Anda di halaman 1dari 123

Terapi Dalam Psikiatri

Dr. dr. H. M. Faisal Idrus


Terapi
Therapy : mengobati, menyembuhkan
Treatment : perlakuan  baik
Medication : pengobatan oleh dokter
To heal : menyembuhkan
To cure : mengobati, menyembuhkan
Terapi dalam Ilmu Kedokteran
• Pengobatan dalam Ilmu Kedokteran bisa dibagi
sbb :
– Somatoterapi
– Psikoterapi
– Sosioterapi / Manipulasi Lingkungan

• Pembagian ini adalah dibuat (artificial)


• Dalam praktek tak bisa dipisah-pisahkan sesuai
dengan pandangan Holistik  manusia adalah
mahluk Bio-Psiko-Sosial-Religi-Spiritual
TUJUAN PENGOBATAN MEDIK
• Menghilangkan /mengurangi penderitaan pasien
/masyarakat dan bila mungkin mengembalikan pada
keadaan sehat kembali

SUASANA TERAPI
• Merupakan dasar semua terapi
• Penting faktor hub : P – D
• Sgt berperan : Faktor sugesti, persuasi, confident
• Dimulai sejak permulaan pemeriksaan
• Perhatikan masalah :
- Transference , Resistensi
- Repressi , Sosio - budaya
I. SOMATO TERAPI
• SASARAN : BADAN, dengan harapan pend.
akan sembuh karena reaksi holistik ( konsep
Body-Mind )

• Dibedakan :
– Psikofarmaka Medikasi Psikotropik
– Tx dengan alat elektro-medik : ECT, Sleep -
apparatus, dll
– Terapi Syok (EST, CST, IST)
– Psycho - Surgery
Psikofarmaka
Definisi :
Psikofarmaka adalah suatu cabang dari farmakologi
yang mempelajari berbagai segi dari sekumpulan
obat-obatan yang mempunyai efek pada fungsi psikis
atau proses-proses mental (psychotropic drug) dan
perilaku
Segi-segi yang terutama perlu diketahui :
1. Sifat farmakologik dan efeknya
2. Indikasi dan petunjuk penggunaan diklinik
3. Efek samping dan interaksi
mfi '08 6
Klasifikasi Obat-obatan Psikotropik
Obat-obatan psikotropik dapat diklasifikasikan
menurut berbagai prinsip :
I.Menurut Struktur Kimiawi.
II.Menurut Gejala Sasaran. (Delay, Deniker,
Labhardt, Arnold dan Hoff.)
1)Psikotropik dalam pengertian yang luas
2)Psikotropik dalam pengertian yang sempit
3)Psikotropik dengan efek psikomemetik.
mfi '08 7
Psikotropik dalam Arti yang Luas
1. Hipnotik
2. Sedativa
3. Antiepileptik
4. Psikostimulan

mfi '08 8
Psikotropik Dalam Arti Sempit
1. Neuroleptik→ Non hipnosedatif dengan efek
“antipsikotik” dan “anti skizofrenia”
2. Tranquilizer→ Non-hipnosedatif tanpa efek
“antipsikotik” dan “antiskizofrenia”
3. Anti depresan→ Psikotropik dengan efek
“antidepresi”
a. Thymoleptic→ antidepresi dengan efek primer
meningkatkan mood.
b. Thymeretic → antidepresi dengan efek primer
gangguan penghambatan

mfi '08 9
Psikotropik dengan efek
psikomemetik.
• Psikolitik → obat yang memproduksi suatu
model psikosis, yang dapat juga digunakan
untuk psikoterapi supportif.

mfi '08 10
Daftar Sinonim
Nama lama Nama Lain Efek klinik
Tranquilizer Minor Tranquilizer Non Hipnotik sedatif
Ataractic tanpa efek anti psikotik
Anti anxietas
Neuroleptik Neuroplegie Non- hipnotik sedatif
Psychoplegie dengan efek antipsikotik
Psycholeptics
Mayor Tranquilizer
Antipsikotik
Thymoleptics Thymoanaleptic Antidepresan dengan
Psychoanaleptic efek primer meningkat
Antidepresan kan mood
Thymeretic Psychienergizer Antidepresan dgn efek
Antimania primer penghambatan
Stimulants Psychotonic Meningkatkan dorongan
Psychostimulants dan menekan tidur dan
nafsu makan
Psycholytic Halusinogenic Obat yang menyebabkan
mfi '08
Psychotomimetic model psikotik 11
Penggolongan Psikofarmaka
Obat psikotropik dibagi atas 6 golongan yi :
1. Anti Psikotik
2. Anti Depresan
3. Anti Cemas
4. Anti Mania
5. Anti Insomnia
6. Psikostimulansia

mfi '08 12
Anti Psikotik
Mekanisme kerja : memblokir reseptor dopamin di otak , kecuali
clozapine
Indikasi :
– Psikosis akut dan kronik
– Antiemetik (CPZ, perfenazin, proklormazine)
– Cegukan resisten (CPZ, perfenazine)
– Tik, sindroma dela tourette (haloperidol, pimozid)
• Interaksi :
– Penyekat β-adrenergik (propranolol, metoprolol)
– Antasida dan anti diare→ m↓ absorbsi
– Barbiturat → m ↑ atau m↓ efektivitas antipsikotik
– Depresan SSP → alkohol, antihistamin, antidepresan, hipnotik
sedatif

