Anda di halaman 1dari 27

IMPLEMENTASI MODERASI Oleh: Abdul Jamil Wahab

• Instruktur Nasional Moderasi


BERAGAMA DALAM PENINGKATKAN Beragama
PELAYANAN PENGHULU • Peneliti BRIN
DINAMIKA KEHIDUPAN
BERAGAMA
Survei Badan Litbang dan Diklat Kementerian agama tahun 2021, indeks kerukunan umat
beragama di Indonesia adalah sebesar 72, 39, angka itu menunjukkan kerukunan masyarakat
pada kategori tinggi. Indeks kerukunan tersebut mengukur tiga dimensi kerukunan yaitu
toleransi, kesetaraan, dan Kerjasama.

Sementara itu, survei atas tingkat kesalihan sosial masyarakat beragama yang juga dilakukan
Badan Litbang dan Diklat Kementerian agama tahun 2021, mendapatkan angka indeks
sebesar 83,92, angka tersebut menunjukkan kesalehan sosial ada pada kategori tinggi. Dalam
riset ini, dimensi kesalihan individual masyarakat disebutkan berada pada indeks 83,45 dan
termasuk kategori.
TREN RADIKALISME
Survei PPIM UIN Syarif Hidayatullah terhadap siswa/mahasiswa dan guru/dosen pada tahun
2017. Dalam survei ini PPIM menemukan opini radikal di sekolah maupun perguruan tinggi cukup
tinggi. Opini radikal siswa/mahasiswa cukup tinggi yaitu 58,5%, namun pada level aksi angkanya
masih 7,0%. Sementara opini radikal guru/dosen lebih rendah yaitu 23,0%, namun pada level aksi
angkanya 8%.
Survei Alvara Institute pada tahun 2018 terhadap 1200 responden dari ASN, BUMN, dan swasta
di empat kota yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, dan Makasar menyimpulkan,
responden yang menginginkan ideologi Islam dan menolak ideologi Pancasial dari kalangan
professional 15,5% (ASN 19.4%, BUMN 18.1%, dan swasta 9.1%), mahasiswa 16,8%, dan
pelajar 18,6%. Adapun yang menghendaki sistem khilafah sebagai bentuk ideal negara Indonesia
dibanding NKRI dari kelompok professional 16.0% (ASN 22.2%, BUMN 17%, dan swasta 10.3%),
mahasiswa 17,8%, dan pelajar 18,4%.
Survey BNPT tahun 2019 dengan metode Multistage Cluster Random Sampling dengan Primary
Sampling Unit (PSU) Kelurahan/Desa dan melibatkan 15.360 responden menyimpulkan, rerata
nasional indeks potensi radikalisme pada angka 38,43 (kategori sedang).
TREN RADIKALISME
Survei PPIM UIN Syarif Hidayatullah terhadap siswa/mahasiswa dan guru/dosen pada tahun
2017. Dalam survei ini PPIM menemukan opini radikal di sekolah maupun perguruan tinggi cukup
tinggi. Opini radikal siswa/mahasiswa cukup tinggi yaitu 58,5%, namun pada level aksi angkanya
masih 7,0%. Sementara opini radikal guru/dosen lebih rendah yaitu 23,0%, namun pada level aksi
angkanya 8%.
Survei Alvara Institute pada tahun 2018 terhadap 1200 responden dari ASN, BUMN, dan swasta
di empat kota yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, dan Makasar menyimpulkan,
responden yang menginginkan ideologi Islam dan menolak ideologi Pancasial dari kalangan
professional 15,5% (ASN 19.4%, BUMN 18.1%, dan swasta 9.1%), mahasiswa 16,8%, dan
pelajar 18,6%. Adapun yang menghendaki sistem khilafah sebagai bentuk ideal negara Indonesia
dibanding NKRI dari kelompok professional 16.0% (ASN 22.2%, BUMN 17%, dan swasta 10.3%),
mahasiswa 17,8%, dan pelajar 18,4%.
Survey BNPT tahun 2019 dengan metode Multistage Cluster Random Sampling dengan Primary
Sampling Unit (PSU) Kelurahan/Desa dan melibatkan 15.360 responden menyimpulkan, rerata
nasional indeks potensi radikalisme pada angka 38,43 (kategori sedang).
1

KONSEP MODERASI
BERAGAMA
Bahasa Arab: wasath atau wasathiyah, memiliki Al-
padanan makna dengan kata tawassuth (tengah- Ar-Razi
tengah), i’tidal (adil), dan tawazun (berimbang). Qurtubi

َ ِ‫َو َك ٰذل‬
‫ك َج َع ْل ٰن ُك ْم اُ َّمةً َّو َسطًا‬ ‘Adl ‘Adl

QS. Al-Baqarah: 143

Khiyar Khiyaruh
Wasath = Moderat

Imam Fakhruddin al-Razi (w. 1209 M) memberikan


Aktsaru
penafsiran kata “al-wasath” antara lain berarti jauh Fadlan
dari dua sisi ekstrem (al-bu‘du ‘an tharafayn al-
ifrâth wa tafrîth).
Sementara al-Qurthubi (w. 1273 M) juga
Mutawasithu
memberikan makna “al-wasath” antara lain dengan n fi ad-din
menjauh dari sikap ekstrim (mujaniban lil ghuluwi
wa taqshir).

