Anda di halaman 1dari 60

PELAKSANAAN MANAJEMEN

BIORISIKO PADA BBTKLPP JAKARTA

NANING NUGRAHINI
BBTKLPP JAKARTA

DISAMPAIKAN PADA:
WEBINAR ORIENTASI PERLINDUNGAN TENAGA KESEHATAN BAGI
PETUGAS LABORATORIUM
JAKARTA, 01 JULI 2020

1
UCAPAN TERIMA KASIH
• Tim BBTKLPP Jakarta, Kabag TU, Kabid PTL,
Kabid SE dan Kabid ADKL
• Tim Instalasi K3 BBTKLPP Jakarta

2
RUANG LINGKUP

• PENDAHULUAN

• PELAKSANAAN MANAJEMEN BIORISIKO

• KESIMPULAN & RENCANA TINDAK LANJUT

3
PENDAHULUAN

• B/BTKLPP  TUSI Utama pelaksanaan


Surveilans berbasis laboratorium, dalam
rangka Uji-Kaji dan Solusi guna pelaksanaan
Deteksi, Respons dan Pencegahan penyakit di
suatu wilayah
• Laboratorium ada 3 jenis:
– Diagnositik
– Riset
– Kesehatan masyarakat  B/BTKLPP

4
PENDAHULUAN
• Dalam pandemi COVID19 ini  BBTKLPP Jkt
Lab
pemeriksa dengan fungsi Surveilans, kegiatan meliputi:
– PE, CT, Swab, Pengelolaan data/analisis data, disseminasi hasil
– Px Lab(Penerimaan, Pengiriman, Px lab, Pengelolaan
Media Reagensia, PMI, Kalibrasi, K3 & Pengelolaan Limbah,
Desinfo)
– Pengendalian faktor risiko (Edukasi masy,
Desinfeksi,
Pengendalian kualitas lingkungan))
• Didukung oleh laboratorium dengan tingkat keamanan BSL2
& BSL2+, staf yang berpengalaman dalam pemeriksaan lab
dan pelaksanaan surveilans penyakit dan faktor risiko
• TerkreditasI KAN ISO 17025, sebagai lab kalibrasi dan penguji
sd 2022, untuk klaibrasi 13 parameter, dan penguji untuk 137
parameter
• Saat ini sedang disiapkan penambahan RL utk akreditasi 5
TUGAS & FUNGSI B/BTKLPP

SURVEILANS
SURVEILANS KETATAUSAHAAN &
FAKTOR RISIKO
EPIDEMIOLOGI KERUMAHTANGGAA
PTM
N

UJI KENDALI MUTU


PENILAIAN CEPAT, KAJIAN & PENGEMB & KALIBRASI
SKD & RESPON KLB, TEHNOLOGI P2,
WABAH & BENCANA KESLING & KESMATRA

LABORATORIUM DIKLAT
RUJUKAN ANALISIS DAMPAK
KESEHATAN
LINGKUNGAN

PENGEMBANGAN
MODEL &
TEHNOLOGI TEPAT
GUNA
6
KEPAL
A
KABAG TU

SUBBAG UMUM

SUBBAG PROGRAM &


PELAPORAN

KABID SE KABID ADKL KABID PTL

SEKSI PENGKAJIAN & SEKSI LINGKUNGAN SEKSI TEKNOLOGI


DISEMINASI FISIK & KIMIA LABORATORIUM

SEKSI SEKSI LINGKUNGAN


SEKSI TEKNOLOGI PENGENDALIAN PENYAKIT
ADVOKASI KLB BIOLOGI

KELOMPOK JABATAN
INSTALAS
FUNGSIONAL 7
I
JENIS INSTALASI
KEPDIRJEN P2P No.3130 TAHUN 2019
AGEN
PENYEBAB
PENYAKIT

FAKTOR RISIKO
PENYAKIT

RESPONS
PENGENDALIAN
PENYAKIT

PENUNJANG
PELAYANAN
8
PENDAHULUAN
• Wilayah layanan keg COVID19: DKI Jakarta (Jaktim),
Jabar (Kab & Kota Bekasi, Kab & Kota Bogor, Depok dan
Karawang), Banten, Kalbar, Riau dan Kepri.
• SD 30 Juni 2020
– Telah diterima sebanyak 47.997 sampel terdiri dari swab,
sputum dan serum
– Keluar hasil RT PCR : 40.347
– Sampel dalam proses : 2.432
– Rata-rata sampel diterima : 534/hari
– Rata – rata hasil dikeluarkan : 470/hari
– Kemampuan pemeriksaan per hari 576 dapat ditingkatkan
sd 768*