mfi '08 13
• Kontra Indikasi :
– Hipersensitivtas
– Depresi pernafasan
– Diskrasia darah
– Penyakit Parkinson
– Insuffisiensi ginjal, hati, jantung.
• Kewaspadaan :
– Diabetes Mellitus
– Insuffisiensi pernafasan
– Hipertropik prostat atau obstruksi usus.
– Pasien lansia
– Sakit berat dan lemah

mfi '08 14
Sifat-sifat klinik dan farmakologik
• Mekanisme kerja : memblokir reseptor dopamin
didalam SSP, kecuali clozapine
• Absorpsi : kadar dalam plasma dicapai 2 – 4 jam
setelah pemberian dosis oral
• Eliminasi : Half life bervariasi secara individu berkisar
antara 10-40 jam
• Metabolisme : Oxidasi dimikrosom dan konyugasi di
hati
• Sifat adiktif : tidak ada
• Toleransi : tidak menonjol pada efek anti psikotik tapi
sering berkembang pada efek samping.
• Indeks terapeutik (perbandingan dosis letal dengan
dosis terapeutik) : tinggi
mfi '08 15
Anti Psikotik
Klasifikasi Antipsikotik
Ada beberapa cara penggolongan antipsikotik :
A. Menurut Rumus Kimiawi
B.Menurut Sifatnya
C.Menurut Potensinya

mfi '08 16
Menurut Rumus Kimiawi
1.Golongan Phenothiazine
2.Golongan Diphenylbutylpiperidine
3.Golongan Butyrophenon
4.Golongan Thioxantine
5.Golongan Dihidroindolone
6.Golongan Dibenzoxapine
7.Golongan Dibenzodiazepin
8.Golongan Benzisoksazol
9.Golongan Benzamid
mfi '08 17
Menurut Sifatnya
1. Tipikal, bekerja pada satu reseptor tertentu
khususnya dopamin
a. Golongan Phenothiazine
b. Golongan Diphenylbutylpiperidine
c. Golongan Butyrophenon
2. Atipikal , bekerja pada beberapa reseptor
a. Golongan Dibenzodiazepine
b. Golongan Benzamide
c. Benzisoksazol

mfi '08 18
Menurut Potensinya
1. High Potensial (potensi tinggi) :
– Haloperidol
– Trifluoperazine
– Flufenazine
– Perfenazine
1. Low Potensial (potensi rendah) :
– Chlorpromazine
– Thioridazine
– levomepromazine

mfi '08 19
Golongan Phenothiazine
• Rumus kimianya mempunyai inti trisiklik
• Terbagi dalam 3 golongan berdasarkan
perbedaan rantai samping pada alam
nitrogen, yaitu :
1. Sub Golongan Alifatik
2. Sub Golongan Piperidine
3. Sub Golongan Piperazine

mfi '08 20
Sub Golongan Alifatik
• Karakteristik Umum :
1. Efek sedasi kuat
2. Efek anti emetik cukup kuat
3. Efek anti kolinergik dan blockade alfa adrenergik.
4. Efek samping ekstra piramidal
• Contoh sedian obat :
1. Chlorpromazine (Promactil, Largactil) 25 mg, 100 mg
2. Levopromazine (Nozinan) 25 mg, 100 mg.

mfi '08 21
Sub Golongan Piperidine
• Karakteristik Umum :
1. hampir sama dengan golongan Alifatik
2. Efek emetik lebih kurang
• Sifat-sifat Khusus :
1. Efek antikolinergik sangat kuat
2. Efek anti emetik tidak ada
3. Dosis tinggi retinopati pigmentosa
4. Paling sedikit menimbulkan abnormalitas EKG
• Sediaan : Thioridazine (Melleril) 10,25,50,100mg
mfi '08 22
Sub Golongan Piperazine
Karakteristik Umum :
1.Efek sedasi, antikholinergik dan blockade α adrenergik
kurang kuat
2.Efek emetik jauh lebih kuat
3.Efek samping Ekstra Piramidal kuat
4. Dapat menimbulkan reaksi Distonia Akut
Sediaan obat :
1. Pherpenazine (trilafon) 4. 8 mg
2. Trifluoperazine (Stelazine) 1, 5 mg

mfi '08 23
Golongan Butyrophenon
Sifat karakteristik sangat mirip dengan sub
golongan piperazine dari golongan
phenothiazine
Selain sebagai antipsikotik juga efektif dalam
pengobatan gangguan Sindrom Gilles De la
Touretta.
Sediaan :
− Haloperidol 0,5 mg, 1,5 mg dan 5 mg.
− Droperidol ampul 2,5 mg / ml, 1,2, 5, 10 ml.
mfi '08 24
Golongan Thioxanthene
• Rumus kimia mirip dengan golongan Phenothiazine
• Sifat farmakologik sama dengan CPZ
• Contoh Sediaan :
- Chlorprothixene (taractan) 10 mg, 25 mg, 100 mg

Golongan Dihidroindolone
• Efek menurunkan nafsu makan dan berat badan
• Sediaan Molindone (moban) 5 mg,10 mg,25 mg
mfi '08 25
Golongan Dibenzoxapine
• Potensi anti psikotik intermediate
• Contoh : Loxapine (Loxitone) 5 mg, 10 mg

