Anda di halaman 1dari 7

Amil Jazm terbagi dua:

1. Menjazemkan satu fiil


2. Menjazemkan dua fiil

Amil Jazem pada satu Fiil ada 5 :


1. Tholab
Sebagai jawab dari AMAR/NAHI sebagaimana telah dijelaskan pada Bab Irob Fiil sebelumnya, tepatnya pada
Bait ke 689-690.
2. LAA Tholabiyah.
Disebut LAA Nahiy, apabila diucapkan dari yg lebih tinggi kepada yg lebih rendah derajatnya, contoh dalam
Al-Quran :

Yaa bunayya LAA TUSYRIK billaahi innasy-syirka lazhulmun azhiim = Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar. (QS. Luqman 13).
Disebut LAA Dua, apabila diucapkan dari yg lebih rendah kepada yg lebih tinggi, contoh dalam Al-Quran :

Robbanaa LAA TUAAKHIDZNAA in nasiinaa aw akhthonaa = Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah.
Disebut LAA Iltimas, jika diucapkan pada sesamanya, contoh ucapan seseorang pada teman sejawatnya :

LAA TATAAKHKHOR fil-hudhuuri = Jangan terlambat hadir!
3. Lam Tholab
Ababila diucapkan dari yg lebih tinggi kepada yg lebih renda derajatnya maka disebut Amar, contoh dalam Ayat
Al-Quran :

LI YUNFIQ dzuu saatin min saatihi = Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut
kemampuannya. (QS Ath-Thalaq 7)
Ababila diucapkan dari yg lebih rendah kepada yg lebih tinggi derajatnya maka disebut Dua, contoh dalam
Ayat Al-Quran :

Wa naadaw yaa maalik LI YAQDHI alainaa robbuka = Mereka berseru: Hai Malik biarlah Tuhanmu
membunuh kami saja.
Ababila diucapkan pada sesamanya maka dinamakan Iltimas, contoh ucapan seseorang pada teman sejawatnya :

LI TAKHUDZ hadzal kitaaba = Ambillah kitab ini.
Perlu diketahui bahwa harkat Lam Tholab adalah kasroh (LI). Dan jika jatuh sesudah Fa atau Wawu maka yg
banyak diharkati Sukun, contoh :

FALYASTAJIIBUU lii WALYUMINUUNII bii = maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-
Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku (QS. Al-baqarah 186).
Dan terkadang diharkati Sukun jika jatuh sesudah TSUMMA, contoh :

TsummaLYAQTHO faLYANZHUR = kemudian hendaklah ia melaluinya, kemudian hendaklah ia pikirkan
(QS. Al-Hajj 15)
4. LAM Nafi
Adalah huruf nafi yg khusus masuk pada Fiil Mudhari serta menjazemkannya, merubah zamannya dari Hal
atau Istiqbal kepada zaman Madhi, contoh Ayat Al-Quran :

LAM YALID wa LAM YUULAD = Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan (QS Al-Ikhlash 3)
Sebagai pengecualian apabila LAM Nafi dimasuki oleh adawat syarat, maka fungsi perubahan zaman dari
Hal/Istiqbal ke zaman madhi menjadi batal, maka LAM nafi disini diberlakukan khusus untuk zaman Istiqbal.
Contoh pada Ayat Al-Quran berikut:

Fa in LAM TAFALUU fadzanuu bi harbin minallaahi wa rosuulihi = Maka jika kamu tidak mengerjakan
(meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. (QS al-
Baqarah 279)
Irob :
Lafazh TAFALUU = dijazemkan dengan membuang Nun karena Afalul Khomsah. Amil Jazemnya dalam hal
ini boleh LAM Nafi karena khusus masuk pada Fiil Mudhari. Dan boleh IN Syarthiyah karena lebih awal dan
lebih kuat beramal baik pada zamnnya (Istiqbal) dan lafazhnya (Jazem).
Terkadang LAM Nafi dimasuki oleh Hamzah Istifham Taqririy (yg berfungsi sebagai penetapan kepada
mukhotob), maka pengamalan LAM Nafi tetap berlaku dan banyak ditemukan di dalam Ayat-ayat Al-Quran,
contoh :

