Prilaku Manusia
Kelompok 4
Alif Ma'hadi Yusuf (12210087)
Rhesnu Wibisono (122100189)
Dwi Lestari (122100202)
Nur Farizky Putra P. G (122100183)
Muhammad Raffi Erlangga (122100205)
PRILAKU MANUSIA
Dalam psikologi, persepal secara umum merupakan proses perolehan, penafsiran pemilihan, dan pengaturan informasi indrawl. Persepsi
sosial dapat diartikan sebagai proses perolehan, penafsiran, pemilihan, dan pengaturan informasi indrawi tentang orang lain. Apa yang
diperoleh, ditafsirkan, dipilih, dan diatur adalah informasi indrawi dari lingkungan sosial serta yang menjadi fokusnya adalah orang lain.
Secara umum, pesepsi sosial adalah aktivitas memersepsikan orang lain dan apa yang membuat mereka dikenall. Melalui persepsi
sosial, kita berusaha mencari tahu dan mengerti orang lain. Sebagal bidang kajian, persepsi sosial adalah studi terhadap bagaimana
orang membentuk kesan dan membuat kesimpulan tentang orang lain (Telford, 2008). Teori-teori dan penelitian persepsi sosial berurusan
dengan kodrat, penyebab-penyebab, dan konsekuensi dari persepsi terhadap satuan-satuan sosial, seperti diri sendiri, Individu lain,
kategori- kategori sosial, dan kumpulan atau kelompok tempat seseorang tergabung atau kelompok lainnya. Persepsi sosial juga merujuk
pada bagaimana orang mengerti dan mengategorisasi dunia. Seperti persepsi lainnya, persepsi sosial merupakan sebuah konstruksi.
Sebagai hasil konstruksi, pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh dari persepsi sosial tidak selalu sesuai dengan kenyataannya
A. PERSRPSI SOSIAL SEBAGAI PROSES
Persepsi sosial merupakan proses yang berlangsung pada diri kita untuk mengetahui dan mengevaluasi orang lain. Dengan proses
itu, kita membentuk kesan tentang orang lain. Kesan yang kita bentuk didasarkan pada informasi yang tersedia di lingkungan, sikap
kita terdahulu tentang rangsang-rangsang yang relevan, dan mood kita saat ini. Manusia cenderung beroperasi di bawah bas bias
tertentu ketika membentuk kesan tentang orang lain. Contohnya, katika cenderung berpersepsi bahwa orang yang berpakaian rapi
sebagai orang balk (baik hatt, dermawan, pintar, atau menyenangkan) daripada orang yang pakaiannya berantakan.
Dalam psikologi sosial, kecenderungan menilai baik orang lain dari penampilannya terdahulu yang dianggap baik disebut dengan
efek halo. Di sisi lain, kita juga bisa menilai orang yang berpakaian tidak rapi, mempunyal rambut gondrong dan acak-acakan, serta
cara bicara yang apa adanya sebagai orang yang tidak baik, sembarangan, atau tidak berpendidikan. Apa yang ditampilkan orang lain
secara flalk memengaruhi cara kita menilai aspek psikologisnya. Meskipun kecenderungan ini tidak serta-merta memberikan
pengetahuan dan pemahaman yang tepat tentang orang lain, orang-orang cenderung mempertahankannya sebab setiap orang
membutuhkan pegangan dan petunjuk tentang siapa orang lain yang sedang dihadapinya.
B. TINGKAH LAKU DAN KOMUNIKASI NONVERBAL
Ketika kita ingin mengetahui apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain, kita berusaha menemukan informasi-
informasi tentang orang itu. Bisa saja kita bertanya kepada orang lain tentang apa yang dipikirkan dan dirasakannya.
Akan tetapi, cara ini tidak selalu memberikan hasil yang tepat. Orang bisa saja mengatakan sesuatu yang berbeda,
bahkan bertentangan dari yang dialaminya. Apalagi jika orang lain itu adalah orang yang baru kita kenal. Orang-orang
cenderung tidak menyampaikan pikiran dan perasaannya kepada orang lain yang baru dikenalnya. Mereka bahkan
berusaha menutupi atau membantah Informasi tentang apa yang dipikirkan dan dirasakannya, terutama pada saat
mereka merasakan emosi negatif. Usaha untuk menutupi dan menyembunyikan pikiran dan perasaan juga dilakukan
pada orang-orang yang melakukan kejahatan. Usaha untuk menyembunyikan apa yang dipikirkan dan dirasakan
hampir selalu ditampilkan orang-orang yang sedang melakukan negosiasi, juga pada orang yang sedang berjudi. Kita
tidak dapat mengandalkan informasi verbal mereka untuk mengetahui serta mengerti apa yang mereka pikirkan dan
rasakan. Apa yang mereka katakan, tidak jarang bertolak belakang dengan apa yang mereka pikirkan dan rasakan.
C. KONTAK MATA SEBAGAI TANDA NONVERBAL
"Mata adalah jendela jiwa." Pernyataan dari penyair kuno ini mendet penguatan dari penelitian-penelitian tentang
hubungan antara kontak mata dan tatapan sebagai tanda-tanda nonverbal dengan keadaan emosional. Kontak mata
menyediakan informasi sosial dan emosional (Zimbardo, 1977; Kleinke, 1986). Orang secara sadar atau tidak sadar
sering melakukan aktivitas yang melibatkan kontak mata. Contoh, pada saat orang ingin mengetahui apakah
suasana hati orang lain yang sedang ditemuinya bervalensi negatif atau positif, orang melihat kepada mata orang
lain itu.