Golongan Diphenylbutylpiperidine
Sifat farmakologik :
1. Sangat poten sebagai penghambat dopamin dengan
waktu paruh yang panjang
2. Efek sedasi sedang
3. Efek samping ekstra piramidal
4. Efek abnormal pada EKG seperti Thioridazine
5. Dapat digunakan pada pengobatan Gilles dela Touretta
Contoh sediaan : Pimozide (Orap) 1, 4 mg
mfi '08 26
Golongan Dibenzodiazepine
Sifat farmakologis :
− Efek antipsikotiknya sangat kuat, meskipun efek
dopaminergik minimal
− Bermanfaat pada skizofrenia dengan cemas, tegang
dan hiperaktif
− Efek samping agranulositosis
− Tidak menimbulkan efek samping EPS
− Belum pernah dilaporkan ES Tardive diskinesia
Sediaan : Clozapine (Clozaril, Leponex) 25 mg, 100 mg

mfi '08 27
Benzisoksazol
Indikasi :
− Skizofrenia dan psikosis yang terkait
− Terapi penunjang perilaku pada RM
Mekanisme kerja : antagonis monoaminergik dgn afinitas
tinggi utk serotonin tipe-2 (5HT2) dan dopamine tipe-2 (D2).
Farmakokinetik :
− Absorbsi cepat setelah pemberian peroral
− Distribusi luas, 90 % terikat protein
− Dimetabolisme di hati menjadi metabolit aktif 9- hidroksi
respiridon .
− Diekskresi melalui urine.
mfi '08 28
Kontra indikasi dan kewaspadaan :
− Kontra indikasi pada yang hipersensitivitas
− Hati-hati terhadap pasien :
• Penyakit kardiovaskuler
• Penyakit serebrovaskuler
• Predisposisi hipotensi
• Ada riwayat kejang
• Kanker payudara
• Insufiensi ginjal, hati,
• Lansia, lemah
• Percobaan bunuh diri.

mfi '08 29
Reaksi merugikan dan efek samping :
− SSP : sedasi, mengantuk, insomnia, agresi,
ansietas, extrapiramidal, sakit kepala, pusing,
katatonik, tardif diskinesia, NMS
− KV : bradikardi, hipotensi ortostatik, hipertensi,
nyeri dada, perubahan EKG.
− Kulit : ruam, kulit kering, fotosensitivitas.
− Endo : prolactin serum↑, ginekomastia,
gangguan hormon diuretik.

mfi '08 30
− GIT : konstipasi, mual, dispepsia, hipersalivasi, mulut
kering, peningkatan nafsu makan dan berat badan
− GU : retensi urine, disfungsi ereksi, ejakulasi dini,
priapisme
− hemat : anemia, trombositopenia
− MS : altragia, mialgia, nyeri punggung
• Interaksi :
− Obat aktif SSP : alkohol.
− Antihipertensi→ m↑efek antihipertensi
− Karbamazepin → m↑ klirens risperidone
− Clozapine→ m↓ klirens risperidone
− Levodopa → m↓ klirens risperidone
− Agonis dopamine →m↓ klirens risperidone

mfi '08 31
Indikasi Anti Psikotik
1. Skizofrenia
2. Psikosis Reaktif Singkat
3. Mania
4. Gangguan Waham
5. Sindroma Otak Organik
6. Gangguan Perkembangan Perpasif
7. Problem Perilaku pada Retardasi Mental
8. Depresi Berat dengan Gejala Psikotik
9. Gangguan Kepribadian
10. Sindrom De la Touretta
11. Huntington’s Disease
12. Hemibalisme
13. Nausea dan Vomiting
14. Intractable Hiccough
mfi '08 32
Efek Samping Anti Psikotik
1. Sedasi
2. Efek Antikolinergik
3. Efek α – adrenergik
4. Aritmia jantung & kematian mendadak
5. Reaksi Distonia Akut
6. Drug’s induced Parkinson
7. Akathisia
8. Rabbit Syndrom
9. Tardive Dyskinesia
10. Neuroleptik
11. Agranulocytosis
12. Cholestatic Jaundice
13. Foto syntetic
mfi '08 33
Anti Depresan
Mekanisme Kerja :
1. Menghambat ambilan kembali dari neuro-transmitter dopamin,
serotonin dan norepinephrin (heterosiklik).
2. Menghambat kerja dari enzim (mono amino oxydase) yang
menghancurkan norepinefrin dan serotonin (MAOI)
3. Menghambat ambilan kembali serotonin, tanpa mempengaruhi
norepinefrin (SSRI)
4. Meningkatkan afek, orang yang depresi
5. Membangkitkan energi
6. Meningkatkan ketersediaan neurotransmitter (serotonin
&norepinefrin)
mfi '08 34
Indikasi :
− Depresi berat
− Gangguan Bipolar
− Gangguan Distimik
− Depresi dengan anxietas (doksepin)
− Enuresis masa kanak-kanak (impramin)
− Obsesif-kompulsif (Clomipramin, setralin)
• Kontra Indikasi :
− Hipersensitivitas
− Fase penyembuhan MCI
− Glaukoma sudut tertutup
− Kehamilan dan laktasi

mfi 'utup08 35
Kewaspadaan / hati-hati pada pasien :
− Lansia dan lemah
− Insufisiensi hati, ginjal dan jantung
− Hipertropi prostat jinak,
− Psikotik.
− Anak-anak
• Interaksi :
− Anti depresan trisiklik dengan MAO→ krisis
hipertensi, kejang berat, takikardi
− Anti hipertensi (klonidin, guanetidin) → mencegah
respons terapeutik antihipertensi.

