Anda di halaman 1dari 18

KEUNTUNGAN SEBAGAI

TUJUAN PERUSAHAAN

Kelompok :
1. Baskoro Qomarul A NIM 241212002
2. Bagus Wicaksono K NIM 241212007
3. Setyo Budi Hadi NIM 241212009
202
2
KEUNTUNGAN DALAM BISNIS

Keuntungan termasuk definisi bisnis.


Bisnis dilukiskan sebagai “to provide products or
services for a profit”.

Tidak bisa dikatakan bahwa setiap kegiatan


ekonomis menghasilkan profit. Profit baru muncul
dengan kegiatan ekonomi yang memakai sistem
keuangan.

Profit diperoleh tidak kebetulan tapi berkat upaya


khusus dari orang yang mempergunakan uang.
Karena berhubungan dengan uang maka
perolehan keuntungan secara khusus
berlangsung dalam konteks kapitalisme.

Keterikatan dengan keuntungan itu


merupakan suatu alasan khusus
mengapa bisnis selalu ekstra rawan dari
sudut pandang etika.
2022

2022
01 Maksimalisasi Keuntungan
Sebagai Cita Cita
Kapitalisme Liberal

Etika Bisnis
Maksimalisasi keuntungan merupakan tema penting dalam ilmu manajemen
ekonomi. Ekonomi terapan justru mencapai coraknya sebagai ilmu yang
sistematis dan memiliki kerangka logis yang ketat, karena hanya memandang
keuntungan sebagai tujuan perusahaan, sambil melewati semua tujuan lain
yang mungkin.

Kalau memaksimalkan keuntungan menjadi satu-satunya tujuan perusahaan,


dengan sendirinya akan timbul keadaan yang tidak etis. Semua  akan
dikerahkan dan dimanfaatkan demi tercapainya tujuan itu, termasuk karyawan
yang bekerja dalam perusahaan itu.

Memperalat karyawan karena alasan apa saja berarti tidak menghormati


mereka sebagai manusia → melanggar prinsip etis paling mendasar
“Masalah etika yang paling penting terutama jika berkaitan dengan bisnis
adalah menjadikan manusia sebagai tujuan pada dirinya sendiri, dan
bukan hanya menjadi sebuah sarana” — Immanuel Kant

Sehingga pekerjaan harus dipandang sebagai cara untuk aktualisasi diri,


dan bukan sebagai cara pengusaha memanfaatkan potensi diri untuk
mengejar keuntungan belaka.

Memaksimalkan keuntungan bagi perusahaan dilihat dari taraf abstrak,


dan bentuk konkret nya tidak boleh bertentangan dengan kebijakan yang
melindungi keryawan.

Dalam mencari keuntungan yang maksimal, sebuah perusahaan juga


harus memperhatikan kebutuhan dan jaminan sosial dari para karyawan
Studi sejarah menunjukkan bahwa maksimalisasi keuntungan sebagai tujuan
usaha ekonomis memang bisa membawa akibat kurang etis.

Industri modern saat ini terutama di negara berkembang masih berpotensi


memunculkan ketidakberesan etis, karena masih lemahnya aturan seperti
undang-undang perburuhan, kebebasan serikat buruh, jaminan sosial, dan
salah satunya adalah masalah buruh anak.
02
MASALAH
PEKERJA
ANAK
dalam Etika Bisnis
Pekerjaan yang dilakukan oleh anak merupakan
topik yang banyak implikasi etis, tetapi masalah ini
sekaligus juga sangat kompleks, karena faktor-faktor
ekonomis disini dengan aneka macam cara
bercampur baur dengan faktor-faktor budaya dan
sosial.

Betapa pun upaya menetapkan batas minimum usia


pekerja, di banyak negara, khususnya dunia ketiga –
anak-anak harus bekerja pada umur terlalu muda.
Seorang anak harus bisa bermain, tidak pantas ia
diharuskan bekerja. Pekerjaan adalah wilayah orang 
dewasa. Pekerjaan adalah kegiatan manusiawi yang
serius dan dilakukan karena terpaksa

PEKERJA
ANAK
PEKERJA
ANAK
Kenapa anak-anak dipilih sebagai pekerja, tentu karena tenaga mereka lebih
murah dan menguntungkan bagi bisnis. Menggunakan tenaga kerja anak
adalah salah satu cara untuk menekan biaya produksi.

Mengapa pekerja anak dianggap tidak etis:


• karena usia anak adalah usia bermain dan belajar, sehingga beban
pekerjaan membuat mereka tidak bisa menyalurkan kreatifitas mereka
• bisnis dengan menggunakan pekerja anak adalah bisnis yg tidak fair, sebab
mereka diupah rendah, bahkan kadang hanya diupah dengan jalan
membantu keluarga mereka
• pekerja anak juga dapat memperparah masalah pengangguran
Cara untuk mengatasi masalah pekerja anak antara
lain:
- kesadaran dan aksi dari pihak publik konsumen.
- kode etik yang dibuat dan ditegakkan juga oleh
perusahaan, dimana antara lain ditegaskan bahwa
perusahaan tidak akan mengizinkan produknya
dibuat dengan memanfaatkan tenaga anak di
bawah umur.
- melengkapi garmen jualan atau produk lain
dengan No Sweat Label, yang menjamin produk itu
tidak dibuat dengan menggunakan tenaga anak
atau dengan kondisi kerja yang tidak pantas.

PEKERJA
ANAK
2
202
03 RELATIVITAS
KEUNTUNGAN

Keuntungan harus mempertimbangkan Etika


202
2

2022
Pertimbangan etis mau tidak mau membatasi peranan keuntungan dalam
bisnis. Usaha ekonomis baru bisa dianggap berhasil bila memungkinkan laba.
Bisnis juga tidak etis jika hanya mengejar keuntungan tanpa memperhatikan
masalah moral (bisnis narkoba, minuman keras dll).

Keuntungan dalam bisnis merupakan suatu pengertian yang relatif.


 Ronald Duska : Keuntungan hanya sekedar motivasi untuk mengadakan
bisnis
 Kenneth Blanchard dan Norman Vincent Peale : Bisnis mempunyai nilai
intrinsik sendiri dan untuk menjadi bernilai tidak harus selalu membawa
keuntungan.
 Max De Pree : Keuntungan memungkinkan bisnis hidup terus tapi bukanlah
tujuan akhir dari bisnis
 Norman Bowie : Keuntungan merupakan akibat sampingan dari bisnis dan
bukan tujuan sebenarnya dari bisnis
RELATIVITAS
KEUNTUNGAN
RELATIVITAS
KEUNTUNGAN
Beberapa cara untuk melukiskan relativitas keuntungan dalam bisnis, sambil tidak
mengabaikan perlunya keuntungan dalam bisnis:
• Keuntungan merupakan tolok ukur untuk menilai kesehatan perusahaan atau
efisiensi manajemen dalam perusahaan.
• Keuntungan adalah pertanda yang menunjukkan bahwa produk atau jasanya
dihargai oleh masyarakat.
• Keuntungan adalah cambuk untuk meningkatkan usaha.
• Keuntungan merupakan syarat kelangsungan perusahaan.
• Keuntungan mengimbangi risiko dalam usaha.

Keuntungan memungkinkan bisnis hidup jalan terus, tapi tidak menjadi tujuan
mutlak dari sebuah bisnis.

Untuk itu prinsip-prinsip etika yang diterapkan dalam kegiatan bisnis pada
perusahaan-perusahaan bisnis, haruslah mengacu pada stakeholders benefit.
04 MANFAAT
BAGI
STAKEHOLDER

dalam Etika Bisnis


Tujuan perusahaan salah satunya adalah bermanfaat bagi stakeholders

R, Edward Freeman menjelaskan stakeholders sebagai “individu-individu atau


kelompok-kelompok yang dipengaruhi oleh tercapainya tujuan-tujuan
organisasi dan pada gilirannya dapat mempengaruhi tujuan-tujuan tersebut”.
Dengan kata lain, Stakeholders adalah semua pihak yang berkepentingan
dalam sebuah bisnis

Stakeholders dibagi lagi menjadi:


· Pihak berkepentingan internal: “orang dalam” dari suatu perusahaan; orang atau
instansi yang secara langsung terlibat dalam kegiatan perusahaan, seperti pemegang
saham, manajer, dan karyawan.
· Pihak berkepentingan eksternal: “orang luar” dari suatu perusahaan; orang atau instansi
yang tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan perusahaan, seperti para konsumen,
masyarakat, pemerintah, lingkungan hidup.

APA ITU
STAKEHOLDER ?
Tujuan perusahaan adalah manfaat semua stakeholders. Bukan saja
kepentingan para pemegang saham harus dipertimbangkan, tetapi juga
kepentingan dari semua pihak lain, khususnya para karyawan dan masyarakat
di sekitar lingkungan usaha bisnis tersebut.

Sebuah organisasi bisnis atau perusahaan bisnis selain mengejar keuntungan


juga harus memperhatikan etika moral dan manfaat dari bisnis tersebut bagi
stakeholders.

STAKEHOLDE
R
202
ETIKA BISNIS
2

2
202
ETIKA BISNIS
TERIMA KASIH
ETIKA BISNIS
202
2

Anda mungkin juga menyukai