Anda di halaman 1dari 151

SPESIFIKASI JEMBATAN

DAN
PEKERJAAN JALAN BETON

JUNI 2017

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


KRITERIA DESAIN JEMBATAN
(mengacu edaran Dirjen BM no UM 0103-Db/242, 21 maret 2008)

Kekuatan dan stabilitas struktur

Kenyamanan dan keselamatan (bagi pengguna jalan)

Kemudahan (dalam pelaksanaan dan pemeliharaan)

Ekonomis

Pertimbangan aspek lingkungan, sosial, dan aspek


keselamatan jalan

Keawetan dan kelayakan jangka panjang

Estetika
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Umur rencana jembatan standar 50 tahun dan 100
tahun untuk jembatan penting atau pada ruas penting
(tol )

Pembebanan BM 100 untuk semua jembatan permanen

Lebar jembatan minimum jalan nasional kelas A adalah


1+7+1m
Pada lantai jembatan, superelevasi/ kemiringan
melintang adalah 2% dan kemiringan memanjang
maksimum adalah 5%.

Material beton:
Lantai : Beton 30 MPa
Bangunan atas : Beton30 MPa (minimal)
Bangunan bawah : Beton 25 MPa (termasuk untuk isian
tiang pancang) Bore pile Beton 30 MPa

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


SPESIFIKASI STRUKTUR
DIVISI 7
• SEKSI 7.1. BETON
• SEKSI 7.2. BETON PRATEKAN
Spek 2016
• SEKSI 7.3. BAJA TULANGAN
• SEKSI 7.4. BAJA STRUKTUR
masih sama
• SEKSI 7.5. PEMASANGAN RANGKA BAJA dengan spek
• SEKSI 7.6. PONDASI TIANG 2010 rev 3??
• SEKSI 7.7. PONDASI SUMURAN
• SEKSI 7.8. ADUKAN SEMEN
• SEKSI 7.9. PASANGAN BATU
• SEKSI 7.10 PASANGAN BATU KOSONG DAN BRONJONG
• SEKSI 7.11 SAMBUNGAN EKSPANSI (EXPANSION JOINT)
• SEKSI 7.12 PERLETAKAN (BEARING)
• SEKSI 7.13 SANDARAN (RAILING)
• SEKSI 7.14 PAPAN NAMA JEMBATAN
• SEKSI 7.15 PEMBONGKARAN JEMBATAN
• SEKSI 7.16 DRAINASE LANTAI JEMBATAN

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
BETON
Terdiri atas:

SEMEN
AIR
AGREGAT KASAR
AGREGAT HALUS
ADMIXTURE (bahan kimia)
BAHAN TAMBAH (fly ash, pozzolan)

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
BETON
Semen
Pasta
Air
Mortar
Fine aggr. ( Pasir )
Beton

Coarse aggr.( Split )

Kekuatan beton tergantung dengan


faktor air semen ( f.a.s )
Tujuan pencampuran
bahan beton dengan
Diharapkan apabila
Komposisi tertentu adalah
Mengeras akan
Didapat
Mudah transport
Mudah penangananan
Kuat dan Awet
Mudah dipadatkan
Mudah pengerjaan akhir

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Sudah tidak ada K..

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
fck = fcm - k.S = average (xx:xx) – k*stdevp(xx:xx)

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Coef.of Variation for different
standard percent
Description Field Lab.
Excelent below 3 below 2
Very Good 3-4 2-3
Good 4-5 3-4
Fair 5-6 4-5
Poor Above 6 Above 5

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Penyesuaian Campuran
• Faktor air semen tidak diubah
• Perbandingan antara jumlah semen dengan air
tetap
• Sand/Agregat rasio tidak diubah
• Jumlah agregat halus dibanding dengan
jumlah agregat secara total tetap

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Workability/slump /konsistensi
• Workability yang dinyatakan dalam nilai slump tertentu mempunyai tujuan
agar beton mudah dikerjakan (dicor) dan dipadatkan tanpa terjadi
segregasi.
• Hal ini tergantung pada sifat beton dan lokasi pengecorannya
• Beton segar dengan kadar air tertentu akan menjadi beton dengan suatu
konsistensi kekakuan tertentu sehingga dapat dengan mudah dicor pada
suatu acuan dengan jumlah baja tulangan tertentu dengan suatu
pemadatan secara normal.
• Beton disebut workable (dapat dikerjakan), tergantung pada sifat beton
dan dimana serta bagaimana beton akan dicor dan dipadatkan
• Sehingga akan didapat beton keras yang memenuhi kuat tekan yang
disyaratkan.