Peta Jalan Moderasi Beragama


3

INDIKATOR
INDIKATOR MODERASI
BERAGAMA

1. Komitmen
2. Toleransi
Kebangsaan

4.
3. Anti
Penghormatan
Kekerasan
terhadap Budaya
A. KOMITMEN KEBANGSAAN
Penerimaan terhadap prinsip-prinsip berbangsa

Bhineka
Pancasil
NKRI UUD 45 Tunggal
a
Ika
NEGARA DALAM PERSPEKTIF
ISLAM
 Kehadiran Negara dalam perspektif Islam bukan tujuan (ghayah), melainkan
sebagai sarana untuk mencapai tujuan (washilah).
 Tujuan berdirinya Negara adalah untuk mewujudkan kemashlahatan manusia
secara lahir dan batin, baik di dunia maupun akhirat.
 Karena posisi Negara sebagai washilah (instrument atau sarana), maka masuk
akal, jika teks wahyu tidak menyebutkan secara tersurat dan terperinci tentang
bentuk Negara dan sistem pemerintahannya.
 Teks wahyu lebih banyak berbicara soal Negara dan pemerintahan secara makro
dan universal.
B. TOLERANSI
Kata toleransi berasal dari bahasa latin tolerare yang berarti bertahan atau memikul.
Toleran di sini diartikan dengan saling memikul walaupun pekerjaan itu tidak
disukai; atau memberi tempat kepada orang lain, walaupun kedua belah pihak tidak
sependapat; ada kesediaan untuk memberikan hal-hal yang tidak disetujui.
Dalam definisi tersebut, terdapat hal yang harus direlakan atas sesuatu yang pastinya
tidak disukai. Jadi dalam toleransi, akan ada pengorbanan atau ketidak setujuan,
namun kemudian dipaksa untuk direlakan.
‫‪TOLERANSI DALAM‬‬
‫‪PERSPEKTIF ISLAM‬‬
‫‪No‬‬ ‫‪Surah dan ayat‬‬ ‫‪Bunyi Ayat‬‬
‫‪01‬‬ ‫‪QS al-Baqarah/2:256‬‬ ‫ٓاَل اِ ْك َراهَ فِى ال ِّدي ۗ ِْن‬
‫‪02‬‬ ‫‪QS al-Kafirun/109:6‬‬ ‫ࣖ ل ُك ْم ِد ْينُ ُك ْم َولِ َي ِدي ِْن‬
‫‪03‬‬ ‫‪QS Yunus/10:99‬‬ ‫اس َح ٰتّى يَ ُك ْونُ ْوا ُمْؤ ِمنِي َْن‬ ‫ت تُ ْك ِرهُ النَّ َ‬ ‫ض ُكلُّهُ ْم َج ِم ْيع ًۗا اَفَا َ ْن َ‬ ‫ك اَل َم َن َم ْن فِى ااْل َرْ ِ‬
‫َولَ ْو َش ۤا َء َربُّ َ ٰ‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
‫‪04‬‬ ‫‪QS al-Hajj /22: 40‬‬ ‫ت َّو َم ٰس ِج ُد ي ُْذ َك ُر فِ ْيهَا ا ْس ُم ِ‬ ‫صلَ ٰو ٌ‬
‫ص َوا ِم ُع َوبِيَ ٌع َّو َ‬ ‫ت َ‬ ‫ْض لَّهُ ِّد َم ْ‬ ‫اس بَ ْع َ‬
‫ضهُ ْم بِبَ ۗع هّٰللاٍ‬ ‫َولَ ْواَل َد ْف ُع ِ النَّ هّٰللا َ‬
‫ي َع ِز ْي ٌز‬ ‫صر ُٗه اِ َّن َ لَقَ ِو ٌّ‬ ‫َكثِ ْير ًۗا َولَيَ ْنص َُر َّن ُ َم ْن يَّ ْن ُ‬
‫هّٰللا‬
‫‪05‬‬ ‫‪QS. Al-Maidah/5:48‬‬ ‫ت اِلَى‬ ‫َۗولَ ْو َش ۤا َء ُ لَ َج َعلَ ُك ْم اُ َّمةً َّوا ِح َدةً َّو ٰل ِك ْن لِّيَ ْبلُ َو ُك ْم ِف ْي َمٓا ٰا ٰتى ُك ْم فَا ْستَبِقُوا ْال َخي ْٰر ۗ ِ‬
‫ار ُك ْم اَ ْن تَبَرُّ ْوهُ ْم َوتُ ْق ِسطُ ْٓوا اِلَ ْي ِه ۗ ْم‬ ‫هّٰللا‬
‫‪06‬‬ ‫‪QS‬‬ ‫اَل يَ ْنهّٰللا ٰهى ُك ُم ُ َع ِن الَّ ِذي َْن لَ ْم يُقَاتِلُ ْو ُك ْم فِى ال ِّدي ِْن َولَ ْم ي ُْخ ِرج ُْو ُك ْم ِّم ْن ِديَ ِ‬
‫‪al-Mumtahanah/60:8‬‬ ‫اِ َّن َ ي ُِحبُّ ْال ُم ْق ِس ِطي َْن‬
‫‪C. ANTI KEKERASAN‬‬