mfi '08 36
Anti Depresan
Klasifikasi Antidepresan
Terbagi atas 4 golongan :
1. Heterosiklik (trisiklik & tetrasiklik)
2. MAOI (Mono Amino Oxydase Inhibitor)
3. SSRI (Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor)
4. Atypical Antidepressant

mfi '08 37
Golongan Heterosiklik
Terdiri dari :
1. Trisiklik amitriptilin, imipramin, nortriptilin
2. Tetrasiklik amoxapin, maproptilin, mianserin
Efek farmakologik :
1. Absorbsi baik dan mudah melalui GIT
2. Larut dalam lemak dan daya ikat tinggi dengan protein plasma
3. Mempunyai efek :
− blokade histamin (sedasi, berat badan)
− blokade muskarin kolinergik (mulut kering, konstipasi,
penglihatan dekat kabur)
− blokade α-adrenergik (hipotensi postural, takikardi)
4. Efek antidepresan lambat (2 – 4 ,minggu setelah
pemberian)
5. Kadar dalam plasma bervariasi pada setiap individu
mfi '08 38
Golongan MAO Inhibitor
• Kurang dipakai karena efek samping yang
membahayakan seperti krisis hipertensi, kerusakan
hati yang hebat.
• Efek Farmakologik
1. Masa kerja lambat (2 – 4 minggu)
2. Indeks terapeutik rendah dan dapat menjadi
fatal.
3. Absorbsi mudah dan cepat
• Dibedakan atas 2 sub golongan yaitu “
1. Hydrazine : isocarboxacid phenelzine.
2. Non hydrazine : tranylcypromine, meclobemide
mfi '08 39
Golongan SSRI
• Bekerja menghambat ambilan kembali dari
5 hydroxy tryptamin (serotonin) secara selektif
• Efek farmakologik :
- Absorbsi mudah dan cepat
- Daya ikat dengan protein plasma tinggi
- Bersifat long-acting
• Sediaan :
1. Setraline 50 mg
2. Fluoxetine 20 mg
3. Paroxetine 20 mg
4. Fluvoxamine 50 mg

mfi '08 40
Anti Mania
Mekanisme Kerja :
1.Mengubah metabolisme natrium dalam sel-sel saraf
dan otot
2.Meningkatkan ambilan kembali amina biogenik di
dalam otak, menurunkan kadarnya dalam tubuh dan
menyebabkan penurunan hiperaktivitas
3.Mencegah pembentuka reseptor dopamin sensitif
didalam otak.
4.Memiliki sifat anti mania dan anti depresan.

mfi '08 41
Indikasi :
− Episode mania bipolar
− Episode depresi bipolar
− Normalisasi gejala dicapai dalam 1 – 3 minggu.
• Kontra Indikasi :
− Hipersensitivitas
− Penyakit kardiovaskuler, ginjal
− Dehidrasi berat,
− Deplesi natrium
− Kerusakan otak
− Kehamilan dan laktasi

mfi '08 42
Kewaspadaan / hati-hati terhadap pasien :
− Lansia dan lemah
− Gangguan hormonal (tiroid, DM)
− Retensi urine
− Riwayat Kejang
− Anak-anak
• Interaksi :
− Penyekat neuromuskuler
− Sindrom ensefalopatik akibat haloperidol
− Diuretik
− Antiinflamasi non-steroid
− Aminofilin
− Fenotiazine

mfi '08 43
Anti Mania
Disebut juga Mood Stabilizer
Dibagi dalam 3 kelompok :
1.Lithium : (Lithium Karbonat Obat standar untuk mania
2. Anti Konvulsi (Carbamazepin, Asam Valproat,
Clonazepam)
3. Penghalang Saluran Ca :
Contohnya : - Verapamil, Diltiazem
Indikasi :
- Mania
- Perilaku agresif

mfi '08 44
Anti Anxietas (Cemas)
Dibagi atas 2 golongan :
1. Benzodiazepin (diazepam, alprazolam)
− bekerja meningkatkan aktifitas GABA
− Efek anti cemas lebih spesifik dari pendahulunya
− Cakupan terapeutik luas dan batas keamanan tinggi
− Toleransi berkembang lambat
1. Non Benzodiazepin (Buspiron, Hycroxyzine, Clonidin,
propranolol)
− Terpilih untuk pasien cemas dengan :
− Peminum alkohol
− Penyalahguna obar penenang
− Hiper sensitif dengan benzodiazepin
mfi '08 45
Anti Insomnia
• Sinonim : Hipnotik, Somnifacient
• Obat acuan standar : Phenobarbital
• Mekanisme Kerja :
− Menyebabkan depresi menyeluruh SSP
− Memiliki kecendrungan ketergantungan
psikologis dan fisik
− Penggunaan kronis dapat meningkatkan toleransi
• Indikasi : Sindrom Insomnia
• Sindrom Insomnia terbagi atas 3 tipe :
1. Transient Insomnia (2 -3 hari)
2. Short term Insomnia ( sampai 3 minggu)
3. Long term Insomnia
mfi '08 46
• Kontra Indikasi :
− Hipersensitivitas
− Pasien koma dengan kemungkinan depresi SSP
− Nyeri yang tidak terkendali
− Hamil dan laktasi
• Kewaspadaan / hati-hati digunakan pada pasien :
− Disfungsi hati dan kerusakan ginjal berat
− Kecendrungan bunuh diri
− Ketergantungan obat
− Lansia dan anak-anak
• Interaksi obat :
− CNS depresant (alkohol,antihistamin) oversedasi dan
gagal respirasi
− Fenotiazine, MAO Inhibitor.
mfi '08 47
• Klasifikasi :
Sedatif hipnotik terdiri dari :
1. Golongan Benzodiazepin :
− Flurazepam (Darmadorm) kapsul 15 mg
− Triazolam (Halcion) tablet 0,125 mg, 0,25 mg
− Estazolam (Esilgan) tablet 1 mg, 2 mg
− Nitrazepam (Dumolid, Mogadon) tablet 5 mg
1. Golongan Non-Benzodiazepin :
− chloral hydrate soft caps 500 mg
− Zolpidem tablet 5 mg
− Glutetimid tablet 250 mg
− Phenobarbital tablet 30 mg, 100 mg
− Amobarbital tablet 30 mg, 100 mg

