Anda di halaman 1dari 57

INDIKATOR KUALITAS

PELAYANAN (MATERNAL DAN


NEONATAL)
Peningkatan mutu adalah program yang
disusun secara objektif dan sistematik untuk
memantau dan menilai mutu serta kewajaran
asuhan terhadap pasien, menggunakan
peluang untuk meningkatkan asuhan pasien
dan memecahkan masalah-masalah yang
terungkap (Jacobalis S, 1989).
• Indikator, standar, dan mutu adalah tiga hal
yang berbeda.
• Suatu pelayanan dikatakan bermutu dalam
dimensi tertentu apabila indikator pelayanan
mencapai atau melampaui suatu standar
tertentu.
• Mutu tidak akan tercapai tanpa suatu
perencanaan dan wawasan yang terkait
dengan mutu itu sendiri
• Bila kita menginginkan pelayanan yang
bermutu di rumah sakit, maka manajemen
rumah sakit perlu memperluas wawasan
mengenai mutu pelayanan tersebut dan
merencanakan serangkaian aksi untuk
mencapai suatu tingkat/standar tertentu.

• Pencapaian atas aksi-aksi tersebut diukur


dengan indikator.
• Indikator, perlu dirancang bersama
dengan serangkaian proses yang akan
diambil dalam upaya peningkatan mutu.

MENYUSUN INDIKATOR, MENJADI


SANGAT PENTING.
Penentuan Indikator

Indikator wajib mengacu pada pelayanan


Prioritas dan pelayanan unggulan yang
ditetapkan oleh RS

Pelayanan maternal dan


Neonatal
MPDN &
AMP-SR
• Proses Peningkatan Kualitas bertujuan untuk
merubah sebuah pelayanan dari “praktik‐
praktik aktual” menjadi “praktik‐ praktik yang
diinginkan” sesuai dengan standar yang
diakui.
• Untuk itu terdapat beberapa kunci yang dapat
menjadikan proses peningkatan kualitas :
1. Keterlibatan dan rasa memiliki dari petugas/staf: staf
dari semua level harus terlibat dalam proses ini.*
2. Berorientasi pada pasien: kebutuhan dan harapan
pasien harus dapat dipenuhi.
3. Berfokus pada sistem dan proses: harus selalu
diingat bahwa kualitas pelayanan yang buruk
seringkali merupakan hasil dari sistem dan proses
yang lemah, atau kesulitan dalam
mengimplementasikan suatu standar daripada
kesalahan atau kekurangan individu.
4. Sadar biaya dan efisien.
5. Pembelajaran yang terus menerus,
pembangunan dan pengembangan kapasitas.
6. Peningkatan kualitas yang terus menerus.
• Tata Kelola Klinik untuk Rumah Sakit terdiri
dari 4 area klinik, yaitu:
1. Maternal
2. Neonatal
3. Tata Kelola Klinik
4. Pencegahan Infeksi
MATERNAL

1. Respon Awal Emergensi Obstetri di Rumah


Sakit
2. Pengenalan Potensi Komplikasi dan
Penatalaksanaan Perdarahan Postpartum di
Rumah Sakit
3. Pengenalan Potensi Komplikasi dan
Penatalaksanaan Preeklampsia Berat/
Eklampsia di Rumah Sakit
4. Penatalaksanaan Sepsis Maternal dan lnfeksi
Berat di Rumah Sakit beserta Rujukan Balik
yang Optimal
5. Penatalaksanaan Persalinan Macet di Rumah
Sakit beserta Upaya Peningkatan Kualitas
Stabilisasi Pra-rujukan dengan Persalinan
Macet
6. Pemberian Steroid Antenatal untuk Mencegah
Komplikasi Prematur di Rumah Sakit serta
Upaya Stabilisasi Pra- rujukan
NEONATUS

1. Respon Awal Emergensi Neonatus Di Rumah Sakit


2. Resusitasi Neonatus di Rumah Sakit
3. Penatalaksanaan Neonatus Sepsis di Rumah Sakit
beserta Rujukan Balik yang Optimal
4. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif di
Rumah Sakit
5. Perawatan Metode Kanguru (PMK) di Rumah Sakit
6. Perawatan Neonatus dengan Berat Badan Lahir
Rendah
TATA KELOLA KLINIK DI RUMAH SAKIT