ALAM NASYROH laka shodrok = Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? (QS. Alam
Nasyrah 1).
5. LAMMAA (Amil Jazem)
Khusus masuk pada Fiil Mudhari dan menjazemkannya. Bersekutu dengan LAM dalam hal sama-sama berupa
Kalimah huruf, Amil Jazem, Merubah zaman ke Madhi, boleh dimasuki Hamzah Istifham, dan sama-sama
Huruf Nafi namun untuk LAMMA lebih mencapai penafiannya dari Madhi hingga Hal/sekarang.
Contoh ayat dalam Al-Quran :

Qoolatil-aroobu aamannaa, qul LAM TUMINUU walaakin quuluu aslamnaa wa LAMMAA
YADKHULIL-iimaanu fii quluubikum = Orang-orang Arab Badui itu berkata: Kami telah beriman.
Katakanlah: Kamu belum beriman, tapi katakanlah kami telah tunduk, karena iman itu belum masuk ke
dalam hatimu (QS Al Hujuraat 14)
Irob :
LAM dan LAMMA = Huruf Nafi, Amil Jazem, dan merubah zaman.
TUMINUU = Fiil Mudhari Majzum sebab Amil Jazem LAM, tanda jazemnya membuang huruf Nun karena
Afalul-Khosah.
YADKHULil = Fiil Mudhari Majzum sebab Amil Jazem LAMMAA, tanda jazemnya sukun, diharkati kasroh
karena bertemu dua huruf mati yakni bertemu dengan AL.
Perbedaan penggunaan LAMMAA dan LAM
Ada beberapa hal yg menjadi ciri khas LAMMAA :
1. Kebolehannya membuang Majzumnya dan cukup berhenti di kata LAMMAA sekalipun pada situasi Ikhtiyar
(longgar dalam sebuah perkataan) contoh :

QOOROBTU MAKKATA WA LAMMAA = aku sudah mendekati Mekkah dan masih belum.
Yakni takdirannya :

QOOROBTU MAKKATA WA LAMMAA ADKHUL HAA = aku sudah mendekati kota mekkah dan masih
belum memasukinya.
2. Wajibnya penempatan waktu penafian dari zaman Madhi (sebelum masa pembicaraan) hingga zaman Haal
(ketika pembicaraan). Contoh :

AJABANIY TAFSIIRU IBNI KATSIIRI WA HUSNU THIBAAATIHII WA LAMMAA ASYTARIHI =
Tafsir Ibnu Katsir berikut pencetakanya yg bagus itu membuatku kagum, dan aku belum membelinya.
Yakni tidak membelinya pada masa lalu dan tidak pula hingga sekarang.
3. Bolehnya Fiil yg dijazemkannya tersebut berupa kejadian yg dapat terjadi. Contoh :

wa LAMMAA YADKHULIL-iimaanu fii quluubikum = karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu (QS
Al Hujuraat 14)
Yakni belum beriman hingga sekarang dan suatu saat nanti boleh jadi beriman.

BAL LAMMAA YADZUUQUU ADZAABI = dan sebenarnya mereka belum merasakan azab-Ku. (QS.
Shaad 8)
Yakni belum merasakan Azab sekarang dan boleh akan merasakannya nanti.
Oleh karena itu tidak boleh mempergunakan LAMMAA untuk peristiwa yg tidak akan mungkin terjadi, maka
tidak boleh mengatakan :

LAMMAA YAJMA ALLAILU WAN-NAHAARU = Malam dan siang belum berkumpul.
Sebab malam dan siang memang tidak mungkin bersatu.
Ada beberapa hal yg menjadi ciri khas LAM Nafi :
1. Dapat dimasuki sebagian Adawat Syarat, contoh dalam Al-Quran :

WA MAN LAM YATUB FA ULAAIKA HUMUZH-ZHAALIMUUN = dan barangsiapa yang tidak bertobat,
maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS Al-Hujuraat 11)

WA IN LAM TAFAL FAMAA BALLAGHTA RISAALATAHU = Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang
diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. (QS. Al-Maaidah 67)
Berbeda dengan Amil Jazem LAMMA yg tidak boleh jatuh sesudah ataupun sebelum adawat Syarat.
2. Kebolehannya makna penafian Fiil Mudhari terlepas sebelum masa pembicaraan, contoh dalam Al-Quran :

