Anda di halaman 1dari 17

Slide #4

Bangun
keakraban

Saling
Kunci Komitmen Mendengarkan
& Berbicara

3 Prinsip
Komunikasi
Antarpribadi
Slide #12

Apresiasi

DENGARKAN KLARIFIKASI
- Model Individu Kebal Hoaks
-
Jika tiba-
tiba emosi
Kesal, marah, sedih,
Dapat takut, gembira dll. Diam sejenak
hoaks & Namai
perasaan

Tidak
terelakan
Beraksi
Perilaku
Anti
Hoaks

Model Individu Kebal Hoaks


Mengapa perlu diam sejenak namai perasaan?
• Kalau orang terbawa perasaan, maka berhasilah hoaks itu
mencapai tujuannya.
• Tujuan awal hoaks adalah mempengaruhi emosi
penerimanya. Saat emosi dikuasai, orang mudah
dipengaruhi sehingga melakukan tindakan gegabah
seperti langsung menyebarkan hoaks ke orang lain,
berkonflik, dan tindakan-tindakan lainnya.
• Agar tidak diperdaya hoaks, kita perlu diam sebentar dan
menamai perasaan yang tengah berlangsung dalam diri
kita. Apa namaya? Sedih, galau, takut, khawatir?
• Menamai perasaan adalah cara agar terlepas dari
cengkraman emosi dan mulai menggunakan akal sehat.
Emosi adalah wilayah otak mamalia. Agar dapat mengakses
otak intelegensia (neo-korteks) kita perlu perantaraan
bahasa. Menamai adalah awal penggunaan bahasa.
Setelah mampu berpikir,
praktikkan Perilaku AntiHoaks
Ambil aksi Amankan diri dan Perhatikan etika
orang lain
A B C

Jangan cari
Jangan sampai perkara
4 pilihan aksi diperdaya

Aspek keterampilan Aspek keamanan Aspek etika


B

Amankan diri & orang lain


1) jangan transfer dana
A
2) jangan beri dan sebar info diri
4 pilihan aksi dan orang lain
1) kubur dan lupakan C
2) cermati konten terduga hoaks Perhatikan etika
3) validasi dengan sumber- 1) mempermalukan fisik
sumber info lain
2) ujaran kebencian
4) laporkan melalui saluran
tersedia 3) SARA
4) perundungan
- Panduan Fasilitator
Sesi Edukasi Warga -
Tahapan
Sesi Edukasi 30-45 menit Aksi bersama
10-15 menit

