Anda di halaman 1dari 25

SEMINAR KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.FS DENGAN GANGREN


MANUS DEXTRA DI RUANG GARUDA RSUD S.K. LERIK KUPANG

OLEH
MAHASISWA PROFESI NERS
UNIVERSITAS CITRA BANGSA KUPANG 
PATHWAY
Post op
debridemen

Luka post operasi Pemajaman


Efek post anastesi
lingkungan dingin

MK : Resiko Hilangnya Rangsangan


hipotermi pengaruh nervus/vagus
Terputusnya perioperatif anastesi
Port the entry
kontinuitas
kuman
jaringan

MK : Gangguan MK : Nyeri MK :
MK : Resiko Akut Nausea
integritas
infeksi
jaringan
BAB III
TINJAUAN KASUS

Identitas

Nama Inisial : Ny. F.S

Umur : 42
Tahun
Jenis kelamin :
Perempuan
Agama :
Kristen Protestan
Status perkawinan :
Kawin / Menikah
Diagnosa Medis :
Gangren, DM type II
RIWAYAT SAKIT DAN KESEHATAN

Keluhan utama saat pengkajian : Nyeri pada post. Opp luka gangren
pada tangan sebelah kanan

RIWAYAT PENYAKIT SAAT INI


Pada saat pengkajian 13/12/2022 jam 13.05 post operasi di ruang rawat inap
Garuda. Pasien dibawa oleh keluarga ke IGD RSUD S.K Lerik dengan keluhan
susah tidur dan pasien mengeluh nyeri luka post operasi pada tangan sebelah
kanan. Setelah dilakuklan pemeriksaan oleh Dokter memberikan diagnose
medis Gangren, DM type II kemudian dari IGD menyarankan untuk di rawat di
RS maka diantar ke ruang rawat inap Garuda dengan terpasang infus Nacl
0,9% 8 Tpm ditangan sebelah kiri. Pasien dirawat di kamar B bed 1, pada Saat
dilakukan pengkajian tanggal 13 Desember 2022 jam 13.05, pasien mengeluh
nyeri pada tangan kanan post operasi dengan pengkajian PQRST sbb:
P: Nyeri yang dirasakan pasien disebabkan karena bekas operasi Gangren
manus dextra.,Q: Nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk,R: Tangan kanan,S:
Skala Nyeri sedan (4-6) yang dirasakan 4,T: Nyeri hilang timbul
• Riwayat alergi :Keluarga pasien mengatakan
pasien tidak ada riwayat alergi obat
• Riwayat penyakit sebelumnya : DM tipe II
• Riwayat penyakit keluarga : pasien mengatakan
bahwa ibunya juga pernah punya penyakit DM
B1(Breathing)
Jalan nafas : teratur
Nafas : suara nafas vesikuler
Sesak napas : tidak sesak napas
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

Nadi teraba 89x/menit,TTD: 138/90 mmHG, CRT <2


detik, akral hangat,turgor cepatt.
B2 (Blood) Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
keperawatan

Kesadaran composmentis, dengan GCS Eye (4) Verbal


B3(Brain)
(5) Motorik (6),
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
TB : 158 Cm BB: 52 Kg, mual, tidak ada kesulitan
B5 (Bowel) menelan .
Masalah Keperawatan:Tidak ada masalah
keperawatan

B6(Bone) Pasien tidak bebes menggeraka tangan kanan karena nyeri,


post operasi gangren Manus dextra
Masalah keperawatan : Nyeri Akut,
HEAD TO TOE
• Kepala wajah :
• Inspeksi : bentuk kepala bulat , besar dan simetris , posisi
kepala tegak lurus, tidak ada ketombe, warna rambut hitam
• Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
•Leher :
• Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
• Tidak ada kaku kuduk, tidak ada pembesaran limfe
•Dada :
• Inspeksi : bentuk dada pasien normal dan gerakan dinding
dada simetris dan tidak menggunakan otot bantu pernapasan.
• Palpasi : -
• Auskultasi : -
HEAD TO TOE
• Abdomen dan pinggang • Ekstremitas
Inspeksi : tidak terdapat Inspeksi : terdapat luka
benjolan dan lesi dibagian tangan kanan
Palpasi : - Palpasi : terdapat edema
Perkusi : - didaerah luka dan kulit
Auskultasi : bising usus teraba hangat
24x/mnt