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


KONDISI TEMPAT KERJA

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


KONDISI TEMPAT KERJA
Penyedia Jasa tidak boleh melakukan
Penyedia Jasa harus menjaga temperatur pengecoran bilamana :
semua bahan, terutama agregat kasar:
• penguapan melampaui 1,0
• dengan temperatur pada tingkat yang kg/m2/jam
serendah mungkin • Lengas nisbi dari udara kurang dari 40
• harus dijaga agar selalu di bawah %.
30oC sepanjang waktu pengecoran. • Tidak diijinkan oleh Direksi Pekerjaan,
selama turun hujan atau bila udara
penuh debu atau tercemar.

PENGENDALIAN MUTU Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Pengaruh suhu beton, suhu
udara, kelembaban relatif dan
kecepatan angin pada laju
penguapan air permukaan
beton

Suhu Beton =
0,1 Suhu Pasta semen +
0,3 Suhu air +
0,6 Suhu agregat

PENGENDALIAN MUTU Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


ACI 305R-99
Hot Weather
Concreting

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Length ranges from 5 to 100 cm

Spaced in an irregular pattern from


5 to 60 cm
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
BAHAN - SEMEN
• Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland tipe I, II,
III, IV, dan V yang memenuhi SNI 15-2049-2004 tentang Semen Portland.

• Semen tipe IA (Semen Portland tipe I dengan air-entraining agent ), IIA (Semen
Portland tipe II dengan air-entraining agent), IIIA (Semen Porgtland tipe III dengan
air-entraining agent), PPC (Portland Pozzolan Cement), dan PCC (Portland
Composite Cement) dapat digunakan apabila diizinkan oleh Direksi Pekerjaaan.
Apabila hal tersebut diizinkan, maka Penyedia Jasa harus mengajukan kembali
rancangan campuran beton sesuai dengan merek semen yang digunakan.

• Di dalam satu proyek hanya dapat digunakan satu merek semen, kecuali jika
diizinkan oleh Direksi Pekerjaan. Apabila hal tersebut diizinkan, maka Penyedia Jasa
harus mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai dengan merek
semen yang digunakan.

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


JENIS SEMEN YANG UMUM
DIPAKAI DI INDONESIA
SEMEN TYPE I
( Semen biasa )

SEMEN TYPE II
( Semen tahan sulfat sedang )

SEMEN TYPE V
( Semen tahan sulfat tinggi )

BLENDED CEMENT
( Semen yang dicampur dengan pozzolan )
Dapat menjadi pengganti type II & V
PENGENDALIAN MUTU Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
SEMEN

PENGUJIAN BAHAN SPESIFIKASI PENGARUH TERHADAP SIFAT DAN


MUTU BETON
Maksimum tertahan
diatas saringan #
Kehalusan 100 0% kecepatan pengikatan, kekuatan
mortar, workability, permeability

200 20%

Waktu pengikatan …………….. menit Menentukan waktu beton segar masih


awal diizinkan dicor, waktu curing dimulai
Waktu pengikatan ……………… menit Kesinambungan pengecoran, waktu
akhir cutting dimulai

Kekuatan tekan Minimum ………… mutu semen, kekuatan beton


mortar
Panas hidrasi derajat C retak, kualitas beton

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Beton adalah suatu sistem yang
Apa yang dimaksud dengan beton? terdiri atas 5 komponen

Admixtures mengontrol
konsistensi dan durabilitas

Air berpengaruh pada


Kepadatan beton:
0.5%
Pengaruh tambahan 2.5%
Pada durabilitas beton:
9% Agregat
Semen
Pengaruh semen terhadap 18%
Kuat tekan beton: Tambahan
Air
Agegat dalam beton:
- 0/4 mm Mortar Admixtures
- 0/>4 mm Concrete 70%

37
Semen
Proses hidrasi (Setelah ditambah air):
Pore area CSH
Quantity short-fibrously

CSH
long-fibrously

Minutes Hours Days


Hydration time

Hydration stage I stage II Hydration stage III

stiffening
Menjadi Kaku hardening
Mengeras

39
Beton – Bahan Tambah (Additive)
Penggunaan bahan tambah :

 Sebagai pengganti semen


 Untuk meningkatkan beberapa sifat beton (beton keras)
 Menjadikan kondisi beton segar yang lebih baik