Belajar &
Bermain
15-20 menit

Pemanasan
5-10 menit
1. Sampaikan salam dan kontak mata
2. Perkenalkan diri dan tim dengan cara yang mudah dihafal warga
3. Sampaikan tujuan dengan sederhana. Semisal: ingin mengajak ibu
bapak untuk berdiskusi tentang informasi
4. Ajak peserta mengenalkan diri
• Bila jumlah sedikit, bisa secara individual. Misalnya dengan menggunakan
permainan: Terimakasih, nama saya…
• Bila jumlah banyak (> 20), maka bisa dikelompokkan terlebih dahulu
• Bila warga sudah saling mengenal, ajak perkenalan lebih dalam. Misalnya, 1)
menggunakan nama anak, 2) mencari simpul atau persamaan dalam
pasangan/ kelompok
5. Mainkan satu permainan lagu dan gerak yang sederhana, misalnya
1 + 1 = …; Pada hari minggu; Kupikir-pikir; Keluarga sehat; Topi saya
hilang; Tangan kanan kiri (lihat Buku Permainan)
Pemanasan 6. Pertanyaan pemanasan (gunakan salah satu)
5-10 menit • Siapa yang menggunakan HP? Untuk apa saja HP digunakan? Informasi apa
saja yang didapat dari HP?
• Dari mana saja biasanya informasi baru ibu bapak dapatkan? Informasi apa
saja yang didapatkan?
1. Silahkan manfaatkan
salah satu atau
beberapa alat bantu
yang tersedia (lihat slide
#31).
Belajar Bermain 2. Bila waktu tersedia, bisa
15-20 menit kombinasikan 2 alat
bantu, misalnya:
• Adu tepuk (Hoaks – Horor)
 Pile sorting: Mana
hoaks dan mana bukan?
• Tangkap Jari: hoaks  Pile
sorting: Mana hoaks dan
mana bukan?
• Mainkan Adu Tepuk (Hoaks – Horor) atau Tangkap Jari: hoaks
• Setelah selesai, nikmati dulu kegembiraan. Jangan bertanya saat orang
sedang tertawa-tawa. Tapi jangan bertanya saat orang sudah hening.
Saat selesai tertawa tapi masih terlihat gembira, tanyakan:
1. (Adu tepuk) Apakah ada hubungan antara hoaks dan horror? Bagaimana
hubungannya?
2. Siapa yang pernah menerima informasi yang ternyata, kemudian hari
diketahui sebagai hoaks? Hoaks tentang apa?
3. Bagaimana perasaan Ibu/ Bapak saat pertama kali mendapat info hoaks itu?
4. Jelaskan bahwa hoaks ingin menyasar perasaan, bukan pikiran. Maka itu,
hoaks bisa membuat horor. Yang disasar hoaks bisa rasa takut, khawatir,
galau, ataupun yang positif seperti gembira atau senang berlebihan.
5. Berikan contoh penipu via telp yang menyasar rasa senang. Lihat slide #9.
6. Hoaks juga bisa menyerang rasa khawatir. Lihat slide #10.
7. Sampaikan bahwa kalau kita tidak bisa membebaskan diri dari perasaan yang
meluap-luap (gara-gara serangan hoaks), maka kita tidak bisa berpikir dan
mudah diperdaya. Untuk melepaskan diri dari kungkungan perasaan, kita
mesti diam sejenak untuk menamai perasaan.
8. Sampaikan bahwa dengan menamai perasaan, maka kita mengakses
bagian otak berpikir atau intelegensia.
9. Sampaikan bahwa otak terdiri dari tiga bagian besar, yaitu otak reptile
yang tugasnya untuk memutuskan dua hal: seperti lari atau lawan dan
sebagainya. Otak mamalia, tempat bagi emosi atau perasaan. Yang
paling tinggi adalah neo-korteks, yang bertugas untuk berpikir. Agar
dapat meng-aktifkan neo-korteks, kita perlu menggunakan bahasa.
Menamai adalah salah satu bentuk penggunaan bahasa. Untuk
komunitas muslim, bisa disinggung (2: 22) Dia (Allah) berfirman,
“Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu!”
Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-namanya…
10. Sampaikan bahwa bagi orang awam, mungkin, menamai benda-benda
bukan sesuatu yang hebat. Tapi, sesungguhnya, saat itu Nabi Adam
hendak menggunakan kemampuan otak manusia yang paling tinggi
(neo-korteks).
Bila waktu terbatas
11. Sampaikan bahwa setelah menamai perasaan, kita kemudian bisa menggunakan akal
pikiran sehat. Tanyakan, apa yang dapat kita lakukan saat menjumpai konten yang kita
curigai sebagai hoaks? Dengarkan dengan aktif.
12. Ajak diskusi tentang 4 pilihan aksi berikut: 1) kubur dan lupakan, 2) cermati konten
terduga hoaks, 3) validasi dengan sumber-sumber info lain, dan terakhir, 4) laporkan
melalui saluran tersedia. Rujuk slide #12 – 18.

