Dosen Pengampuh
Prof. Dr. HD. Hidayat, M.A
Dr. Zaenal Muttaqien, M.A
pendahuluan
1. Pengertian Isti’arah
2. Rukun Rukun Isti’arah
3. Syarat Syarat Isti’arah
4. Macam Macam Istiarah
Pengertian
isti’arah
Isti’arah menurut bahasa meminjam suatu kata untuk mengungkapkan
suatu makna
ُ َ َ َ َ َ ُ ٌ ْ َ َ
فعالقتها املشابهة دائما،أح ُد طرف ْي ِه تشبيه ح ِذف االستعارة هي
Isti‘arah adalah tasybih yang dibuang salah satu tharafnya, maka
.‘alaqah pada isti’arah adalah musyabahah (unsur kesamaan) selamanya
ُّ في َب ْح ًرا َ َأر ْي ُت
الس ْو ِق ِ
Artinya: saya melihat “laut” itu di pasar
Ayat di atas mengandung isti'arah, tepatnya dalam kalimat "dari kegelapan menuju
cahaya". Lafadz ini masing-masing menggantikan Iafadz "kekufuran dan keimanan".
Kekufuran identik dengan kegelapan dan keimanan diidentikkan dengan cahaya. Kegelapan
dan cahaya adaIah Iafadz yang dipinjam (musta'ar) untuk menggantikan kata "kekufuran dan
keimanan" yang berkedudukan sebagai musta 'ar minhunya. Qarinah dari isti'arah ini adalah
konteks ayat yang mengisyaratkan bahwa pengguanaan kedua tersebut bukan untuk makna
yang sebenarnya.
ْ َ ْ ُّ َ ُ ُّ َّ َ ْ ُ َ ْ َ ُ َٰ ْ َ ٓ َٰ ٌ َأ
اس ِم َن ٱلظل َٰم ِت ِإ لى ٱلنورِ ِبِإ ذ ِن َرِّب ِه ْم ِإ ل ٰى ِص َٰر ِط ٱل َع ِز ِيز
َ ٱلن الر ۚ ِكتب نزلنه ِإ ليك ِلتخ ِرج
ْ
ٱل َح ِميد
Artinya: Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan
manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan
Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji
surat-ibrahim-ayat-1
Kata al-zulumat dan al-nur pada ayat di atas merupakan ungkapan majaz, karena
keduanya tidak dimaksudkan pada makna yang sebenarnya. Yakni kata al-zulumat yang
maknanya kegelapan digunakan sebagai makna kesesatan dan kata al-nur yang maknanya
cahaya digunakan sebagai makna hidayah (petunjuk). Alaqah atau hubungan antara keduanya
yaitu karena adanya kemiripan atau keserupaan. Yakni antara makna kesesatan dengan
kegelapan dan makna petunjuk dengan cahaya.
Rukun rukun Isti’arah
01 02
Musta’ar minhu Musta’ar lahu
yakni kata yang dipinjam darinya atau yaitu kata yang dipinjam untuknya,
disebut juga musyabbah bih (sesuatu
disebut juga musyabbah atau (sesuatu
yang digunakan untuk menyerupakan).
yang diserupakan).
03
Musta’ar
makna yang dipindahkan
Syarat Syarat Isti’arah
01
Harus tidak menyebutkan wajah
02
Wajib membuat pendasaran
syabah dan adat tasybih. tasybih, yang berangkat
dari situlah terjadi Isti’arah,
03
Isti’arah tidak boleh terjadi di
dalam alam syakhs
Macam’’ Isti’arah dalam Al-Qur’an
01 02
Isti’arah ditinjau dari segi musta’ar lah Isti’arah ditinjau dari segi bentuk lafazhh terbagi dua:
dan musta’ar minhu dibagi menjadi dua,
o Isti’arah ashliyyah
yaitu:
Isti’arah Tasrihiyyah o Isti’arah Taba’iyyah
Isti’arah makniyyah
03
Isti’arah Ditinjau dari Kata yang Mengikutinya
Terbagi Pada Tiga Jenis:
• Isti’arah murasysahah
• Isti’arah muthlaqah
• Isti’arah mujarradah
Isti’arah Tasrihiyyah االستعارة التصرحية هي التي صرح فيها باملشبه به ويحذف
هGاملشب
Isti’arah tashrihiyyah adalah isti’arah yang di
dalamnya dijelaskan musyabbah bihnya dan dibuang
musyabbahnya. Seperti contoh
تكلم األسد علي املنبر
“Singa berbicara di atas mimbar”
Dalam hal ini, seseorang diserupakan dengan seekor singa. Lafadz asad yang ditampilkan adalah
musta’ar minhu atau musyabbah bihnya. Sementara itu, musta’ar lahu atau musyabbahnya dibuang.