Bahan tambahan semen secara umum sebagai bahan


pengganti semen atau untuk meningkatkan fraksi halus.
Bahan tambahan semen juga digunakan untuk
meningkatkan sifat-sifat beton segar/beton keras seperti
warna, meningkatkan kuat tekan ultimit , sifat terhadap
termperatur dan lain sebagainya

40
Beton – Bahan tambahan
Introduction

Terms
 Hydraulic Materials
Materials which harden in, and with water, and are afterwards
water insoluble.
Cement / Hydraulic lime

 Latently Hydraulic Materials


Also forms hydration products, but only in presence of Ca(OH)2
(hydrated lime). But it's not needed for the reaction .
Granulated blast-furnace slag / Ca loaded fly ashes

41
Concrete - Additions
Introduction

Definisi

 Material pozzolan
Merupakan bentuk produk hidrasi, tetapi dalam kondisi adanya of Ca(OH)2
(hydrated lime).
Micro silica / Fly ash

 Materials di dalam semen (innert)


Ntidak ada reaksi kimia yang mengganti tempat.. Inert materials mengisi
struktur di dalam matrix (densify).
Bubuk Limestone

42
Bahan Tambahan
Latent Hydraulic Pozzolanic - Micro-silica
- Slag, Fly-ash (high Ca) - Fly-ash (low Ca)

Fillers: Hydraulic: - Semen


- Limestone Powder - Hydraulic Lime

43
Beton – Bahan Tambahan
Mineral Materials

Blastfurnace slag / granulated blast-furnace slag

KEUNTUNGAN
 Meningkatkan durabilitas, terutama terhadap serangan sulfate
 Menurunkan panas pada saat terjadinya hidrasi
 Mengurangi biaya dalam campuran beton

KERUGIAN
 Pembentukan kuat tekan awal yang lebih rendah
 Seringkali rpduk beton segar tidak stabil kecuali adanya rancangan
campuran yang baik (betul).

45
Beton – Bahan Tambahan
Mineral Materials

Fly ash
KEUNTUNGAN
 Meningkatkan workability (pumping /compacting)
 Mengurangi susut dan panas hidrasi
 Meningkatkan ketahanan terhadap serangan kimia.

KERUGIAN
 Peningkatan kekuatan yang rendah

47
Beton – Bahan Tambahan
Mineral Materials

Micro Silica
KEUNTUNGAN
 Meningkatkan durabilitas dan kuat tekan ultimit.
 Mengurangi segregasi dan stabilitas campuran beton segar yang lebih baik
 Densiti yang lebih baik

KERUGIAN
 Kebutuhan air yang lebih banyak
 Terbatasnya ketersediaan
 Memerlukan curing yang benar.

49
Beton – Bahan Tambahan
Mineral Materials

Limestone powder
 Sebagai bahan pengisi (filler) dan dihasilkan dari gridning batuan
kapur tertentu

50
Beton – Bahan Tambahan
Mineral Materials

Limestone powder
KEUNTUNGAN
 Biasanya untuk mendapatkan daya ikat yang lebih baik di dalam
beton
 Seolah-olah bahan tambahan untuk beton, tetapi sebenarnya
merupakan bahan tambahan kehalusan untuk agregat
 Mudah didapat

KERUGIAN
 Sangat tergantung pada jenis kualitas bahan baku dan prosesnya.
 Tidak ada reaksi tambahan dalam pembentukan kekuatan beton.

51
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
BAHAN - AIR
• Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya
harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam,
asam, basa, gula atau organik.
• Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03-
6817-2002 tentang Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam
beton.
• Apabila timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan karena
sesuatu sebab pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus
diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir standar
dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air murni hasil
sulingan.
• Air yang diusulkan (bukan air yang dapat diminum) dapat digunakan apabila
kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 (tujuh) hari dan 28 (dua
puluh delapan) hari mempunyai kuat tekan minimum 90% dari kuat tekan
mortar dengan air suling untuk periode umur yang sama.
• Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan.

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


JENIS PENGUJIAN AIR

• pH
• Rasa
• Bau
• Bahan tersuspensi
• Bahan padat
• Kadar minyak
• Bikarbonat
• Ion sulfat
• Ion khlor
• Ion Magnesium

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Air
PENGUJIAN BAHAN SPESIFIKASI PENGARUH TERHADAP SIFAT DAN
MUTU BETON

pH 4,5 – 8,5 Perubahan sifat semen, hidrasi,


kekuatan

Benda padat max 2.000 ppm Pengikatan, mengurangi kekuatan


beton

Bahan tersuspensi, max 2.000 ppm Pengikatan, mengurangi kekuatan


beton

Bahan organik, max 2.000 ppm Pengikatan, mengurangi kekuatan


beton

Minyak, max 2% terhadap berat semen Pengikatan, mengurangi kekuatan


beton

Ion sulfat, max 10.000 ppm Pengikatan, mengurangi kekuatan


beton, durability, korosi

Ion klorida, max 20.000 ppm Pengikatan, mengurangi kekuatan


beton, durability, korosi

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


AGREGAT
Agregat Halus
Sand ( Pasir )

Medium & Coarse Aggregate


Screening & Split
( batuan sedang & kasar )
AGREGAT HALUS
SAND ( pasir )
Butiran 0,01 - 5,0mm
Bersih dan bergradasi
FM 2,30 – 3,10 ( ideal 2,70 )

FM (Finenes Modulus) :
Retained # 4,8,16,30,50 dan 100
dibagi 100
Koreksi Mix dengan FM
FM >2,70 < , per 0,20 = +/- 1,0%
AGREGAT KASAR
AGREGAT KASAR
Butiran 5.0 - 20,0mm
Bersih dan bergradasi
Keras
Rounded Bentuk kubikal

Angular /
sub-angular
Pengaruh batu
Elongation Elongation &
Flakiness
Flakiness dalam mix
SP. GRAVITY & ABSORPTION
Dry aggregate
OF AGGREGATE
Bulk Sp. Gravity = WA / VB

SSD Sp. Gravity = WB / VB


Berat Jenis ini dipakai untuk
perhitungan design beton
Berat A (WA)
Volume A (VA) App. Sp. Gravity = WA / VA
Aggr. + water (ssd)
Absorption = (WB – WA) / WA x 100

Keterangan :
WA = Berat Kering
WB = Berat SSD
VA = Volume absolut
VB = Volume + void
Berat B (WB)
Volume B (VB) SSD = Saturated Surface Dry
Ir. Lanny Hidayat, MSi
TOTAL AIR
DI DALAM BETON
Water

Tingkat penyerapan air adalah :


air dalam aggregate

Air Bebas adalah :


Air untuk Beton ( Faktor Air Semen )

Water Allowance adalah :


Moist. Content - Absorption

Tambahan air adalah :


Aggregate
Air bebas – Water Allowance
PENGUJIAN AGREGAT
Agregat Halus:

- Sieve analysis
- Sp. Gravity & Absorption Agregat Kasar:
- Sand Equivalent
- Organic Impurities - Sieve analysis
- Clay Lump - Sp. Gravity & Absorption
- Silt Content - Flakiness & Elongation
- Soundness - Abrasion
- Bulk Density - Soundness
- Bulk Density
Pengujian & Specification
Bahan Beton

Agregat Halus
Specification
1. Grading ASTM-C33 Spec. F/Aggr.
2. Sp. gravity of F/Aggr. ASTM-C128 2.50 – 3.00 gr/cc
3. Sand Equivalent. ASTM-D2419 > 65 %
4. Organic Impurities. ASTM-C40 <#3
5. Clay Lump ASTM-C142 < 1,0 %
6. Unit Weight. ASTM-C29 > 1,40 kg/ltr
Pengujian & Specification
Bahan Beton

Agregat Kasar
Specification
1. Grading ASTM-C33 Spec. C/Aggr.
2. Sp. gravity of F/Aggr. ASTM-C127 2.50 – 3.00 gr/cc
3. Abrasion ASTM-C131 < 35 %
4. Elongation Index BS 812 < 15 %
5. Flakiness Index BS 812 < 15 %
6. Unit Weight. ASTM-C29 > 1,40 kg/ltr
KETENTUAN MUTU AGREGAT

Batas Maksimum yang diizinkan untuk Agregat


Sifat-sifat Metode Pengujian
Halus Kasar

Keausan agregat dengan SNI 2417:2008 -


mesin Los Angeles 40%
Kekekalan bentuk SNI 3407:2008 10% - natrium 12% - natrium
agregat terhadap larutan
natrium sulfat atau
magnesium sulfat 15% - magnesium 18% - magnesium

Gumpalan lempung dan SNI 03-4141-1996


partikel yang mudah 3% 2%
pecah
Bahan yang lolos SNI 03-4142-1996 5% untuk kondisi umum,
saringan No.200. 3% untuk kondisi 1%
permukaan terabrasi

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Agregat
PENGUJIAN BAHAN SPESIFIKASI PENGARUH TERHADAP SIFAT DAN MUTU
BETON
Halus Kasar

Bahan < saringan # 200 3 % utk 1% Pengikatan (bonding) , workability, terbentuknya


(max) permukaan lapisan film, kekuatan beton turun
terabrasi
5% utk kondisi
umum

Kotoran organik max. Standar warna < no. 3 Setting time bton, perkembangan kekuatan,
durability
Berat jenis minimum 2,5 2,5 Mutu agregat, workability, kekuatan beton
Peresapan, max 5% 2,5 % Berat jenis, mutu agregat, kekuatan beton
Berat isi, kg/dm3, min 1,2 1,2 Mutu bahan, berat jenis, perhitungan volume,
kekuatan beton
Gumpalan lempung, 3% 2% Bonding, keperluan air, pemakaian semen,
mudah pecah, max kekuatan beton
Partikel ringan, max 1% 1% Pemeability, kekuatan, durability
Butiran pipih dan - 20 % Workability, kuat tekan, kuat lentur
panjang, max

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Agregat

PENGUJIAN BAHAN SPESIFIKASI PENGARUH TERHADAP SIFAT DAN MUTU


BETON
Halus Kasar

Ketahanan terhadap - 28 % Workability, kekuatan, bonding, ketahanan


keausan, max aus permukaan
Soundness max terhadap 10 % 12 %
Na2SO4 Pengembangan agregat (ekspansif pada
suhu dingin) beton pecah
Soundness max terhadap 15 % 18 %
Mg2 SO4
Crushing value - 28 % Workability, kekuatan, bonding, ketahanan
aus permukaan

Impact value max 40 % Mutu agregat, workability, kekuatan beton


Alkali reaktif Pengembangan agregat (pengaruh dari
dalam) , beton pecah

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Admixtures
Introduction:

Definisi

 BS EN206-1, DIN 1045, EN 480, ASTM C 494 dan standar lain yang
mendefinisikan admixtures, dapat didefinisikan sebagai berikut:

Material, yang ditambahkan dalam jumlah yang sedikit (berhubungan


dengan jumlah berat semen) pada saat proses pencampuran, untuk
mengubah sifat-sifat beton segar ataupun beton keras.

72
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Tipe Admixture – ASTM C-494
Description Type A Type B Type C Type D Type E Type F Type G
Water Retarding Accelerator (A+B) (A+C) High Range (B+F)
Reducing Water Rdc
Water Content 95 - - 95 95 88 88
Max., % of control
Water Reduction 5 - - 5 5 12 12

Setting Time (deviation from control)


Initial at least … +1:00 -1:00 +1:00 -1:00 … +1:00
not more than -1 to +1:30 +3:30 -3:30 +3:30 -3:30 -1 to +1:30 +3:30

Comp. Strength, min. % of control


1 day … … … … … 140 125
3 days 110 90 125 110 125 125 125
7 days 110 90 100 110 110 115 115
28 days 110 90 100 110 110 110 110

75
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
PENAKARAN BAHAN

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Pedoman Awal
Rancangan campuran
Mutu beton
Rasio Kadar
Jenis Ukuran agregat Air/semen semen
beton f’c (MPa) ’bk (kg/cm2) (Max-mm) max Minimum
Thd berat (kg/m3)

Mutu tinggi > 50 > K 600 - - -

45 K 500 19 - 37 0,40 455 - 395


38 K 450 19 - 37 0,425 430 - 370
35 K 400 19 - 37 0,45 405 - 350
Mutu 30 K 350 19 - 35 0,475 385 – 335
sedang
25 K 300 19 - 35 0,50 365 – 315
20 K 250 19 - 35 0,55 335 – 290
Mutu 15 K 175 19 - 35 0,60 305 – 265
rendah
10 K 125 19 - 35 0,70 260 - 225

Ir. Lanny Hidayat, MSi


Rasio agregat & Mutu Beton
S/G dan G/S
No. FA / CA S/G G/S GRADE
1 50/50 1,00 1,00 K-100
2 48/52 0,81 1,08 K-150
3 46/54 0,85 1,17 K-200
4 44/56 0,79 1,27 K-250
5 42/58 0,72 1,38 K-275
6 40/60 0,67 1,50 K-350
7 38/62 0,61 1,63 K-450
8 36/64 0,56 1,78 K-500
9 34/66 0,52 1,94 K-550
10 32/68 0,47 2,12 K-600
-
11 30/70 0,43 2,33 K-650
12 28/72 0,38 2,57 K-750
Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
PENCAMPURAN
• Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan
ukuran yang dapat menjamin distribusi yang merata dari seluruh bahan.
•  Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat
untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap
penakaran.
•  Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat (ditambah sebagian air untuk
membasahi permukaan agregat yang kering) dan semen yang telah ditakar, dan
selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
•  Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam campuran
bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum waktu
pencampuran telah berlangsung seperempat bagian.
• Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ m 3 atau kurang haruslah 1,5 menit;
untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap
penambahan 0,5 m3.
•  Penggunaan pencampuran beton dengan cara manual harus dibatasi pada beton non-
struktural.