Masalah keperawatan :
Masalah keperawatan : tidak
tidak ada masalah
ada masalah keperawatan
keperawatan
Hasil Laboratorium
  Hasil Unit Rentang Normal
WBC 8.80 10˄3/uL 3.00-15.00
Neut 40.4 % 37.0-72.0
Lymph 41.1 % 20.0-50.0
Mono 9.9 % 0.0-14.0
Eo 8.1 % 0.0-6.0
Baso 0.5 % 0.0-1.0
IG 0.1 % 0.0-72.0
Neut 3.56 10˄3/Ul 1.50-7.00
Lymph 3.62 10˄3/uL 1.0-3.70
Mono 0.87 10˄3/uL 0.0-0.70
Eo 0.71 10˄3/uL 0.0-0.40
Baso 0.04 10˄3/uL 0.0-0.10
IG 0.01 10˄3/uL 0.0-7.00
HGB 12.6 g/dl 8.0-17.0
RBC 5.31 10˄6/uL 2.50-5.50
HCT 37.9 % 25.0-50.0
MCV 71.4 fL 86.0-110.0
MCH 23.7 Pg 26.0-38.0
MCHC 33.2 g/dl 31.0-37.0
RDW-SD 35.1 fL 37.0-54.0
RDW-CV 13.5 % 11.0-16.0
       
PLT 251 10˄3/uL 150-450
PDW 13.7 fL 9.0-17.0
MPV 10.8 fL 9.0-13.0
P-LCR 31.8 % 13.0-43.0
PCT 0.27 % 0.17-0.35
  Hasil Satuan Normal
GDS 170.0 Mg/dl 70.0-140.0
PT 9.9 detik 10-15
INR 0.95 %
APTT 21.5 detik 25-43
HBs.Ag Non Reaktif - Non Reaktif
Antigen –SARSCoV-2 Negatif - Negatif
Golongan Darah+ Rhesus   A Rhesus +  
TERAPI MEDIS
• Antrain 3x1 ampul
• Ranitidine 2x1 ampul
• Ondancentrone 4mg
• Ceftriaxone 2x1 gram
1. Analisa data
No. Hr/tgl/ Data Subjektif Data Objektif Etiologi Masalah
jam Keperawata
n
1 13/12/2 Pasien mengeluh nyeri luka post Saat dilakukan pengkajian, Agen pencedera Nyeri akut
022 operasi pada tangan sebelah terkadang pasien fisik
kanan (Gangren Manus dextra)
menunjukkan ekspresi wajah
dengan pengkajian PQRST sbb:
P: Nyeri yang dirasakan pasien meringis.
disebabkan karena bekas
operasi Gangren Manus dextra.
Q: Nyeri terasa seperti tertusuk-
tusuk
R: tangan sebelah kanan
S: Skala nyeri sedang (4-6) yang
dirasakan 4
T: Nyeri hilang timbul

2 13/12/2 - Ada luka bekas operasi pada Prosedur Kerusakan


022 tangan sebelah kanan pasien pembedahan integritas
(post operasi
kulit
Gangrene Manus dextra)

3 13/12/2 Pasien tampak menahan Nyeri Gangguan


022 Pasien mengatakan sulit nyeri pola tidur
tidur/sering terbangun Pasien tampak pucat
TD :138/90mmHg, S:36,50C,
N: 89x/mnt, RR: 20x/menit,
• Masalah Keperawatan yang muncul :
• Nyeri akut
• Kerusakan integritas kulit
• Gangguan pola tidur
• Prioritas Diagnosa Keperawatan
• Nyeri akut b.d Agen pencedera fisik (prosedur operasi) yang ditandai dengan
Pasien mengeluh nyeri luka post operasi pada tangan sebelah kanan dengan
pengkajian PQRST sbb: P: Nyeri yang dirasakan pasien disebabkan karena
bekas operasi Gangren Manus dextra, Q: Nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk, R:
Tangan kanan, S: Skala nyeri sedang (4-6) yang dirasakan 4, T: Nyeri hilang
timbul. pasien menunjukkan ekspresi wajah meringis menahan nyeri
• Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan prosedur pembedahan yang
ditandai dengan Tampak ada luka bekas operasi pada tangan sebelah kanan
pasien (post operasi Gangrene Manus dextra)