HAL ATAA ALAL-INSAANI HIINUN MINAD-DAHRI LAM YAKUN SYAIAN MADZKUUROO =
Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu
yang dapat disebut? (QS. Al-Insaan 1)
Yakni dulu dan sekarang manusia sudah ada.
Dan terkadang ada yg tetap berlanjut tanpa terlepas hingga masa pembicara, contoh dalam Al-Quran :

WA LAM AKUN BI DUAAIKA ROBBI SYAQIYYAA = dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa
kepada Engkau, ya Tuhanku. (QS Maryam 4).
Dengan mengetahui perbedaan masa antara LAM Nafi dan LAMMAA Nafi, maka benar mengatakan :

LAM YAHDHUR ADH-DHAIFU WA QOD HADHARA = tamu itu tidak datang dan telah datang.
Tidak benar mengatakan :

LAMMAA YAHDHUR ADH-DHAIFU WA QOD HADHARA = tamu itu belum datang dan telah datang.
Yang benar mengatakan :

LAMMAA YAHDHUR ADH-DHAIFU WA QOD YAHDHURU = tamu itu belum datang dan terkadang
datang.
Atau benar mengatakan :

LAMMAA YAHDHUR ADH-DHAIFU WA SAUFA YAHDHURU = tamu itu belum datang dan akan datang.
Amil Jazem pada dua Fiil, sebagaimana diterangkan oleh Ibnu Malik pada Bait diatas semua berjumlah 11.

Amil Jawazim tsb ada yg berupa Kalimah Isim yg menempati mahal/posisi Irob. Dan ada yg berupa Kalimah
Harf tanpa menempati mahal Irob.

1. IN

Kalimah Huruf, Huruf Syarat, Amil Jazm dan tidak menempati posisi Irob. Berfungsi sebagai pencetus
timbulnya Jawab atas adanya Syarat, tanpa memberlakukan penunjukan Zaman dan Makan (waktu dan tempat)
ataupun Aqil dan Gharu Aqil (berakal dan tidak).

Contoh :

IN TASHHABIL-ASYROORO TANDAM = jika kamu temani orang-orang jahat niscaya kamu menyesal.

Contoh dalam AL-Quran :




IN YASYA YUDZHIBKUM = Jika Allah menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu.

2. MAN

Isim Syarat, Amil Jazem, Mabni Sukun, digunakan untuk yg berakal.

MAN Syarat menempati posisi ROFA sebagai MUBTADA apabila :

> Fiil Syaratnya berupa FIIL LAZIM.

Contoh :

MAN YAKTSUR KALAAMUHU YAKTSUR MALAAMUHU = barang siapa yg banyak bicaranya maka
banyak celaannya.

Contoh dalam Ayat Al-Quran :







MAN JAAA BIL-HASANATI FALAHUU KHAIRUN MINHAA = Barangsiapa yang membawa kebaikan,
maka ia memperoleh (balasan) yang lebih baik dari padanya (QS. Annaml 89)

Irob :

MAN = Isim Syarat, Amil Jazem, Mabni Sukun dalam posisi Rofa menjadi Mubtada.

JAAA = Fiil Madhi Mabni Fathah dalam posisi Jazem menjadi Fiil Syarat.

FALAHUU KHAIRUN MINHUM = Jawab Syarat dalam posisi Jazem.

Jumlah Syarat disini sebagai Khobar dari Mubtada menurut qoul yg lebih rojih.

> Fiil Syaratnya berupa FIIL NAWASIKH

Contoh :

MAN YAKUN UJUULAN YAKTSUR KHOTHOUHU = barang siapa terburu-buru niscaya akan banyak
kekeliruannya.

Contoh dalam Ayat Al-Quran :

MAN KAANA YURIIDU HARTSAL-AAKHIROTI NAZID LAHU FI HARTSIHI = Barang siapa yang
menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya. (QS. Asy-Syuura 20)

Irob :

MAN = Mubtada

KAANA = Fiil Madhi, Fiil Syarat. Isimnya dhamir mustatir yg merujuk pada MAN.

