang diukur menurut peredaran matahari sejati,
( karena matahari beredar tidak konstan maka sulit untuk digunakan sebagai
Penunjuk waktu).

Matahari Menengah
Matahari khayalan yang mempunyai kecepatan edar matahari Konstan.

Waktu Menengah
Waktu yang diukur menurut peredaran matahari menengah ( waktu yang digunakan
oleh kita saat ini ).
PERATAAN WAKTU ( EQUATION OF TIME )
Waktu menengah tidak selalu sama dengan waktu sejati, selisihnya dikenal dengan
Nama “Perataan waktu” atau “Equation of time”.
Nilai perataan waktu dapat dilihat pada : ALMANAK NAUTIKA

SUN 00h = Matahari berembang bawah


DAY Eqn. of Time 12h = Matahari berembang atas
Mer. Pass
00h 12h Mer.Pass. = Waktu menengah
18 14m02s 14m00s 12h14m
19 13m57s 13m54s 12h14m
20 13m51s 13m48s 12h14m

Rumus :

Waktu sejati = waktu menengah + perataan waktu

Bila waktu menengah lebih besar dari waktu sejati, maka nilai perataan waktu
Adalah negative (-).
Bila waktu menengah lebih kecil dari waktu sejati, maka nilai perataan waktu
Adalah positive (+).
WAKTU MENENGAH GREENWICH atau GREENWICH MEAN TIME (GMT)
Waktu menengah Greenwich atau Greenwich Mean Time (GMT) ialah waktu
Menengah yang berlaku untuk bujur 0˚ atau bujur Greenwich.
Waktu yang digunakan dalam ALMANAK NAUTIKA adalah waktu GMT.

WAKTU MINTAKAD atau ZONE TIME ( ZT ).


Adalah waktu yang digunakan untuk daerah-daerah tertentu berdasarkan zone.

Sebagai patokan diambil waktu zone GMT untuk daerah yang dibatasi busur 7,5˚B
Dan 7,5˚T, jadi lebar zone adalah 15˚.
Tiap-tiap beda bujur 15˚ merupakan zone-zone sendiri.
Dibelahan bumi sebelah Timur, waktu zonenya adalah GMT+1 jam, GMT+2 dst.

7,5˚B 7,5˚T 22,5˚T 37,5˚T 52,5˚T 67,5˚T 82,5˚T

GMT GMT + 2 jam GMT + 4 jam

GMT + 1 jam GMT + 3 jam GMT + 5 jam

0˚ 15˚ 30˚ 45˚ 60˚ 75˚


Cara menentukan waktu Mintakad :

1. Dengan menggambar zone –zone


7,5˚B 7,5˚T 22,5˚T 37,5˚T 52,5˚T 67,5˚T 82,5˚T

GMT GMT + 2 jam GMT + 4 jam


GMT + 1 jam GMT + 3 jam GMT + 5 jam

0˚ 15˚ 30˚ 45˚ 60˚ 75˚

Contoh : Bujur 50,5˚ T waktu mintakadnya GMT + 3 Jam


( karena terletak antara 37,5˚T – 52,5˚T )

• Dengan Perhitungan

Mula-mula Bujur dikurangi 7,5˚ lalu dibagi 15 hasilnya dibulatkan keatas.

Contoh : Bujur 50,5˚ T – 7,5˚ = 43˚ / 15 = 2,86 dibulatkan menjadi 3


Waktu mintakad = GMT + 3
WAKTU TOLOK ATAU STANDARD TIME (ST)
Adalah waktu yang dipakai secara merata untuk suatu daerah negara tertentu
Contoh:
Indonesia dibagi menjadi tiga waktu tolok yaitu
- Indonesia bagian Barat ( GMT + 7 jam )
- Indonesia bagian Tengah ( GMT + 8 jam )
- Indonesia bagian Timur ( GMT + 9 jam )

Jika kapal berada dilaut digunakan waktu Mintakad


Jika kapal berada dipelabuhan digunakan waktu Tolok.
PENGUKUR WAKTU atau CHRONOMETER

Adalah pengukur waktu yang khusus dirancang agar berjalan setepat-tepatnya.


