Anda di halaman 1dari 22

ISTI’ARAH

DAN MACAM MACAM NYA DALAM


AL-QUR’AN

Dosen Pengampuh
Prof. Dr. HD. Hidayat, M.A
Dr. Zaenal Muttaqien, M.A
pendahuluan

1. Pengertian Isti’arah
2. Rukun Rukun Isti’arah
3. Syarat Syarat Isti’arah
4. Macam Macam Istiarah
Pengertian
isti’arah
Isti’arah menurut bahasa meminjam suatu kata untuk mengungkapkan
suatu makna

ُ َ َ َ َ َ ُ ٌ ْ َ َ
‫ فعالقتها املشابهة دائما‬،‫أح ُد طرف ْي ِه‬ ‫تشبيه ح ِذف‬ ‫االستعارة هي‬
Isti‘arah adalah tasybih yang dibuang salah satu tharafnya, maka
.‘alaqah pada isti’arah adalah musyabahah (unsur kesamaan) selamanya
ُّ ‫في‬ ‫ َب ْح ًرا‬ ‫َ َأر ْي ُت‬
‫الس ْو ِق‬ ِ
Artinya: saya melihat “laut” itu di pasar

Kata (‫حْ رًا‬222‫)ب‬


َ pada contoh di atas bukan dimaknai sebagai haqiqi
melainkan makna mazaji dan makna haqiqi menunjuk pada seseorang
yang pemurah.
ْ ُّ َ ُ ُّ ْ ٰ َّ َ ُ ُ ٗ َ َ ْ َ َ َّ َ ُ ّٰ
‫السل ِم َو ُيخ ِر ُج ُه ْم ِّم َن الظل ٰم ِت ِالى الن ْورِ ِب ِاذ ِن ٖه‬ ‫َّي ْه ِد ْي ِب ِه الله م ِن اتبع ِرضوانه سبل‬
َ ٰ ْ ْ ََ
‫اط ُّم ْست ِق ْي ٍم‬ ٍ ‫وي ْه ِدي ِهم ِالى ِص َر‬
Dengan Kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan
keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada
cahaya dengan izin-Nya, dan menunjukkan ke jalan yang lurus.
(QS. Al-Ma'idah Ayat 16)

Ayat di atas mengandung isti'arah, tepatnya dalam kalimat "dari kegelapan menuju
cahaya". Lafadz ini masing-masing menggantikan Iafadz "kekufuran dan keimanan".
Kekufuran identik dengan kegelapan dan keimanan diidentikkan dengan cahaya. Kegelapan
dan cahaya adaIah Iafadz yang dipinjam (musta'ar) untuk menggantikan kata "kekufuran dan
keimanan" yang berkedudukan sebagai musta 'ar minhunya. Qarinah dari isti'arah ini adalah
konteks ayat yang mengisyaratkan bahwa pengguanaan kedua tersebut bukan untuk makna
yang sebenarnya.
ْ َ ْ ُّ َ ُ ُّ َّ َ ْ ُ َ ْ َ ُ َٰ ْ َ ‫ٓ َٰ ٌ َأ‬
‫اس ِم َن ٱلظل َٰم ِت ِإ لى ٱلنورِ ِبِإ ذ ِن َرِّب ِه ْم ِإ ل ٰى ِص َٰر ِط ٱل َع ِز ِيز‬
َ ‫ٱلن‬ ‫الر ۚ ِكتب نزلنه ِإ ليك ِلتخ ِرج‬
ْ
‫ٱل َح ِميد‬

Artinya: Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan
manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan
Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji
surat-ibrahim-ayat-1
Kata al-zulumat dan al-nur pada ayat di atas merupakan ungkapan majaz, karena
keduanya tidak dimaksudkan pada makna yang sebenarnya. Yakni kata al-zulumat yang
maknanya kegelapan digunakan sebagai makna kesesatan dan kata al-nur yang maknanya
cahaya digunakan sebagai makna hidayah (petunjuk). Alaqah atau hubungan antara keduanya
yaitu karena adanya kemiripan atau keserupaan. Yakni antara makna kesesatan dengan
kegelapan dan makna petunjuk dengan cahaya.
Rukun rukun Isti’arah

01 02
Musta’ar minhu Musta’ar lahu
yakni kata yang dipinjam darinya atau yaitu kata yang dipinjam untuknya,
disebut juga musyabbah bih (sesuatu
disebut juga musyabbah atau (sesuatu
yang digunakan untuk menyerupakan).
yang diserupakan).