9
PENDAHULUAN

• PE, CT & Swab yang dilakukan:


– ODP/PDP : 805
– CT : 1.519
– Swab : 2.283
• Dal Risiko
– KIE : 1.378
– Desinfeksi : 386.173 M2
– Estimasi Pop yg dilindungi : 12.730 orang

10
PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO COVID19

KOMUNIKASI
, INFORMASI
DAN EDUKASI DISINFEKSI
MONITORING
KUALITAS LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
PENGENDALIAN
FAKTOR RISIKO
COVID-19
PENGELOLAAN
PELAKSANAAN LIMBAH
FOOD SAFETY COVID-19
K3
PERKANTORAN
DAN
LABORATORIU
M
11
KEGIATAN K3 PERKANTORAN & LAB

Safety Briefing dan


Safety Talk
• Perencanaan dan • Penggunaan APD (Doning dan
pengajuan Kebutuhan Doffing) • Pemantauan
APD • Perilaku aman dalam bekerja
• Stock Opname APD baiak pada saat PE dan KIE,
penggunaan APD dan
penerimaan sampel, perilaku aman serta K3
pemeriksaan laboratorium, perkantoran dan
dan pengelolaan limbah laboratorium
Pengelolaan APD
Pengawasan dan
Pemantauan
Lingkungan Kerja

12
PENGELOLAAN LIMBAH COVID-19

3.
Penimbangan
dan
Pemusnahan
Limbah (Pihak
Ketiga)
LIMBAH
INFEKSIUS
TERKENDALI
2.
Autoclave
Limbah

1. Pemilahan
Limbah

13
PENGELOLAAN LIMBAH KEWASPADAAN COVID19
DILUAR KANTOR

Melakukan
pengelolaan limbah
mulai dari
pemilahan,
autoclave limbah
hingga pemusnahan
limbah pada proses
karantina Kapal
Pesiar Diamond
Princess dari
Yokohama, Jepang

14
KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI
Dilakukan penyuluhan, simulasi, diskusi dan roleplay
dilengkapi dengan media KIE berupa flyer dan booklet terkait
COVID-19 pada masyarakat dan tenaga kesehatan dengan
status ODP, OTG, dan kontak erat berisiko tinggi

15
DISINFEKSI
LINGKUNGAN
Disinfeksi lingkungan dilakukan mulai dari pembuatan larutan
desinfektan serta disinfeksi wadah sampel maupun ruangan pada
kantor BBTKLPP Jakarta dan juga rumah kasus konfirmasi/PDP
pada saat Penyelidikan Epidemiologi dilakukan

Pembuatan Larutan
Disinfektan

Pembuatan Bilik
Disinfeksi Wadah
Sampel 16
PELAKSANAAN MANAJEMEN
BIORISIKO

17
PELAKSANAAN MANAJEMEN BIORISIKO
• Lab bekerja  gunakan bahan biologis berbahaya  memiliki
tingkat risiko tinggi (thd pet lab (biosafety); thd keamanan
mikrobiologi yang diuji (biosecurity))  perlu sistem yg diterapkan
oleh lab untuk meminimalkan risiko bahaya yang ditimbulkan.
• Di masa pandemi COVID19  aktifitas meningkat
• Perlu ada pembekalan manajemen biorisiko terhadap pekerja dan
lingkungan
• Bioresiko = Biosafety dan biosecurity
– Biosafety  prinsip-prinsip containment, teknologi dan praktik
yang diterapkan untuk mencegah pajanan agen biologis
dan/atau racun, dan/atau pelepasan secara tidak sengaja
– Biosecurity Tindakan perlindungan, pengendalian dan
akuntabilitas untuk agen biologis dan/atau dalam
toksin
laboratorium, untuk mencegah kerugian mereka, pencurian,
penyalahgunaan, pengalihan, akses yang tidak sah atau
pelepasan yang tidak sah 18
PELAKSANAAN MANAJEMEN BIORISIKO

