Anda di halaman 1dari 23

Achma Hendra Setiawan

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Permintaan Tenaga Kerja
• Permintaan tenaga kerja adalah hubungan antara tingkat upah
dan jumlah pekerja yang dikehendaki oleh pengusaha untuk
dipekerjakan.
• Permintaan tenaga kerja dapat didefinisikan sebagai jumlah
tenaga kerja yang dipekerjakan seorang pengusaha pada setiap
kemungkinan tingkat upah dalam jangka waktu tertentu.
• Permintaan tenaga kerja merupakan permintaan turunan
karena berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
oleh perusahaan untuk memproduksi barang dan jasa.
• Permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh perubahan tingkat
upah, harga barang-barang modal, perubahan teknologi dan
perubahan permintaan pasar atas hasil-hasil produksi.
Nilai Produk Marjinal
(Value of Marginal Product)

• Permintaan tenaga kerja ditentukan atau dipengaruhi oleh Nilai


Produk Marjinal (VMP).
• Nilai Marjinal Produk (VMP) merupakan hasil perkalian antara
Produk Fisik Marginal (Marginal Physical Product) dengan harga
produk yang bersangkutan.
• Produk Fisik Marginal (MPP) adalah kenaikan total produk fisik
yang bersumber dari penambahan satu unit input variabel
tenaga kerja.
• Berlakunya Law of Diminishing Returns di mana tambahan satu
unit input variabel tenaga kerja pada suatu titik tertentu akan
menyebabkan tambahan hasil produk yang semakin berkurang.
Fungsi Permintaan Tenaga Kerja
• Dari Teori Perilaku Produsen • Bila perusahaan menggunakan
diketahui bahwa posisi garis tingkat upah (wage rate)
keuntungan maksimum (kondisi tertentu sebagai dasar maka
keseimbangan) produsen akan tambahan biaya yang harus
tercapai apabila memenuhi syarat: dibayar perusahaan adalah sama
dengan tingkat upah W.
MR = MC 
• Dalam Teori Perilaku Produsen
• MR merupakan nilai rupiah
tingkat upah W berfungsi sebagai
produksi marginal yang diperoleh MC, sehingga posisi optimalnya
dari mengalikan harga produk adalah:
yang berlaku dengan nilai produk VMPL = W  
marjinal tenaga kerja, sehingga: • Jadi untuk memaksimalkan
MR = VMPL = MPPL x P  
keuntungan, pengusaha akan terus
• Jumlah nilai VMP menggambarkan merekrut sejumlah tenaga kerja
tambahan pendapatan yang selama MR lebih besar dari pada
diterima oleh pengusaha bila W, sampai pada suatu titik di mana
menambah penggunaan tenaga nilai produk marjinal tenaga kerja
kerja satu unit lagi. sama dengan tingkat upah.
Kurva Permintaan Tenaga Kerja
Upah
• Andaikan tingkat upah yang berlaku
adalah W* (wage rate), maka jumlah
VMPL tenaga kerja yang bekerja sebesar 0N.
• Apabila tingkat upah naik menjadi W1

W1 D maka jumlah tenaga kerja yang bekerja


hanya sebesar 0A.
• Pada W1 ini, VMPL=MPPLxP lebih besar
W* dari tingkat upah yang berlaku (W*), oleh
sebab itu laba pengusaha (VMPL─W)
W2 akan bertambah dengan menambah
tenaga kerja baru (karena MR > MC).
• Apabila tingkat upah turun menjadi W 2
D=MPPLxP
maka jumlah tenaga kerja yang bekerja
0 A N B Kuantitas menjadi sebesar 0B.
Tenaga • Pada W2 ini, VMPL=MPPLxP lebih kecil
Kerja dari tingkat upah yang berlaku (W*), oleh
Garis DD menggambarkan nilai hasil marjinal karena itu laba pengusaha (VMP L─W)
tenaga kerja (VMPPL) untuk setiap kuantitas akan berkurang apabila terus menambah
tenaga kerja. tenaga kerja baru (karena MR < MC).
Penawaran Tenaga Kerja
• Penawaran tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dapat
disediakan oleh pemilik tenaga kerja pada setiap kemungkinan
upah dalam jangka waktu tertentu.
• Penawaran tenaga kerja dipengaruhi oleh tingkat upah terutama
untuk jenis pekerjaan / jabatan yang sifatnya khusus dan
penawaran tenaga kerja ini datangnya dari rumah tangga /
masyarakat.
• Dalam Teori Ekonomi Klasik tenaga kerja (pekerja) merupakan
individu yang bebas mengambil keputusan untuk bekerja atau
tidak bekerja, bahkan pekerja juga bebas untuk menetapkan
jumlah jam kerja yang diinginkannya.
• Penawaran tenaga kerja tergantung pada tiga faktor kunci:
jumlah penduduk, jumlah jam kerja rata-rata, dan partisipasi
angkatan kerja.
Teori Alokasi Waktu
• Menurut Gary Stanley Becker dalam artikelnya
A Theory of the Allocation of Time dinyatakan bahwa
semua orang memiliki waktu yang akan dialokasikan
untuk bekerja ataupun untuk kegiatan lainnya (The
Economic Journal, Vol. 75, No. 299. (Sep., 1965), pp.
493-517).