( pengukur waktu ini harus diujij dan dilampiri sebuah sertifikat ).

Beberapa hal yang menyebabkan Pengukur waktu tidak tepat


1. Geteran-geteraran kapal
2. Olengan Kapal
3. Perubahan temperatur udara
4. dll.

Jadi pengukur waktu harus diperiksa penunjukkannya.


Memeriksa penunjukkan pengukur waktu ini dilakukan dengan mendengarkan
semboyan waktu atau time signal melalui radio kapal dari salah satu stasion radio
pantai yang menyiarkan time signal.
Jika terdapat perbedaan maka selisih waktunya dicatat dalam Buku Harian Pengukur
Waktu atau Chronometer Log Book.
DUDUK PENGUKUR WAKTU

Selisih atau beda waktu antara penunjukkan pengukur waktu (ppw) dengan GMT
Pada saat penerimaan semboyan waktu dari stasion radio pantai disebut Duduk
Pengukur Waktu atau disingkat Duduk.

Rumus:

ppw + duduk = GMT

duduk = GMT – ppw

Contoh soal :
Pada tanggal 08 Desember 1978 jam 01.00 GMT didengar semboyan waktu dan
pengukur waktu dibaca 01j – 02m – 10d , tentukan “duduk”

duduk = GMT – ppp


= (01j – 00m – 00d) – (01j – 00m – 00d)
= -02m - 10d
LANGKAH HARIAN PENGUKUR WAKTU

Adalah cepat atau lambatnya jalan pengukur waktu setiap 24 jam

Langkah disebut positive (+) jika pengukur waktu berjalan terlalu lambat.
Langkah disebut negative (-) jika pengukur waktu berjalan terlalu cepat.

Nilai langkah ditentukan dengan beberapa penilikan semboyan waktu, sebab itu
pengambilan time signal diadakan tiap-tiap hari pada jam GMT yang sama.

Contoh : ( Buku Harian Pengukur Waktu / Journal Chronometer)

tanggal GMT ppw : duduk : langkah :


8 Juni 01j00m00d 00j53m10d +06m50d
9 Juni 01j00m00d 00j53m06d +06m54d +04d
10 Juni 01j00m00d 00j53m02d +06m58d +04d
11 Juni 01j00m00d 00j52m58d +07m02d +04d
12 Juni 01j00m00d 00j52m54d +07m06d +04d
Rumus :

duduk lama + langkah = duduk baru


LALU
Ialah cepat atau lambatnya jalan pengukur waktu untuk suatu waktu tertentu.
“lalu” untuk jangka waktu 24 jam disebut “langkah”
Jadi “lalu” dan “langkah” sebenarnya sama saja, dimana langkah sama dengan
“lalu” untuk jangka waktu 24 jam.

Rumus :
a = jangka waktu antara penilikan duduk terakhir
Lalu = a x langkah
dengan pembacaan pengukur waktu (ppw) yang
24
dibulatkan ke jam bulat yang terdekat

duduk lam + lalu = duduk baru

ppw + duduk baru = GMT


LUKISAN ANGKASA
Z

Lingkaran luar = Bulatan Angkasa

Lingkaran Dalam = bumi yang gambarnya sangat diperbesar K Ku


t = Penilik
Bila dari titik pusat bumi “P” ditarik sebuah garis melalui “t” akan memotong
t
Bulatan angkasa di Z (zenith), N (nadir)
k B ku
KI = Katulistiwa Angkasa

Ki – Katulistiwa bumi
S s P u U
Katulistiwa bumi berada sebidang dengan khatulistiwa angkasa

ku = kutub utara bumi, Ku = kutub utara angkasa

Ks = kutub selatan bumi, Ks = kutub Selatan Angkasa T i


ks
Bidang “SBUT” ialah cakrawala angkasa dan bidang yang sama

Pada bumi ialah cakrawala sejati penilik

kt= Lintang penilik = ∩KZ = 90˚ - ∩ ZKu (∩ dibaca busur)