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Pemadatan
• Harus menggunakan alat penggetar mekanis
• Alat penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton
dari satu titik ke titik yang lain

• Pemadatan pada daerah antar tulangan harus hati-hati sehingga tulangan


tidak bergeser
• Waktu penggetaran harus dibatasi untuk mengihidari terjadinya segregasi

• Putaran alat penggetar minimum 5000/menit dengan berat efektif 0,25 kg


• Jarak antar alat pengetar 45 cm dan waktu penggetaran maksimum 30 detik
pada satu titik atau sampai permukaan beton mengkilap

• Alat penggetar harus vertikal hingga dapat penetrasi sampai 10 cm dari dasar
beton
• Pemadatan harus selesai sebelum terjadi pengikatan awal (initial setting)

Ir. Lanny Hidayat, MSi


Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)

• Permukaan akhir harus dirapihkan setelah pembongkaran acuan.


Semua kawat atau logam yang digunakan untuk memegang acuan
harus dipotong paling tidak 2,5 cm di bawah permukaan

• Tidak ada tonjolan akibat sambungan acuan

• Penambalan hanya boleh dilaksanakan pada bagian struktur minor

• Akibat adanya keropos pada beton, maka harus dilakukan perbaikan


sesuai dengan pedoman perbaikan beton dengan bahan polymer
semen yang tidak menyusut

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Tujuan perawatan
• Memperbaiki kualitas beton dan menjadikan beton lebih awet terhadap
agresi kimia

• Menjadikan beton lebih tahan terhadap aus karena lalu lintas dan lebih kedap
air

• Reaksi kimia pada beton terjadi pada pengikatan dan pengerasan beton
tergantung pada pengadaan airnya, sehingga perlu adanya jaminan bahwa air
masih tertahan atau jenuh untuk memungkinkan kelanjutan reaksi kimia

• Penguapan menyebabkan beton kehilangan air sehingga terhenti proses


hidrasi dengan konsekuensi berkurangnya peningkatan kekuatan

• Penguapan menyebabkan penyusutan kering yang terlalu awal dan cepat,


sehingga berakibat timbulnya tegangan tarik yang dapat menyebabkan retak.

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Perbandingan beton yang di curing
dan tanpa curing

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Metoda pengukuran workability / kelecakan
beton

Ir. Lanny Hidayat, MSi


Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
fck = fcm - k.S = average (xx:xx) – k*stdevp(xx:xx)

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Faktor Modifikasi Standar Deviasi

Untuk Jumlah Hasil Uji Minimum 20 Untuk Jumlah Hasil Uji Minimum 30
Jumlah hasil Uji Faktor Modifikasi Jumlah hasil Uji Faktor Modifikasi
- - 10 1,36
- - 11 1,31
- - 12 1,27
- - 13 1,24
- - 14 1,21
- - 15 1,18
- - 16 1,16
- - 17 1,14
8 1,37 18 1,12
9 1,29 19 1,11
10 1,23 20 1,09
11 1,19 21 1,08
12 1,15 22 1,07
13 1,12 23 1,06
14 1,10 24 1,05
15 1,07 25 1,04
16 1,06 26 1,03
17 1,04 27 1,02
18 1,03 28 1,02
19 1,01 29 1,01
20 1 30 1
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Statistical Analysis
Concrete Strength
Number of specimen n Proportion falling below-
Strength : Mean strength savrg Lower control level : k value
Max. strength smax. 1 in 6 16 % 1,00
Min. strength smin. 1 in 10 10 % 1,28
Range 100( smax.- smin ) 1 in 20 5% 1,64
savrg 1 in 25
1 in 33
4%
3%
1,75
1,88
S( Xarrg - X ) + S( X – Xavrg ) 1 in 40 2,5 % 1,96
Mean Deviation n 1 in 50 2% 2,05
Standard Deviation S S( X – Xavrg )² 1 in 100 1% 2,33
n-1
Coef.of Variation for different
Coeff. of Variation V 100 S / Xavrg standard percent
Probability Calculation t(n–1) ( Xavrg – R ) / S Description Field Lab.
Excelent below 3 below 2
Probability to get s> R Very Good 3-4 2-3
Good 4-5 3-4
Characteristic of Strength sbk = sbm – k (S) Fair 5-6 4-5
R = Specified Strength Poor Above 6 Above 5
Target Strength of Concrete
Mix-Design

