Daftar Isi
Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto dalam bukunya yang berjudul Renungan Tentang Filsafat Hukum
mengemukakan 7 pasangan nilai pokok dalam eksistensi hukum guna mewujudkan keserasian melalui perwujudan
manifestasi hukum sebagai berikut: Pasangan kesadaran penguasa dan warga masyarakat mempunyai makna dan
hakikat hukum yang menjadi sumber keadilan, kedamaian, kesejahteraan, rohanian dan jasmaniah sebagai akhir dari
pada tujuan; Pasangan kejasmanian (lahiriah) dan kerohanian (batin), yang mempunyai hasil pada dasarnya
melahirkan atau mewujudkan . Pasangan antara keketatan hukum dan keluwesan hukum yang menghasilkan akan
kewibawaan hukum; Pasangan kebebasan dan ketertiban yang akan menghasilkan kedamaian.
Keberlakuan Hukum di Masyarakat
Hukum dalam masyarakat mempunyai dua sifat yaitu sifat pasif dan sifat aktif. Sifat pasif hukum itu dapat dilihat
sejauhmana hukum itu menyesuaikan diri dengan masyarakat. Sedangkan hukum yang bersifat aktif yaitu sejauhmana
hukum itu dapat berperan aktif dalam menggerakkan dinamika masyarakat menuju suatu perubahan yang terencana.
Dengan demikian hukum sebagai alat untuk merubah masyarakat (a tool of social engineering). Hukum yang digunakan
sebagai sarana perubahan dalam masyarakat yaitu dapat berupa Hukum tertulis dan hukum yang tidak tertulis.
Hukum yang tertulis dapat berupa undangUndang atau yurisprudensi sedangkan hukum tidak tertulis merupakan
kebiasaan masyarakat baik yang belum dikodifikasi ataupun yang telah dikodifikasi. Keseluruhan aturan itu dapat
menggerakkan dinamika masyarakat kearah yang lebih baik, jika seandainya hukum itu diaplikasikan dengan penuh
kesadaran dari seluruh lapisan masyarakat, karena walaupun hukumnya baik, akan tetapi kesadaran hukum
masyarakat tidak ada (pelaksanaanya), maka hukum itu tidak dapat terlaksana dengan baik.
Kesimpulan
Dalam penjelasan UUD 1945 sebelum amandemen disebutkan bahwa Indonesia ialah negara yang
berdasar atas hukum (Rechtsstaat), yang berarti Indonesia berdasarkan hukum dan tidak berdasarkan pada
kekuasaan semata (machtsstaat). Hal tersebut, kembali dipertegas pada amandemen UUD NRI Tahun 1945
dalam Pasal 1 ayat (3) yang menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum. Hukum, masyarakat
dan pembangunan memiliki keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan dan saling memiliki ketergantungan
diantara satu dengan yang lainnya, mengingat keberadaan hukum sangat dipengaruhi oleh masyarakat. Dimana,
lahirnya hukum diawali dengan adanya interaksi kepentingan diantara beberapa manusia, jalinan nilai Hukum
yang ada adalah berasal daripada kehidupan mereka sehari-hari yang dianggap baik dan bagus serta sesuai
denag kebudayaan mereka sehingga dijadikan Hukum yang berlaku, dan keberlakuan itu sendiri terus turun
temurun berlaku hingga sampai saat ini dan berkembang menajadi sebuah Keberlakuan Hukum yang terjalin
dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat itu sendiri.
Saran
Hukum jangan sekedar dibatasi dalam konteks sebagai norma yang hanya
menjamin kepastian dan keadilan tetapi harus dilihat juga dalam kemanfaatan.
Pada pandangan ini, hukum dijadikan sebagai instrumen bagi perubahan sosial ke
arah kondisi sosial tertentu, Pada keadaan konflik tersebut hukum seringkali
menjadi tidak ada fungsinya.
Terima kasih.