Anda di halaman 1dari 31

HUKUM ASURANSI

Aidina Mauliya Zahra (1910112049)


Hiras Benarivo (1910112072)
Matilda Narendraningtyas (1910112075)
1
Pengertian Asuransi
Asuransi dalam bahasa inggris adalah insurance
yang berarti pertanggungan.

Asuransi adalah pertanggungan atau perjanjian antara dua


belah pihak, di mana pihak satu berkewajiban membayar
premi, dan pihak yang lainnya berkewajiban memberikan
jaminan sepenuhnya kepada pembayar premi apabila
terjadi sesuatu, sesuai dengan perjanjian yang sudah
dibuat.
2
Pengaturan Asuransi
A.Pengaturan dalam KUHD
1.) Buku I Bab 9 mengatur tentang pertanggungan kerugian pada
umumnya.
2.) Buku I Bab 10 yang terdiri dari tiga bagian, yaitu:
• Bagian pertama mengatur tentang pertanggungan terhadap bahaya
kebakaran.
• Bagian kedua mengatur tentang pertanggungan terhadap bahaya
yang mengancam hasil-hasil pertanian yang belum dipanen.
• Bagian ketiga mengatur tentang pertanggungan jiwa.
3.) Buku II Bab 9 mengatur pertanggungan terhadap bahaya-bahaya
laut dan bahaya-bahaya perbudakan.
B. Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1992
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Pasal 3 mengatur tentang
jenis asuransi yang meliputi:
1. Usaha asuransi kerugian yang memberikan jasa dalam
penanggulangan risiko atas kerugian.
2. Usaha asuransi jiwa yang memberikan jasa dalam
penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau
meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan.
3. Usaha reasuransi yang memberikan jasa dalam
pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh
Perusahaan Asuransi Kerugian dan atau Perusahaan Asuransi
Jiwa.
3
Perusahaan Asuransi
Perusahaan Asuransi
Perusahaan asuransi adalah suatu lembaga yang menyediakan
segala macam polis asuransi yang dapat melindungi
seseorang atau nasabah yang bergabung dengannya dari
berbagai macam resiko dengan memegang sejumlah polis
asuransi. Lingkup usaha perusahaan asuransi diatur dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Pasal 4 Tentang
Ruang Lingkup Usaha Perusahaan Perasuransian.
Perusahaan Asuransi Jiwa 01 Perusahaan Asuransi
Contoh perusahaannya adalah
Alianz dan Axa Life. 02 Umum
Contoh perusahaannya adalah PT
Asuransi Jasaraharja Putera.
Perusahaan Reasuransi 03
Contoh perusahaannya adalah PT Reasuransi Perusahaan
Indonesia Utama (Persero) 04 Asuransi Wajib
Contoh perusahaannya adalah
Perusahaan Asuransi Sosial 05 PT ASABRI (Persero).
Contohnya adalah  BPJS Kesehatan
dan BPJS Ketenagakerjaan

5 Jenis Perusahaan Asuransi di Indonesia


4
Kegiatan Usaha Asuransi
Pasal 2 - 5 Undang – Undang No 2 tahun
1992 tentang Usaha Perasuransian
Usaha Asuransi
01 usaha jasa keuangan dengan menghimpun
dana masyarakat melalui pengumpulan premi
asuransi dan memberikan perlindungan
kepada anggota masyarakat pemakai jasa
asuransi terhadap kemungkinan timbulnya
kerugian

Usaha Penunjang Usaha Asuransi


02 Usaha yang menyelenggarakan jasa
keperantaraan, penilaian kerugian
asuransi dan jasa akturia.
Jenis Usaha Asuransi Pasal 3A

pertanggungan ulang
penanggulangan risiko atas terhadap risiko yang
kerugian, kehilangan penanggulangan risiko dihadapi oleh Perusahaan
manfaat, dan tanggung berkaitan dengan hidup atau Asuransi Kerugian dan
jawab hukum kepada pihak meninggalnya seseorang atau Perusahaan Asuransi
ketiga, yang timbul dari yang dipertanggungkan Jiwa
peristiwa yang tidak pasti

Usaha Usaha Usaha


Asuransi Asuransi Reasuransi
Kerugian Jiwa
Pasal 4
hanya dapat menyelenggarakan
usaha dalam bidang asuransi
jiwa, dan asuransi kesehatan,
hanya dapat hanya dapat
menyelenggarakan usaha kecelakaan diri, dan usaha
anuitas, serta menjadi pendiri menyelenggarakan usaha
dalam bidang asuransi pertanggungan ulang
kerugian, termasuk dan pengurus dana pensiun
reasuransi sesuai dengan peraturan

Usaha Usaha Usaha


Asuransi Asuransi Reasuransi
Kerugian Jiwa
Jenis Usaha Penunjang Usaha Asuransi

Usaha Pialang Usaha Pialang Usaha Penilai


Asuransi Reasuransi Kerugian Asuransi

jasa keperantaraan dalam jasa keperantaraan dalam


jasa penilaian
penutupan asuransi dan penempatan reasuransi dan
terhadap kerugian
penanganan penyelesaian penanganan penyelesaian ganti rugi
pada obyek asuransi
ganti rugi asuransi dengan reasuransi dengan bertindak untuk
yang
bertindak untuk kepentingan kepentingan perusahaan asuransi
dipertanggungkan
tertanggung

Pasal 3B
Jenis Usaha Penunjang Usaha Asuransi

Usaha Konsultan Usaha Agen


Akturia Asuransi
jasa keperantaraan dalam
memberikan jasa
rangka pemasaran jasa
konsultasi akturia
asuransi untuk dan atas
nama penanggung