03
Musta’ar
makna yang dipindahkan
Syarat Syarat Isti’arah

01
Harus tidak menyebutkan wajah
02
Wajib membuat pendasaran
syabah dan adat tasybih. tasybih, yang berangkat
dari situlah terjadi Isti’arah,

03
Isti’arah tidak boleh terjadi di
dalam alam syakhs
Macam’’ Isti’arah dalam Al-Qur’an

01 02
Isti’arah ditinjau dari segi musta’ar lah Isti’arah ditinjau dari segi bentuk lafazhh terbagi dua:
dan musta’ar minhu dibagi menjadi dua,
o Isti’arah ashliyyah
yaitu:
 Isti’arah Tasrihiyyah o Isti’arah Taba’iyyah

 Isti’arah makniyyah

03
Isti’arah Ditinjau dari Kata yang Mengikutinya
Terbagi Pada Tiga Jenis:
• Isti’arah murasysahah
• Isti’arah muthlaqah
• Isti’arah mujarradah
Isti’arah Tasrihiyyah ‫االستعارة التصرحية هي التي صرح فيها باملشبه به ويحذف‬
‫ه‬G‫املشب‬
Isti’arah tashrihiyyah adalah isti’arah yang di
dalamnya dijelaskan musyabbah bihnya dan dibuang
musyabbahnya. Seperti contoh
‫تكلم األسد علي املنبر‬
“Singa berbicara di atas mimbar”

Dalam hal ini, seseorang diserupakan dengan seekor singa. Lafadz asad yang ditampilkan adalah
musta’ar minhu atau musyabbah bihnya. Sementara itu, musta’ar lahu atau musyabbahnya dibuang.
Pada contoh di atas yang menjadi musta’ar lahu atau musyabbah adalah lafadz syaikh.
َّ ٌ َ ْ ُ ْ َ َ ْ ُ َّ ٌ َ َّ ُ ْ ُ ۤ َ ٰ ُ َ َّ
........ ‫اس ل ُه َّن‬ ّ ‫ُاح َّل َل ُك ْم َل ْي َل َة‬
‫الص َي ِام الرفث ِالى ِنسا ِٕىكم ۗ هن ِلباس لكم وانتم ِلب‬
ِ ِ
ْ َْ َ َ ‫اْل‬ َ ْ ُ ْ َ ْ ُ ُ َ َ َّ َ َ َ ّٰ َ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ َ
ُ ‫ط ااْل َ ْب َي‬
.‫ْس َو ِد ِمن الفج ِر‬ ‫ض ِم َن الخ ْي ِط ا‬ ‫وكلوا واشربوا حتى يتبين لكم الخي‬
Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah
pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Makan dan minumlah hingga jelas
bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar.

Al-Baqarah ayat 187

ٌ ‫ َب‬G G G‫ ) ِل‬ini bukan makna haqiqi atau bukan


Dalam ayat ini lafadz (‫اس‬
ُ َ ْ
makna sebenarnya melainkan makna Mazaji begitu pula dengan lafaz (‫ ْيط‬G ‫لخ‬GG G ‫ا‬
َ ‫اْل‬ َ ‫اْل‬ َ ْ
‫ َي ُض‬G‫ ْب‬G G ‫ )ا‬dan lafadz (‫ ْس َو ِد‬G G ‫ ْي ِطا‬G ‫لخ‬GG G ‫ )ا‬maka pada bulan ramadhan kita boleh
makan dan minum sampai terlihat fajar.
َُ ٰ َّ ُ ُ َّ َ ‫ٰاًل َ اَل‬ ْ َ ‫اس ُك ُل ْوا ِم َّما فى ااْل‬ َّ ‫ٰٓي َا ُّي َها‬
‫ض َحل ط ِّي ًبا َّۖو تت ِب ُع ْوا خط ٰو ِت الش ْيط ِ ۗن ِا َّن ٗه لك ْم َع ُد ٌّو ُّم ِب ْي ٌن‬
ِ ‫ر‬ ِ
ُ ‫الن‬

Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat
di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu
musuh yang nyata bagimu.

(QS. Al-Baqarah Ayat 168)

Kata 'khuthuwat' pada ayat 168 lumrahnya dikenakan kepada langkah seseorang yang
berkaki, dan jumlahnya banyak. Dalam ayat ini, yang dimaksud adalah godaan-godaan
syetan. 'khuthuwāt' karena godaan syetan banyak dan membekas. Kita selaku manusia
agar jangan pernah sekali-kali mengikuti jejak langkah mereka. Ditinjau dari perspektif
tharfay at-tasybīh, isti’arah di atas termasuk tashrīhiyyah. Sementara ditinjau dari
musta’ar-nya, isti’arah di atas termasuk taba'iyyah, karena lafazh yang digunakan dari
kata benda bentukan (ism muaystaqq), yaitu kata khutuhwāt
Isti’arah makniyyah

‫ما حذف فيها املشبه به ورمز له بشئ من‬


‫لوزمه‬
Isti’arah yang dibuang musyabbah
bihnya dan sebagai isyarat ditetapkan salah
َْ َ َ َّ َ
‫الشاعر ِبق ِصيدة‬ ‫غرد‬
satu sifat tertentunya

Artinya: Penyair itu berkicau (bernyanyi).

Pada contoh ini, penyair diserupakan dengan burung karena sama-sama


bernyanyi yang disiratkan dengan kata (‫ َّر َد‬2‫ ) َغ‬yang artinya berkicau. 
ْ ْ َ ٰ َّ َ ُ َ ُ ْ َّ َ
‫س ت ْج ِر ْي مِل ْس َتق ّ ٍر ل َها ۗ ذ ِل َك ت ْق ِد ْي ُر ال َع ِزْي ِز ال َع ِل ْي ِ ۗم‬ ‫والشم‬
Dan matahari bejalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui

)Yâsîn: 38(

Kata tajri (berjalan) pada kalimat wa al-syamsu tajri (matahari berjalan) lebih
efektif karena lebih kuat dan lebih hidup, dengan dimunculkannya sifat-sifat
manusia. Demikian halnya dengan ungkapan matahari tidak dapat mendapatkan
bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang, ini merupakan gaya bahasa
personifikasi, peminjaman kata-kata ini lebih efektif karena inderawi dan diberi
atribut kemanusiaan.
ّٰ ‫ّٰ َ ُ َ اًل‬ ْ َ َ
‫ان َب ْع َد ت ْو ِك ْي ِد َها َوق ْد َج َعل ُت ُم الل َه َعل ْيك ْم ك ِف ْي ۗ ِا َّن الل َه‬ ُ ‫الله ا َذا َع َاه ْد ُّت ْم َواَل َت ْن ُق‬
َ ‫ضوا ااْل َ ْي َم‬ ّٰ ُ َ
ِ ِ ‫َوا ْوف ْوا ِب َع ْه ِد‬
ُ َ
‫َي ْعل ُم َما َت ْف َعل ْو َن‬
Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-
sumpah (mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-
sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. ”
(Al-Quran Surat An-Nahl ayat 91:

Di dalam ayat tersebut, Allah menggunakan kata ‫نقضوا‬GG G G G ‫( ت‬memisahkan) yang


disandarkan pada kata‫مان‬GG‫ يأل‬G G G‫ا‬, padahal kata ‫نقضوا‬GG G G G ‫ ت‬tersebut dipakai untuk suatu benda
yang nyata. Namun, Allah menyerupakan kata ‫مان‬GG‫ يأل‬G G G ‫ ا‬dengan kata ‫ل‬GG G ‫با‬G ‫لح‬Gِ G G G‫( ا‬tali),
sehingga dalam kalam-Nya tersebut menggunakan kata ‫نقضوا‬222‫ ت‬sebagai sifat khas
dari musyabbah bih yang dibuang
Isti’arah ashliyyah
Isti’arah ashliyyah adalah jenis majaz yang lafadzh
musta’ar-nya isim jamid bukan musytaq (bukan isim
sifat).
ّ ‫اس من الظلمات الى‬G‫كتاب انزلناه اليك لتخرج ال ّن‬
‫النور‬
Inilah kitab yang telah kami turunkan kepada engkau agar engkau mengeluarkan
manusia dari kegelapan kepada cahaya, yakni dari kesesatan kepada kebenaran

(Qs. Ibrahim Ayat 1)

Didalam ayat ini sabahat (‫لة‬GG G‫لضال‬GG G ‫ )ا‬dengan ‫ظلمات‬


( ‫ل‬GG G ‫ )ا‬dan peminjaman
lafadz musabah bih adalah ‫ظلمات‬
( ‫ل‬GG G ‫ )ا‬untuk musa’bah adalah (‫لة‬GG G‫لضال‬GG G ‫)ا‬
dan kata ‫ظلمات‬
( ‫ل‬GG G ‫ )ا‬sebagai isim jamad nya
َ ‫ٱلر ْح َمة َو ُقل َّر ّب ٱ ْر َح ْم ُه َما َك َما َرَّب َيانى‬ ُّ َ َ َ َ ُ َ ْ ْ َ
َّ ‫ٱلذ ّل ِم َن‬
 ‫ص ِغ ًيرا‬ ِ ِ ِ ِ ‫وٱخ ِفض لهما جناح‬
Artinya: Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil"

(surat-al-isra-ayat-24)

ُّ
Dalam ayat ini sabaha (‫ل ِذ ّل‬GG G‫ )ٱ‬dengan (‫لطائر‬22‫ )ا‬dan peminjaman
ُّ
lafadz musabah bih adalah (‫لطائر‬22‫ )ا‬untuk musabah adalah (‫ل ِذ ّل‬GG G‫)ٱ‬
Isti’arah Taba’iyyah

Isti’arah taba’iyyah yaitu suatu ungkapan majaz yang musta’ar-nya fi’il, isim musytaq, atau
huruf.

ُ ‫مْل‬ َّ ‫َق ُال ۟وا َٰي َو ْي َل َنا َم ۢن َب َع َث َنا ِمن َّم ْر َق ِد َنا ۜ ۗ َٰه َذا َما َو َع َد‬
‫ص َد َق ٱ ُ ْر َسلو َن‬
َ ‫ٱلر ْح َٰم ُن َو‬

Artinya: Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur
kami (kubur)?". Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya).

(surat-yasin-ayat-52)

َ
Dalam ayat ini peminjaman ‫ ْرق ِد‬G‫ َّم‬untuk‫وت‬GG‫مل‬G G G ‫ ))ا‬dalam mustaar nya sebagai Ism yaitu (‫ان‬GG‫ك‬G ‫مل‬G G G‫م ا‬G‫س‬G‫)ا‬
untuk kuburan (‫ر‬G‫لقب‬GG G G‫)ل‬
Isti’arah murasysahah adalah suatu ungkapan majaz yang diikuti oleh kata-kata yang cocok
Isti’arah murasysahah untuk musyabah bih.

ّ
‫ألئك الذين اشتروا الضاللة بالهدى فما ربحت تجارتهم وما كانوا مهتدون‬
Artinya: Mereka itu orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah
beruntung dagangan mereka. ( Q. S. Al Baqarah: 16).

Penggunaan kata ‫روا‬G‫ت‬G‫اش‬ (membeli) pada ayat di atas, merupakan bentuk isti’arah (pinjaman) yang kata
tersebut berposisi sebagai musta’ar minhu (kata yang dipinjami) / musyabbah bih (yang diserupai) untuk

kata ‫تبدلوا‬G‫ اس‬yang berarti ‘menukar” berposisi sebagai musta’ar lahu (kata yang dipinjamkan) /musyabbah
(yang diserupakan) yang disertai/diikuti oleh lafadz yang cocok/sesuai dengan musyabbah bih/ musta’ar

minhu, yaitu ‫م‬GG‫ته‬G‫جار‬GG G G G‫تت‬GG ‫بح‬GG ‫ا ر‬GG ‫م‬G G G G‫ف‬ yang berarti “tidak beruntung dagangannya.” Contoh di atas termasuk
kategori isti’arah murasyahah, karena pada contoh itu ada pernyataan tambahan yang menyertainya yang
cocok/sesuai dengan musyabbah bih/ musta’ar minhu nya.
Isti’arah muthlaqah Isti’arah muthlaqah adalah isti’arah yang tidak diikuti oleh kata-kata baik yang cocok
bagi musyabah bih maupun musyabah.