Bila tersedia waktu #1


13. Buat kelompok dan masing-masing kelompok diberi potongan-potongan kertas pilihan
aksi berikut: 1) kubur dan lupakan, 2) sampaikan konten ke WAG, tanyakan apakah ini
hoaks?, 3) sampaikan konten ke WAG (tanya bertanya), 4) beri komentar panjang di FB
yang memasang konten yang dicurigai hoaks, 5) share di FB dengan pertanyaan:
apakah ini hoaks? 6) share di FB dengan keterangan: ini adalah hoaks, 7) sampaikan
secara jalur pribadi ke rekan via WA dan tanyakan: apakah ini hoaks?, 8) cermati
konten untuk memastikan itu hoaks atau bukan, 9) cari sumber informasi lain, yang
terpercaya, untuk membandingkan, 10) laporan ke saluran-saluran yang tersedia
14. Minta setiap kelompok mendiskusikan, mana aksi yang dapat meredam/ membatasi
penyebaran hoaks dan mana yang justru ikut menyebarluaskan? Kelompokkan
menjadi: 1) meredam/ membatasi, 2) ragu-ragu, 3) ikut menyerbarluaskan
15. Minta setiap kelompok mempresentasikan lalu bersama-sama diskusikan.
Bila tersedia waktu #2
14. Buat kelompok dan beri potongan-potongan berita (sebagian judul hoaks dapat diambil dari slide
#15) untuk mereka diskusikan dan kelompokkan dalam 3 kategori: hoaks; ragu-ragu; bukan hoaks
15. Minta setiap kelompok tunjukkan hasil diskusi dan presentasikan. Diskusikan: bagaimana sampai
pada kesimpulan itu? Ciri-ciri apa yang diperhatikan.
16. Bahas dengan ciri-ciri hoaks merujuk pada slide #15.

Bila tersedia waktu #3


17. Buat kelompok dan beri potongan-potongan beragam sumber berita (sebagian judul hoaks dapat
diambil dari slide #16) untuk mereka diskusikan dan kelompokkan dalam 3 kategori: sumber
hoaks; ragu-ragu; bukan sumber hoaks
18. Minta setiap kelompok tunjukkan hasil diskusi dan presentasikan. Diskusikan: bagaimana sampai
pada kesimpulan itu?

Bila tersedia waktu #4


19. Bagi forum menjadi 5 kelompok lalu ajak mereka mengakses link-link berikut (satu kelompok 1
link/nomor). Minta mereka mempelajari dalam 3-5 menit lalu mereka akan presentasi
pengalamannya.
• https://komin.fo/inihoaks
• https://turnbackhoax.id
• https://cekfakta.com.3
• WhatsApp ke Chatbot Mafindo ke nomor 0859216005002
• https://s.id/infovaksin
Bila tersedia waktu #5
20. Buat kelompok dan tanyakan: kalau ada yang meminta nomor KTP lalu
kita berikan, kira-kira bahaya apa yang bisa terjadi?
21. Minta setiap kelompok berdiskusi dan kemudian presentasikan
22. Contoh bahaya
• Digunakan untuk daftar pinjol
• Digunakan untuk beli nomor telp baru
• Digunakan untuk menipu lewat FB

Bila tersedia waktu #6


23. Sampaikan sebuah kasus fiktif: seorang pekerja migran yang bekerja di LN
dengan menggnakan akun samaran memberi komentar pada postingan
instag seorang artis dengan anaknya. Dia katakan anaknya terbelakang
mental, bodoh dan buruk rupa. Kira-kira, apakah dia akan mendapatkan
masalah hukum? Bagaimana bisa, sementara di tinggal jauh di luar
Indonesia dan nama atau identitas dan fotonya pun tidak ditampilkan?
24. Minta setiap kelompok berdiskusi dan diskusikan: bagaimana mereka
sampai pada kesimpulan itu?
25. Tanyakan, apakah hal-hal yang kita diskusikan
bermanfaat? Kira-kira apa manfaatnya?
26. Tanyakan, apa yang bisa kita lakukan agar orang lain
juga ikut mendapatkan pelajaran seperti kita ini?
TULISKAN
27. Kira-kira apa yang bisa kita lakukan sendiri tanpa ada
ikut campur dari siapapun juga? – mengucapkan
sendiri gagasannya
28. Betulkah kita bisa melakukannya? Serius? Nanti kita
merasa tidak enak sama orang? Nanti kita lupa? -
meragukan untuk meneguhkan
29. Kepada siapa saja terlebih dahulu kita akan
menyampaikannya? Kapan akan disampaikannya?
Aksi bersama Bagaimana menyampaikannya? Di mana? - merinci
10-15 menit agar dapat dibayangkan
30. Sampaikan terimakasih atas tekad teman-teman
partisipan.

Anda mungkin juga menyukai