Dalam beberapa konteks, pertemuan dua mata membangkitkan emosi kuat. Di beberapa bagian dunia, khususnya
di Asia, kontak mata dapat menimbulkan kesalahpahaman antara orang dari suku atau kebangsaan yang berbeda.
Mempertahankan kontak mata dengan supervisor di perusahaan atau dengan orang yang lebih tua dapat membuat
kita dianggap kasar, tidak sopan, dan agresif Hal ini berbeda dengan di masyarakat Barat.
Untuk masyarakat Barat, pada level yang tinggi, kontak mata mencerminkan persahabatan dan rasa saka. Kontak
mata merupakan unsur penting dalam penjajakan hubungan intim dan percintaan. Kontak mata yang lama juga
D. GERAK-GERIK, GERAKAN BADAN, dan POSTUR TUBUH
Ingatlah sebuah kejadian yang membuat Anda marah. Pikirkan apa yang Anda lakukan waktu itu. Lalu Ingatlah kejadian lain yang
membuat Anda sedih. Pikirkan juga apa yang Anda lakukan saat itu. Kemudian bandingkan gerak-gerik badan Anda pada saat
marah dan gerak gerik badan Anda saat sedih. Apakah gerak badan Anda sama pada kedua situasi itu? Umumnya orang
menampilkan gerakan badan yang berbeda pada saat marah dengan pada saat sedih. Orang mengubah gerakan badannya ketika
perasaannya berubah. Posisi tubuh berubah, gerakan berubah baik dari bentuk maupun kecepatannya. Gerakan badan
mencerminkan keadaan emosionalnya. Sebagai salah satu saluran komunikasi nonverbal gerakan badan memberikan kita tanda-
tanda nonverbal sehingga ketika dapat mengenali dan mengerti keadaan emosional orang lain. Perpaduan posisi tubuh, gerakan
badan, dan postur biasa disebut juga bahasa tubuh (body language).
Bahasa tubuh dapat menunjukkan kepada kita keadaan emosional orang lain. Banyaknya gerakan yang dilakukan orang dapat
memberi kita petunjuk tentang keadaan terangsang yang sedang dialami orang tersebut. Gerakan dalam Jumlah besar dan
berulang-ulang (menyentuh, menghentak, menggaruk) yang ditampilkan seseorang menunjukkan bahwa orang itu dalam keadaan
terangsang (contohnya menghasrati objek seksual, bersemangat, gatal). Semakin besar frekuensi gerakan, semakin tinggi pula
tingkat keterangsangan atau kegelisahan yang dialami. Gerakan-gerakan kecil (gesture) yang berulang-ulang dapat mencerminkan
Sentuhan bisa menjadi petunjuk dari afeksi, kepedulian, minat seksual, dominansi, atau agresi. Pemahaman
terhadap apa yang hendak diungkapkan melalui sentuhan bergantung pada beberapa faktor yang terkait
dengan: (1) slapa yang menampilkan sentuhan (keluarga, teman, orang asing, orang sesama jenis kelamin, atau
berbeda jenis kelamin): (2) jenis kontak fisik (lama atau sebentar, lembut atau kasar, bagian tubuh mana yang
disentuh); dan (3) konteks yang ada pada saat sentuhan ditampilkan (situasi bisnis, situasi sosial atau ruang
praktik dokter).
Pengenalan serta pemahaman terhadap pikiran dan perasaan orang lain melalui sentuhan merupakan kegiatan
yang sangat kompleks. Namun, dalam beberapa budaya, jenis-jenis sentuhan tertentu secara konvensional
dipahami sebagai ekspresi dari pikiran dan perasaan tertentu. Pada masyarakat Barat, sentuhan sering kall
menghasilkan reaksi positif pada orang yang disentuh (Alagna, Whitcher, & Fisher, 1979; Smith, Gler, & Willis,
1982). Sedangkan pada masyarakat lain, reaksi terhadap sentuhan bisa berbeda.
F. KOMUNIKASI NONVERBAL MELALUI MULTI-
SALURAN
Dalam Interaksi sehari-hart, kita biasanya Perbandingan antara Informasi dari
menerima informasi dari beragam saluran saluran-saluran yang berbeda dapat
dalam waktu bersamaan. Archer dan Akert
meningkatkan ketepatan penafsiran
(1991) menunjukkan bahwa orang mampu
terhadap tingkah laku nonverbal. Dengan
menafsirkan tanda-tanda yang ditampilkan
mencermati beragam tanda dari
melalui beragam saluran komunikasi nonverbal
dengan cukup tepat, dengan memanfaatkan beragam saluran komunikasi nonverbal,
berbagai tanda meski ada perbedaan pada dapat diperoleh pengenalan dan
beberapa tipe orang Misalnya, orang yang pemahaman yang lebih komprehensif
ekstrovert lebih baik kemampuannya dari pada tentang apa yang dirasakan orang lain.
orang yang introvert.
THANKS