• Tujuan:
– Untuk melakukan pengelolaan risiko yang ada, dengan
melakukan identifikasi risiko, penilaian risiko, 
diketahui potensi bahaya, tingkat keparahan dan
konsekuensinya, bagaimana melakukan proses
mitigasi atau pengendaliannya, dan serta menetapkan
langkah – langkah pengendaliannya yg harus
dilakukan.
• Sehingga seluruh petugas BBTKLPP Jakarta

terlindungi, dan tercegah dari penularan penyakit
 layanan internal
19
PELAKSANAAN MANAJEMEN BIORISIKO
• Prinsip dasar Plan, Do, Cek, Act
• Dokumen Mutu terkait Sistem
Manajemen Bioresiko Lingkungan

Terintegrasi ISO
17025:2017 Manual Mutu

Prosedur Mutu
• 41 IK Biorisiko
Instruksi Kerja Biorisiko Lab
lab

Format Biorisiko Lab

20
Elemen dari SNI 8340:2016
• Sistem Manajemen Risiko • Persyaratan Fisik
• Penilaian Risiko • Peralatan dan Pemeliharaan
• General Safety
• Personalia dan SDM • Dekontaminasi, Desinfeksi
• Good Microbiological dan Sterrilisasi
Technique • Tranfirtasi dan Toksin
• Alat pelindung diri
• Program Kesehatan • Biosecurity
Kerja • Transportasi keamanan
• Tanggap darurat dan bahan biologi dan toksin
perencanaan Kontingensi Kemanan Informasi

21
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO DAN
PENGENDALIAN RISIKO

Penilaian
Risiko
(SOP, IK)

22
IFORMASI & INVENTARISASI BAHAN BIOLOGI DAN TOKSIN
1 Nama Agen SAR-CoV-2
2 Kelompok Risiko 3
3 Dosis Penularan (optional) Belum diketahui
4 Sumber Penularan Cairan saluran pernafasan
5 Jalur Penularan Droplet langsung ke mulut, hidung dan mata atau
permukaan terkontaminasi terpegang tangan dan
menyentuh mulut, hidung dan mata

6 Sensitivitas terhadap disinfektan/fisik Mengikuti pedoman WHO:


• Sodium hypochlorite (bleach) 1000 ppm (0.1%)
untuk dekontaminasi permukaan
• Sodium hypochlorite (bleach) 10000 ppm (1%)
untuk dekontaminasi limbah cair dan tumpahan
• Ethanol 70% untuk dekontaminasi permukaan
• 0.5% hydrogen peroksida

Sumbern : Phatogen Safety Data Sheet Canada


23
PELAKSANAAN MANAJEMEN BIORISIKO
• Kegiatan :
– Penerimaan spesimen
– Pengiriman Spesimen
– Preparasi
– Ekstraksi
– Pengerjaan pembacaan RTPCR
– Pengelolaan Limbah
– K3
– PE, Contact tracing dan Swab
– Dal Risk (Edukasi pd masy dan Desinfeksi)
– Pelaksanaan Pengendalian Mutu (PMI &
PME)
24
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN PENERIMAAN DAN
PENGIRIMAN SAMPEL SAR-CoV-2 BBTKLPP JAKARTA

25
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN PREPARASI
SAMPEL SAR-CoV-2 BBTKLPP JAKARTA
26
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN EKSTRAKSI RNA
SAMPEL SAR-CoV-2 BBTKLPP JAKARTA
27
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN REALTIME PCR
SAMPEL SAR-CoV-2 BBTKLPP JAKARTA
28
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN PENANGANAN LIMBAH
SAMPEL SAR-CoV-2 BBTKLPP JAKARTA
29
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN
KEGIATAN K3 BBTKLPP JAKARTA
30
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN
KEGIATAN MUTU BBTKLPP JAKARTA
31
GENERAL SAFETY

• Bahaya kebakaran
• Peralatan dengan listrik
• Radiasi
• Kimia
• Fisika
• Ergonomi