‫‪01‬‬ ‫‪QS al-Anfal: 61‬‬ ‫َواِ ْن َجنَح ُْوا لِلس َّْل ِم فَاجْ نَحْ لَهَا َوتَ َو َّكلْ َعلَى هّٰللا ِ ۗاِنَّهٗ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬
‫‪02‬‬ ‫‪QS an-Nahl: 91‬‬ ‫َواَ ْوفُ ْوا بِ َع ْه ِد هّٰللا ِ اِ َذا َعاهَ ْدتُّ ْم‬
‫‪03‬‬ ‫‪QS at-Taubah: 6‬‬ ‫ك فَاَ ِجرْ هُ َح ٰتّى يَ ْس َم َع َك ٰل َم هّٰللا ِ ثُ َّم اَ ْبلِ ْغهُ َمْأ َمنَهٗ ٰۗذلِ َ‬
‫ك بِاَنَّهُ ْم قَ ْو ٌم اَّل‬ ‫َواِ ْن اَ َح ٌد ِّم َن ْال ُم ْش ِر ِكي َْن ا ْستَ َجا َر َ‬
‫يَ ْعلَ ُم ْو َن‬
‫هّٰللا‬
‫‪04‬‬ ‫‪QS al-Baqarah:192‬‬ ‫‪ .‬فَاِ ِن ا ْنتَهَ ْوا فَاِ َّن َ َغفُ ْو ٌر ر ِ‬
‫َّح ْي ٌم‬
PERDAMAIAN DALAM ISLAM

Perjanjian
Baiatul Piagam Fathu
Hudaibiya
Aqobah Madinah Makkah
h
‫‪PEPERANGAN DALAM ISLAM‬‬

‫‪QS al-Hajj ayat 39:‬‬


‫ۙ اُ ِذ َن لِلَّ ِذي َْن يُقَاتَلُ ْو َن بِاَنَّهُ ْم ظُلِ ُم ْو ۗا َواِ َّن هّٰللا َ َع ٰلى نَصْ ِر ِه ْم لَقَ ِد ْي ٌر‬

‫‪QS al-Baqarah ayat 190:‬‬


‫َو َقا ِتل ُْوا ِف ْي َس ِبيْ ِل الل ّ ٰ ِه ال َّ ِذيْ َن يُقَا ِتل ُْونَك ُْم َول َا تَ ْعتَ ُد ْوا ۗ اِ َّن الل ّ ٰ َه ل َا يُ ِح ُّ‬
‫ب ال ُْم ْعتَ ِديْ َن‬
D. PENGHORMATAN
TERHADAP TRADISI
Islam membolehkan

Islam melarang

Islam membolehkan sebagian


& melarang sebagian ..
TRADISI DALAM
HUKUM FIQH
Pertama, jika suatu tradisi ditempatkan dalam kajian bidang mu’amalah bukan ibadah mahdlah (ritual),
maka digunakan kaidah    -‫لتحريم‬--‫لدليلعلىا‬--‫دلا‬--‫ني‬-‫الأ‬--‫إلباحة إ‬--‫املة ا‬-‫لمع‬--‫يا‬---‫ألصلف‬--‫( ا‬Hukum asal dalam urusan
muamalah adalah boleh dilakukan, selain hal-hal yang telah ditentukan haram oleh nash).
Kedua, jika sesuatu itu bersifat ibadah maka digunakan kaidah ‫على‬  ‫لدليل‬AA‫دلا‬AA‫ني‬A‫الأ‬AA‫ إ‬A‫لتحريم‬AA‫لعبادة ا‬AA‫يا‬AAA‫ألصلف‬AA‫ا‬
‫إلباحة‬AA‫( ا‬Hukum asal dalam urusan ibadah adalah tidak boleh dilakukan, kecuali ada dalil yang
memperbolehkan/memerintahkan).
Ketiga, untuk menilai tradisi itu boleh atau tidak boleh harus dilihat, apakah ada
nilai maslahat (kebaikan) nya atau tidak. Apabila tradisi itu ada manfaatnya dan tidak
mengakibatkan madharat (efek negatif), maka minimal hukumnya boleh (ibahah).
4

PENINGKATAN
LAYANAN PENGHULU
Arah Kebijakan Penguatan Moderasi Beragama
sebagaimana disebut dalam RPJMN dan Renstra
Kemenag 2020-2024

17
Peta Jalan Moderasi Beragama
PERBANDINGAN IKM 2018,
2019, &2021
HASIL PENGUKURAN IKM 2021
PENGETAHUAN LAYANAN
KUA?
AWARENESS TUGAS FUNGSI
KUA
BIAYA PENCATATAN NIKAH
BIAYA UNTUK APA?
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai