Anda di halaman 1dari 22

Safety of Life at Sea

Sejarah SOLAS
Versi pertama SOLAS lahir pada tahun 1914. Versi ini di
adopsi dari konferensi dari 13 negara yang di selenggarakan di
London akibat dari tenggelamnya kapal TITANIC pada tahun 1912.

Sejak lahirnya SOLAS sudah terjadi 4 kali Revisi, yaitu :

 Kedua, Revisi yang terjadi tahun 1933.


 Ketiga, Revisi yang terjadi tahun 1952.
 Ke empat, Revisi yang terjadi tahun 1965.
 Ke Lima, SOLAS 1974 yang sah digunakan pada tahun 1980.

Konvensi SOLAS 1974 sampai saat ini masih digunakan dan belum
akan diganti penggunaannya
Format Isi S.O.L.A.S. 74
SOLAS 74 berisi 12 BAB, dan tiap BAB berisi
peraturan yang mengatur aspek keselamatan Kapal.

Beberapa BAB juga di bagi menjadi beberapa Sub-


Bagian.

Beberapa BAB baru dapat di tambahkan dengan


tanggung jawab penuh dari IMO, yang mengacu pada
kasus-kasus baru dan teknologi yang baru.
KETENTUAN TEKNIS

SOLAS 74 mengatur persyaratan minimal dari sebuah


kapal yang meliputi konstruksi dan pengoperasian.

Negara bendera dan Otoritas Pelabuhan bertanggung


jawab atas pelaksanaan SOLAS

Peraturan tambahan dijadikan mandatory saat


pembuatan kapal dan pelaksanaan konvensi.
SOLAS CHAPTERS
Dalam Konvensi SOLAS 1974, secara rinci peraturan-
peraturan tersebut di jelaskan dalam tiap BAB dalam Chapter-
chapter yang mengatur tentang syarat keselamatan.
Pendahuluan
Prosedur amandemen
Ketentuan teknis
Chapter I - Ketentuan umum
Chapter II-1 - Konstruksi - Pembagian dan stabilitas, permesinan
dan instalasi listrik
Chapter II-2 - Perlindungan kebakaran, deteksi kebakaran dan
pemadaman kebakaran
Chapter III - Perangkat pertolongan dan pengaturannya
SOLAS CHAPTERS
Chapter IV - Komunikasi Radio
Chapter V - Keselamatan navigasi
Chapter VI - Muatan barang
Chapter VII - Muatan barang berbahaya
Chapter VIII - Kapal Nuklir
Chapter IX - Management keselamatan operasi kapal
Chapter X - Ketentuan untuk kapal cepat
Chapter XI-1 - Upaya khusus untuk meningkatkan keselamatan
pelayaran
Chapter XI-2 - Upaya khusus untuk meningkatkan keamanan
pelayaran
Chapter XII - Aturan tambahan untuk kapal curah
SASARAN SOLAS
Dalam hal pelaksanaan aturan SOLAS, tidak semua kapal
diharuskan mengikuti aturan-aturan yang ada dalam solas. Berikut
kapal yang tidak terkena dampak peraturan SOLAS :

1.Kapal perang dan troopships.

2.Kapal kargo kurang dari 500 gross ton.

3.Kapal tidak terdorong dengan cara mekanis.

4.Kapal Kayu dibangun dengan cara tradisional

5.Kapal yang tidak terlibat dalam perdagangan.

6.Kapal penangkap ikan.