32
GOOD MICROBIOLOGICAL TECHNIQUE
• Makan, minum, menyimpan makanan, berdandan, memasang
dan melepas contact lens di dalam laboratorium tidak
diperbolehkan
• Melakukan pipetting dengan mulut untuk semua jenis bahan
dan reagensia di labororatorium merupakan praktek yang
dilarang.
• Apabila berambut Panjang maka rambutnya harus diikat selama
bekerja dan apabila berhijab maka hijab harus dimasukkan ke
dalam jas laboratorium
• Apabila terdapat luka atau goresan maka harus ditutup dengan
sesuatu yang tahan air sebelum bekerja di laboratorium

33
GOOD MICROBIOLOGICAL TECHNIQUE
(lanjutan)
• Laboratorium harus selalu dijaga bersih dan rapi.
Ruang laboratorium bukan ruang kerja yang digunakan
untuk menulis, membuat laporan (paper work).
• Penggunaan jarum dan benda tajam harus dibatasi di
dalam laboratorium hanya apabila sangat diperlukan.
• Apabila bekerja dengan menggunakan sentrifus maka
sentrifus atau rotor ditutup dengan tutup yang rapat
yang dapat menahan bahaya aerosol selama proses
sentrifugasi.
• Praktek cuci tangan yang benar harus dilakukan setelah
selesai bekerja di laboratorium.

34
GOOD MICROBIOLOGICAL TECHNIQUE
(lanjutan)

Dekontaminasi bahan dan meja kerja


Dekontaminasi meja kerja dan lantai
•Permukaan meja kerja
•Permukaan BSC
•Lap lantai bila diperlukan

35
GOOD MICROBIOLOGICAL TECHNIQUE
Technique (lanjutan)
Pembersihan rutin ruangan
• Tempatkan kembali bahan yang sudah dipakai ke tempat
penyimpanannya
semula
• Pengambilan atau pembuangan limbah sesuai prosedur, di autoclave
bila perlu
• Tempatkan bangku laboratorium dengan rapi
• Matikan lampu Nyalakan UV untuk ruangan - untuk BSC

36
APD

37
SOP Tata cara memakai Alat Pelindung Diri (APD)
1. Siapkan semua APD yang akan dipakai dan cek APD unruk memastikan APD rusak/bocor dll.
2. Basahi tangan dengan hand sanitizer dan pakai sarung tangan nitril.
3. Pasangkan Baju Hazmat, namum untuk penutup kepala jangan di pasang dulu.
4. Pasangan head cover (optional)
5. Pasangkan Masker N 95 dengan cara:
• Pastikan masker N95 benar-benar menempel pada wajah dan tidak ada celah yang terbuka.
• posisikan garis kawat di atas hidung, lalu Tarik kedua sisi tali pada bagian atas kepala
• Jika masker sudah menggantung, tarik masker ke bawah untuk bisa menutup mulut hingga
dagu.
• Selanjutnya Tarik tali bagian bawahnya di tengkuk atau belakang leher .
• Tekan tekan masker N 95 sesuaikna dengan bentuk wajah dan hembuskan nafas dengan
mulut
dan hidung, jika tidak ada angin yang keluar berarti sudah Ok.
• Jika masih ada udara yang keluar ulangi lagi menekan masker N 95 sesuai kondisi muka dan
hembuskan lagi nafas.
6. Tutup kepala baju baju hazmat dengan rapi sesuai dengan bentuk muka, pastikan rambut atau jilbab
tidak ada yang keluar.
7. Pasangkan googles dengan menarik karetnya ke atas kepala pastikan sudah terpasang sempurna
8. Pasangankan petutup sepatu (shoes cover) dengan rapi.
9. Siap bekerja