• Teori ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen, di


mana setiap individu bertujuan untuk memaksimalkan
Gary Stanley
fungsi kepuasan (utilitas) dengan kendala yang
Becker
(1930 – 2014) dihadapinya, yaitu tingkat pendapatan dari bekerja
dan waktu luang.

• Bekerja sebagai pertukaran (trade-off) dari waktu luang (leisure)


menimbulkan suatu preferensi, sehingga solusinya adalah berapa jumlah
jam kerja yang ingin ditawarkan pada tingkat upah (pendapatan) yang
diinginkan namun masih tetap bisa menikmati waktu luang.
Kurva Penawaran Tenaga Kerja
(Backward Bending Supply Curve)
Upah
SL • Pada tingkat upah tertentu
W3 (W1) penyediaan waktu kerja
sebesar (Q1) .
W2
• Penyediaan waktu kerja
individu akan bertambah
(Q2) apabila upah
W1 bertambah (W2).
• Sampai pada suatu titik di
mana bertambahnya upah
(W3) justru akan mengurangi
penyediaan waktu kerja (Q3)
0 Q1 Q3 Q2 Waktu Kerja untuk waktu luang.
(Jam)
Keseimbangan Antara Pekerjaan dan Kehidupan
(Work-Life Balance)

• Menurut Preeti Singh dan Parul Khanna dalam artikelnya A Tool


for Increased Employee Productivity and Retention (2011),
keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi (work-
life balance) adalah konsep luas yang melibatkan penetapan
prioritas yang tepat antara pekerjaan (karier dan ambisi) pada
satu sisi dan kehidupan pribadi (kebahagiaan, waktu luang,
keluarga dan pengembangan spiritual) di sisi lain.
Preeti Singh

• Work-life balance is the equilibrium between personal life and


career work.
• Ada 9 strategi untuk work-life balance yaitu jam kerja yang
fleksibel, kerja paruh waktu, jam kerja yang masuk akal, akses
untuk penanganan anak, penyusunan pekerjaan yang fleksibel,
cuti harian, mobilitas pekerjaan, akses komunikasi (telepon),
keamanan dan kesejahteraan. Parul Khanna
Pasar Tenaga Kerja
• Pasar tenaga kerja (labor market) adalah tempat
permintaan dan penawaran tenaga kerja berinteraksi. Itu
adalah salah satu contoh pasar faktor (factor market),
yakni pasar untuk transaksi faktor produksi.
• Pasar tenaga kerja merupakan aktivitas dari pelaku yang
tujuannya untuk mempertemukan para pencari kerja
dengan pengguna tenaga kerja (pengusaha).
• Pasar tenaga kerja terjadi apabila pemilik perusahaan
menggunakan jasa tenaga kerja dan adanya perjanjian
kerja antara pemilik perusahaan dan tenaga kerja.
Misalnya: bursa tenaga kerja.
Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja
• Keseimbangan pasar tenaga kerja Upah
terjadi apabila pada suatu tingkat SL
Excess Supply
upah, pencari kerja menerima
pekerjaan dan pengusaha bersedia W1
mempekerjakan tenaga kerja
W*  E
tersebut.
• Keseimbangan pasar tenaga kerja
tercapai ketika permintaan tenaga
kerja (DL) sama dengan penawaran DL
tenaga kerja (SL).
• Pada posisi keseimbangan itu baik 0 QL * Kuantitas
Tenaga Kerja
produsen maupun tenaga kerja telah di mana:
mencapai kondisi optimal, di mana •W* = Tingkat Upah Keseimbangan
produsen mencapai keuntungan •QL* = Kuantitas Tenaga Kerja
maksimum, sedangkan tenaga kerja Keseimbangan
mencapai utilitas maksimum. •E = Titik Keseimbangan (DL = SL)
Upah dan Pengangguran
(Klasik vs Keynes)
Pandangan Ekonomi Klasik Pandangan Keynes
• Keynes menyatakan bahwa upah tidak
Ekonomi Klasik menyatakan bahwa fleksibel tetapi bersifat kaku (rigid),
penggunaan tenaga kerja secara penuh bila upah sudah ditetapkan maka upah
akan stagnan, sulit untuk turun
(full-employment) akan tercapai karena bahkan upah akan cenderung naik.
Apabila tingkat upah naik ke W1  pengusaha
upah adalah fleksibel (selalu dapat
tidak bersedia membayar upah lebih tinggi
menyesuaikan dengan perubahan  excess supply (SL > DL)  PHK naik 
pengangguran naik.
harga-harga) sehingga bila terjadi • Semakin tinggi kesadaran pekerja yang
pengangguran (excess supply  SL > bersertifikat (SDM terdidik dan
terlatih) dan semakin kuatnya serikat
DL) maka tenaga kerja akan bersedia pekerja menjadikan pihak perusahaan
tidak mudah menurunkan tingkat
dibayar dengan upah yang lebih rendah
upah.
(di bawah W1) sampai ke titik Apabila tingkat upah turun dari W1 
pendapatan turun  daya beli turun 
keseimbangan (titik E  SL = DL). kapasitas produksi turun  perusahaan rugi
 PHK naik  pengangguran naik.
Pasar Tenaga Kerja Menurut Keynes