1. Survey berbagai jenis kapal-kapal dan penerbitan dokumen-dokumen yang
menandakan bahwa kapal memenuhi persyaratan-persyaratan konvensi,
termasuk persyaratan survey sebelum kapal dioperasikan, survey periodik
(setiap 12 bulan) dan survey tambahan jika timbul kejadian yang tidak di
inginkan.
2. Sertifikat-sertifikat yang harus diterbitkan oleh Negarabendera sebagai
bukti bahwa sebuah kapal telah diperiksa dan dijumpai memenuhi
persyaratan- persyaratan Konvensi Sertifikat-sertifikat yang dimaksud
mencakup:
i. Sertifikat Keselamatan Kapal Penumpang
ii. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang
iii. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang
iv. Sertifikat Keselamatan Radiotelegrapi Kapal Barang
v. Sertifikat Keselamatan Radioteleponi Kapal Barang III - 11
vi. Disamping sertipikat-sertifikat tersebut di atas, juga ada suatu sertipikat
pembebasan (Excemption Certificate) .
1. Sekat-sekat kapal-kapal penumpang ke dalam kompartemen-
kompartemen kedap air harus sedemikian rupa bahwa diumpamakan
setelah lambung kapal rusak, kapal akan tetap mengapung dalam suatu
posisi yang stabil, termasuk persyaratan-persyaratan untuk integritas
kedap air dan penataan-penataan pemompaan bilges.
2. Persyaratan-persyaratan instalasi permesinan dan listrik didesain untuk
memastikan bahwa pelayanan-pelayanan yang penting untuk keselamatan
kapal, para penumpang dan awak kapal tetap terpeliharadi bawah
berbagai kondisi darurat . Mesin-mesin yang harus tetap dapat
beroperasi saat keadaan darurat yaitu :
i. Emergency Steering Gear
ii. Emergency Fire Pump
iii. Emergency Generator
iv. Emergency Bilges pump
v. Emergency Kompressor / Air bottle, Etc.
SYARAT MESIN KEMUDI / STEERING GEAR MENURUT SOLAS
Setiap kapal harus dilengkapi dengan mesin kemudi utama dan mesin
kemudi tambahan (Auxiliary) sehingga apabila kerusakan pada salah satu tidak
mengganggu operasi yang lainnya.
I.Persyaratan mesin kemudi utama dan rudder stock:
a.Mampu mengemudikan kapal pada kecepatan maksimum
b. Mampu memutar daun kemudi dari 35 derajat kanan ke35 derajat kiri atau
sebaliknya dalam 28 detik.
c.Tidak akan rusak pada keadaan kapal mundur penuh dan kemudi cikar
II.Persyaratan kemudi tambahan (auxiliary)
a.Cukup kuat untuk mengemudikan kapal pada kecepatan normal dan dapat
segera digunakan dalam keadaan darurat.
b.Mampu memutar kemudi dari 15 derajat kanan ke 15 derajat kiri atau
sebaliknya dalam 60 detik pada sarat terdalam dan mesin setengah atau 7 knots
(mana yang besar)
CHAPTER II-B “ Fire protection, fire detection and fire extinction

Peraturan keselamatan tentang kebakaran :


 Membagi kapal dengan pembatas untuk dearah yang panas
 Memisahkan ruang akomodasi kapal dengan area yang
menimbulkan panas.
 Melarang penggunaan materials yang mudah terbakar.
 Mendeteksi, mencegah dan bertindak melakukan
pemadaman pada ruangan yang berpotensi menimbulkan
api.
 Melindungi jalan keluar darurat dengan lapisan tahan api dan
panas
 Meminimalisir kebakaran dari gas yang mudah terbakar.
SOLAS CHAPTER III “ Perangkat pertolongan dan
Peraturannya “

 Persyaratan mengenai sekoci, rakit penolong, sistem


evakuasi dan pertolongan terhadap korban.

 Pada bab ini sesuai dengan mandatory International Life-


Saving Appliance (LSA) Code.

 Amandemen dilakukan untuk peraturan pelaksanaan latihan


sekoci dan penggunaan immersion suit pada juli 2006
CHAPTER IV “ Peralatan Komunikasi dan Radio “
Pada revisi tahun 1988 di kenalkan the Global Maritime
Distress and Safety System (GMDSS) and phase out R.T./W.T.
Komunikasi.

Semua kapal dengan bobot > 300 Gt dengan pelayaran


internasional, disyaratkan dipasang :

GMDSS.

EPIRB (Emergency Position Indicating Radio Beacon).

SART (Search and Rescue Transponder).

NAVTEX (Navigational text receiver).


CHAPTER V “ Keselamatan Navigasi “
Persyaratan yang di harus di penuhi :

 Informasi Cuaca; Pemecah es ; Sistem route pelayaran;


Pencarian dan pertolongan.

 Kapal harus di pasang alat automatic ship identification systems


(AIS) sinyal perekam “ voyage data recorders “ (VDR).

 Nahkoda segera meminta bantuan jika dalam keadaan darurat.

 Mengoperasikan kapal dengan management yang baik..

 Melaporkan kondisi dan posisi kapal setiap 24 jam .


CHAPTER VI “ Membawa muatan “

 Pada awalnya hanya berlaku untuk muatan butiran seperti


gandum “ mengacu pada International Grain Code “.

 Sekarang berlaku untuk semua jenis kapal ( Kecuali Tanker


dan gas ) yang berpotensi menimbulkan bahaya terhadap
kapal dan personal, sehingga perlu penanganan muatan
secara khusus.