•  
Diagnosis Keperawatan
2. Intervensi keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan
Nyeri akut b.d Agen Setelah dilakukan tindakan I 1: Manajemen nyeri (I.06238)
pencedera fisik (prosedur keperawatan Dalam waktu 3x24 Identifikasi lokasi karakteristik durasi,
operasi) yang ditandai jam perawatan pasien akan frekuensi, kualitas, dan integritas nyeri.
dengan Pasien mengeluh Identifikasi skala nyeri
menunjukan:
nyeri luka post operasi Identifikasi faktor yang memperberat dan
pada tangan sebelah kanan kriteria Hasil : memperingan nyeri
dengan pengkajian PQRST • keluhan nyeri cukup Berikan teknik nonfarmakologi untuk
sbb: P: Nyeri yang menurun (4) mengurangi rasa nyeri
dirasakan pasien • meringis cukup menurun (4) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
disebabkan karena bekas • kesulitan tidur cukup nyeri
operasi Gangren Pedis menurun (4) Kolaborasi pemberian analgesic
dextra, Q: Nyeri terasa   Ajarkan teknis nonfarmakologis untuk
seperti tertusuk-tusuk, R: mengurangi rasa nyeri dengan teknik
Tangan kanan, S: Skala relaksasi napas dalam ( tarik napas dari
nyeri sedang (4-6) yang hidung tahan 2-3 detik kemudian hembuskan
dirasakan 4, T: Nyeri hilang mememlui mulut) lakukan sampai nyeri terasa
timbul. pasien berkurang.
menunjukkan ekspresi
wajah meringis menahan
nyeri
IMPLEMENTASI
NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN JAM TINDAKAN KEPERAWATAN

1 Nyeri akut b.d Agen pencedera fisik 14 : 15 mengobservasiTTV


(prosedur operasi) yang ditandai   TD : 130/80mmHg
dengan Pasien mengeluh nyeri luka   N : 102x/menit
post operasi pada tangan sebelah S : 36,2 C
kanan dengan pengkajian PQRST R : 20x/menit
sbb: P: Nyeri yang dirasakan pasien SpO2 : 98%
disebabkan karena bekas operasi
Gangren Pedis dextra, Q: Nyeri 14 : 30 Mengidentifikasi lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
terasa seperti tertusuk-tusuk, R:   nyeri: Nyeri terasa pada area bekas operasi yaitu pada
Tangan kanan, S: Skala nyeri sedang tangan sebelah kanan (gluteus dextra), nyeri berlangsung
(4-6) yang dirasakan 4, T: Nyeri hilang kurang lebih 3-5 detik, nyeri terasa hilang muncul, nyeri
timbul. pasien menunjukkan ekspresi terasa seperti tertusuk-tusuk dengan skala nyeri
wajah meringis menahan nyeri
14 : 45 mengidentifikasi respons nyeri nonverbal: sesekali pasien
  masih tampak menunjukkan ekspresi wajah meringis

\Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan


15 : 15 memperingan nyeri: pasien mengatakan nyeri bertambah
saat pasien merubah posisi tidur, berpindah tempat dan nyeri
berkurang saat pasien beristirahat

Mengajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa


15 : 30 nyeri (teknik relaksasi napas dalam): Pasien tampak
mempraktikkan teknik relaksasi napas dalam dengan benar
dan pasien mengatakan nyerinya berkurang setelah
melakukan teknik relaksasi napas dalam.
Melayani pemberian analgesic: Antrain 1 ampul (2 ml) secara
intravena. 
EVALUASI
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
hari perawatan
•1. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisik (prosedur
operasi) ditandai dengan:
S: Setelah dilakukan implementasi keperawatan, pasien mengatakan merasa
lebih baik, dan tidak nyeri lagi dengan sekala nyeri : 0
O: keadaan umum baik

A: Masalah Keperawatan Nyeri akut teratasi pasien di pulangkan

P: Intervensi dihentikan dengan catatan:


Konsumsi obat sampai selesai
Kontrol di tanggal 20/12/2022
Pastikan luka tetep tertutup dan bersih
Bab IV
PEMBAHASAN