Margin Strength sbm = sbk + k (S)


Example : K-225
Characteristic of Strength = 225 kg/cm2
k value ( 1 in 20 - 5,0 % ) 1,64
Standard Deviation S = 30 kg/cm2 (design)

Margin Strength sbm = sbk + k (S)


sbm = 225 + 1,64 (30)
sbm = 274,2 kg/cm2

Standard Deviation S( X – Xavrg )²


S= n-1
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Spek 2010 rev 2

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Catatan:
Yang dimaksud fc’ adalah fck’ = mutu beton karakteristik sesuai desain

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Seksi 5.3.

PERKERASAN BETON SEMEN

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
BAHAN
Agregat halus Agregat kasar
• Agregat halus < # 4 • Abrasi < 40%
• Pasir alam 50% • Berat isi lepas minimum 1200
• Uji Tingkat penyerapan air kg/m3
• Berat jenis 2,1
• Penyerapan maksimum 6%
(ampas besi)
• Penyerapan maksimum 2,5%
lainnya
• Kepipihan maksimum 25%

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


BAHAN
Membran Semen
• Polyethene tebal 125 • Dalam setiap rancangan
mikron harus ada kadar
• Overlap 300 mm maksimum dan
minimum

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
PERSYARATAN
Kekuatan Benda uji dan slump
Slip form
• slump 20-50 mm
• Lot 50 m3 – 2 pasang benda uji
(untuk 7 hari dan 28 hari)

Tetap
• Umur 7 hari harus mempunyai • Slump 50-75 mm
kuat lentur ≥ 80% FS 7 hari
• Lot 30 m3 – 2 pasang (7 hari dan
• Lean concrete pada 28 hari kuat 28 hari)
tekan 80-110 kg/cm2
• Jika FS ≤ 90% syarat  core 4
benda uji

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


YANG DITUNJUK
OLEH DIREKSI
PEKERJAAN

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
PENGUKURAN
KEKUATAN KETEBALAN
• Harus ≥ 90% syarat FS yang
ditentukan
• Antara 90 – 100% diterima
dengan syarat setiap
pengurangan 0,1 Mpa
pembayaran dikurangi 4%
terhadap harga satuan

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
KEKUATAN
• Harus ≥ 90% syarat FS yang
ditentukan
• Antara 90 – 100% diterima
dengan syarat setiap
pengurangan 0,1 Mpa
pembayaran dikurangi 4%
terhadap harga satuan

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Penggunaan angka acak dalam
pengambilan sampel

Ir. Lanny Hidayat, MSi


PENGGUNAAN ANGKA ACAK

• Angka acak adalah angka yang tidak teratur


urutannya
• Angka acak ini digunakan untuk menentukan sampel
yang tidak dipengaruhi oleh subyektivitas pengambil
sampel
• Dalam penentuan pengambilan sampel untuk sampel
beton segar atau letak sampel pada penentuan
jumlah sampel pada jalan digunakan angka acak
• Angka acak ini digunakan agar sampel yang diambil
mewakili produksi yang telah dilaksanakan

