Bangun
keakraban
Saling
Kunci Komitmen Mendengarkan
& Berbicara
3 Prinsip
Komunikasi
Antarpribadi
Slide #12
Apresiasi
DENGARKAN KLARIFIKASI
- Model Individu Kebal Hoaks
-
Jika tiba-
tiba emosi
Kesal, marah, sedih,
Dapat takut, gembira dll. Diam sejenak
hoaks & Namai
perasaan
Tidak
terelakan
Beraksi
Perilaku
Anti
Hoaks
Jangan cari
Jangan sampai perkara
4 pilihan aksi diperdaya
Belajar &
Bermain
15-20 menit
Pemanasan
5-10 menit
1. Sampaikan salam dan kontak mata
2. Perkenalkan diri dan tim dengan cara yang mudah dihafal warga
3. Sampaikan tujuan dengan sederhana. Semisal: ingin mengajak ibu
bapak untuk berdiskusi tentang informasi
4. Ajak peserta mengenalkan diri
• Bila jumlah sedikit, bisa secara individual. Misalnya dengan menggunakan
permainan: Terimakasih, nama saya…
• Bila jumlah banyak (> 20), maka bisa dikelompokkan terlebih dahulu
• Bila warga sudah saling mengenal, ajak perkenalan lebih dalam. Misalnya, 1)
menggunakan nama anak, 2) mencari simpul atau persamaan dalam
pasangan/ kelompok
5. Mainkan satu permainan lagu dan gerak yang sederhana, misalnya
1 + 1 = …; Pada hari minggu; Kupikir-pikir; Keluarga sehat; Topi saya
hilang; Tangan kanan kiri (lihat Buku Permainan)
Pemanasan 6. Pertanyaan pemanasan (gunakan salah satu)
5-10 menit • Siapa yang menggunakan HP? Untuk apa saja HP digunakan? Informasi apa
saja yang didapat dari HP?
• Dari mana saja biasanya informasi baru ibu bapak dapatkan? Informasi apa
saja yang didapatkan?
1. Silahkan manfaatkan
salah satu atau
beberapa alat bantu
yang tersedia (lihat slide
#31).
Belajar Bermain 2. Bila waktu tersedia, bisa
15-20 menit kombinasikan 2 alat
bantu, misalnya:
• Adu tepuk (Hoaks – Horor)
Pile sorting: Mana
hoaks dan mana bukan?
• Tangkap Jari: hoaks Pile
sorting: Mana hoaks dan
mana bukan?
• Mainkan Adu Tepuk (Hoaks – Horor) atau Tangkap Jari: hoaks
• Setelah selesai, nikmati dulu kegembiraan. Jangan bertanya saat orang
sedang tertawa-tawa. Tapi jangan bertanya saat orang sudah hening.
Saat selesai tertawa tapi masih terlihat gembira, tanyakan:
1. (Adu tepuk) Apakah ada hubungan antara hoaks dan horror? Bagaimana
hubungannya?
2. Siapa yang pernah menerima informasi yang ternyata, kemudian hari
diketahui sebagai hoaks? Hoaks tentang apa?
3. Bagaimana perasaan Ibu/ Bapak saat pertama kali mendapat info hoaks itu?
4. Jelaskan bahwa hoaks ingin menyasar perasaan, bukan pikiran. Maka itu,
hoaks bisa membuat horor. Yang disasar hoaks bisa rasa takut, khawatir,
galau, ataupun yang positif seperti gembira atau senang berlebihan.
5. Berikan contoh penipu via telp yang menyasar rasa senang. Lihat slide #9.
6. Hoaks juga bisa menyerang rasa khawatir. Lihat slide #10.
7. Sampaikan bahwa kalau kita tidak bisa membebaskan diri dari perasaan yang
meluap-luap (gara-gara serangan hoaks), maka kita tidak bisa berpikir dan
mudah diperdaya. Untuk melepaskan diri dari kungkungan perasaan, kita
mesti diam sejenak untuk menamai perasaan.
8. Sampaikan bahwa dengan menamai perasaan, maka kita mengakses
bagian otak berpikir atau intelegensia.
9. Sampaikan bahwa otak terdiri dari tiga bagian besar, yaitu otak reptile
yang tugasnya untuk memutuskan dua hal: seperti lari atau lawan dan
sebagainya. Otak mamalia, tempat bagi emosi atau perasaan. Yang
paling tinggi adalah neo-korteks, yang bertugas untuk berpikir. Agar
dapat meng-aktifkan neo-korteks, kita perlu menggunakan bahasa.
Menamai adalah salah satu bentuk penggunaan bahasa. Untuk
komunitas muslim, bisa disinggung (2: 22) Dia (Allah) berfirman,
“Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu!”
Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-namanya…
10. Sampaikan bahwa bagi orang awam, mungkin, menamai benda-benda
bukan sesuatu yang hebat. Tapi, sesungguhnya, saat itu Nabi Adam
hendak menggunakan kemampuan otak manusia yang paling tinggi
(neo-korteks).
Bila waktu terbatas
11. Sampaikan bahwa setelah menamai perasaan, kita kemudian bisa menggunakan akal
pikiran sehat. Tanyakan, apa yang dapat kita lakukan saat menjumpai konten yang kita
curigai sebagai hoaks? Dengarkan dengan aktif.
12. Ajak diskusi tentang 4 pilihan aksi berikut: 1) kubur dan lupakan, 2) cermati konten
terduga hoaks, 3) validasi dengan sumber-sumber info lain, dan terakhir, 4) laporkan
melalui saluran tersedia. Rujuk slide #12 – 18.