1. Kinerja Klinik dan Evaluasi

2. Umpan Balik Pelanggan


Pencegahan Pengendalian Infeksi di
Rumah sakit

• 20 standar yang harus dipenuhi, di 5 area


kerja yaitu kamar bersalin, ruang nifas,
ruang perina, kamar operasi dan ruang
gawat darurat
SDM SERTA ALAT
NO NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI YA TIDAK N/A CATATAN
1. 1 Fasilitas kesehatan mempunyai Periksalah apakah hal‐hal berikut tersedia 24 jam per hari:
kapasitas untuk melakukan • SpOG, dokter umum atau SpB terlatih untuk melakukan
seksio sesarea yang aman seksio sesarea
• Operator anestesi
• Tim perawat bedah
• Darah untuk persiapan transfusi
• Ruang Operasi Peralatan bedah untuk seksio sesarea
• Peralatan anestesi
• Perlengkapan dan peralatan untuk resusitasi bayi baru lahir
NO NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI YA TIDAK N/A CATATAN
2. 0 Petugas kesehatan yang Catatan di fasilitas kesehatan mendokumentasikan hal berikut:
kompeten hadir untuk
memberikan perawatan • Pedoman tertulis yang mengharuskan kehadiran petugas
esensial bayi baru lahir dan kesehatan yang kompeten untuk memberikan perawatan
resusitasi pada setiap tindakan bayi baru lahir dan resusitasi apabila dibutuhkan pada
seksio sesarea setiap tindakan seksio sesarea

• Jadwal petugas kesehatan yang bertugas untuk melakukan


perawatan bayi baru lahir pada setiap seksio sesarea
• Di Indonesia, penetapan indikator dipandu
Peraturan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun
2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Rumah Sakit. Dalam lampiran Permenkes
tersebut, diatur 21 jenis pelayanan dan 107
indikator yang telah ditetapkan standar
minimalnya dengan nilai tertentu.
• Kementrian Kesehatan menetapkan standar ini
menjadi tolak ukur pelayanan rumah sakit badan
layanan umum daerah.
Dimensi mutu
(World Health Organization 2006).

DIMENSI MUTU MAKSUD DIMENSI MUTU


Efektif / Effective Pelayanan kesehatan yang erat
pada basis bukti dan berhasil
dalam meningkatkan luaran
kesehatan individu atau komunitas
berdasarkan kebutuhan.

Efisiensi / Efficient Pelayanan kesehatan yang


memaksimalkan sumber daya dan
menghindari pemborosan
Mudah Pelayanan kesehatan yang tepat waktu,
diakses / Accessi wajar secara geografis, dan disediakan
ble dalam kerangka yang tepat dari sisi
keterampilan dan sumber daya untuk
memeuhi kebutuhan
Diterima / Accept Pelayanan kesehatan yang
ed (Patient- mempertimbangkan pilihan dan aspirasi
centred) individu pengguna layanan dan budaya
komunitasnya.
Tidak Pelayanan kesehatan yang tidak berbeda
berpihak / Equity dalam kualitas karena karakteristik
personal seperti gender, ras, etnis, lokasi
geografis, dan status sosio ekonomi.
Aman / Safe Pelayanan kesehatan yang
meminimalisasi resiko dan harm.
Contoh modifikasi indikator SPM.

Sesuai Permenkes Modifikasi

Numerator Jumlah pasien yang mengalami Jumlah hari rawat dengan IDO.
infeksi dalam satu bulan.

Denominator Jumlah pasien yang dioperasi Jumlah hari rawat pasien


dalam satu bulan. pascaoperasi.
INDIKATOR KLINIK MATERNAL

No Nama Indikator Target Penanggung


Jawab
1 Rumah Sakit mempunyai alur 100% Bidang Medik
klinik (clinical pathway)
pelayanan maternal

2 Komite Mutu RS memiliki Komite Mutu


rencana kegiatan di bidang
pelayanan kesehatan Maternal
& Neonatal yang menjadi
prioritas

3. Rumah Sakit memenuhi standar 100% IP3RS


perbekalan kesehatan untuk
pelayanan persalinan dan
kegawat daruratan Maternal
Neonatal
INDIKATOR KLINIK MATERNAL

