Anda di halaman 1dari 20

Tujuan Manajemen Syariah

Manajemen di pandang dari pendekatan tauhid


adalah pemenuhan perjanjian dasar (amanah)
antara Tuhan dana manusia. Dimana manusia
merupakan abdi atau pelayan Tuhan dan wakilnya
dibumi (khalifah) yang melaksanakan perbuatan-
perbuatan shaleh (aamal shaleh berdasarkan pada
prinsip-prinsip syariat Islam.

1
Tipe manajer yang diperlukan dalam manajemen Islami

Tegas

Tipe-tipe
Paham manager
Musyawarah

Terbuka
Kemampuan yang harus dimiliki oleh
manajer yang Islami
Mampu
memotivasi

Mampu
Mampu memberi
menempatkan
teladan
orang

Mampu memberi
reward
Konsep Bisnis Nabi
Muhammad SAW
Petunjuk Nabi Muhammad Dalam bebisnis
• Jujur
• Kesadaran dalam signifikansi sosial
• Tidak melakukan sumpah palsu
• Ramah-tamah
• Tidak berpura-pura menawar dengan harga tinggi
• Tidak boleh menjelekkan bisnis orang lain
• Tidak melakukan ikhtikar
• Takaran,ukuran dan timbangan yang benar
• Bisnis tidak menganggu kegiatan ibadah kepada Allah
• Membayar upah sebelum kering keringat karyawan
Petunjuk Nabi Muhammad Dalam bebisnis
• Jujur
• Kesadaran dalam signifikansi sosial
• Tidak melakukan sumpah palsu
• Ramah-tamah
• Tidak berpura-pura menawar dengan harga tinggi
• Tidak boleh menjelekkan bisnis orang lain
• Tidak melakukan ikhtikar
• Takaran,ukuran dan timbangan yang benar
• Bisnis tidak menganggu kegiatan ibadah kepada Allah
• Membayar upah sebelum kering keringat karyawan
• Tidak memonopoli
• Tidak boleh melakukan bisnis dan eksisnya bahaya
(mudharat)
• Komoditi yang dijual adalag yang suci dan halal
• Bisnis dilakukan dengan suka rela tanpa paksaan
• Segera melunasi utang/kredit
• Memberi tenggang waktu apabila kreditor belum
mampu membayar
• Bisnis yang dilaksanakan bersih dari unsusr riba
Prinsip moral dalam jual beli
• Jujur dalam menakar dan menimbang
• Menjual barang yang halal
• Menjual barang yang baik mutunya
• Tidak menyembunyikan cacat barang
• Tidak melakukan sumpah palsu
• Longgar dan murah hati
• Tidak menyaingi penjual lain
• Tidak melakukan riba
• Mengeluarkan zakat infak dan sedekah
1. Keuangan Syariah
Ada perbedaan antara keuangan syariah dengan keuangan
konvensional. Tidak seperti keuangan konvensional yang telah dikenal
oleh sebagian besar kita, keuangan syariah mempunyai satu
persyaratan utama, setiap transaksi keuangan harus sesuai dengan
syariah. Untuk menjamin kepatuhan terhadap syariah ada lima prinsip
utama yang harus diikuti secara ketat, seperti nampak pada gambar
berikut:
3. Larangan mendasar keuangan syariah
• Riba (kelebihan)
Mengapa Riba diharamkan???
• Islam mendorong bisnis untuk meningkatkan kekayaan
lewat perdagangan, bukan dari memimjamkan uang.
• Mendapatkan suku bunga dari debitor, berarti uang debitor
diambil tanpa memberikan apapun sebagai imbalan.
• Kreditor disisi lain, mendapatkan uang tanpa bekerja. Atau
• menanggung resiko apa pun. Ini jelas idak adil.
• Pembiayaan berbasis bunga cendrung menciptakan
kesenjangan
• Gharar (ketidak pastian)
Mengapa gharar dilarang???

Suatu investasi misalnya dilakukan terhadap satu aset


(misalnya saham), imbal hasil investasi yang datang dari
masa depan bisa positif, bisa juga negative. Ketidak
pastian semacam ini selalu saja hadir dalam bisnis.
Ketidak pastian (Gharar) juga berarti “resiko” dan
“bahaya”. Tidk seperti riba, Gharar tidak didefefinisikan
secara jelas.
• Misir (Judi)
• Mengapa Maisir dilarang???
Berjudi mencakup permainan tebak-tebakan, seperti
mem-pertaruhkan uang dalam mesin koin, atau
meminjam uang untuk berspekulasi pada pergerakan
mata uang. Maisir kerap digunakan sebagai dasar untuk
menolak asuransi dan derivatifnya pada sistem
ekonomi konvensional.
4. Pembiayaan Syariah
• Pembiayaan yang artinya kepercayaan (trust), berarti lembaga sahibul
mal menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan
amanah yang diberikan. Dana tersebut harus digunakan dengan
benar, adil, dan harus disertai dengan ikatan dan syarat-syarat yang
jelas, dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak,
sebagaimana firman Allah SWT dalam ayat berikut:
Dengan lain perkataan pembiayaan dalam keuangan syariah
adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan
itu berupa:
• Transaksi bagi hasil dalam bentuk Murabahah dan
Musyarakah
• Transaksi sewa dalam bentuk ijarah atau sewa dengan
opsi pemindahan hak milik dalam bentuk Ijarah
Muntahiyah bit Tamlik.
• Transaksi jual beli dalam bentuk piutang Murabahah,
Salam dan Istisna.
• Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang
Qardh.
• Transaksi multi jasa dengan mengunakan akad Ijarah
atau Kafalah.
3. Pasar dalam perspektif Syariah
Para pebisnis sebelum memulai beraktivitas di pasar hendaknya lebih
dahulu meluruskan niatnya yang meliputi enam sikap utama yaitu:
• Jujur Sikap jujur akan melahirkan kepercayaan konsumen/ pelanggan. Kepercayaan konsumen akan melahirkan kesetiaan konsumen/
pelanggan. Kalau konsumen/ pelanggan sudah setia kepada kita dan barang/produk yang kita jual, maka keuntungan akan terus
mengalir.
• Ikhlas Sikap ikhlas akan membentuk pribadi pebisnis tidak lagi memandang keuntungan materi sebagai tujuan utama,
tetapi juga memperhitungkan keuntungan non materi (keredhaan Allah) dalam pekerjaan bisnis yang menjadi pilihannya.
• Profesional Sikap profesional dalam melaksanakan pekerjaan maksudnya adalah selalu berusaha melaksanakan secara
maksimal segala sesuatu atau dalam menghadapi sesuatu masalah. Tidak mudah menyerah dan putus asa, apalagi
menjadi pengecut dan menghindar dari resiko.
• Silaturahmi
Silaturrahim merupakan jembatan yang menghubungkan pebis- nis syariah dengan pelanggan, mitra bisnis,
pemasok, masyarakat lingkungannya, dan bahkan dengan kompetitornya. Ini juga bagian dari budaya bisnis
syariah. Kebiasaan bersilaturahim akan memudahkan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam
menjalankan bisnis.
• Menunaikan zakat infak dan sedekah
• Niat suci dan Ibadah
7. Kinerja Bisnis dalam perspektif Syariah
• Bisnis pada dasarnya ada dalam konteks muamalah, menurut hukum
asal sepanjang tidak ada (belum ditemukan) aturan yang melarang
maka aktivitas yang dapat menghasilkan kinerja itu sah-sah saja.
• Bisnis syariah sangat menghargai aktivitas yang didasari kajian ilmu
pengetahuan dan teknologi serta hasil-hasil penelitian, karena kitab
suci umat Islam (Al-Qur’an) itu sendiri salah satu dari enam pokok-
pokok kandungan isinya adalah ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu segala sesuatu yang menyangkut kajian
ilmu pengetahuan dan teknologi serta penelitian ilmiah
yang berkenaan dengan bagaimana meningkatkan kinerja
bisnis, sepanjang dilakukan dengan benar, jujur dan
objektif, jelas sangat sesuai dengan yang dikendaki dalam
bisnis syariah.
• Tidak merlakukan aktivitas bisnis yang bersifat riba,
maysir, gharar, ihtikar, dan tadlis.
• Bebas dari transaksi yang diharamkan Islam
• Tidak melakukan persaingan yang tidak adil
• Tidak melakukan pemalsuan dan penipuan

Anda mungkin juga menyukai