• Teori Ekonomi Klasik menganggap permintaan dan


penawaran terhadap tenaga kerja selalu seimbang
(equilibrium) karena harga dan upah adalah fleksibel.

• Menurut Keynes pasar tenaga kerja jauh dari seimbang,


karena harga dan upah tidak pernah fleksibel, sehingga John M. Keynes
permintaan dan penawaran tenaga kerja hampir tidak (1883 – 1946)

pernah seimbang sehingga pengangguran sering terjadi.

• Menurut Keynes, pasar tenaga kerja mengikuti pasar barang artinya


apabila output (Q) naik maka jumlah orang yang mendapat pekerjaan atau
tingkat employment (N) juga naik, sebaliknya, N turun apabila Q turun.
Definisi Pengangguran

Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja sama


sekali, sedang mencari pekerjaan, bekerja kurang dari
dua hari selama seminggu, atau seseorang yang
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.

Agar disebut menganggur dan termasuk angkatan


kerja, seseorang harus mencari pekerjaan.
Jenis-Jenis Pengangguran

Pengangguran Normal / Mencari


/ Friksional (Search / Frictional
Unemployment)

Pengangguran Terbuka Pengangguran Struktural


(Open Unemployment) (Structural Unemployment)

Pengangguran Konjungtur /
Siklus (Cyclical
Unemployment)
Pengangguran Normal / Mencari / Friksional (≤ 4 %)

Pengangguran yang terjadi karena masalah penyesuaian kerja /


keahlian dalam jangka pendek.
Pengangguran Struktural

Pengangguran yang terjadi karena perubahan struktural dalam


jangka panjang dalam perekonomian.

Jumlah pengangguran friksional dan pengangguran struktural


disebut Tingkat Pengangguran Alamiah.
Pengangguran Konjungtur / Siklus

Pengangguran yang terjadi selama resesi dan depresi.


Pengangguran di Negara Berkembang

Pengangguran Tersembunyi Pengangguran Musiman

Umumnya terjadi di sektor pertanian, Umumnya terjadi di sektor pertanian,


dan nelayan, terjadi pada saat
dilihat dari rasio antara luas lahan,
pergantian musim, di luar musim
penggunaan tenaga kerja dan hasil tanam (panen) mereka ada yang
produksi. menganggur.

Pengangguran Sukarela Pengangguran Terpaksa

Penduduk Usia Kerja (15 – 64 tahun) Penduduk Usia Kerja (15 – 64 tahun)
yang tidak bersedia bekerja pada yang tidak memperoleh pekerjaan
tingkat upah tertentu (pengangguran pada tingkat upah tertentu meskipun
terdidik). telah aktif mencari pekerjaan.
Setengah Menganggur (Underemployed)
Faktor-Faktor Penyebab Pengangguran
di Indonesia
Upaya Mengurangi dan Mengatasi Pengangguran
Pasar Tenaga Kerja Keynesian Dalam Konteks Pasar
Tenaga Kerja di Indonesia
• Teori pasar tenaga kerja Keynesian ini • Karena terbatasnya permintaan tenaga
cukup relevan dalam konteks pasar kerja akibat sektor produksi tidak
tenaga kerja di Indonesia. tumbuh tinggi maka banyak tenaga
• Harga-harga barang dan upah buruh kerja Indonesia yang menawarkan
tenaganya keluar negeri seperti ke
tidak fleksibel ke bawah, bahkan harga
Malaysia, Taiwan, Hongkong, Korea,
bisa naik tanpa sebab yang jelas dan
Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, dll.
kalau sudah naik tidak bisa turun.
• Pelaku ekonomi juga sangat lambat
• Upah minimum (UMK) diduga juga ikut
dalam merespon perubahan ekonomi
berperan dalam mempertahankan harga yang terjadi, hal ini karena informasi
yang tinggi sehinga permintaan terhadap yang terbatas dan asimetris. Misalnya
tenaga kerja tidak naik (lowongan kerja petani di desa tidak tahu bahwa harga
terbatas) sehingga menambah input atau produksi pertanian telah
pengangguran, walaupun faktor berubah. Ketidaktahuan ini biasanya
sempitnya lapangan kerja merupakan menjadikan posisi petani sangat lemah
faktor terpenting yang menyebabkan dibandingkan dengan pedagang dan
jumlah pengangguran semakin besar. pengusaha besar lainnya.

Anda mungkin juga menyukai