Anda di halaman 1dari 30

GANGGUAN PENGECAP &

PENYEBABNYA

Drg. Audiawati Surachmin, Sp.PM


BLOK PANCA INDERA & SISTEM
INDERA
FK UNIVERSITAS YARSI
• a/ organ berotot yang terletak di dasar mulut. membantu dalam
mengunyah, menelan, berbicara, dan sebagainya
LIDAH • Permukaan lidah dapat dibagi menjadi permukaan dorsal, ventral,
dan lateral

• Permukaan dorsal lidah adalah epitel keratinisasi skuamosa


berlapis. Ditutupi oleh berbagai proyeksi mukosa yang disebut
papila.

• Lidah dapat diamati berdasarkan permukaannya yaitu:


• Kasar Lidah dalam keadaan normal, krn pada membran
mukosa lidah terdapat banyak papila lingualis
• Halus Kemungkinan terjadi karena adanya inflamasi

2
ANATOMI LIDAH: DORSUM,
VENTRAL, LATERAL

3
PERSARAFAN

Kontrol pergerakan lidah dan informasi sensoris lidah dipersarafi


oleh sejumlah saraf kranial:
1. Nervus V, N. trigeminus, sensoris, 2/3 anterior.
2. Saraf VII, N. fasialis utk pengecapan
3. IX, N. glossofaringeus, utk sensoris/pengecapan, 1/3
posterior
4. XII, N. hipoglossus, motorik

4
PAPILLA
LIDAH
• Hampir seluruh permukaan dorsal lidah diliputi oleh papila lidah
• 4 bentuk papilla:
1. Filiformis
2. Fungiformis
3. Foliata
4. Circumvallata

5
PAPILA
FILIFORMIS
• Bentuk runcing
• Epitel berlapis gepeng
• Lamina propria

• Jaringan otot skelet


• Kelenjar saliva kecil
• Jaringan lemak

6
PAPILA
FUNGIFORMI
S • Bentuk seperti jamur
– Epitel berlapis gepeng
– Papila jaringan ikat

• Di bawahnya terdapat
– Otot skeletal
– Kelenjar saliva kecil

17-APR-13 7
PAPILA
FOLIATE
• Papila mempunyai tanda khas
3 papila (tonjolan) jaringan
ikat ke dalam papila
• Ada taste bud di dinding luar

8
PAPILA
SIRKUMVALLA
TA • Papila sirkum valata adalah
papila lidah terbesar
• Jumlah 8-12
• Di sulkus terminalis
• Dikelilingi lipatan epitel
seperti parit
• Di permukaan lateral banyak taste
bud bermuara pada lumen parit.
• Duktus exkretorius kelenjar serosa
von Ebner bermuara ke parit
• Fungsi membersihkan parit

9
TASTE BUDS
• Taste bud paling banyak di
papillae fungiformis,
sirkumvallata dan foliata
• Taste bud juga ditemukan di
palatum, pharynx, larynx,
lengkung (arkus) palatoglossus
dan palatofaringeus
• Tampak sebagai badan bulat
Cairan saliva pada pori mencapai ujung saraf pucat, yang berjalan dari
sensoris yang tdpt di dalam taste bud.
Badan sel saraf ujung dendrit bersifat
membran basal menuju lubang
pseudounipolar, terletak di dlm ganglion kecil = pori pengecap pada
sensoris saraf kranial (saraf VII, facialis) permukaan epitel.

10
TASTE BUD = KUNCUP
PENGECAP • Selnya panjang
• Secara fungsional, sel dapat dibagi
dalam 3 tipe
1. Sel sensoris
2. Sel penyokong = sustentakular
3. Sel basal
• Sel sensoris mempunyai mikrovili
yang memanjang ke pori pengecap
• Mikrovili ini mempunyai reseptor
untuk berbagai rasa dasar: manis,
asin, pahit, dan asam)
• Pergantian sel cukup cepat, diduga
berganti setiap 10 hari
• Sel basal yang akan meregenerasi
11
TONSILA
LINGUALIS

• Terdapat di pangkal lidah


• Masing2 memp kriptus, yg
dibatasi oleh epitel berlapis
gepeng, dikelilingi oleh
noduli jaringan limfoid
• Di bawah tonsila terdapat
kel. mukosa, yg bermuara ke
permukaan atau ke kripti

12
EVALUATION OF TASTE
ABNORMALITY
a. Presenting complaint
b. General medical history
c. Physical examination
Taste testing
Regional or spatial taste testing
Electrogustatory
Laboratory tests
Craniofacial imaging
Clinical examination
CLASSIFICATION OF TASTE
DISORDERS
They are mainly classified into
1. Gustatory – olfactory confusion in patients with hyposmia.
2. Secondary dysgensia and paragensia.
3. Transport disorders.
4. Idiopathic taste abnormality.
Gustatory – olfactory confusion in patients with hyposmia:
Following upper respiratory tract infection or any multiple causes of olfactory
loss, individual experience smell and taste loss on report that particular food
no longer tastes the same. Most of such problems are due to decreased
transport of volatile substances to olfactory receptors on a result of heavy
nasal mucous or sneezing of the sinus mucosa. So in either examination of
patients reveal abnormal or loss or altered olfactory function rather than taste.

Secondary dysgensia and paragensia:


The causes include, retained food in and around maxillary and mandibular
arches, heavy dental plaque and calculus across the gingivaland proximal
surfaces, carious tooth, defective dental restorations, acute and chronic
gingivitis and periodontitis and also poorly cleaned bridges or dentures. Some
are eliminated by standard dental treatments like restorative periodontal
therapy. But chronic dysgensia due to metallic cations released from
corrosion of dissimilar metallic dental restorations and prosthesis remains in
question.
Transport disorders:
a. Salivary hypofunction and xerostomia:
Taste bud cell function is dependent on specific soluble molecules access
to the cell membrane followed by transport of the molecule across the
membrane. In patients with reduced salivary flow the concentration of
taste stimuli and salivary electrolytes of sodium, calcium and bicarbonates
may be greatly reduced unless the stimulus is provided in liquid form.
b. Blocking of taste buds by micro organism or dentures:
Salivary hypofunction and radiotherapy to the head and neck also are after
accompanied by overgrowth of oral bacteria and yeasts. The upper denture
also blocks the palatal taste buds. Though the posterior part is not covered
by denture because of gag reflex but covering by upper denture
significantly reduces the taste sensation. This is because diminished touch
and pressure sensation and retention of food particle and bacterial plaque
on the surface of denture. More than 10 percent of edentulous patients
complaints of taste loss initially after wearing denture.
Idiopathic taste abnormality:
a. Inherited disorders:
Several inherited disorders have been associated with abnormal taste
sensation. Abnormalities of taste receptors can be congenital or acquired.
Common disorders inherited includes: Familial dysantonouria, Terner’s
syndrome. Pseudohyperparathyroidism, facial hypoplasia syndrome and cleft
palate.
b. Loss of taste bud or taste bud functions:
Any damage to the taste bud field lingual palatal or pharyngeal fields are
caused by variety of lesions and neuropathic disorders affecting the taste
nerves. The dorsum of tongue is affected by wide range of inherited
developmental and atrophic lesions that conceivably reduce the number of
taste buds. E.g.: Glossitis (Vit B, iron, medication), White lesions of tongue
(Lichen planus and leukoplakia), Salivary hypofunction (xerostomia),
Fissured tongue and benign migratory Glossitis. Hairy tongue causes blocking
of taste pores by desquamated epithelial cells.
Stomatitis secondary to radiation. The condition will get improved after the
subside of stomatitis provided the taste sensory nerves are not damaged. The
traditional method of treating radiation stomatitis is coating the mucosa with
glycerine, frequent rinsing with topical analysis and using artificial saliva.
Many antimicrobial medication like captopril, Amphotericin B,
chlorehexidine, metrainidazole, pencillamine, sodium lauryl sulfate have
associated with taste dysfunction.
Burning mouth syndrome, is an intraoral pain condition occurring primarily
in postmenopausal females. Although oral cavity appears normal, there is an
apparent change in sensory perception.
Malignancy, the patient become anorexic and their food intake declines, so
that they lose weight, this results increased mortality. The hypothesis is that
this anorexia is possibly caused by alterations in taste sensation because taste
is important in guiding food intake.
Vitamin A deficiency increases keratinization of the tongue, including
Geographic tongue

a/ suatu lesi inflamasi pada lidah yang bersifat jinak dan tidak memiliki
kecenderungan berubah menjadi ganas.

Lesi pada GT bersifat asimptomatik karena terdapat atrofi papilla


atau depapilasi dari papilla filiformis yang mampu mengubah sensasi

Etiologi dari lesi ini masih belum diketahui secara pasti

Prevalensi geographic tongue adalah sekitar 1-2,5%. Di Indonesia


prevalensi geographic tongue sebesar 3,2% dari total 312 pasien.

22
Klinis: Tampak berwarna kuning, putih atau abu-abu pada bagian tepinya dengan bentuk
yang irreguler, lesi ini juga tampak seperti lingkaran merah dengan tepi berwarna putih
yang tidak teratur pada bagian samping, maupun tengah lidah

Lesi ini biasanya muncul selama satu atau dua minggu, lalu menghilang dan muncul
kembali pada tempat yang berbeda dari lidah.

Lesi terasa sakit hanya saat terdapat faktor pencetus rasa sakitnya, seperti makanan
yang pedas, panas dan asam serta minuman yang berkarbonasi atau beralkohol.

GT mampu sembuh tanpa pengobatan, tetapi adanya lesi ini dapat menganggu aktifitas
penderita apabila terlalu sering timbul. Lesi GT akan mengganggu fx mastikasi dan fx
bicara, kualitas hidup penderita dan asupan gizi bagi penderita itu sendiri.

23
GEOGRAPHIC
TONGUE
Biasanya muncul bersamaan dengan munculnya
Benign migratory glossitis/ Erythema migrains Fissure tongue

a/ suatu keadaan variasi dari anatomi lidah normal


a/ lesi inflamasi pada lidah yang jinak,
≠ berubah jadi keganasan
Tidak bergejala, tetapi kadang bergejala mis.
rasa sakit saat makan makanan panas atau asam
Terjadi pada lidah, terutama pada dapat terjadi jika celah celahnya dalam.
dorsum atau bagian lateral lidah.
Celah tersebut dapat berperan sebagai tempat
Tidak bergejala/Asimptomatik menumpuknya partikel makanan dan bakteri yang
dapat menyebabkan peradangan pada lidah

Klinis Klinis
Daerah depapilasi, kuning atau putih, atau Terdiri dari suatu garis tengah atau beberapa celah di atas
warna abu-abu, dan tampak meninggi di permukaan lidah yang ada dari depan sampai belakang
tepinya dengan bentuk tidak teratur. lidah dan memiliki pola yang beragam

24
Geographic tongue
ETIOLOGI
Belum diketahui

• Beberapa peneliti mengatakan Bahwa itu berasal dari faktor genetik atau keturunan.

Bahwa faktor hormonal mungkin terlibat dalam korelasi


dengan penggunaan kontrasepsi oral.

• Faktor predisposisi juga mendukung terjadinya geographic tongue


misalnya defisiensi nutrisi dan stres

Kekurangan vitamin B2 (ariboflavinosis) Orang dengan geographic tongue


dapat menyebabkan beberapa tanda di sering mengklaim bahwa kondisi
mulut, Mis: GT, meskipun sumber lain mereka memburuk selama periode
menyatakan bahwa GT tidak berhubungan stres psikologis.
dengan kekurangan gizi.

25
Predisposisi
keluarga

Kekurangan Gangguan
nutrisi hormonal

Faktor Resiko
Geographic
Tongue

Penggunaan
Faktor
kontrasepsi
psikologis
oral

Kondisi alergi
seperti alergi
serbuk bunga
dan rinitis

26
KARAKTERISTIK
GEOGRAPHIC TONGUE
Ditandai dengan periode
eksaserbasi dan remisi

Kambuh Masa penyembuhan/reda/hilang

• Periode eksaserbasi merupakan suatu periode dimana lesi kambuh setelah periode remisi.
• Pada periode remisi biasanya lesi jarang atau hanya sedikit tampak, karena sedang dalam
proses penyembuhan.

Lesi GT akan bertahan selama beberapa hari, kemudian hilang tanpa bekas, lalu akan muncul kembali pada
lokasi berbeda sehingga menghasilkan pola yang berpindah pindah. Secara histologis, keadaan ini hanya terjadi
pada bagian superfisial saja. Adanya kehilangan papilla filiformis menyebabkan permukaan mukosa tampak rata.

27
Pada pasien anak dengan Geographic
Tongue
Kadang hipersensitif, sehingga mereka
menolak mengkonsumsi makanan tertentu.

Rasa sakit dapat disebabkan oleh adanya


Biasanya menimbulkan simptom atau keluhan pada
penebalan epitel dan proses inflamasi.
anak-anak dan jarang dialami oleh penderita usia
dewasa muda, karena anak-anak lebih tidak mampu
mentolerir rasa sakit dibandingkan dengan orang
yang sudah lebih dewasa, selain itu juga biasanya
lesi ini tidak memerlukan perawatan dan dapat
sembuh sendiri.

Namun pada kuesioner penelitian beberapa penderita geographic tongue mengeluhkan adanya rasa
sakit dari munculnya lesi. Prevalensi keluhan rasa sakit muncul sebanyak 0,9%. Penderita
mengaku lesi akan terasa sakit apabila mengonsumsi makanan pedas, asin, asam dan panas
serta saat meminum minuman yang panas, asam, beralkohol dan berkarbonasi.

28
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis geograpgic tongue biasanya ditetapkan berdasarkan gambaran klinis dan anamnesa. Biospsi jarang
dibutuhkan kecuali dicurigai adanya lesi lainnya yang timbul pada lidah.

Diagnosis banding Geographic tongue a/:


Psosriasis intraoral

Diagnosis psoriasis dapat ditegakkan bila ditemukan juga adanya gambaran klinis psoriasis pada kulit.
Candidiasis oral

Untuk membedakan candidiasis dari geographic tongue, candidiasis mudah diangkat dan meninggalkan
daerah yang kasar dan berdarah.

29
PERAWATAN
Jika pasien melaporkan gejala nyeri tekan dan terbakar, pengobatan dalam
kasus ini bersifat empiris.
Cara pengobatan termasuk:
Steroid topikal,
Terapi Multivitamin,
Kumur dengan agen anestesi topikal,
Antihistamin,
Analgesik,
Diphenhydramine

Membantu dan mengurangi gejala


30

Anda mungkin juga menyukai