38
SOP Tata cara melepas Alat Pelindung Diri (APD)
1. Pastikan ada tempat pembuangan sampah infeksius atau kantong kuning infekius.
2. Gunakan hand sanitizer /cairan alcohol pada tangan dengan seperti mencuci tangan.
3. Lepaskan shoes cover secara perlaham ambil dengan tangan dan masukkan ke tempat sampah.
4. Gunakan hand sanitizer/cairan alkohol pada tangan kembali..
5. Lepaskan face shield dan semprot dengan cairan alkohol lalu keringkan dengan tisu letakkan di tempat APD
reuse.
6. Lepaskan goggles dan semprot dengan cairan alkohol lalu keringkan dengan tisu letakkan di tempat APD reuse.
7. Lepaskan penutup kepala pada Hazmat dan gunakan cairan desinfektan pada tangan.
8. Lepaskan Hazmat dengan posisi kepala melihat kelangit-langit, untuk menghindari kontak dagu
9. dengan hazmat. Lepaskan perlahan dan hazmat di rapikan dan masukkan ke tempat sampah infeksius.
10. Gunakan hand sanitizer /cairan alkohol pada tangan dengan seperti mencuci tangan.
11. Lepaskan sarung tangan dengan memperhatikan teknis melepasa sarung tangan.
12. Gunakan hand sanitizer /cairan alkohol pada tangan dengan seperti mencuci tangan.
13. Gunakan sarung tangan bersih untuk membuka Masker N 95.
14. Membuka masker N 95 dengan cara:
- Dekatkan badadn/muka ke arah tempat sampah infeksius/kantorng plastik kuning.
- Lepaskan karet bagian bawa terlebih dahulu lalu Tarik karet bagian atas secara perlahan.
- Dengan memegang karet bagian atas tadi Masker N 95 langsung di masukkan ketempat sampah
yang sudah berada di depan petugas lab.
13. Gunakan hand sanitizer /cairan alcohol pada tangan dengan seperti mencuci tangan.
14. Semprot sepatu dan keringkan dengan tisu.
15. Semprotkan lagi APD reuse (google & Face shield) dengan alcohol dan keringkan
16. Gunakan hand sanitizer atau alkohol pada tangan kembali
17. Lepaskan sarung tangan dengan memperhatikan teknis melepasa sarung tangan.
39
PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT DI LAB
BBTKLPP JAKARTA
40
PPE petugas limbah

41
SUMBER DAYA
Pelatihan Biorisko laboratorium yang diikuti oleh
• Kepala Balai
• Seluruh pejabat Struktural
• Kepala instalasi/ Staf laboratorium/
• Tenaga penunjang – tenaga administraso, petugas kebersihan, mekanik,
pemeliharaan gedung, petugas kemanan, sopir, dll

BBTKLPP Jakarta
Safety Officer dan Petugas laboratiriumtelah mengikuti
pelatihan Biosafety Biosecurity Nasional dan Internasional.

42
PELATIHAN EKSTERNAL

43
PELATIHAN INTERNAL
Safety Briefing

44
SAFETY INSPECTION, MENTORING DAN
SUPERVISI DI LABORATORIUM

45
KEAMANAN FISIK

1. Pembatasan akses masuk ke fasilitas


laboratorium
2. Kontrol akses:
3.Hanya diberikan pada orang-orang
tertentu
4. Kartu ID/Badge
5. Area terbatas dapat menggunakan kunci
elektronik atau kunci fisik
6.Akses terbuka dapat menggunakan kunci
elektronik atau petugas keamanan
46
Tanggap darurat
• Institusi harus memiliki program terkait Respon
Tanggap Darurat yang dibuat melalui penilaian
risiko dan perencanaan yang baik
• Merupakan upaya untuk keselamatan pegawai
• Komponen yang dibutuhkan dalam keberhasilan
respon tanggap darurat:
– – Antisipasi keadaan darurat (melalui penilaian
risiko)
– – Skenario keadaan darurat
– – Peralatan Tanggap Darurat
– – Layanan darurat
– – Desain laboratorium dan keamanan fisik
– – Pelatihan, simulasi, drill
– – Pelaporan dan investigasi
47
KEGIATAN K3
• Vaksinasi
• Monitoring kesehatan pegawai Mengisi forn self
assessment dengan instrument google form.
• Makanan dan vitamin
• Pengambilan sampel swab petugas lab dan
karyawan
• Evaluasi status kesehatan dilakukan meliputi:
– Preplacement Evaluasi Medis
– Evaluasi Medis tahunan/rutin – Imunisasi
– Terkait Alat Pelindung Diri
– Penanganan apabila terjadi kecelakaan
48
LABORATORIUM BSL 2+