mfi '08 48
Cara Pemilihan Obat :
- Ditinjau dari sifat gangguan tidur :
1. Initial Insomnia sulit masuk proses tidur
benzodiazepin
2. Delayed Insomnia proses tidur terlalu cepat berakhir dan
sulit masuk kembali ke proses tidur. trisiklik
3. Broken Insomnia siklus tidur normal tidak utuh dan
terpecah-pecah beberapa bagian
Pengaturan dosis :
− Pemberian tunggal dosis, anjuran 15” s/d 30”
− Dosis awal dapat ditingkatkan sampai dosis efektif dan
dipertahankan sampai 1- 2 minggu
− Pada lanjut usia dosis lebih kecil dan peningkatan dosis
perlahan untuk menghindari “over sedation”

mfi '08 49
• Pengaturan Dosis :
− Pemberian tunggal dosis, anjuran 15” s/d 30”
− Dosis awal dapat ditingkatkan sampai dosis efektif dan
dipertahankan sampai 1- 2 minggu
− Pada lanjut usia dosis lebih kecil dan
peningkatan dosis perlahan untuk menghindari
“over sedation”
• Lama Pemberian :
− Sebaiknya sekitar 1 – 2 minggu, Tidak boleh lebih dari
2 minggu
• Kontra Indikasi :
− Sleep Apnoe Sindrom
− Congestiv Heart Failure
− Chronic Respiratory Disease
mfi '08 50
ELECTRO CONVULSIVE THERAPI (E.C.T)
• E.C.T merupakan terapi psikatrik dengan
menggunakan arus listrik singkat pada kepala untuk
menimbulkan kejang tonik klonik
• E.C.T digunakan bila :
1. Tidak respon terhadap terapi farmakologi
yang adekwat
2. Adanya gangguan medis yang tidak
memungkinkan pemberian psikotropik
3. Keadaan pasien (hiperaktif, hipoaktif, menolak
makan, perilaku bunuh diri) yang memerlukan
pebaikan cepat
51
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI E.C.T
Indikasi e.C.T :
• Depresi
• Mania
• Skizofrenia
Kontra indikasi :
• Gangguan pernafasan berat
• Penyakit jantung berat
• Peningkatan tekanan intra kranial
• Hipertensi berat

52
PERSIAPAN E.C.T
Persiapan e.C.T :
1. Informed consent / izin tindakan
2. Pemeriksaan fisik dan riwayat medis standar
3. Pemeriksaan laboratorium sesuai riwayat
medis
4. Pemeriksaan ekg dan eeg
5. Evaluasi ahli anestesi akan resiko
penggunaan anestesi

53
PROSEDUR E.C.T
Prosedur e.C.T. :
1. Pasien dipuasakan 8 – 12 jam
2. Premedikasi dengan injeksi atropin 0,6 – 1,2 mg
i.M atau s.C
3. Pemeriksaan gigi geligi dan pemasangan tounge
spatel
4. Anestesi dengan tiopental / penthotal 3mg/kgbb
i.V, ketamin 6-10 mg/kgbb i.M.
5. Diberi perelaksasi otot suksinil kholin (0,5-1,5
mg/kg)

54
PENEMPATAN ELEKTRODA E.C.T
Penempatan elektroda :
1. Bilateral bifrontotemporal (2 inci diatas titik
tengah garis yang ditarik dari meatus
akustikus eksternal ke sudut lateral mata)
2. Unilateral hemispherium non dominan, satu
di frontotemporal dan yang lain
centroparietal.

55
JUMLAH DAN FREKWENSI E.C.T

Jumlah dan frekwensi E.C.T. :


• Jumlahnya bervariasi dan ditentukan
berdasarkan respon klinis. Biasanya
efektif berkisar antara 6 – 12 kali
• Frekwensi biasanya 3 x seminggu pada
yang bilateral, sedang unilateral 4 – 5 kali
seminggu

56
EFEK SAMPING E.C.T
Efek samping :
1. Gangguan sistemik :
- aritmia jantung sementara
- Peningkatan tekanan darah
2. Gangguan susunan saraf pusat
- Kebingungan (confused)
- Sakit kepala
- Mual dan muntah

57
PSIKOTERAPI
• Psikoterapi berasal dari dua kata, yaitu “psyche”
yang berarti “jiwa” dan “therapy” yang berarti
“pengobatan”. Jadi “psikoterapi” berarti
“pengobatan jiwa”
• Sampai saat ini psikoterapi dianggap sebagai aspek
murni psikiatri yang merupakan bagian integral dari
praktek psikatri dan relevant digunakan pada
gangguan psikiatrik,
• Psikoterapi digunakan untuk ,meningkatkan sikap
fleksibilitas, kebebasan, kebahagian dalam hidup
mereka

58
DEFINISI PSIKOTERAPI
Menurut Lewis R. Wolberg (1977)
Psikoterapi adalah perawatan dengan menggunakan
alat-alat psikologik terhadap permasalahan yang
berasal dari kehidupan emosional dimana seorang
ahli secara sengaja menciptakan hubungan
profesional dengan pasien, yang bertujuan :
(1) Menghilangkan, mengubah atau
menurunkan gejala-gejala yang ada.
(2) memperantarai perbaikan pola tingkah laku
yang terganggu, dan
(3) meningkatkan pertumbuhan serta
mengembangkan kepribadian yang positif.

59
TUJUAN PSIKOTERAPI
1. Perawatan akut (intervensi klinis dan
stabilisasi)
2. Rehabilitasi (memperbaiki gangguan perilaku
berat)
3. Pemeliharaan ( pencegahan keadaan
memburuk jangka panjang)
4. Restrukturisasi (meningkatkan perubahan
yang terus menerus pada pasien)

60
LINGKUNGAN PSIKOTERAPI

1. Rawat inap rumah sakit


2. Perawatan parsial (day care)
3. Rawat jalan

61
FORMAT PSIKOTERAPI

1. Individual
2. Keluarga / perkawinan
3. Kelompok (homogen dan heterogen)

62
TEHNIK PSIKOTERAPI
1. Eksplorasi psikoanalisa, terapi berorientasi
psikodinamik
2. Direktif terapi kognitif, desensitisasi,
terapi realitas, biofeedback, rasional emotif.
3. Eksperiensial terapi eksistensi, terapi seni,
psikodrama, terapi berpusat klien.
4. Supportif sugestif, ventilasi, penjaminan
(reassurance), advis, pujian.

63
PSIKOTERAPI EKSPLORASI
• Tujuan :
1. Mengurangi kekakuan gaya defensif
2. Memperbaiki kemampuan mengintegrasikan
pengertian intelektual dengan wawasan emosional
3. Mengunkapkan dan melalui pengalaman traumatik
masa lalu yang menyakitkan
• Peran terapis :
1. Penyusun kembali, menginterpretasikan
2. Merekonstruksi (menghubungkan data klinis
yang berkaitan dengan perkembangan awal

64
PSIKOTERAPI DIREKTIF/ARAHAN
• Tujuan :
1. Perubahan perilaku maladaptif
2. Meningkatkan dan mengajarkan perilaku
yang adaptif.
• Peran terapis
Sebagai konsultan, guru, penasehat.
• Tehnik :
1. Konfrontasi, meyakinkan kembali, saran,
desensitisasi
2. Paparan sistematik, pembanjiran, pemodelan,
pelatihan relaksasi.
65
PSIKOTERAPI EKSPERENSIAL
• Tujuan :
1. Meningkatkan kesadaran akan pengalaman
dalam
2. Memperbaiki kemampuan mengekspresikan
emosi
3. Meningkatkan perasaan dapat dimengerti
oleh orang lain
• Peran terapis :
sebagai teman, non otoriter
• Tehnik :
empati, merasakan pengalaman dengan
pasien, konfrontasi,
66
PSIKO TERAPI SUPPORTIF
• Tujuan :
1. Meningkatkan kesadaran realitas
2. Membantu mengembangkan ketrampilan
penyesuaian dan perilaku adaptif realitas
3. Memberikan dorongan dan asuhan
• Peran terapis :
sebagai wali, guru yang mendukung
• Tehnik :
1. Pernyataan penuh hormat, pujian, meyakinkan
kembali.
2. Fungsi peminjaman ego, pendidikan

67
PSIKOANALISA
• Dikemukakan oleh s.Freud dan j.Breur
• Tujuan utama mengangkat konflik (emosi dan motif yang
direpresi ke kesadaran sehingga dapat ditangani dengan cara
yang lebih rasional dan realistik
• Tugas terapis : mempersiapkan pasien untuk menghadapi
material yang menimbulkan kecemasan yang telah
diungkapkan
• Tehnik yang dilakukan : asosiasi bebas dan analisa mimpi
• Lamanya terapi : 3 – 6 tahun, sesi 4 kali atau lebih dalam
seminggu. Masing – masing sesi lamanya 45 – 50 menit
• Indikasi : konflik psikologis yang telah berlangsung lama dan
telah menimbulkan gejala atau gangguan.
68
PSIKOTERAPI PSIKOANALITIK
• Psikoterapi psikoanalitik adalah psikoterapi yang
didasarkan pada rumusan psikoanalitik yang telah
dimodifikasi secara konsepsual dan tehnik dengan
memusatkan perhatian pada konflik pasien sekarang
dan pola dinamika sekarang
• Dikembangkan dari konsep psikoanalisa Freud
bahwa gangguan mental berakar dari konflik dan
ketakutan bawah sadar
• Penekanan pada peran ego yang rasional.

