Kuliah-5
Pemodelan Matematika Sistem Ketinggian Fluida
Aliran Laminar vs Turbulen
• Aliran Laminar
– Aliran yang didominasi oleh gaya-
gaya viscositas disebut aliran
laminer dan ditandai oleh gerakan
paralel fluida yang halus (smooth).
• Aliran Turbulent
– Ketika gaya-gaya inersia
mendominasi, aliran disebut aliran
turbulen dan ditandai oleh aliaran
fluida yang acak..
Tahanan pada Sistem Ketinggian Cairan
• Perhatikan sebuah aliran melintasi pipa pendek yang
menghubungkan dua tangki seperti ditunjukkan dalam
gambar
( H1 H 2 ) m
R 3
Q m /s
Tahanan pada Aliran Laminar
• Untuk aliran laminer, hubungan antara kecepatan aliran keadaan
tunak (steady-state) dan ketinggian keadaan tunak (steady state
height) pada penahan diberikan oleh :
Q kl H
• Tahanan Rl adalah dH
Rl
dQ
Kapasitansi pada Sistem Ketinggian Cairan
• Kapasitansi dari tangki didefinisikan sebagai perubahan jumlah dari
cairan yang disimpan yang dibutuhkan untuk menghasilkan
berubahan ketinggian tetap.
==
d ( A h)
qi q o
dt
Kapasitansi pada Sistem Ketinggian Cairan
dh
A qi q o
dt
dh
C qi q o
dt
Contoh Pemodelan#1
dH h
R (2)
dQ q0
• Pengaturan ulang pers (2)
h
q0 (3)
R
Contoh Pemodelan#1
dh h
C qi q o (1) q0 (4)
dt R
dh h
C qi
dt R
dh
RC h Rqi
dt
• Dengan mengambil transformasi Laplace dengan menganggap semua
kondisi awal sama dengan nol
RCsH ( s ) H ( s ) RQi ( s )
Contoh Pemodelan#1
RCsH ( s ) H ( s ) RQi ( s )
• Fungsi Alih didapat sebagai
H (s) R
Qi ( s ) ( RCs 1)
Contoh Pemodelan#1
• Sistem ketinggian cairan disini adalah analog terhadap sistem
elektrikal ean mekanikal seperti ditunjunkkan dibawah ini.
deo
RC eo ei
dt
b dxo
x o xi
k dt
dh
RC h Rqi
dt
Contoh Pemodelan#2
• Perhatikan sistem ketinggian cairan yang ditunjukkan dalam
gambar berikut. Pada sistem inni, dua buah tangki saling
berinteraksi. Temukan fungsi alih Q2(s)/Q(s).
Contoh Pemodelan#2
dh1 h1 h2
• Tangki 1 C1 q q1 Pipa 1 R1
dt q1
dh2 h2
• Tangki 2 C 2 q1 q2 Pipa 2 R2
dt q2
Contoh Pemodelan#2
dh1 h1 h2 h1 h2
• Tangki 1 C1 q Pipa 1 q1
dt R1 R1
dh2 h1 h2 h2 h2
• Tangki 2 C 2 Pipa 2 q2
dt R1 R2 R2
dh1 h1 h2 dh2 h2 h2 h1
C1 q C2
dt R1 R1 dt R1 R2 R1
Contoh Pemodelan#2
dh1 h1 h2 dh2 h2 h2 h1
C1 q C2
dt R1 R1 dt R1 R2 R1
1 1 1
C 2 s H 2 ( s ) H1( s ) (2)
R1 R2 R1
Contoh Pemodelan#2
1 1 1 1 1
C1s H 1 ( s ) Q( s ) H 2 ( s ) (1) C 2 s H 2 ( s ) H1 ( s ) (2)
R1 R1 R1 R2 R1
R1Q( s ) H 2 ( s )
H1 ( s )
R1C1s 1
1 1 1 R1Q( s ) H 2 ( s )
C 2 s
H 2 (s)
R1 R2 R1 R1C1s 1
Contoh Pemodelan#2
1 1 1 R1Q( s ) H 2 ( s )
C 2 s
H 2 (s)
R1 R2 R1 R1C1s 1
Q2 ( s ) 1
Q( s ) R2 C1 R1C 2 s 2 R1C1 R2 C 2 R2 C1 s 1
Contoh Pemodelan#3
• Tulislah persamaan diferensial sistem berikut.
PERTANYAAN ????