Cara Kerja Ventilasi Mekanik

Yono Taryono,MKep
VENTILASI MEKANIK
 Bantuan VM ( Assisted) penghantaran flow
dan pressure untuk mencapai volume paru
tertentu.

 Ventilator adalah mesin yang menghasilkan

aliran gas kedalam jalan nafas penderita
Sumber Tenaga
Tenaga listrik
 Menggunakan sumber listrik AC yang
dikonversikan ke DC untuk
menggerakan sirkuit kontrol
 Memakai listrik untuk menggerakkan
motor internal, kompressor udara,
piston, solenoid, transduser dan
mikroprosesor
Tenaga pneumatik
 Memakai gas tekanan tinggi sebagai
sumber ventilasi pasien
Kombinasi
 Umumnya tenaga pneumatik tapi
mikroprosesor memakai daya listrik
 Intermitten Positive Pressure Ventilation
(Ventilasi Tekanan Positif yang Intermitten)

Secara kasar ventilator

meniup sejumlah udara ke
dalam paru secara intermiten,
berarti tekanan di dalam jalan
nafas selalu positive (IPPV)
How MV Works – Volume Displacement
EARLY VENTILATOR 1937
Pressure Delivery
Negative-pressure Ventilator
 KURVA NAFAS SPONTAN
PRESSURE

Ekspirasi = Tekanan Positif

INSPIRASI EKSPIRASI

TIM
0 E

Inspirasi = Tekanan negatif

 KURVA NAFAS VENTILASI MEKANIK;
INITIATION / TRIGER:
• Control (waktu)
• Assisted (trigger) TARGET / LIMITED:
• Volume
• Pressure
PRESSURE
CYCLED:
• Volume
• Time
• Flow

TIME
0

Inspirasi Ekspirasi
KURVA NAFAS SPONTAN
The Four Phases of Breath
1 2 3 4 Phases of Breath
Flow

Time

Triggering Inspiration Cycling Expiration Phase Variables

• Manual • Volume • Volume • PEEP
• Machine • Pressure • Pressure
• Patient • Time
• Pressure • Flow
• Flow
VARIABEL VENTILATOR
Empat fase nafas atau cara kerja ventilator:
1. Triggering / Initiating:
Yang memulai /memerintah sehingga ventilator bekerja .
2. Pembatasan ( limitation)
Penghantaran gas ke pasien selama fase inspirasi
( volume dan pressure )
3. Cycling ( perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi)
Fase ekspirasi dimulai setelah :
- Volume yang masuk tercapai
- Tekanan yang masuk tercapai
- Waktu inspirasi terlampaui
- Aliran udara mencapai setting
4. Fase Ekspirasi ( Pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP)
Inspiratory Trigger
• Manual Button User Inisiatif
(Begging) / Inspiratory Hold

• Machine Inisiatif RR Setting,

Periodically every 60/RR second (Ex : RR=10, Triggered
Periodically ever y 6 second)

• Patient Inisiatif Trigger Sensitivity

Setting : Pressure or Flow Trigger (Ventilator Sensitivity
in detecting Patient’s Triggers)
 Inspiratory Trigger
Patient Trigger  Pressure vs Flow Trigger
• P-trigger (minus, cmH2O)

F-trigger (liter/min)
Pressure Triger
 Upaya nafas pasien dimulai saat terjadi kontraksi otot
diafragma
 Upaya nafas ini akan menurunkan tekanan (pressure) di
dalam sirkuit ventilator (tubing)

X X
Flow triger
 Upaya nafas dimulai saat kontraksi diafragma
 Saat pasien bernafas beberapa bagian flow didiversi ke
pasien

Less flow returned Delivered flow

Inspiration
• Volume Breath
• Tidal Volume (Square Flow x Ti)

• Pressure Breath
• Pressure Inspirasi (Nilai diatas 0) atau
• Pressure Control (Pinsp = PEEP + PC) atau
• Pressure Support (PASB = PEEP + PS)
PEMBATASAN (LIMITATION)
Pada pembatasan volume, berarti tekanan yang
ditimbulkan bervariasi
Pada pembatasan tekanan berarti volume yang
ditimbulkan bervariasi
Volume target: Flow/volume Konstan

Pressure
 MONITORING
TUBE/SIRKUIT KINKING
Volume target MUKUS PLAK
RESISTENSI BRONKOSPASME

EDEMA PARU AKUT

PNEUMONIA LOBARIS
COMPLIANCE PNEUMOTORAKS
ARDS
FIGHTING VENT.
 Airway Pressure

AFTER SUCTIONING
RESISTENSI BROKODILATASI
CUFF/SIRKUIT BOCOR

PENYEMBUHAN:
COMPLIANCE - EDEMA PARU
- PNEUMONIA
- ARDS
-AFTER WSD
Pressure target: Pressure
Konstan

Flow/volume
 MONITORING
TUBE/SIRKUIT KINKING
Pressure target
RESISTENSI MUKUS PLAK
BRONKOSPASME

EDEMA PARU AKUT

PNEUMONIA LOBARIS
COMPLIANCE PNEUMOTORAKS
ARDS
FIGHTING VENT.
 Tidal Volume
AFTER SUCTIONING
RESISTENSI BROKODILATASI
CUFF/SIRKUIT BOCOR

PENYEMBUHAN:
COMPLIANCE - EDEMA PARU
- PNEUMONIA
- ARDS
-AFTER WSD
Cycling
Perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi.
Katup ekspirasi terbuka sehingga terjadi proses
ekspirasi.

• Volume (Flow x Ti)

• Pressure
• Time (Ti)
• Flow
ETS=Expiratory Trigger sensitivity
Yaitu persentase dari peak flow artinya bila persentase
peak flow yang kita setting tercapai , maka katup
ekspirasi terbuka dan proces ekspirasi terjadi
ETS 75% berarti katup ekspirasi cepat terbuka
dibanding dengan ETS 25%
Tujuan dari pengaturan fase ekspirasi berdasar ETS
ialah agar lebih nyaman bagi pasien.
Expiration
Pengaturan pada saat akhir ekspirasi:
a. Tanpa tekanan, berarti pada akhir
ekspirasi, alveoli hampir colaps
b. Dengan tekanan (PEEP), berarti pada akhir
ekspirasi, alveoli tetap mengembang,
karena ada tekanan udara
FUNGSI PEEP

PEEP 5

REDISTRIBUSI CAIRAN
EKSTRAVASKULAR PARU

MENINGKATKAN VOLUME MENGEMBANGKAN ALVEOLI YG

ALVEOLUS KOLAPS (ALVEOLI RECRUITMENT)
 REDISTRIBUSI CAIRAN
EKSTRAVASKULAR PARU
MENINGKATKAN VOLUME
ALVEOLUS

Distending forces
Elastic forces
MENGEMBANGKAN ALVEOLI YG KOLAPS
(ALVEOLI RECRUITMENT)

Elastic forces

Distending forces
TERIMA KASIH