69
TUJUAN PSIKOTERAPI PSIKOANALITIK

1. Menurunkan rasa takut dan kecemasan


2. Mengembalikan proses pikir yang luhur
3. Membantu individu menghadapi kenyataan
4. Memperbaiki komunikasi interpersonal

70
TERAPI KOGNITIF
• Terapi kognitif adalah terapi terstruktur
jangka pendek yang menggunakan kerja-sama
aktif pasien dengan ahli terapi untuk
mencapai tujuan terapeutik.
• Terapi ini berorientasi pada masalah sekarang
dan pemecahannya.
• Terapi ini memfokuskan diri pada perubahan
pikiran / pandangan seseorang terhadap
masalah yang dihadapinya.

71
TERAPI KOGNITIF
 Strategi memodifikasi keyakinan dan sikap
yang mempengaruhi perasaan dan perilaku
klien
 Proses : membantu mempertimbangkan
stressor dan mengidentifikasi pola pikir dan
keyakinan yang tidak akurat
 Fokus asuhan : reevaluasi ide, nilai, harapan
dan memulai menyusun perubahan kognitif
Tujuan Terapi Kognitif
 Mengembangkan pola pikir yang rasional
 Menggunakan pengetesan realita
 Membantu perilaku dengan pesan internal

Intervensi :
 Mengajar substitusi pikiran
 Penyelesaian masalah
 Memodifikasi percakapan diri negatif
Pelaksanaan terapi kognitif
 Mengajarkan untuk mensudtitusikan pikiran
pasien, belajar menyelesaikan masalah dan
memodifikasi percakapan diri negatif.
 JENIS – JENIS TERAPI KOGNITIF
1. Terapi kognitif depresi beck
2. Terapi emotif rational
TERAPI KOGNITIF BECK
• Dikemukakan oleh Aaron Beck
• Indikasi : depresi
• Fokus : perubahan pandangan yang maladaptif/negatif
• Depresi memiliki triad kognitif :
1. Pendapat negatif mengenai diri
2. Pandangan negatif mengenai dunia
3. Pandangan negatif mengenai masa depan
• Tehnik : pendekatan ini terdiri dari 4 proses :
1. Mendapatkan pikiran otomatis
2. Menguji pikiran otomatis
3. Mengidentifikasi anggapan dasar yang maladaptif
4. Menguji keabsahan anggapan maladaptif
75
TERAPI EMOTIF RASIONAL
• Dikemukakan oleh Ellis dan Bernard (1985)
• Menurut Ellis, orang yang mempertahankan
pandangan hidup yang waras mengenai kehidupan,
gangguan emosional jarang terjadi.
• Tujuan : mengurangi gangguan emosional dan
perilaku penaklukkan diri, dan mengaktualisasikan
diri sehingga mereka hidup dalam eksistensi yang
lebih terpenuhi, berbahagia dengan cara
mengajarkan orang berpikir lebih rasional
• Indikasi : depresi, ansietas, fobia, gangguan
kepribadian, psikotik, masalah sekseksual dan
relasional dan ketrampilan sosial.

76
TERAPI PERILAKU
• Terapi perilaku adalah terapi yang secara
langsung bertujuan menghilangkan perilaku
atau sikap yang maladaptif dan menggantinya
dengan pola perilaku yang baru
• Terapi ini didasarkan pada prinsip teori belajar
(learning theory) pembiasaan klasik dan
pembiasaan pelaku

77
JENIS-JENIS TERAPI PERILAKU

1. Terapi desensitisasi
2. Terapi aversif
3. Terapi pembanjiran
4. Pemodelan

78
DESENSITISASI
• Dikembangkan oleh Joseph Wolpe
• Prinsip dasar : perilaku pembiasaan balik (counter conditioning)
yang menyatakan, orang dapat mengatasi kecemasan
maladaptif yang ditimbulkan oleh situasi atau objek dengan
mendekati situasi yang menakutkan secara bertahap dan dalam
suatu keadaan psikofisiologis yang menghambat kecemasan
• Desensitisasi sistematik terdiri dari 3 tahap :
1. Latihan relaksasi
2. Konstruksi hirarki
3. Desensitisasi stimulus.
• Indikasi : fobia, obsesi kompulsif, gangguan seksual

79
TERAPI AVERSIF
• Prinsip : perilaku yang dibentuk untuk
menghidari konsekwensi yang tidak
menyenangkan
• Tehnik : ada tiga tipe pokok :
1. Pengkondisian klasik
2. Penghukuman
3. Pelatihan menghindari stimulus
berbahaya
• Indikasi : gangguan perilaku destruktif

80
PEMBANJIRAN (FLOADING)
• Prinsip dasar : meloloskan diri dari pengalaman yang
menimbulkan kecemasan akan memperkuat kecemasan
melalui pembiasaan
• Tehnik :
1. Mendorong pasien berhadapan langsung dengan
situasi yang menakutkan, dibiarkan beberapa saat sampai ia
menjadi tenang dan menguasai ketakutannya.
2. Melalui pembayangan situasi yang menakutkan
(tehnik implosi)
• Indikasi : fobia spesifik
• Kontra indikasi : kecemasan yang kuat akan membahayakan
.