Ks I
UKu = tinggi kutub = 90˚ - ∩ ZKu

Jadi ∩ ZKu atau tinggi kutub = lintang penilik

N
1. Buat sebuah lingkaran besar
2. Lukis cakrawala angkasa yaitu sebuah lingkaran yang mendatar
3. Bila lintang = Utara, U diletakkan disebelah kanan dan S disebelah kiri,
4. Ukurlah busur UKu atau SKu sama dengan lintang penilik
5. Tariklah poros bumi Ku - Ks
6. Gambar Katulistiwa angkasa (KI) tegak lurus pada poros angkasa.
7. Hitung sudut jam barat matahari dari titik puncak kearah barat, didapat titik M1.
8. Melalui M1 dibuat lingkaran zawal
9. Zawal diukur dari M1 ke Ku kalau zawal Utara dan ke Ks kalau zawalnya Selatan.
Z
10. Lingkaran tinggi hanya digambarkan jika ditanya.

K Ku
M
Contoh :
Lukisan Benda Angkasa
Lintang = 25˚U B
M1
Sudut Jam Barat = 300˚
Zawalnya = 20˚U S U

M2 T

Ks I

N
Contoh :
Lukisan Benda Angkasa
Lintang = 90˚U
(Ku berimpit dengan Z dan Khatulistiwa berimpit dengan cakrawala angkasa)

KU Ku = Kutub Utara Bumi


KU = Kutub Utara Angkasa
LHA
Ki = Katulistiwa Bumi
GHA
KI = Katulistiwa Angkasa
GR Z T = Penilik
M Ku
Z = Zenith
gr t
gr = Greenwich
pb
GR = Zenith Greenwich
K k i I M = Matahari
pb = Proyeksi Bumiawi
C
A B ∩ KUMA = Derajah Matahari
∩ KUGRB = Derajah Greenwich
∩ KUZC = Derajah Penilik
HUBUNGAN ANTARA GHA, LHA dan P
Contoh :
GHA = 40˚ 40˚
Bujur = 60˚T 60˚
Bu
ju rT
GHA im
GHA diukur dari GR kearah Barat sebesar 40˚ ur

Bujur 60˚T diukur dari GR kearah Timur sebesar 60˚ LHA

LHA diukur dari Z kearah Barat sampai M = 60˚ + 40˚ = 100˚ P


Karena LHA kurang dari 180˚, maka P juga diukur dari Z
ke arah Barat sebesar 100˚, jadi P = 100˚B 90˚ 90˚

Rumus
Skema Perhitungan P
LHA ‫ = סּ‬GHA ‫ סּ‬+ Bujur Timur (BT)
GHA ‫סּ‬ = …………..
LHA ‫ = סּ‬GHA ‫ סּ‬- Bujur Barat (BB) Incr = …………..+
GHA ‫סּ‬ = …………..
BT/BB = …………..+/-
LHA ‫סּ‬ = …………..
P = …………..T/B
NILAI ZAWAL (Z)

Nilai zawal (Z) dapat dicari di dalam Alamanak Nautika ( untuk tanggal dan jam GMT )

Untuk jam bulat dapat dicari dalam halaman harian (Dec), dibawah kolom tersebut
terdapat nilai “d”
Jika pertumbuhan zawal dari atas ke bawah membesar maka d = positive (+)
Jika pertumbuhan zawal dair atas ke bawah mengecil maka d = negative (-)

Contoh :

Posisis kapal 06˚31’ U / 124˚18’ T, GMT = 08-14-32 tanggal 02 Januari 2005,


Hitunglah zawal matahari ?
Jawab
Dari halaman harian tanggal 02 Januari jam 08.00 (GMT) = 22˚56,1’ S, d = -0,2
Dari halaman increment untuk 14 menit, koreksi “d” = - 0,0 +
Zawal = 22˚56,1’ S
Skema perhitungan zawal
Zawal = …………. U/S, d = …….
Kor “d” = …………+
Zawal = ………… U/S
PROYEKSI BUMIAWI MATAHARI
Ialah titik potong antara garis yang menghubungkan titik pusat Bumi dan
titik pusat Matahari dengan permukaan bumi.