Ir. Lanny Hidayat, MSi


FRAKSI DESIMAL DALAM POSISI ACAK ( 4 POSISI)
X Y X Y X Y
1. 0.4721 R 0.2091 24. 0.8583 R 0.4545 47. 0.0441 L 0.1273
2. 0.6936 L 0.3182 25. 0.3093 R 0.1818 48. 0.9143 L 0.1272
3. 0.6112 R 0.2909 26. 0.9144 R 0.9181 49. 0.5723 L 0.8362
4. 0.7930 R 0.8908 27. 0.7944 L 0.5909 50. 0.6069 R 0.4000
5. 0.0652 L 0.4818 28. 0.8725 R 0.2636 51. 0.6985 L 0.8636
6. 0.4604 L 0.2091 29. 0.0135 R 0.8908 52. 0.3410 L 0.5636
7. 0.0167 L 0.3727 30. 0.2044 R 0.7272 53. 0.5937 R 0.3727
8. 0.0077 R 0.6181 31. 0.2517 L 0.2909 54. 0.6912 R 0.4545
9. 0.6777 R 0.8636 32. 0.2763 L 0.8090 55. 0.0318 R 0.7272
10. 0.8010 L 0.8362 33. 0.0314 R 0.4818 56. 0.1303 R 0.8090
11. 0.3027 L 0.3454 34. 0.9560 L 1.0000 57. 0.6893 R 1.0000
12. 0.9831 L 0.2364 35. 0.4622 R 0.4000 58. 0.3886 R 0.7817
13. 0.7159 R 0.6181 36. 0.1327 L 0.7817 59. 0.0312 R 0.8090
14. 0.3609 R 0.6454 37. 0.6922 L 0.5636 60. 0.0166 R 0.5909
15. 0.8915 L 0.2636 38. 0.0010 L 0.1273 61. 0.4609 L 0.4000
16. 0.6442 R 0.3182 39. 0.7609 R 0.2091 62. 0.0893 L 0.9726
17. 0.1904 R 0.1818 40. 0.5957 L 0.1000 63. 0.4542 L 0.1545
18. 0.6074 R 0.8908 41. 0.3115 L 0.4000 64. 0.9363 R 0.1000
19. 0.7522 R 0.9181 42. 0.3377 R 0.8362 65. 0.8183 R 0.5636
20. 0.7041 L 0.8362 43. 0.5651 L 0.1545 66. 0.9401 L 0.5091
21. 0.5102 R 0.2364 44. 0.4742 R 0.6727 67. 0.5967 L 0.9726
22. 0.2471 L 0.3182 45. 0.9483 L 0.4000 68. 0.7547 R 0.2636
23. 0.5693 L 0.5636 46. 0.2951 R 0.6451 69. 0.0101 R 0.2909

Ir. Lanny Hidayat, MSi


FRAKSI DESIMAL DALAM POSISI ACAK ( 4 POSISI)
X Y X Y
70. 0.2896 L 0.8362 86. 0.6469 R 0.4818
71. 0.8011 R 0.6454 87. 0.2536 R 0.7545
72. 0.6718 L 0.6454 88. 0.1488 R 0.1818
73. 0.5567 L 0.1818 89. 0.9411 L 0.5636
74. 0.0481 L 0.2636 90. 0.0571 R 1.0000
75. 0.4266 L 0.9454 91. 0.4797 R 0.9454
76. 0.3941 R 0.5636 92. 0.0866 R 0.4272
77. 0.9876 L 0.7545 93. 0.2889 R 0.1273
78. 0.6313 R 0.7272 94. 0.4783 L 0.7000
79. 0.6803 R 0.3182 95. 0.0304 R 0.9181
80. 0.7955 L 0.9726 96. 0.8945 R 0.4515
81. 0.7399 R 0.8080 97. 0.4499 R 0.2081
82. 0.9328 L .05909 98. 0.9209 L 0.9454
83. 0.1507 L 0.4000 99. 0.5627 L 0.5636
84. 0.3087 R 0.6182 100. 0.4560 L 0.8908
85. 0.7513 L 0.1818

Ir. Lanny Hidayat, MSi


JUMLAH SAMPEL

n m 3

Ir. Lanny Hidayat, MSi


Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
BANGUNAN ATAS Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
PENGENDALIAN MUTU
• Umum
– Data pengujian harus diserahkan
• Penerimaan bahan
– Hasil penerimaan dibuktikan dengan tertulis
• Pengawasan
– Tenaga ahli sesuai dengan sistem penegangan
• Banda uji
• Rakitan angkur
• Penerimaan unit-unit
• Penerimaan sebelumnya

BANGUNAN ATAS Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
7.3. BAJA TULANGAN

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Umum
• Uraian
– Mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan
sesuai dengan spesifikasi

• Penerbitan detail pelaksanaan


– Detail pelaksanaan baja tulangan yang tidak termasuk
dalam dokumen kontrak pada saat pelelangan akan
diterbitkan oleh Direksi pekerjaan setelah peninjauan
lapangan

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Persyaratan Bahan
• Baja tulangan
– BJ 24 – baja lunak – fs’ = 240 MPa
– BJ 32 – baja sedang – fs’= 320 MPa
– BJ 39 – baja keras – fs’ = 390 MPa
– BJ 48 – baja keras – fs’ = 480 MPa

• Tumpuan untuk tulangan


– Mutu beton untuk tumpuan > fc’ 20 Mpa

• Pengikat untuk tulangan


– Kawat pengikat dari baja lunak

Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi


Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi

Anda mungkin juga menyukai