Pada contoh di atas yang menjadi musta’ar lahu atau musyabbah adalah lafadz syaikh.
َّ ٌ َ ْ ُ ْ َ َ ْ ُ َّ ٌ َ َّ ُ ْ ُ ۤ َ ٰ ُ َ َّ
........ اس ل ُه َّن ّ ُاح َّل َل ُك ْم َل ْي َل َة
الص َي ِام الرفث ِالى ِنسا ِٕىكم ۗ هن ِلباس لكم وانتم ِلب
ِ ِ
ْ َْ َ َ اْل َ ْ ُ ْ َ ْ ُ ُ َ َ َّ َ َ َ ّٰ َ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ َ
ُ ط ااْل َ ْب َي
.ْس َو ِد ِمن الفج ِر ض ِم َن الخ ْي ِط ا وكلوا واشربوا حتى يتبين لكم الخي
Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah
pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Makan dan minumlah hingga jelas
bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar.
Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat
di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu
musuh yang nyata bagimu.
Kata 'khuthuwat' pada ayat 168 lumrahnya dikenakan kepada langkah seseorang yang
berkaki, dan jumlahnya banyak. Dalam ayat ini, yang dimaksud adalah godaan-godaan
syetan. 'khuthuwāt' karena godaan syetan banyak dan membekas. Kita selaku manusia
agar jangan pernah sekali-kali mengikuti jejak langkah mereka. Ditinjau dari perspektif
tharfay at-tasybīh, isti’arah di atas termasuk tashrīhiyyah. Sementara ditinjau dari
musta’ar-nya, isti’arah di atas termasuk taba'iyyah, karena lafazh yang digunakan dari
kata benda bentukan (ism muaystaqq), yaitu kata khutuhwāt
Isti’arah makniyyah
)Yâsîn: 38(
Kata tajri (berjalan) pada kalimat wa al-syamsu tajri (matahari berjalan) lebih
efektif karena lebih kuat dan lebih hidup, dengan dimunculkannya sifat-sifat
manusia. Demikian halnya dengan ungkapan matahari tidak dapat mendapatkan
bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang, ini merupakan gaya bahasa
personifikasi, peminjaman kata-kata ini lebih efektif karena inderawi dan diberi
atribut kemanusiaan.
ّٰ ّٰ َ ُ َ اًل ْ َ َ
ان َب ْع َد ت ْو ِك ْي ِد َها َوق ْد َج َعل ُت ُم الل َه َعل ْيك ْم ك ِف ْي ۗ ِا َّن الل َه ُ الله ا َذا َع َاه ْد ُّت ْم َواَل َت ْن ُق
َ ضوا ااْل َ ْي َم ّٰ ُ َ
ِ ِ َوا ْوف ْوا ِب َع ْه ِد
ُ َ
َي ْعل ُم َما َت ْف َعل ْو َن
Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-
sumpah (mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-
sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. ”
(Al-Quran Surat An-Nahl ayat 91:
(surat-al-isra-ayat-24)
ُّ
Dalam ayat ini sabaha (ل ِذ ّلGG G )ٱdengan (لطائر22 )اdan peminjaman
ُّ
lafadz musabah bih adalah (لطائر22 )اuntuk musabah adalah (ل ِذ ّلGG G)ٱ
Isti’arah Taba’iyyah
Isti’arah taba’iyyah yaitu suatu ungkapan majaz yang musta’ar-nya fi’il, isim musytaq, atau
huruf.
ُ مْل َّ َق ُال ۟وا َٰي َو ْي َل َنا َم ۢن َب َع َث َنا ِمن َّم ْر َق ِد َنا ۜ ۗ َٰه َذا َما َو َع َد
ص َد َق ٱ ُ ْر َسلو َن
َ ٱلر ْح َٰم ُن َو
Artinya: Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur
kami (kubur)?". Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya).