No Nama Indikator Target Penanggung Jawab

4 Rumah Sakit menyediakan SK Bidang Medik


dokter spesialis yang siap 24
jam sehari/ 7 hari seminggu
5 Persentase Pemenuhan kriteria 100% Bidang Medik, Bidang
PONEK Aktif Keperawatan

6 Capaian Alat Pantau Kinerja RS 100% Komite Mutu


80% atau lebih

7 Persentase keberhasilan 100% Bagian Perencanaan


intervensi perbaikan dan Anggaran,Bidang
Medik, Komite Mutu
INDIKATOR KLINIK MATERNAL

No Nama Indikator Target Penanggung Jawab

8 Adanya data proporsi pelayanan 100% Bagian Rekam Medik,


maternal Bidang Medik

9 Adanya data Case Fatality Rate 100% Bagian Rekam Medik,


Hemoragi Post Partum ( Jumlah Bidang Medik
Kasus HPP yang meninggal

10 Adanya data Case Fatality Rate 100% Bagian Rekam Medik,


Hipertensi Dalam Kehamilan Bidang Medik
(preeklampsia dan Eklampsia)

11 Adanya data Case Fatality Rate 100% Bagian Rekam Medik,


Sepsis Puerperalis Bidang Medik
INDIKATOR KLINIK MATERNAL

No Nama Indikator Target Penanggung Jawab

12 Adanya data Case Fatality Rate 100% Bagian Rekam Medik,


Covid19 (Related) pada Bidang Medik
kehamilan

13 RS melakukan Audit Klinik 100% Bagian Rekam Medik,


secara berkala (setiap 6 bulan) Bidang Medik

14 RS melakukan Audit Medik 100% KSM (Audit Medik dilakukan


setiap kematian Maternal tepat pada semua kasus
(setiap 6 bulan) kematian Mater Perinatal)

15 RS melakukan Audit Medik 100% KSM Audit Medik dilakukan


setiap kematian Perinatal tepat pada semua kasus
kematian Mater
Perinatal)
INDIKATOR KLINIK MATERNAL

No Nama Indikator Target Penanggung Jawab

16 Jumlah kelahiran hidup 100% Bagian Rekam Medik

17 Persentase kematian maternal Rekam Medik,


Bidan/Perawat di IGD, KB,
OK, Rawat Inap

18 Persentase kematian perinatal Rekam Medik,


Bidan/Perawat di IGD, KB,
OK, Rawat Inap
INDIKATOR KLINIK NEONATAL
No Nama Indikator Target Penanggung Jawab

1 RS mempunyai Alur Klinik 14 100% Bidang Medik


SPO dan Alur klinik (clinical
pathway) pelayanan Neonatal

2 Rumah Sakit memenuhi 100% IP3RS


standar perbekalan kesehatan
untuk pelayanan kegawat
daruratan Maternal Neonatal

3 Rumah Sakit menyediakan 100% Bidang Medik


dokter spesialis anak dan atau
dokter umum dengan
kompetensi khusus (Resusitasi
Neonatal dan STABLE) yang jaga
ditempat atau dapat hadir dalam
15 menit sejak panggilan selama
24 jam sehari/7 hari seminggu
INDIKATOR KLINIK MATERNAL

No Nama Indikator Target Penanggung Jawab

4 Adanya data proporsi 100% Bagian Rekam Medik,


pelayanan neonatal Bidang Medik

5 Adanya data Case Fatality Rate 100% Bagian Rekam Medik,


Bidang Medik

6 Jumlah kematian neonatal Rekam Medik,


berdasarkan usia, berat badan Bidan/Perawat di IGD,
lahir dan berdasarkan KB, OK, ruang bayi,
penyebab kematian ruang
SCN dan NICU
PEDOMAN PELAYANAN UNIT
PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL
EMERGENSI KOMPREHENSIF
(PONEK)
Dasar Hukum