 Termasuk dalam penanganan saat penyimpanan dan


penataan seperti container.
CHAPTER VII “ Membawa muatan barang berbahaya : Bagian A “
 Meliputi membawa muatan barang berbahaya dalam
kemasan, padat atau curah .

 Pada BAB ini berpedoman pada mandatory International


Maritime Dangerous Goods (IMDG) Code.

 Amendments baru dari IMDG Code mulai di terapkan pada 1st


July 2006.
CHAPTER VII “ Membawa muatan barang berbahaya : Bagian B “
 Covers the construction and equipment of ships carrying
dangerous liquid chemicals in bulk.

 Chemical tankers built after 1st July 1986 must comply with the
mandatory International Bulk Chemical (IBC) Code.
CHAPTER VII “ Membawa muatan barang berbahaya : Bagian C “
 Meliputi konstruksi dan peralatan untuk type kapal yang
membawa muatan gas cair dalam bentuk curah.
 Kapal muatan gas yang di bangun setelah 1st July 1986 harus
sesuai dengan syarat dari mandatory International Code for the
Construction and Equipment of Ships Carrying Liquefied Gases in
Bulk (IGC) Code.
CHAPTER VII “ Membawa muatan barang berbahaya : Bagian D “
 Meliputi konstruksi dan peralatan type kapal yang membawa
radioactive materials.
 Kapal harus memenuhi persyaratan mandatory International
Code for the Safe Carriage of Packaged Irradiated Nuclear Fuel,
Plutonium and High-Level Radioactive Wastes on Board Ships
(INF) Code.
CHAPTER VIII “ Kapal Tenaga Nuklir “
 Pada BAB ini berisi peryaratan dasar dan pengoperasian kapal
tenaga nuklir yang di tekankan pada bahaya radiasi.

 Hal ini juga harus sesuai dan memenuhi aturan mandatory Code
of Safety for Nuclear Merchant Ships.

CHAPTER IX “Management for the Safe Operation of Ships “

 Pada BAB ini diberlakukan mandatory International Safety


Management (ISM) Code

 Peraturan ini mulai di masukkan sejak 1st July 1998 dan berlaku
untuk semua kapal dengan bobot > 500 untuk dilaksanakan
mulai 1st July 2002
CHAPTER X “ Persyaratan khusus untuk Kapal cepat “

 Pada Bab ini berlaku mandatory the International Code of Safety


for High-Speed Craft (HSC Code)
 Diterapkan pada high-speed craft di bangun pada tahun atau
sesudah 1st January 1996.
 Peraturan baru berlaku untuk kapal yang di buat pada atau
sesudah 1st July 2002.
Chapter XI – 1 “ Persyaratan Khusus untuk keselamatan
pelayaran “
 Pada awalnya bagian pertama di masukkan pada 1st January 1996,
bahwa negara di syaratkan :

 Menunjuk organisasi atau badan untuk melaksanakan survey dan


inspeksi terkait administrasi, misalnya biro klasifikasi.

 Menambah pelaksanaan survey;

 Mengidentifikasi jumlah kapal;

 port state control.


Chapter XI – 2 “ Persyaratan Khusus untuk keamanan
pelayaran “

Pada bagian 2 Bab ini berlaku peraturan keamanan untuk


kapal, perusahaan dan pelabuhan untuk melaksanakan
International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code. Peraturan
ini mulai berlaku 1 july 2004

The ISPS Code terdiri 2 bagian:


Part A bersifat perintah.
Part B tentang rekomendasi dan berisi petunjuk pelaksanaan
Code tersebut.

Mensyaratkan dipasangkan pada kapal security alert systems


Chapter XII “ Tambahan peraturan khusus
untuk kapal muatan curah “

Peraturan ini mulai berlaku 1st July 1999 dan termasuk:

 Persyaratan struktur untuk bangunan bulk carriers dengan


panjang > 150 metres yang dibangun sesudah 1st July 1999 dan
membawa muatan dengan berat jenis > 1,000 kg/m3.

 Persyaratan khusus struktur bulk carriers yang sudah beroperasi


dan membawa muatan dengan berat jenis > 1,780 kg/m3.

 Syarat harus di pasangnya pengukur ketinggian air pada ruang


muat / Palkah.

 Beberapa amandemen yang mulai di masukkan pada 1st July


2006.

Anda mungkin juga menyukai