(surat-yasin-ayat-52)
َ
Dalam ayat ini peminjaman ْرق ِدG َّمuntukوتGGملG G G ))اdalam mustaar nya sebagai Ism yaitu (انGGكG ملG G Gم اGسG)ا
untuk kuburan (رGلقبGG G G)ل
Isti’arah murasysahah adalah suatu ungkapan majaz yang diikuti oleh kata-kata yang cocok
Isti’arah murasysahah untuk musyabah bih.
ّ
ألئك الذين اشتروا الضاللة بالهدى فما ربحت تجارتهم وما كانوا مهتدون
Artinya: Mereka itu orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah
beruntung dagangan mereka. ( Q. S. Al Baqarah: 16).
Penggunaan kata رواGتGاش (membeli) pada ayat di atas, merupakan bentuk isti’arah (pinjaman) yang kata
tersebut berposisi sebagai musta’ar minhu (kata yang dipinjami) / musyabbah bih (yang diserupai) untuk
kata تبدلواG اسyang berarti ‘menukar” berposisi sebagai musta’ar lahu (kata yang dipinjamkan) /musyabbah
(yang diserupakan) yang disertai/diikuti oleh lafadz yang cocok/sesuai dengan musyabbah bih/ musta’ar
minhu, yaitu مGGتهGجارGG G G GتتGG بحGG ا رGG مG G G Gف yang berarti “tidak beruntung dagangannya.” Contoh di atas termasuk
kategori isti’arah murasyahah, karena pada contoh itu ada pernyataan tambahan yang menyertainya yang
cocok/sesuai dengan musyabbah bih/ musta’ar minhu nya.
Isti’arah muthlaqah Isti’arah muthlaqah adalah isti’arah yang tidak diikuti oleh kata-kata baik yang cocok
bagi musyabah bih maupun musyabah.
(surat-al-haqqah-ayat-11)
makna aslinya yaitu ( )ا ملاءdan kalau dilihat dari segi ارةGGتعG ) )اسsetelah betemu
ّٰ َ َ َ َ َ ّٰ ُ ْ َ ْ َ َ َ َ َ َ ّ ُ ْ ّ ً َ َ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ َ ّٰ ُ َ َ اًل َ ْ َ ً َ َ ْ ٰ َ ً ُّ ْ َ َّ ً َّ ْأ
َ الل ُه ِل َب
اس قرية كانت ا ِمنة مطم ِٕىنة ي ِتيها ِرزقها رغدا ِمن ك ِل مك ٍان فكفرت ِبانع ِم الل ِه فاذاقهاGوضرب الله مث
ْ ْال ُج ْوع َو ْال َخ ْوف ب َما َك ُان ْوا َي.
ص َن ُع ْو َن ِ ِ ِ
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram,
rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (pen-duduk)nya mengingkari nikmat-nikmat
Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang
mereka perbuat.
Dan jika kita melihat lebih dekat pada ارةGGتعGالسGG G ا, kita akan melihat bahwa menyebutkan
َ ََ َ َ ْ ْ
bersaman sesuatu yang cocok dengan " اG هGَ GاذاقG G G ف," dan hal ini adalah " ْ ِوفG لخGG G َواG ِعGوG لجGُ G G اس ا
َ َبG G G" ِل
dengan menyebutkan ا مل شبه yang sesuai dengan ارةGGتعG اسyang disebut جردةGG ارة مGGتعGاس.
KESIMPULAN
Isti’arah adalah meminjam suatu kata untuk mengungkapkan suatu makna, Atau majaz yang ‘alaqah-nya (hubungan
antara makna asal dan makna yang dimaksud adalah musyabahah (keserupaan) , dan rukun istiarah dibagi menjadi 3 yaitu
musta’ar lahu. Musta’ar mihu dan mustaar,
sedangkan untuk macam macam nya tersendiri dibagi menjadi beberapa bagian yaitu
isti’arah at-tasrihiyah
isti’arah al-makniyaj
Isti’arah ditinjau dari segi musta’ar lah dan musta’ar minhu dibagi menjadi dua
Isti’arah al-asliyah
Isti’arah at-taba’iyah
Isti’arah ditinjau dari segi bentuk lafazhh terbagi dua: Isti’arah Ditinjau dari Kata yang Mengikutinya Terbagi Pada Tiga Jenis
o Isti’arah murasysahah
o Isti’arah muthlaqah
o Isti’arah mujarradah