Anda di halaman 1dari 6

Berbagai pendekatan

dalam ilmu politik


Juli Natalia Silalahi, S.Sos., M.A
 Pendekatan legal (tradisional), mulai berkembang abad 19 pada
masa sebelum PD II.
 Negara menjadi fokus pokok.

Pendekatan  Sifat dari UUD, Masalah kedaulatan, kedudukan dan kekuasaan


formal serta yuridis dari Lembaga-Lembaga kenegaraan, seperti
legal parlemen, badan eksekutif, dan badan yudikatif
 Bahas parlemen : kekuasaan, wewenang seperti tertuang dalam
naskah resmi (UUD, UU), Hubungan formal dengan badan
eksekutif, struktur organisasi (pembagian komisi), atau hasil
kerjanya (berapa uu yang telah dihasilkan).
 Para peneliti legal / tradisional tidak mengkaji apakah Lembaga
itu memang terbentuk dan berfungsi seperti yg dirumuskan dalam
naskah-naskah resmi tersebut.
 Bahasan bersifat statis, dan deskriptif daripada analitis
 Fakta kurang dibedakan dengan norma.
 negara ditafsirkan sebagai suatu badan dari norma-norma
konstitusional yg formal
 Contoh pendekatan ini : karya R. Kranenburg (politisi Belanda),
algemene staatsleer, terjemahannya telah lama beredar di
Indonesia dengan judul Ilmu Negara Umum. (terjemahan B.
Sabaroedin , Jakarta : J. B Wolters, 1959).
 Awal abad 20 (1930 an), beberapa sarjana di AS, mulai
mengemukakan suatu pandangan melihat politik sebagai
kegiatan atau proses, dan negara sebagai sarana perebutan
kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat.
 Sarjana-sarjana dari mazhab Chicago seperti Charles E. Merriam
(ilmuan politik): Political Power : Its Composition and Incidence
(1934), dll bahwa esensi dari politik adalah kekuasaan, terutama
kekuasaan untuk menentukan kebijakan publik.
 Mengembangkan visi yg tidak hanya membatasi diri pada
penelitian lembaga2 formal, melainkan juga proses2 yg
berlangsung.
 Pendekatan perilaku timbul dan mulai berkembang di Amerika
pada tahun 1950-an seusai PD II.
 Pendekatan perilaku bahwa tidak ada gunanya membahas
Lembaga-Lembaga formal, karena pembahasan seperti itu tidak
Pendekatan banyak memberi informasi mengenai proses politik yg
sebenarnya.
Perilaku  Lebih bermanfaat untuk mempelajari perilaku (behavior) manusia
karena merupakan gejala yg benar-benar dapat diamati.
 Bisa perilaku perorangan, organisasi kemasyarakatan, kelompok
elite, Gerakan nasional, atau masyarakat politik
 Dalam pendekatan perilaku jika mempelajari parlemen, maka yg
dibahas : perilaku anggota parlemen seperti pemberian suaranya
terhadap rancangan UU tertentu
 Apakah pro atau anti, mengapa?
 Cara interaksi dengan teman sejawat, kegiatan lobbying, dan latar
belakang sosialnya.
 Para tradisionalis menenkankan nilai dan norma, maka
behavioralis menekankan fakta.

Anda mungkin juga menyukai