Pasal 3B
Usaha Pialang Usaha Pialang Usaha Penilai
Asuransi Reasuransi Kerugian Asuransi

hanya dapat hanya dapat menyelenggarakan hanya dapat


menyclenggarakan usaha usaha dengan bertindak mewakili menyelenggarakan usaha jasa
dengan bertindak mewakili perusahaan asuransi dalam rangka penilaian kerugian atas
tertanggung dalam rangka transaksi yang berkaitan dengan kehilangan atau kerusakan
transaksi yang berkaitan kontrak reasuransi yang terjadi pada obyek
dengan kontrak asuransi asuransi kerugian

Pasal 5
Usaha Konsultan Usaha Agen
Akturia Asuransi
hanya dapat memberikan jasa
hanya dapat
pemasaran asuransi bagi satu
menyelenggarakan usaha
perusahaan asuransi yang
jasa di bidang akturia
memiliki izin usaha dari Menteri.

Pasal 5
5
Perjanjian Asuransi
poin 1 pasal 251 KUHD tentang Kesepakatan

Tertanggung dan penanggung sepakat mengadakan perjanjian asuransi.

Isi persyaratan kontrak asuransi dapat disepakati apabila


dalam kontrak terdapat :
- Benda yang menjadi objek asuransi.
- Pengalihan risiko dan pembayaran premi.
- Evenemen dan ganti kerugian
- Syarat-syarat khusus asuransi
Pasal 255 KUHD
Suatu pertanggungan harus
dibuat secara tertulis dalam
suatu akta yang dinamakan polis

Suatu perjanjian asuransi baru dianggap sah jika polis sudah dikeluarkan.
Namun bukan berarti bahwa persetujuan asuransi belum berlaku sebelum
polis dikeluarkan. Persetujuan asuransi dianggap sah ketika ada bukti
tertulis mengenai persetujuan.
Bukti tertulis mengenai persetujuan

Pasal 257 KUHD


- Perjanjian pertanggungan ada seketika setelah hal itu diadakan; hak mulai saat
itu, malahan sebelum Polis ditandatangani. dan kewajiban kedua belah pihak
dari penanggung dan dari tertanggung berjalan
- Pengadaan perjanjian itu membawa kewajiban penanggung untuk
menandatangani Polis itu dalam waktu yang ditentukan dan menyerahkannya
kepada tertanggung
Pasal 258 KUHD
- Untuk membuktikan adanya perjanjian itu, harus ada bukti tertulis;
akan tetapi semua alat bukti lain akan diizinkan juga, bila ada
permulaan bukti tertulis.
- Namun demikian janji dan syarat khusus, bila timbul perselisihan
tentang hal itu dalam waktu antara pengadaan perjanjian dan
penyerahan polisnya, dapat dibuktikan dengan semua alat bukti; akan
tetapi dengan pengertian bahwa harus ternyata secara tertulis syarat
yang pernyataannya secara tegas dalam polis, dengan ancaman
hukuman menjadi batal, dalam berbagai pertanggungan oleh ketentuan
undang-undang.
6
Tujuan Asuransi
Tujuan Asuransi
Jaminan bagi pihak nasabah
Pengalihan ragam
mendapatkan perlindungan
risiko yang mungkin
terjadi dengan nasabah

Memperkecil nilai dan menutup loss of earning


potensi kerugian power seseorang atau suatu
badan usaha
7
Para Pihak dalam Asuransi
Para Pihak dalam Asuransi

Nasabah Perusahaan Pemerintah


Perasuransian

Orang/badan yang Dalam UU No. 2 Tahun Berperan sebagai


mengalihkan/transfer 1992 Perusahaan regulator (pembuat
risiko terhadap pihak Perasuransian adalah kebijakan) untuk
lain dengan Perusahaan Asuransi menciptakan usaha yang
pembayaran berupa Kerugian, Perusahaan sehat dan bertanggung
premi kepada Asuransi Jiwa, Perusahaan jawab, yang sekaligus
perusahaan asuransi. Reasuransi, Perusahaan mendorong kegiatan
Pialang Asuransi, perekonomian pada
Perusahaan Reasuransi, umumnya.
Agen Asuransi, Penilai
Kerugian, dan Perusahaan
Konsultan Akturia.
8
Polis
Dasar Hukum Polis

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor


23/POJK.05/2015 Tahun 2015 tentang Produk
Asuransi dan Pemasaran Produk Asuransi

Polis Asuransi adalah akta perjanjian asuransi atau dokumen


lain yang dipersamakan dengan akta perjanjian asuransi,
serta dokumen lain yang merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dengan perjanjian asuransi, yang dibuat
secara tertulis dan memuat perjanjian antara pihak
perusahaan asuransi dan pemegang polis.
Fungsi Polis Bagi Nasabah Pengguna Asuransi
(tertanggung)

 Menjadi alat bukti tertulis atas jaminan penanggungan


 Menjadi bukti pembayaran premi
 Menjadi bukti paling otentik untuk menuntut penanggung

Fungsi Polis Bagi Perusahaan Asuransi (penanggung)

 Menjadi alat bukti atau tanda terima premi asuransi


 Menjadi bukti tertulis atas jaminan yang diberikannya kepada tertanggung
 Menjadi bukti paling otentik untuk menolak tuntutan ganti rugi atau klaim yang
diajukan oleh tertanggung
9
Prinsip Asuransi
Insurable Utmost Proximate
Interest Good Faith Cause

Prinsip Dasar Akuntansi

Indemnity Subrogation Contribution

Anda mungkin juga menyukai