 Pengkajian
• Hasil pengkajian pada Ny. FS yaitu pasien mengeluh nyeri luka
post operasi pada tangan sebelah kanan dengan pengkajian PQRST sbb:
P: Nyeri yang dirasakan pasien disebabkan karena bekas operasi Gangren
Manus dextra, Q: Nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk, R: Tangan kanan, S:
Skala nyeri sedang (4-6) yang dirasakan 4, T: Nyeri hilang timbul. Pasien
menunjukkan ekspresi wajah meringis menahan nyeri.
• Pada kasus Ny. FS keluhan utama yang dirasakan pasien adalah
nyeri di tangan sebelah kanan. Menurut pernyataan Febrinasari, Sholikah,
Pakha, & Putra (2020) dijelaskan bahwa keluhan utama pada pasien
dengan Diabetes Melitus gangren adalah adanya nyeri pada luka di
kaki/tangan adanya rasa kesemutan/mati rasa pada daerah kaki/tangan,
adanya luka yang sulit sembuhnya dan mengeluarkan bau busuk. Dari
penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa data keluhan utama pada
kasus dilapangan dengan teori menurut Febrinasari, Sholikah, Pakha, &
Putra (2020) memiliki keluhan utama yang sama.
 Diagnosis keperawatan

 Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera fisik (Abses)


Menurut Tim Pokja SDKI (2017) nyeri akut merupakan kerusakan jaringan aktual atau
fungsional yang berkaitan dengan pengalaman sensorik atau emosional, dengan serangan
yang berintensitas ringan hingga berat dan berlangsung kurang dari 3 bulan. Pada batasan
karakteristik penulis mendapatkan tanda dan gejala mayor subjektif klien mengeluh nyeri
ditangan sebelah kanan dan nyeri seperti ditusuk tusuk dan pada data objektif klien
menunjukkan perasaan gelisah dan ekspresi wajah meringis menahan nyeri. Penulis
mengangkat diagnosa tersebut karena sesuai dengan pengkajian dan sudah memenuhi 80 %
dari data objektif yang telah ditetapkan.
Alasan kelompok mengangkat diagnosa Nyeri Akut berhubungan dengan Agen
Pencedera fisik karena dalam pengkajian ditemukan data subjektif Ny.FS mengatakan nyeri
ditangan sebelah kanan dan nyeri seperti ditusuk tusuk, P: Nyeri yang dirasakan pasien
disebabkan karena bekas operasi Gangren Pedis dextra, Q: Nyeri terasa seperti tertusuk-
tusuk, R: Tangan kanan, S: Skala nyeri sedang (4-6) yang dirasakan 4, T: Nyeri hilang timbul.
Dan pada data objektif ditemukan klien merasa gelisah dan ekspresi wajah meringis
menahan nyeri. Diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen pecendera fisik merupakan
diagnosa yang diprioritaskan oleh penulis karena nyeri yang dibiarkan terus menerus akan
menyebakan seseorang mengalami komplikasi hormonal dan komplikasi Neuropsikiatri
seperti gelisah, kurang tidur dan depresi (Sinda, 2018). Komplikasi neuropsikiatri dirasakan
Ny.FS karena Ny.FS merasa gelisah dan kesakitan saat nyeri datang.
 Intervensi Keperawatan
• Intervensi merupakan segala tindakan yang dilakukan perawat dan didasarkan
dengan pengetahuan serta penilaian klinis agar mencapai outcome yang diinginkan
(SIKI, 2018).
1.Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera fisik (Abses)
• Kelompok telah menyusun intervensi untuk mengatasi masalah diagnosa pertama
nyeri akut berhubungan dengan agen peendera fisiologis dibuktikan dengan klien
mengeluh nyeri, klien tampak gelisah dan merasa kesakitan. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam diharapkan nyeri dapat berkurang dengan
kriteria hasil : klien tidak merasa gelisah dan skala nyeri dapat berkurang. Rencana tindakan
keperawatan yang ditegakkan kelompok adalah Identifikasi lokasi, durasi,frekuensi kualitas, intensitas nyeri,

Identifikasi skala nyeri, identifikasi respons nyeri non verbal, identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan nyeri, ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (teknik relaksasi napas dalam), serta kolaborasi pemberian
analgetik. Intervensi diatas sesuai dengan teori yang ditemukan pada buku Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia dengan intervensi utama manajemen nyeri dengan
kriteria-kriteria sebagai berikut: identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi
kualitas, intensitas nyeri,Identifikasi skala nyeri, Identifikasi respons nyeri non verbal,
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri, Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas hidup, Monitor keberhasilan terapi yang diberikan,Monitor efek
samping penggunaan analgetik, Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.
pencahayaan, kebisingan), Fasilitasi istirahat dan tidur, Jelaskan penyebab dan pemicu
nyeri, Jelaskan strategi meredakan nyeri, Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri, Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
IMPLEMENTASI

Pada pasien post operasi Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam


sangat signifikan bisa menunjukkan adanya pengaruh terhadap
Penurunan Tingkat Nyeri dan bisa membantu mengurangi nyeri. tubuh
akan secara alami mengeluarkan hormon endorphin. Hormon ini dapat
menurunkan nyeri dengan memberikan rasa nyaman, dn rileks (Wulansari,
2018). Pendapat ini juga sesuai dengan pernyataan dalam Buku Suyono &
Waspadji (2013) , menyatakan bahwa tujuan dari teknik relaksasi nafas
dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran
gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efisiensi batuk mengurangi
stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas
nyeri dan menurunkan kecemasan. Sedangkan manfaat yang dapat
dirasakan oleh klien setelah melakukan teknik relaksasi nafas dalam
adalah dapat menghilangkan nyeri, ketenteraman hati, dan berkurangnya
rasa cemas (Suyono & waspadji, 2013).
Dalam melakukan implementasi kelompok sudah sesuai dengan
tindakan keperawatan yang telah ditetapkan. Kelompok dapat
menjalankan rencana keperawatan karena Ny.FS kooperatif. Setiap
implementasi yang dilakukan, Ny.FS aktif bertanya dan bersedia untuk
melaksanakan.
EVALUASI KEPERAWATAN

1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (abses)


Berdasarkan teori, teknik relaksasi nafas dalam bermanfaat dalam
menurunan intenitas skala nyeri pada pasien post operasi gangren. Hal ini
karena teknik relaksasi napas dalam merelaksasikan oto-otot skelet yang
mengalami spasme karena peningkatan prosgladin sehingga vasuodilatasi
pembuluh darah akan meningkatkan aliran darah ke daerah yang
mengalami spasme dan iskemik. Pada periode relaksasi yang teratur
dapat membantu untuk mengurangi keletihan dan ketegangan otot
sehingga nyeri berkurang dan hilang. Teknik relaksasi nafas dalam juga
efektif terhadap mengurangi kecemasan (Smelzer & Bare, 2018).
Pemberian teknik relaksasi nafas dalam dan injeksi antrain dilakukan
sebanyak satu kali dalam sehari selama tiga hari berturut-turut dapat
menurunkan nyeri yang dialam oleh pasien post operasi gangren terbukti
pengaruhnya yaitu dengan melihat hasil penurunan intensitas skala pada
pasien dimana pada pasien yang semula intesitas nyeri sedang dengan
skala 4 menjadi tidak nyeri lagi dengan skala 0. Setelah kelompok
melakukan implementasi pada pasien dari hari ke 0 sampai hari ke 3, hasil
evaluasi kedua pasien terkait dengan intensitas nyeri mengalami
penurunan intensitas nyeri cukup signifikan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Intervensi dibuat sesuai dengan masalah keperawatan dengan memperlihatkan kondisi klien
serta ketersediaan di ruang termasuk kemampuan perawat dalam melaksanakannya

Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi keperawatan. Tindakan-tindakan


keperawatan dapat dilaksanakan dengan baik berkat adanya kerjasama keperawatan dan tim
kesehatan lainnya

Selama perawatan yang dilakukan 1 dari 2 diagnosa yang ditegakkan, masalah teratasi
SARAN

1. Bagi lahan praktik


Sebagai acuan teori yang dapat digunakan
dalam tatanan kasus nyata asuhan keperawatan
medikal bedah.
2. Bagi mahasiswa
Untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman serta kemampuan dalam
mengidentifikasi masalah dalam keperawatan.
 
 
Daftar Pustaka

PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.


Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indoneisa.
Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI.
Suyono, S., & waspadji, s. (2013). Penatalaksanaan diabetes
melitus terpadu (kedua ed.).
Febrinasari, R. P., Sholikah, T. A., Pakha, D. N., & Putra, S. E.
(2020). Buku Saku Diabetes Melitus Untuk Awam (1 ed.).
(R.P.Febrinasari,Ed.) Surakarta,Jawa Tengah

Anda mungkin juga menyukai