49
Pemusnahan
Proses autoclave Pengangkutan ke TPS Penimbangan dan
limbaholeh pihak ketiga
pencatatan di
TPS

PENGELOLAAN LIMBAH INFEKSIUS PADAT

50
PERALATAN & PEMELIHARAAN

• Diutamakan peralatan keselamatan (Bio Safety


Cabinet, sentrifus,
• respirator, filter HEPA (High
Efficiency Particulate Air) ruangan, fume
hood)
• Peralatan pengolahan limbah
• Validasi, kalibrasi dan sertifikasi

51
Dekontaminasi, Desinfeksi dan sterilisasi
Pemilihan metode
dekontaminasi dan bahan
disinfektan harus melalui
penilaian risiko
– Kompetensi personel yang
melakukan
– Monitoring terhadap
proses
– Pihak ketiga

52
Biosecurity

• Keamanan Fisik
• Keamanan Informasi
• Keamanan personil
• KeamananTransportasi Bahan Biologis
• Inventarisasi dan Penyimpanan Bahan
Biologis Berharga (Valuable
Biological Materials, VBM)

53
TRANPORTASI KEAMANAN BAHAN
BIOLOGI DAN TOKSIN
Internal:
• Perpindahan material dari atau ke laboratorium
di dalam satu
• institusi/fasilitas
• Antar laboratorium
• Menuju area pengiriman
• Dari area penerimaan
• Menuju area pengolahan limbah
• Menggunakan leak-proof containers 54
TRANSPORTASI KEAMANAN BAHAN
BIOLOGI DAN TOKSIN (lanjutan)

Eksternal:
• Accountability dari penerima
• Pengamanan fisik dari material
• Jalur pengiriman
• Accountability dari kurir

55
Kemanan Informasi
• penyimpanan yang aman untuk semua data dan rekaman
tertulis yang sensitif, termasuk rekaman elektronik dan
tanda tangan elektronik;
• keamanan komputer termasuk protokol enkripsi dan
firewall internet;
• kebijakan yang ketat untuk masuk keluar PC, laptop,
media penyimpanan, kamera, dll dari
• fasilitas;
• pemusnahan seluruh file kertas yang akan dibuang dan
penghapusan secara lengkap file
• elektronik yang tidak diinginkan;
• langkah-langkah keamanan dan prosedur

56
KESIMPULAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT

• Bahwa petugas kesehatan mempunyai 2 fungsi


fungsi
yaitu sosial dan fungsi profesional (petugas
kesehatan), kedua fungsi yang dijalankan tersebut
rawan tertular COVID19, tetapi bisa diidentifikasi
• Dalam upaya untuk meminimalisir dampak fungsi
profesional maka perlu dilakukan manajemen risiko
yang baik, sesuai dengan standar, dijalankan secara
disiplin dan konsisten
• Petugas kesehatan harus punya kesadaran yang tinggi
dalam menjalankan upaya pengelolaan biorisiko
terhadap dirinya dan lingkungan sekitarnya

57
KESIMPULAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT

• Renker, SOP/IK, peralatan dan bahan dan upaya


dilakukan
yang oleh K3 tidak akan artinya
petugas apabila lab selilingny tidak
ada
mempunyai
nakes/petugas kesadarandan yang a baik
menjalankannya, untuk
• Upaya-upaya sosialisasi, pelatihan, dan kegiatan PK
perlu dilakukan berulang – ulang, disertai dengan
Mentoring, dan Bimtek secara kontinu
• Secara berkala BBTKLPP Jkt, melakukan reviu terhadap
kegiatan manajemen biorisiko yang dilakukan
• Mempersiapkan akreditasi px Lab COVID19

58
WE ARE NEVER GONNA MAKE IT LIKE YOU DO
BUT WE’LL NEVER LET YOU FALL

The beating of my hearts is a drum


and it’s a lost
There is a light
A certain kind of light that never shone on me
I want my life to be a light
59
REFERENSI
• Laboratorium Biosafety Manual, third edision, World
Health Organization Geneva 2004.
• Laboratory biosafety guidance related to coronavirus
disease 2019 (COVID-19), World Health Organization,
12 Februari 2020.
• SNI 8430:2016 tentang system manajemen Biorisiko
di Laboratorium.
• WHO GAP III (2015) – WHO Global Action Plan to
minimize poliovirus facility-associated risk after type-
specific eradication of wild polioviruses and
sequential cessation of oral polio vaccine use

60

Anda mungkin juga menyukai