YURIIDU = Khobar Jumlah.

NAZID LAHU = Jawab Syarat.

KAANA + YURIIDU = Jumlah dalam mahal Rofa menjadi Khobar dari Mubtada MAN.

> Fiil Syaratnya berupa FIIL MUTAADDI kepada selainnya :

Contoh:

MAN YAHTARIM AN-NAASA YAHTARIMUU HU = barang siapa menghormati orang lain maka orang
lain menghormatinya.

Contoh dalam Al-Quran :

MAN YAMAL SUUAN YUJZA BIHI = Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi
pembalasan dengan kejahatan itu (QS. An-Nisaa 123)

Irob :
MAN = Isim Syarat, Amil Jazm, mabni sukun, mahal rofa menjadi Mubtada.

YAMAL = Fiil Syarat, dijazemkan dengan sukun, Faailnya berupa dhamir mustatir Jawazan takdirannya
Huwa merujuk pada MAN. Jumlah Fiil Syarath ini sebagai khobar jumlah dari mubtada MAN.

SAWAAAN = Maful Bih, Manshub dengan Fathah.

YUJZA = Jawab Syarat, Majzum dg membuang huruf Illat Alif.

MAN Syarat menempati posisi NASHAB sebagai MAFUL BIH apabila :

> Fiil Syaratnya berupa FIIL MUTAADDI kepada dirinya :

Contoh :

MAN TUSAAID USAAID HU = kepada siapa pun kamu membantu niscaya aku ikut membantunya.

Irob :

MAN = Mahal Nashab menjadi Maful Muqaddam.

MAN Syarat menempati posisi JARR apabila diawali dengan huruf Jar atau menjadi Mudhaf Ilaih. Contoh :

AN-MAN TATAALLAM ATAALLAM = dari siapa pun kamu belajar niscaya aku ikut belajar.

KITAABA MAN TAQRO AQRO = kitab siapa pun kamu baca niscaya aku ikut baca.

3. MAA

Isim Syarat, Amil Jazm, digunakan untuk yg tidak berakal, diirob seperti keterangan Irob pada MAN.

Contoh :

MAA TUNFIQ MIN KHAIRIN TAJID TSAWAABAHU = apa saja yg kamu nafakahkan dari nafaqah baik,
niscaya kamu akan mendapat pahalanya.

Contoh dalam Al-Quran :










MAA NANSAKH MIN AAYATIN AW NUNSI HAA NATI BI KHAIRIN MINHAA AW MITSLIHAA,
ALAM TALAM ANNALLAAHA ALAA KULLI SYAIIN QODIIR = Ayat mana saja yang Kami nasakhkan,
atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang
sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu? (QS. Al-Baqarah 106).

IROB :

MAA = Isim Syarat, Amil jazem, Mabni Sukun, dalam mahal Nashab menjadi Maful Bih Muqaddam.

NANSAKH = Fiil Syarat.


NATI = Jawab Syarat, dijazemkan dengan membuang huruf illat Ya.

4. MAHMAA

Isim Syarat, Amil Jazem (menurut qoul rojih), untuk yg tidak berakal. Menempati posisi Irob seperti Isim Syart
MAA.

Contoh :

MAHMAA TUNFIQ FIL-KHAIRI YUKHLIFHU ALLAAHU = apapun jua kamu bernafaqah di dalam
kebaikan niscaya Allah akan menggantikannya.

Contoh dalam Al-Quran :






WA QAALUU MAHMAA TATINAA BIHII MIN AAYATIN LITAS-HARONAA BIHAA FAMAA NAHNU
LAKA BI MUMINIIN. = Mereka berkata: Bagaimanapun kamu mendatangkan keterangan kepada kami
untuk menyihir kami dengan keterangan itu, maka kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu. (QS,
Al-Araaf 132)

Irob :

MAHMAA = Isim Syarat, Amil Jazm, Mabni Sukun dalam Mahal Rofa sebagai Mubtada.

TATINAA = Fiil Syarat berikut Failnya menjadi khobar dari Mubtada Mahmaa.

FAMAA NAHNU LAKA BI MUMINIIN = Jawab Syarat dalam Mahal Jazem.

Anda mungkin juga menyukai