1. Undang-Undang RI. Nomor 29 Tahun 2004


tentang Praktek kedokteran;
2. Undang-Undang RI. Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
4. Undang-Undang RI. Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
147/Menkes/PER/I/2010 Tentang Perizinan Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/Menkes/PER/IX/2010 Tentang Standar Pelayanan
Nasional;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
131/Menkes/SK/II/2004 Tentang Sistem Kesehatan
Nasional
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
1051/MENKES/SK/XI/2008 tentang Pedoman Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)
11. Keputusan Presiden (KEPRES) Nomor 12 tahun 2020 Tentang
Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Coronavirus
Disease 2019 (Covid-19)
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) 
Persyaratan

1. Pedoman Pelayanan Obstetri Neonatal


Emergensi Komprehensif
2. SK TIM
3. SDM
4. Gedung
5. Sarana Prasarana
Ruang Lingkup Pelayanan

1. Pelayanan Kesehatan Maternal Fisiologis


• Pelayanan Kehamilan
• Pelayanan Persalinan normal dan Persalinan dengan
tindakan operatif
• Pelayanan Nifas
• Klinik Laktasi
2. Pelayanan Kesehatan Neonatal Fisiologis
• Asuhan Bayi Baru Lahir Normal (level I)
• Inisiasi Menyusui Dini
• Penggunaan ASI eksklusif
• Imunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini
Tumbuh Kembang (SDIDTK)
3. Pelayanan Kesehatan Maternal Risiko
Tinggi
• Masa Antenatal
• Masa Intranatal
• Masa Postnatal

4. Pelayanan Kesehatan Neonatal Risiko


Tinggi
• Asuhan bayi baru lahir (level III)
5. Pelayanan Ginekologis
6. Perawatan Khusus / High Care Unit dan
Transfusi Darah
7. Pelayanan Penunjang Medik
a. Pelayanan Darah
b. Perawatan Intermediate / Intensif
c. Pencitraan
– Radiologi, termasuk rontgent portable
– USG Ibu dan Neonatal
– MRI/CT-Scan
d. Laboratorium
e. TPNM (Total Parenteral Nutrition and Medication)
f. Ruang BMHP (Bahan Medis Habis Pakai)
g. Ruang Pencucian dan Penyimpanan alat steril yang
sudah dibersihkan
h. Ruang Menyusui dan tempat penyimpanan ASI perah
baik dari ibunya sendiri atau dari donor
i. Klinik Laktasi
j. Ruang Susu
Indikator Mutu Nasional
NO JUDUL INDIKATOR PJ DATA

1 Angka keterlambatan pelayanan SC emergency (>30 Ketua Tim


menit) dari waktu yang dijadwalkan Ponek

2 Angka keterlambatan penyedian darah (>60 menit) Ketua Tim


terhitung mulai form permintaaan darah diterima oelh Ponek
petugas bank darah RS samapai dengan labu darah
diterima oleh perawat/bidan runagan

3 Angka Kematian ibu dan Bayi (kematian selama Ketua Tim


kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah Ponek
berakhirnya kehamilan

4 Kejadian tidak dilakukan inisiasi Menyusui Dini (IMD) Ketua Tim


Ponek
Kesimpulan

• Indikator mutu rumah sakit adalah ukuran


kuantitatif yang diukur untuk lebih memahami mutu
pelayanan di rumah sakit. Indikator perlu dirancang
dengan seksama dengan mempertimbangkan
dimensi mutu yang ingin diukur, cara pengumpulan
data, dan strategi analisisnya.
• Hati-hati merancang indikator mutu pelayanan,
sumber daya bisa dihemat, hasil lebih akurat, dan
pengambilan keputusan di tingkat sistem mikro
maupun sistem makro bisa lebih strategis.
Thank You
Terima kasih
Nama Indikator : Komite Mutu RS memiliki rencana kegiatan
di bidang pelayanan kesehatan Maternal &
Neonatal yang menjadi prioritas
Definisi Operasional : Komite Mutu menyusun perencanaan,
memantau pelaksanaan dan mencatat
cakupan kegiatan yang berhubungan dengan
peningkatan Mutu Pelayanan RS. Kegiatan
pelayanan kesehatan Maternal & Neonatal
merupakan kegiatan yang perlu dimasukkan
dalam kegiatan prioritas di Rumah Sakit
Formula : Jumlah rencana kegiatan pelayanan
kesehatan maternal & neonatal yang
menjadi prioritas

