Anda di halaman 1dari 14

DASAR-DASAR

PENALARAN
Inisiasi Tutor ke: 2
Mata Kuliah: Logika
Program Studi: Sosiologi
Fakultas: FHISIP
Penulis: Puri Kurniasih
Email: purikurniasih@gmail.com
Penelaah: Nurhayati, S.Sos., M.Si
Email:
Ide, Konsep, dan Term
• IDE atau GAGASAN seringkali dipersepsikan sama dengan "konsep".
Padahal, secara etimologis keduanya berbeda artinya. Meskipun, di dalam
MODUL, dikatakan bahwa "ide dan konsep dalam logika adalah sama
artinya".
• Rene Descartes mengatakan bahwa "ide adalah model pikiran" (Ensiklopedia
Filsafat Stanford). Ide dipahami sebagai cara yang dianggap (atau contoh dari
pikiran atau manifestasi pikiran). Jika dijelaskan bahwa esensi atau sifat
pikiran adalah berpikir, maka ide adalah cara berpikir yang mewakili objek
untuk pikiran. Secara praksis, Descartes membagi ide menjadi tiga: ide
bawaan (innate idea), ide adventif (adventitious idea), dan ide tiruan (factitious
idea). Ide bawaan (tak terbatas), ide adventif (terbatas pada pikiran), dan ide
tiruan adalah gagasan (terbatas pada tubuh). Ide adventif tergantung pada
ide bawaan. Ide adventif adalah apa yang direnungkan oleh pikiran. Ide
tiruan adalah ide independen, hal-hal yang ada eksternal dari pikiran. Oleh
karena itu, ide sebagai obyek perwakilan dari pikiran. Tentunya, sebagai
model atau bentuk pikiran, ide memunculkan konsep.  
Ide, Konsep, dan Term
• Definisi "KONSEP" atau PENGERTIAN adalah "hasil tangkapan akal
manusia mengenai sesuatu obyek, baik material maupun non-material"
(Bakry: 2016: 2.3). Lebih sederhana, konsep adalah "hasil kegiatan akal
budi (pikiran) manusia" (Hayon, 2001: 29). Hasil pikiran manusia berupa
"gambaran" atau "lukisan" yang bersifat abstrak dan umum, tidak
menunjuk kepada obyek dalam waktu, tempat dan ciri-ciri tertentu.
• Misal, konsep kucing yang hakikatnya bersifat abstrak dan umum,
bukan hanya kucing di toko, di rumah, atau di restoran. Karena itu,
konsep atau pengertian secara terminologis adalah "gambaran abstrak
dan umum yang dibentuk dan dimiliki oleh pikiran tentang hakikat
obyek" (Hayon, 30). Maka, dapat dipahami perbedaan antara ide dan
konsep. Jika ide adalah bentuk pikiran, maka konsep merupakan hasil
pikiran.
Ide, Konsep, dan Term
• Untuk mengungkapkan  konsep disebut "TERM". Term terdiri dari
"kata". Jika terdiri dari satu kata disebut term sederhana, dan jika terdiri
dari lebih dari satu kata disebut term kompleks. Contohnya, kampus
(term sederhana) dan kampus terpadu (term kompleks). Term dapat
dipahami dari pengertian sebuah kata, yang terdiri dari: KONOTASI
dan DENOTASI.
• Konotasi menjelaskan tentang "isi pengertian" dari kata. Denotasi
menjelaskan "luas pengertian" dari kata. Konotasi tidak lain adalah
sebuah definisi. Denotasi tidak lain menunjukkan adanya suatu
himpunan. Hubungan konotasi dan denotasi berbentuk berbalikan, jika
yang satu bertambah, maka yang lain akan berkurang.
Ide, Konsep, dan Term
• Contoh: manusia
• DENOTASI: orang Indonesia, orang india, orang arab, orang eropa,
orang amerika, orang berkulit putih, orang berkulit hitam, laki-laki,
perempuan, anak-anak, lansia, … dst. (siapapun selama masuk dalam
kategori manusia, maka disebut manusia).
 
• KONOTASI: hewan berakal budi (Aristoteles), makhluk yang berakal
budi (KBBI). (merupakan definisi atas apa itu manusia).
 
Macam-Macam Term
• Term dibedakan atas 4 kelompok:
 Pembagian term menurut konotasinya (Konotasi term)
 Pembagian term menurut denotasinya (Denotasi term)
 Pembagian term menurut cara beradanya sesuatu (Predikamen)
 Pembagian term menurut cara menerangkan sesuatu (Predikabel)
Prinsip Penalaran
• Setelah memahami ide, konsep dan term sebagai dasar-dasar penalaran
logis, logika dapat dipahami secara definitif adalah "sistem penalaran
tentang penyimpulan yang sah". Sebagai sistem penalaran, logika
tentunya memiliki kaidah-kaidah (hukum) yang harus dipatuhi dan
diakui sebagai legitimasi dan komitmen berpikir.
• Kaidah yang diakui atau paling dasar disebut "prinsip penalaran".
Kepatuhan dan pengakuan prinsip penalaran didasarkan pada "prinsip
dasar", yakni suatu pernyataan yang mengandung kebenaran universal.
Prinsip Penalaran
Ada empat prinsip dasar penalaran, yaitu:

 (1) Prinsip Identitas


manusia adalah manusia dengan segala kemanusiaannya

 (2) Prinsip NonKontradiksi


Tidak mungkin manusia sekaligus bukan manusia

 (3) Prinsip Eksklusi Tertii


sesuatu itu adalah manusia atau bukan manusia

 (4) Prinsip Cukup Alasan


disebut manusia karena memiliki ciri-ciri sebagai manusia,
misalnya: memiliki tubuh, akal budi, mentalitas, dll.
Kalau hanya memiliki tubuh itu pasti bukan manusia tapi boneka.
 
SesatPikir
• Kekeliruan terhadap prinsip dasar penalaran di atas dikatakan
SesatPikir, yang menghasilkan “kesimpulan yang tidak sah.”
• Menurut Irving M. Copi, sesatpikir dibedakan menjadi dua: sesatpikir
formal dan sesatpikir informal. Sesatpikir formal terbagi dua: sesatpikir
pertalian dan sesatpikir kemaknagandaan.
• Lalu, para ahli logika mengembangkannya menjadi tiga macam:
sesatpikir Formal, sesatpikir Verbal, dan sesatpikir Material. Sesatpikir
formal disebabkan oleh kekeliruan penalaran terhadap bentuknya.
Sesatpikir verbal disebabkan oleh kekeliruan penalaran terhadap kata-
katanya (pertalian dengan penggunaan yang salah atau
kemaknagandaan kata). Sesatpikir material disebabkan oleh kekeliruan
penalaran terhadap isinya.
SesatPikir
Contoh SesatPikir
 SesatPikir Formal
• Semua binatang yang bisa terbang adalah binatang bersayap
Elang adalah binatang yang bisa terbang
Jadi, binatang bersayap adalah elang
(sesat, karena binatang yang bersayap bukan hanya elang, ada rajawali,
parkit, bebek, ayam yang juga bersayap, dengan demikian apabila
bentuk/form  tidak tepat, maka kesimpulan yang ditarik menjadi sesat)
SesatPikir
Contoh SesatPikir
 SesatPikir Verbal
• Semua yang bisa terbang pasti bersayap
Perasaan ini bisa terbang
Jadi, perasaan ini pasti bersayap
(sesat, karena secara penggunaan kata/verbal  istilah terbang itu memiliki
makna yang ganda, bisa terbang karena memang sebenar-benarnya
terbang, bisa juga terbang dalam arti terlalu gembira)
SesatPikir
Contoh SesatPikir
 SesatPikir Material
• Semua binatang bersayap bisa terbang (Premis Mayor)
Ayam adalah binatang bersayap            (Premis Minor)
Jadi, ayam bisa terbang                       (Kesimpulan)
(secara bentuk/formal ini sudah tepat, tapi premis mayor salah (tidak
sesuai kenyataan), karena ternyata tidak semua binatang bersayap bisa
terbang, sehingga kesimpulan yang ditarik menjadi salah, dengan
demikian jika salah satu isi/matter dari premis salah, maka dipastikan
kesimpulan pun sesat)
Demikianlah, dasar-dasar penalaran logis tentang ide,
konsep dan term.

Praksisnya tampak pada prinsip dasar dari logika sebagai


sistem penalaran tentang penyimpulan yang sah.

Singkatnya, jika keliru prinsip dasar penalarannya, maka


terjadi sesatpikir.
Sumber
http://plato.stanford.edu/entries/descartes-ideas/#thoughts
Hayon, Y.P., Logika: Prinsip-prinsip Bernalar Tepat, Lurus dan
Teratur. Cet. II. Jakarta: ISTN, 2001, h. 29-32.
Noor Muhsin Bakri dan Sonjoruri Budiani Trisakti. Logika. Ed.2.
Jakarta: Universitas Terbuka, 2016, hal. 2.1 – 2.55.

Anda mungkin juga menyukai