ْ ُْٰ َ ‫مَل َّ َ َ مْل‬


‫ِإ َّنا ا طغا ٱ ُٓاء َح َمل َنك ْم ِفى ٱل َجا ِرَي ِة‬
Artinya: Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung) Kami bawa
(nenek moyang) kamu, ke dalam bahtera,

(surat-al-haqqah-ayat-11)

Dalam kata ‫ى‬


( ‫ )ط غ‬dicocokan dalamnya (‫ )ا لزيادة‬dengan (‫ )ا لطغيان‬dengan semua

batasan masing-masing kemudian diturunkan dari (‫)ا لطغيان‬, dan menghalangi

makna aslinya yaitu (‫ )ا ملاء‬dan kalau dilihat dari segi ‫ارة‬GG‫تع‬G‫ ) )اس‬setelah betemu

(‫ )ق ر ينتها‬maka terlepas dari ( ‫مل شبه‬ ‫)ا مل شبه ب ه وا‬


Isti’arah mujarradah
Isti’arah mujarradah adalah isti’arah yang disertai dengan kata-kata yang cocok bagi musyabah.

ّٰ َ َ َ َ َ ّٰ ُ ْ َ ْ َ َ َ َ َ َ ّ ُ ْ ّ ً َ َ َ ُ ْ َ ْ ‫َ َ َ َ ّٰ ُ َ َ اًل َ ْ َ ً َ َ ْ ٰ َ ً ُّ ْ َ َّ ً َّ ْأ‬
َ ‫الل ُه ِل َب‬
‫اس‬ ‫ قرية كانت ا ِمنة مطم ِٕىنة ي ِتيها ِرزقها رغدا ِمن ك ِل مك ٍان فكفرت ِبانع ِم الل ِه فاذاقها‬G‫وضرب الله مث‬
ْ ‫ ْال ُج ْوع َو ْال َخ ْوف ب َما َك ُان ْوا َي‬.
‫ص َن ُع ْو َن‬ ِ ِ ِ
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram,
rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (pen-duduk)nya mengingkari nikmat-nikmat
Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang
mereka perbuat.

(QS. An-Nahl Ayat 112)

Dan jika kita melihat lebih dekat pada ‫ارة‬GG‫تع‬G‫الس‬GG G ‫ا‬, kita akan melihat bahwa menyebutkan
َ ََ َ َ ْ ْ
bersaman sesuatu yang cocok dengan " ‫ ا‬G ‫ه‬Gَ G‫اذاق‬G G G ‫ف‬," dan hal ini adalah "‫ ْ ِوف‬G ‫لخ‬GG G ‫ َوا‬G‫ ِع‬G‫و‬G ‫لج‬Gُ G G ‫اس ا‬
َ ‫ َب‬G G G‫" ِل‬

dengan menyebutkan ‫ا مل شبه‬ yang sesuai dengan ‫ارة‬GG‫تع‬G‫ اس‬yang disebut ‫جردة‬GG ‫ارة م‬GG‫تع‬G‫اس‬.
KESIMPULAN
Isti’arah adalah meminjam suatu kata untuk mengungkapkan suatu makna, Atau majaz yang ‘alaqah-nya (hubungan
antara makna asal dan makna yang dimaksud adalah musyabahah (keserupaan) , dan rukun istiarah dibagi menjadi 3 yaitu
musta’ar lahu. Musta’ar mihu dan mustaar,

 sedangkan untuk macam macam nya tersendiri dibagi menjadi beberapa bagian yaitu

 isti’arah at-tasrihiyah

 isti’arah al-makniyaj

 Isti’arah ditinjau dari segi musta’ar lah dan musta’ar minhu dibagi menjadi dua

 Isti’arah al-asliyah

 Isti’arah at-taba’iyah

 Isti’arah ditinjau dari segi bentuk lafazhh terbagi dua: Isti’arah Ditinjau dari Kata yang Mengikutinya Terbagi Pada Tiga Jenis
o Isti’arah murasysahah

o Isti’arah muthlaqah

o Isti’arah mujarradah

Anda mungkin juga menyukai