Person in Charge : Komite Mutu


Sumber Data : Dokumen rencana kegiatan Komite Mutu
Periode Pelaporan : Tahunan
Standar : >1 rencana kegiatan pelayanan kesehatan
maternal & neonatal
Inputan Persentase dengan
Target 80%
Nama Indikator : Rumah Sakit mempunyai alur klinik (clinical pathway)
pelayanan maternal
Definisi Operasional : Alur klinik adalah rencana pelayanan terstruktur
multidisiplin.
Alur klinik pelayanan kesehatan maternal yang paling
diperlukan meliputi 6 layanan berikut:
1. Asuhan persalinan normal (termasuk penggunaan
partograf)
2. Persalinan macet (termasuk ekstraksi
forseps/vakum & distosia bahu)
3. Hemoragi post partum
4. Hipertensi dalam kehamilan
5. Sepsis puerperalis (termasuk ketuban pecah dini)
6. Ancaman persalinan prematur (termasuk tokolisis
dan pematangan paru janin)
Formula : Jumlah alur klinik yang ada x100
6 alur klinik %
Person in Charge : Bidang Medik
Sumber Data : Dokumen Standar Pelayanan Medik
Periode Pelaporan : Tahunan
Standar : 100% (ada 6 dokumen alur klinik)
Nama Indikator : Rumah Sakit memenuhi standar perbekalan
kesehatan untuk pelayanan persalinan dan
kegawat daruratan Maternal Neonatal
Definisi Operasional : Standar perbekalan kesehatan meliputi
peralatan, obat dan bahan habis pakai
Lokasi yang diperhatikan adalah Instalasi Gawat
Darurat, Kamar Bersalin, Kamar Operasi
Formula : Standar perbekalan yang terpenuhi >
x100
75%
%
3 lokasi (IGD, KB, OK)
Person in Charge : IP3RS
Sumber Data : Daftar perbekalan kesehatan untuk 3 lokasi
(IGD, KB, OK)
Periode Pelaporan : Triwulan
Standar : 100% (terpenuhi > 75% di ketiga lokasi)
Nama Indikator : Rumah Sakit menyediakan dokter spesialis
yang siap 24 jam sehari/ 7 hari seminggu

Definisi Operasional : Direktur Rumah Sakit menerbitkan Surat


Keputusan tentang Dokter spesialis (SpOG, SpA,
SpAn) jaga di tempat atau dapat hadir dalam
15 menit sejak panggilan selama 24 jam
sehari/7 hari seminggu

Formula : SK Direktur RS tentang Dokter spesialis jaga di


tempat
Person in Charge : Bidang Medik
Sumber Data : Dokumen SK Direktur
Periode Pelaporan : Tahunan
Standar : 1 atau lebih SK Direktur tentang Dokter
spesialis jaga di tempat
Nama Indikator : Persentase Pemenuhan kriteria PONEK Aktif
Definisi Operasional : Jumlah Kriteria penilaian PONEK Aktif yang
dipenuhi oleh RS dari 8 kriteria
Tim PONEK yang aktif ditunjukkan dengan
adanya SK Direktur Rumah Sakit DAN jadwal jaga
yang dipatuhi
Direktur Rumah Sakit menerbitkan Surat
Keputusan tentang Tim PONEK yang siap selama
24 jam sehari/7 hari seminggu.
Tim PONEK terdiri dari Dokter SpOG, Dokter SpA,
Dokter SpAn, Dokter SpPD, Dokter Umum, Bidan
dan Perawat.
Tim PONEK yang dibentuk dapat bekerjasama
sebagai tim yang utuh. Apabila ada perubahan
jabatan petugas, maka ada penggantinya. Dalam
setiap tugas jaga terdapat petugas dari masing-
masing unsur disiplin ilmu.
Aktifitas tim PONEK ditunjukkan dengan adanya
jadwal jaga yang dipatuhi
Formula : Jumlah kriteria penilaian PONEK aktif
x100
yang terpenuhi
%
8 Ranah Penilaian PONEK Aktif
Person in Charge : Bidang Medik, Bidang Keperawatan
Sumber Data : Dokumen SK Direktur
Periode Pelaporan : Tahunan
Standar : Ada 1 SK (Yang Masih Berlaku) Direktur tentang
Tim PONEK
Ada jadwal jaga yang dipatuhi (Dalam 6 Bulan
Terakhir)
Nama Indikator : Capaian Alat Pantau Kinerja RS 80% atau lebih
Definisi Operasional : Alat pantau kinerja klinik RS digunakan untuk
memantau kesiapan RS untuk memberikan
pelayanan klinik tertentu.
Alat pantau kinerja komponen Maternal
meliputi:
1. Respon Awal Emergensi Obstetri di
Rumah Sakit
2. Pengenalan Potensi Komplikasi dan
Penatalaksanaan Perdarahan Post
partum di RS
3. Pengenalan Potensi Komplikasi dan
Penatalaksanaan Preeklampsia
Berat/Eklampsia di RS
4. Penatalaksanaan Sepsis Maternal dan
Infeksi Berat di RS beserta Rujukan Balik
yang Optimal
5. Penatalaksanaan Persalinan Macet di RS
beserta Upaya Peningkatan Kualitas
Stabilisasi Pra-rujukan dengan
Persalinan Macet
6. Pemberian Steroid Antenatal untuk
Mencegah Komplikasi Prematur di RS
serta Upaya Stabilisasi Pra-rujukan
Setiap pelayanan klinik dinilai persentase
capaiannya, target diharapkan adalah 80% atau
lebih

