Anda di halaman 1dari 11

Penentuan Perbandingan

Utang dan Modal Untuk


Perhitungan PPH
Kelompok 1 : Badri

Gilang
Nurul
Rendy
Penetapan Utang dan Model

Besarnya Perbandingan Utang dan Modal


Pembahasan
Wajib Pajak yang Dikecualikan dari Penggunaan DER

Biaya Pinjaman

Aturan bagi Wajib Pajak Bidang Usaha Tertentu

Bentuk Perhitungan Perbandingan Utang dan Modal

Penghitungan Perbandingan Utang dan Modal Bila Penghasilan Bruto termasuk


Penghasilan Lain

Penghitungan Perbandingan Utang dan Modal Bila Utang Digunakan untuk


Membeli Saham
Peraturan Menteri Keuangan No. 169/PMK.010/2015
dimaksud untuk kepentingan penghitungan pajak
penghasilan dengan menetapkan besarnya perbandingan
antara utang dan modal yang ditujukan bagi Wajib
Pajak badan yang didirikan atau bertempat kedudukan
di Indonesia yang modalnya terbagi atas saham-saham.

Penetapan
Utang dan
Modal Saldo utang meliputi saldo utang jangka panjang
maupun saldo utang jangka pendek termasuk saldo
utang dagang yang dibebani bunga.

Saldo modal dimaksud meliputi ekuitas sebagaimana


dimaksud dalam standar akuntansi keuangan yang
berlaku dan pinjaman tanpa bunga dari pihak yang
memiliki hubungan istimewa.
• Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang PPh memberikan wewenang kepada
Besarnya Menteri keuangan untuk mengeluarkan keputusan tentang besarnya
perbandingan antara utang dan modal perusahaan yang dibenarkan
Perbandingan untuk keperluan penghitungan pajak. Pada dasarnya dalam bisnis
dikenali dengan debt to equity ratio (DER).
Utang dan Modal
Wajib Pajak yang Pasal 2 dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 169/PMK.010/2015
mengatur tentang Pengecualian dari Ketentuan Perbandingan Utang dan

Dikecualikan dari Modal yaitu terhadap :


1. Wajib Pajak Bank
Penggunaan DER 2. Wajib Pajak Lembaga Pembiayaan
3. Wajib Pajak Asuransi dan Reasuransi
(Debt to Equity 4. Wajib Pajak yang menjalankan usaha di bidang Pertambangan

Ratio) 5. Wajib Pajak yang atas seluruh penghasilannya dikenai Pajak


Penghasilan yang bersifat final berdasarkan peraturan
Perundang-undangan tersendiri
6. Wajib Pajak yang menjalankan usaha di bidang Infrastruktur
Biaya Pinjaman
Biaya pinjaman dimaksud yaitu biaya yang ditanggung Wajib
Pajak sehubungan dengan peminjaman dana yang meliputi :
1. Bungan Pinjaman
2. Diskonto dan Premium yang terkait dengan
pinjaman
3. Biaya tambahan yang terjadi yang terkait dengan
perolehan pinjaman (arrangement of borrowings)
4. Beban keuangan dalam sewa pembiayaan
5. Biaya imbalan karena jaminan pengembalian utang
6. Selisih kurs yang berasal dari pinjaman dalam mata
uang asing sepanjang selisih kurs tersebut sebagai
penyesuaian terhadap biaya bunga dan biaya
sebagaimana dimaksud pada angka, 2, 3, 4 dan 5.
Bagi Wajib Pajak yang kegiatan usahanya di Bidang tertentu yaitu
bidang pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan umum, dan
pertambangan lainnya, kondisi :
• Terikat kontrak bagi hasil, kontrak kaya, atau perjanjian kerja sama pengusahaan
pertambangan.
• Dalam kontrak atau perjanjian sebagaimana dimaksud perbandingan nomor satu,
mengatur atau mencantumkan ketentuan mengenai Batasan perbandingan antara
utang dan modal, ketentuan mengenai perbandingan utang dan modal dimaksud
berlaku sampai dengan berakhirnya kontrak atau perjanjian.

Dalam kondisi lainnya yaitu bila Wajib Pajak yang menjalankan usaha
Aturan bagi yang bergerak di bidang usaha pertambangan minyak dan gas bumi,
pertambangan umum dan pertambangan lainnya
Wajib Pajak • Terikat kontrak bagi hasil, kontrak kaya, atau perjanjian kerja sama pengusahaan
Bidang Usaha pertambangan.
• Dalam kontrak atau perjanjian sebagaimana dimaksud pada angka 1 tidak mengatur
Tertentu atau tidak mencantumkan ketentuan mengenai perbandingan utang dan modal,
besarnya perbandingan utang dan modal Wajib Pajak tersebut tetap menggunakan
aturan perbandingan 4:1.
Perhitungan perbandingan utang dan modal (Debt
Bentuk Perhitungan to Equity Ratio-DER) berdasarkan ketentuan
Peraturan Menteri ini adalah sebagai berikut :
Perbandingan Utang dan 1. Penghitungan Saldo Rata-Rata Utang

Modal 2. Penghitungan Saldo Rata-Rata Modal


3. Penghitungan Biaya Pinjaman yang
Diperkenankan
Penghitungan Perbandingan Utang
dan Modal Bila Penghasilan Bruto
termasuk Penghasilan Lain
Biaya pinjaman yang dapat diperhitungkan dalam menghitung
penghasilan kena pajak adalah sebesar :
=(Rp 15.000.000.000.000,00 : Rp20.000.000.000.000,00) x Rp
152.000.000.000.000,00
= Rp 114.000.000.000.000,00
Penghitungan Kembali saldo rata-rata utang selain utang dari PT abadi :

Saldo rata-rata utang jangka Panjang kepada PT Jaya = Rp 780.000.000.000,00

Saldo rata-rata utang jangka Panjang kepada D, Co. Ltd = Rp2.235.000,000,000,00

Saldo rata-rata utang dagang (interest bearing) = Rp 805.000.000.000,00

Jumlah saldo rata-rata utang PT Putra tahun 2016 = Rp 3.820.000.000.000,00

Jumlah saldo rata-rata modal PT Putra tahun 2016 = Rp 760.000.000.000,00

Besarnya DER = Rp 3.820.000.000.000,00 : Rp 760.000.000.000,00 = 5:1

DER paling tinggi yang diperkenankan = 4:1

Penghitungan Perbandingan Besarnya biaya bunga dan biaya lainnya yang terkait atas utang selain utang kepada PT Abadi sebesar
Rp228.000.000.000,00 : Rp 96.000.000.000,00 = Rp 132.000.000.000,00
Utang dan Modal Bila
Utang Digunakan untuk
Membeli Saham
Penghitungan biaya bunga dan biaya terkait lainnya yang dapat diperhitungkan dalam menghitung penghasilan
kena pajak sebesar (4/5 x biaya bunga dan biaya terkait lainnya dari masing-masing utang) = Rp
105.600.000.000,00
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai