Anda di halaman 1dari 48

TRANSPORTASI FLUIDA Winarto

DI INDUSTRI
PANGAN
Bilangan Reynold dan Jenis Aliran
• Aliran Laminar

• Aliran Turbulen
Aliran Laminar
Partikel fluida bergerak dalam pola lurus di sepanjang pipa
tergantung dari jarak cairan terhadap dinding pipa.
Aliran Laminar
Aliran Laminar
Aliran Turbulen
• Fluida mengalir dalam pipa dengan gerakan acak
dimana seolah terjadi proses pengadukan.

• Kecepatan fluida yang mengalir secara turbulen


lebih seragam.

• Aliran turbulen umumnya terjadi pada fluida yang


bersifat Newtonian.
Bilangan Reynold
Jenis aliran fluida dipengaruhi oleh:
 Kecepatan rata-rata aliran bahan dalam pipa
 Diameter bagian dalam pipa Formulasi
Bilangan
 Jenis fluida (Newtonian atau non-Newtonian)
Reynold
 Densitas bahan

Tidak berdimensi
dan digunakan
untuk menentukan
jenis aliran di
dalam pipa
Bilangan Reynold
• Untuk cairan Newtonian

• Untuk cairan non-Newtonian


CONTOH:
Prinsip Dasar Transportasi Fluida
Perhitungan transportasi fluida didasarkan pada
prinsip kesetimbangan massa dan kesetimbangan
energy. Hal ini berarti selama proses transportasi
fluida tidak ada energy dan massa yang hilang.
Kesetimbangan Massa
• Fluida mengalir bila terdapat perbedaan tekanan antara
P1 dan P2 (∆P) dan fluida mengalir dari yang memiliki
luasan A1 ke A2.
• Sesuai dengan prinsip kesetimbangan massa, maka
aliran fluida tidak menyebabkan kehilangan
massa.
• Dengan demikian volume fluida yang melewati luasan
A1 akan sama dengan yang melewati luasan A2.
• Debit aliran yang melewati pipa adalah konstan yang
dihitung dari kecepatan aliran (V) dengan luasan pipa
(A).
Kesetimbangan Massa
P2
A2
A1 P1
Kesetimbangan Energi
• Kesetimbangan energi untuk aliran fluida mengikuti
persamaan Bernouli dimana total energi selama
proses transportasi fluida adalah sama.

• Energi yang terlibat dalam transportasi fluida adalah


energi potensial (karena perbedaan tekanan dan
ketinggian), energi kinetik, kerja dan energi karena
resistensi (hambatan) oleh gesekan.
Kesetimbangan energy (Hukum Bernauli)
Rumus awal untuk masing-masing energi dan dengan
basis 1 kg adalah sbb:
Kesetimbangan energy (Hukum Bernauli)

• ∆Pf/ρ adalah faktor hambatan (frictional resistance)


yang isebabkan oleh adanya gesekan antara fluida
dengan pipa.
• Gesekan terjadi karena kekasaran pipa, belokan
atau sambungan.
• Dengan demikian ∆Pf/ρ adalah nilai total
hambatan.
Hambatan karena gesekan pada pipa lurus
• Kekasaran pipa dapat bermacam-macam. Untuk
menggambarkan kekasaran pipa, maka dapat
didefinisikan kekasaran relatif, yaitu rasio antara
kekasaran permukaan pipa bagian dalam (k) dengan
diameter pipa (D).
• Pipa kasar memiliki nilai k/D>0, Pipa halus memiliki
nilai k/D = 0.
• Gesekan melalui pipa lurus juga dipengaruhi oleh
sifat fluida (Newtonian atau non-Newtonian) dan
jenis aliran fluida (laminar atau turbulen).
Hambatan karena gesekan pada pipa lurus

• Nilai f adalah fanning friction factor yang nilainya


ditentukan oleh : kekasaran pipa, karakteristik fluida
dan jenis aliran
Hambatan karena gesekan pada pipa lurus
Cairan Newtonian/non-Newtonian yang mengalir
secara Laminar (Re<2100), nilai f tidak dipengaruhi
oleh kekasaran pipa f=16/Re.

INGAT RUMUS Re untuk cairan Newtonian dan non-


Newtonian.
Hambatan karena gesekan pada pipa lurus
• Cairan Newtonian/non-Newtonian yang mengalir
secara Turbulen/transisi (Re>2100), kekasaran pipa
diperhitungkan.
• Untuk pipa Halus (k/D=0), nilai f ditentukan oleh Bil.
Reynolds.
−0,35
Bila 3𝑥10 < 𝑅𝑒 < 10 ), nilai 𝑓 = 0,193 𝑅𝑒
3 4

Bila 104 < 𝑅𝑒 < 106, nilai 𝑓 = 0,048 𝑅𝑒 −0,20


• Untuk pipa kasar (k/D>0), nilai f ditentukan dengan
diagram Moody.
Diagram Moody Cairan Newtonian
Contoh:
Susu dengan viskositas 2 cP dan densitas 1,01 𝑔/𝑐𝑚3 dipompa
melalui pipa sanitari lurus berukuran 1 –in (nominal) dan
panjang 1 feet dengan debit aliran 3 gal/menit. Hitungla h
pressure drop (∆P) dari sistem pemompaan tersebut.

Penyelesaian:
CONTOH:
Hambatan karena Kontraksi/Penyempitan
Hambatan yang disebabkan oleh kontraksi atau
penyempitan disebabkan cairan melewati pipa dengan
ukuran diameter besar ke yang kecil. Gesekan akibat
kontraksi/penyempitan dihitung dengan persamaan
berikut:
∆𝑃 𝑉 2
= 𝑘𝑓 1
𝜌 𝛼
Nilai 𝑘𝑓 ditentukan sbb:
2 2
𝐷2 𝐷2
• 𝑘𝑓 = 0,4 1,25 untuk < 0,715
𝐷1 𝐷1

2 2
𝐷2 𝐷2
• 𝑘𝑓 = 0,75 1 untuk > 0,715
𝐷1 𝐷1

Hambatan karena Ekspansi/Pengembangan
Hambatan oleh ekspansi/pengembangan disebabkan
cairan melewati pipa dengan ukuran diameter kecil ke
yang besar. Gesekan akibat kontraksi/penyempitan
dihitung dengan persamaan berikut :

2
∆𝑃 ത
𝑉1
2𝐴1
= 1−
𝜌 𝛼 𝐴2
Hambatan karena Sambungan (fittings)
Hambatan oleh sambungan (fittings) disebabkan oleh
cairan melewati sambungan pipa, baik berupa elbow
(siku 45° atau 90°), katup (valve), dsb. Gesekan akibat
fitting dihitung dengan persamaan berikut :

∆𝑃 𝑉 2
= 𝑘𝑓 1
𝜌 𝛼
Hambatan karena Sambungan (fittings)
• Nilai kf tergantung pada jenis sambungan. Untuk
sambungan siku 90° (kf =0,75), belokan 180° (kf
=1,5), gate valve terbuka (kf = 0,17), dan globe
valve terbuka (kf = 6,0).

• Untuk sambungan, dikenal juga nilai equivalent of


fitting (L`/D), yaitu panjang dari fitting dibandingkan
dengan pipa lurus.
Nilai equivalent of fitting terhadap dimensi pipa
CONTOH:
CONTOH:

Anda mungkin juga menyukai