Formula : Jumlah pelayanan klinik yang capaiannya


x100
80% atau lebih
%
6 layanan klinik maternal
Person in Charge : Komite Mutu
Sumber Data : Alat Pantau Kinerja komponen Maternal
Periode Pelaporan : Semester
Standar : Peningkatan capaian APK 80% atau lebih
Nama Indikator : Persentase keberhasilan intervensi perbaikan
Definisi Operasional : Intervensi perbaikan dituangkan dalam
program yang disusun setelah evaluasi
terhadap Alat Pantau Kinerja
Formula : Jumlah program yang berhasil
x100
diselesaikan
%
Jumlah seluruh program yang diusulkan
Person in Charge : Bagian Perencanaan & Anggaran, Bidang
Medik, Komite Mutu
Sumber Data : Dokumen Perencanaan, Notulen muan
perte
Periode Pelaporan evaluasi APK
: Semester
Standar : 100% (seluruh intervensi perbaikan berhasil
dilaksanakan)
Nama Indikator : Adanya data proporsi pelayanan maternal
Definisi Operasional : Proporsi pelayanan adalah jumlah kasus yang
dilayani sesuai standar dibagi seluruh kasus
sesuai fokus pelayanan
Pelayanan maternal yang menjadi fokus
meliputi:
1. MgSO4 pada Preeklampsia & Eklampsia
2. Seksio sesarea emergensi dalam 30 menit
3. Kortikosteroid antenatal pada ancaman
persalinan prematur
4. Inisiasi Menyusu Dini selama 1 jam
Formula : Jumlah fokus pelayanan yang
x100
mempunyai catatan proporsi
%
4 fokus pelayanan maternal
Person in Charge : Bagian Rekam Medik, Bidang Medik
Sumber Data : Rekam Medik
Periode Pelaporan : Bulanan
Standar : 100% (seluruh fokus pelayanan ternal
ma
tercatat cakupannya)
Nama Indikator : Adanya data Case Fatality Rate Hemoragi Post
Partum
Definisi Operasional : Case Fatality Rate (CFR) adalah jumlah kasus
yang mati dibandingkan seluruhkasus dengan
diagnosis tertentu
Hemoragi post partum (HPP) adalah
perdarahan pervaginam 500 ml atau lebih
setelah lahirnya hasil konsepsi
Ruang lingkup adalah seluruh ibu (hamil,
bersalin, nifas) yang dirawat di Rumah Sakit
(IGD, KB, OK, Rawat Inap, ICU) dengan 4
diagnosis fokus

Formula : Jumlah kasus HPP yang meninggal x100


Jumlah kasus HPP %
Person in Charge : Bagian Rekam Medik, Bidang Medik
Sumber Data : Rekam Medik
Periode Pelaporan : Bulanan
Standar : 0% (seluruh kasus HPP ditatalaksana engan
d
baik dan terhindar dari kematian)

Anda mungkin juga menyukai