KU = Kutub Utara angkasa


Ku = Kutub Utara Bumi
KU
KI = Khatulistiwa angkasa
Ki = Khatulistiwa bumi
GHA
M = Matahari
GR pb = Proyeksi bumiawi
M Ku gr = Greenwich
∩ MM1 = Zawal Matahari
pb
gr
∩ Apb = Lintang pb
∩ MM1 = ∩ Apb
K k i I

 bujur pb = GHA matahari


M1 GR1
SEGITIGA PARALAKS
Ialah sebuah segitiga bola dibumi dengan titik-titik sudut
td = tempat duga
pb = proyeksi bumiawi matahari
kt = kutub bumi
∩ td.pb = ∩ ZM, ∩ MB = tinggi hitung . .
disingkat th
∩ ZM .
= 90˚ - ∩ MB = 90˚ - th
Z
∩ td.pb . - th
= 90˚

K Ku ∩ td.kt = Z Ku, U.Ku = tinggi kutub = lintang duga =


M
l
∩ Z Ku = 90˚ - ∩ U.Ku = 90˚ - l
td
A k
∩ td.kt = 90˚ - l
.
kt
pb

s P u U
∩ pb.kt .
= ∩ M.Ku, ∩ AM= Zawal matahari disingkat Z
S
∩ M.Ku = 90˚ - ∩ AM = 90˚ - Z
.
B T  ∩ pb.kt = 90˚ - Z
i
ks

Ks I

N
SEGITIGA PARALAKS

Segitiga td.kt.pb = segitiga paralaks

Sisi td.kt = 90˚ - l


td Sisi pb.kt = 90˚ - Z
T
P
Sisi td.pb = 90˚ - th
kt

pb
sudut td = asimut matahari = T

sudut kt = sudut jam barat = P

P
Dalam segita paralaks ini yang diketahui ialah unsur-unsur 90˚ - lintang duga,
90˚ - zawal ( zawal dapat dicari dari almanak nautika, Sudut P dicari dari almanak
Nautika ditambah dengan bujur duga.
Yang harus dihitung adalah tinggi hitung (th) dan asimut (T)

kt
P P
kt
90˚ - Z
90˚ - l 90˚ - l
pb
T
td 90˚ - th td T
90˚ - Z

90˚ - th
pb

l dan Z senama l dan Z tak senama


Perhitungan th (menggunakan metode titik tinggi St. Hillaire

Sin th  Cos (l  z) - Cos l Cos z Sinv P


Sinv P dibaca sinusversus P , (Sinv P = 1 – cos P)

Penggunaan rumus St.Hillaire


1. Bila l dan z senama, l lebih besar dari z :
Sin th = Cos (l – z) – Cos l Cos z Sinv P

2. Bila l dan z senama, z lebih besar dari l :


Sin th = Cos (z – l) – Cos l Cos z Sinv P

3. Bila l dan z tidak senama :


sin th = cos (l + z) – cos l cos z Sinv P
Pada tanggal 2 januari 1978, posisi duga atau tempat duga ialah :
08˚32’00”S/126˚42’00”T, GMT = 00h53m12d, tentukan tinggi hitung :

Jawab :

GHA ‫= סּ‬ 48’03˚179” z = 22˚57’54”, d = - 0,2


Incr = 13˚18’00”+ kor.d = -12”+
GHA ‫= סּ‬ 48’21˚192” z = 22˚57’42”
B.Timur = 126˚42’00” l = 08˚32’00”+
LHA ‫= סּ‬ 48’03˚319” (z – l) = 14˚25’42”
P = 40˚56’12”

Sin th = Cos (z – l) – Cos l Cos z Sinv P

suku I suku II

Anda mungkin juga menyukai