Anda di halaman 1dari 12

Luaran Pasien dengan Operasi Transsphenoid di RS

USU tahun 2022-2023: Sebuah Prospektif Studi


BAB I: PENDAHULUAN

Adenoma
• Neoplasma primer paling umum dari pituitary anterior
• 10-15% dari tumor intrakranial
• Dibagi menjadi PA fungsional dan nonfungsional
• Pasien dengan PA fungsional umumnya memiliki fenotipe
klinis yang berkaitan dengan gejala hiperpituitarisme atau
hipopituitarisme yang bergantung pada tingkat sekresi
hormon yang berdampak dari PA.
Adenoma
• Penatalaksanaannya dengan operasi transsphenoidal, terutama
pada pasien dengan gejala neuro-oftalmologi modalitas terapi
satu-satunya yang bisa segera menghasilkan dekompresi jalur
optik.
• Penelitian ini dilakukan untuk menilai luaran pasien tumor pituitari
yang melakukan operasi transsphenoidal tumor di RS USU pada
tahun 2022-2023
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Tumor Pituitari
• Neoplasma primer paling umum dari pituitary anterior
• Awalnya diklasifikasi berdasarkan ukuran
• PA dengan ukuran <10 mm disebut sebagai mikroadenoma
• PA dengan ukuran >10 mm disebut sebagai makroadenoma
• PA dengan ukuran ≥40 mm disebut giant adenoma
Tumor Pituitari
• Tumor juga dapat diklasifikasikan sebagai fungsional
dan non fungsional berdasarkan kemampuan sekresi
hormon
• Patogenesis sebagian besar adenoma hipofisis masih
belum diketahui, dengan 5% berhubungan dengan
genetik
Tumor Pituitari
• Patogenesis sebagian besar adenoma hipofisis masih belum diketahui, dengan 5%
berhubungan dengan genetic
• Tumor juga dapat diklasifikasikan sebagai fungsional dan non fungsional berdasarkan
kemampuan sekresi hormon
• Pilihan terapi untuk tumor non-sekresi meliputi surveilans, terapi operasi, dan radioterapi
• Pasien dengan makroadenoma dan gangguan visual atau tanda lain yang berkaitan
dengan kompresi tumor memerlukan operasi transsphenoidal surgery
• Operasi bertujuan untuk memperbaiki gejala, menjaga struktur neural sekitar, mencegah
perburukan visus serta fungsi pituitari dan mengembalikan dampak fungsional pada saraf
visual, kiasma, dan kelenjar pituitari.
Tumor Pituitari
• Operasi direkomendasikan pada pasien dengan adenoma atau
yang mengkompresi kiasma optikum dengan defisit lapang
pandang; tetapi pengambilan keputusan terapi harus didasarkan
per individual dan berdasarkan konteks klinis serta pilihan
pasien
• Radioterapi sebagai terapi primer hanya dipertimbangkan pada
kasus dimana pasien tidak bisa dioperasi atau memiliki
komorbid serius.
Transsphenoidal surgery
• Merupakan pilihan terapi untuk pasien dengan gejala neuro-oftalmologi karena tindakan ini
merupakan modalitas terapi satu-satunya yang bisa segera menghasilkan dekompresi jalur optik.
• Perbaikan visus bisa terlihat pada 80% pasien. Tindakan ini juga diindikasikan untuk pasien dengan
apopleksi yang mengalami keluhan neuro-oftalmologi. Pada kasus tersebut, operasi harus dilakukan
segera.
• Kelebihan dari operasi transsphenoidal surgery adalah remisi gejala dan hormon yang cepat,
terdapat kemungkinan kesembuhan, dekompresi struktur parasella yang penting, peningkatan terapi
adjuvan karena tumor debulking.
• Kekurangannya meliputi sisa tumor persisten, hipopituitarisme pascaoperasi yang memerlukan
terapi penggantian seumur hidup, dan tidak semua pasien bisa menjalani tindakan ini. Risiko dari
transsphenoidal surgery meliputi diabetes insipidus, kelainan elektrolit, defisit neurologis, dan
rinorea CSS.
BAB III: METODE PENELITIAN
• Penelitian ini merupakan uji klinis kohort prospektif untuk
mengevaluasi pasien yang dioperasi dengan Teknik transsphenoid di
RS USU tahun 2016-2023
• Sampel penelitian merupakan sebagian dari populasi yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi.
• Pengumpulan sampel dilakukan dengan cara total sampling. Besar
sampel yang ditentukan pada penelitian ini adalah sesuai jumlah
pasien dengan operasi transsphenoid di RS USU tahun 2016-2023
BAB IV: BIAYA PENELITIAN
• Anggaran Biaya
• Tempat dan jadwal penelitian
• Dilakukan selama 6 bulan, dilaksanakan di RS USU

Anda mungkin juga menyukai