Anda di halaman 1dari 7

“Pembangunan

Peternakan”
”Pembangunan
Peternakan”Disusun oleh:
Resa Dwinda Putri D1A020043

Dosen:
Ir. Zurhalena, M.P.
Peternakan
Peternakan adalah kegiatan
mengembangbiakan dan
pemeliharaan hewan ternak
untuk mendapatkan manfaat
dan hasil dari kegiatan
tersebut. Hewan yang banyak
diternakkan di antaranya
sapi, ayam. kambing, domba,
dan babi. Hasil peternakan di
antaranya daging, susu, telur,
dan bahan pakaian (seperti
wol).
Pola Peternakan Di Indonesia
1. Peternakan rakyat dengan cara pemeliharaan tradisional.

Pola peternakan semacam ini paling banyak dilakukan masyarakat Indonesia, terutama mereka
yang hidupnya di desa desa. Peternakan dilakukan dengan cara tradisional menggunakan
keterampilan yang sederhana (semampunya) dan dengan menggunakan bibt local.

2. Peternakan rakyat dengan cara pemeliharaan semikomersil

Pola pemeliharaan ternak cara ini dilakukan sudah agak lebih maju. Misalnya dalam hal
penggunaan bibit ternak dipilih bibit unggul.

3. Peternakan komersil

Peternakan komersil dilaksanakan oleh peternakan atau pengusaha bidang ternak dengan
modal yang besar. Kondisi peternakan kebanyakan berekonomi kuat atau mapan sehingga
mampu mengupayakan sarana sarana produksi dengan teknologi modern.
Gambaran umum pembangunan
peternakan di Indonesia
Sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan akan produk produk peternakan berupa
telur, susu, dan daging; maka pemerintah RI bertekad melakukan upaya upaya riil melalui
progam progam pembangunan pertanian, khususnya pembangunan sub sektor peternakan.

Sebagai gambaran pelaksanaan pembangunan peternakan seperti ditetapkan dalam


tabel pelita VI berikut .

No r
Sub sektor 1994 1995 1996 1997 1998
(%/th
1 Tanaman
26.59 27.24 27.91 28.57 29.18
pangan 2.5
(60.62) (60.04) (59.45) (58.80) (58.01)
2
5.22 5.55 5.90 6.27 6.65
6.4
(11.91) (12.23) (12.56) (12.91) (13.23)
Peternakan
3
8.12 8.45 8.80 9.18 4.90
Perkebunan 5.2
(18.51) (18.62) (18.75) (18.90) (9.74)
4
43.87 45.36 46.95 48.59 50.29
Pertanian 3.4
(100.0) (100.0) (100.0) (100.0) (100.0)
Pengembangan Agribisnis Peternakan Berbasis Sumberdaya
Lokal
• Terdapat dua macam tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya agar pembangunan agri bisnis
pernakan dapat mencapai tujuannya yakni solusi untuk mengatasi adanya persaingan antara daerah
sebagai konsekuensi pelaksaan otonomi daerah dan persaingan antar negara sebagai konsekuensi
kesepakatan liberalisasi perdagangan barang dan jasa Internasional.
• Selanjutnya pembangunan peternakan ditempuh dengan visi baru yaitu “terwujudnya masyarakat yang
sehat dan produktif serta kreatif melalui pembangunan peternakan tangguh berbasis sumberdaya
lokal”.Dari visi tersebut kiranya pemanfaatan sumberdaya lokal dapat dijadikan syarat keharusan
(necessary condition) dalam upaya mewujudkan ketengguhan pembangunan agribisnis peternakan di
Indonesia.
• Pengembangan agribisnis pertenakan dewasa ini masih menghadapi tantangan yang tidak ringan.
Sutawi(2007) menuliskan empat hal yang dapat disebut sebagai kendala tersebut yakni :
- kualitas sumberdaya (SDM)yang rendah
- penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta modal yang lemah,
- kebijakan pemerintah yang tidak konsisten dan berkelanjuta,
- pelaku agribisnis yang rasional.
Modernisasi Agribisnis Peternakan di Indonesia
• Pemerintah RI telah bertekad melakukan modernisasi agribisnis peternakan semenjak pengangkatan Prof. Dr.
Bungaran Saragih yang pakar agribisnis sebagai Menteri Pertanian dan Kehutanan pada Kabinet Presiden Gus Dur.

• Agribisnis berdaya saing menurut Mentan Bungaran Saragih dicirikan antara lain berorientasikan pasar,
meningkatkan pangsa pasar khususnya pasar internasional, mengandalkan produktivitas dan nilai tambah melalui
pemanfaatan modal (capital driven), pemanfaatan inovasi teknologi (innovation-driven), serta kreativitas
sumberdaya manusia (skill-driven).

• Modernisasi sistem agribisnis bidang peternakan diwujudkan tahap demi tahap. Misalnya dalam rangka
mengembangkan industry hilir akan dibangun industri perbibitan dan perbenihan (jagung dan kedelai) secara
modern yang kelak akan menjadi sumber pertumbuhan agribisnis di dalam negeri.

• Kenyataannya tidaklah semudah yang dibayangkan untuk mewujudkannya. Menurut analisa Sutawi (2007)
terdapat lima hal yang meperkuat pernyataan hingga saat ini modernisasi agribisnis peternakan tetap menjadi
impian bagi masyarakat peternak Indonesia, yakni:
- Kepastian hukum bagi pelaku bisnis peternakan belum jelas
- Tidak tampak adanya perubahan di sektor hilir dalam hal produksi bahan baku yang dibutuhkan dalam
industry peternakan
- Terpuruknya sektor budidaya peternakan
- Membanjirnya produk peternakan impor di pasaran Indonesia
- Tidak tampaknya SDM kreatif yang mampu menghasilkan inovasi teknologi peternakan.
Thank You~~
You~

Anda mungkin juga menyukai