81
PEMODELAN / MODELING PARTISIPAN

• Pasien belajar perilaku baru dengan


meniru model yang tanpa rasa takut
menghadapi situasi yang menakutkan
• Tehnik telah berhasil digunakan pada
fobia anak dan agorafobia

82
BIOFEEDBACK
• Dikembangkan oleh Neal Miller
• Didasarkan pada konsep bahwa respon autonomik dapat
dikendalikan melalui pembiasaan pelaku atau instrumental.
• Manifestasi fisiologis kecemasan dapat diturunkan melalui
pengajaran untuk menyadari perbedaan fisiologis antara
ketegangan dan relaksasi
• Tehnik :
1. Pasien diberitahu mengenai status fungsi biologik tertentu
(temperatur, tekanan darah tegangan otot, denyut
jantung, aktivitas otak
2. Pasien diajar mengatur satu atau lebih keadaan biologis
tersebut yang mempengaruhi gejala .

83
PSIKOTERAPI SUPPORTIF
Psikoterapi supportif adalah bentuk
psikoterapi yang memberikan dukungan
kepada pasien yang berada dalam
keadaan krisis atau trauma psikologis.

84
JENIS-JENIS PSIKOTERAPI SUPPORTIF

1. Ventilasi
2. Persuasif
3. Reassurance
4. Sugestif
5. Bimbingan
6. Penyuluhan

85
VENTILASI
• Bentuk psikoterapi yang memberi kesempatan
seluas-luasnya kepada pasien untuk
mengungkapkan isi hatinya sehingga ia
merasa lega dan keluhannya berkurang.
• Sikap terapis : memnjadi pendengar yang baik
dan penuh pengertian.
• Topik pembahasan : permasalah yang menjadi
stres utama.

86
PERSUASI
• Psikotrapi yang dilakukan dengan menerangkan secara masuk
akal tentang gejala-gejala penyakitnya yang timbul akibat cara
berpikir, perasaan dan sikap terhadap masalah yang dihadapi.
• Sikap terapis :
1. Berusaha membangun, mengubah dan menguatkan
impuls-impuls tertentu serta membebaskan dari impuls yang
mengganggu secara masuk akal dan sesuai hati nurani.
2. Berusaha meyakinkan pasien dengan alasan yang
masuk akal bahwa gejalanya akan hilang.
• Topik pembahasan : ide dan kebiasaan pasien yang mengarah
kepada terjadinya gejala

87
REASSURANCE
• Psikoterapi yang berusaha meyakinkan
kembali kemampuan pasien bahwa ia sanggup
mengatasi masalah yang dihadapinya.
• Sikap terapis :
meyakinkan secara tegas dengan
menunjukkan hasil-hasil yang telah dicapai
pasien
• Topik pembahasan :
pengalaman pasien yang berhasil nyata

88
SUGESTIF
• Psikoterapiyang berusaha menanamkan
kepercayaan pada pasien bahwa gejala
gangguannya akan hilang.
• Sikap terapis :
meyakinkan dengan tegas bahwa gejala
penyakit pasien akan menghilang
• Topik pembahasan :
gejala-gejala bukan karena kerusakan
organik/fisik dan timbulnya gejala-gejala
tersebut adalah tidak logis.
89
BIMBINGAN
• Psikoterapi yang memberi nasehat dengan
penuh wibawa dan pengertian
• Sikap terapis : menyampaikan nasihat dengan
penuh wibawa dan pengertian
• Topik bahasan : cara hubungan antar manusia,
cara komunikasi, cara bekerja dan belajar
yang baik.

90
PENYULUHAN/ KONSELING
• Psikoterapi yang membantu pasien mengerti dirinya
sendiri secara lebih baik, agar ia dapat mengatasi
permasalahannya dan dapat menyesuaikan diri
• Sikap terapis :
menyampaikan secara halus dan penuh kearifan
• Topik pembicaraan :
masalah pendidikan, pekerjaan, pernikahan dan
pribadi

91
TERAPI KELUARGA
Terapi keluarga adalah suatu bentuk psikoterapi yang
melibatkan suatu keluarga
Tujuan Terapi Keluarga :
1. Mengenali dan menanggulangi pola-pola
maladaptif yang terjadi dalam keluarga.
2. Menurunkan konflik, kecemasan keluarga
3. Meningkatkan kesadaran keluarga terhadap
kebutuhan masing-masing anggota keluarga
4. Meningkatkan kemampuam penanganan krisis
5. Meningkatkan hubungan peran yang sesuai
6. Membantu keluarga menghadapi tekanan baik
dari dalam maupun dari luar anggota keluarga
92
Psikodrama
• Psikodrama menggunakan struktur masalah emosi atau
pengalaman individu dalam suatu drama
• Tujuan nya untuk memberi kesempatan kepada individu
menyadari perasaan, pikiran dan perilakunya yang
mempengaruhi orang lain
• Urutan langkahnya :
1. Terapis mendiskusikan dalam kelompok masalah
yang akan dibahas. Kemudian disepakati pemerannya
2. Rancangan dan penyajian drama
3. Diskusi tentang pendapat masing-masing anggota
kelompok tentang perannya.Terapis mengarahkan diskusi pada
penyelesaian
93
REHABILITASI

• Rehabilitasi adalah suatu program untuk


mempersiapkan penempatan kembali pasien di
keluarga dan masyarakatnya
• Program ini dilakukan oleh lembaga rehabilitasi
• Kegiatan yang dilakukan antara lain :
- Terapi kelompok.
- Terapi kerja (bercocok tanam, menjahit
- Terapi seni (musik, tari, lukis)
- Olah raga, ibadah bersama
- Rekreasi

94
REHABILITASI PSIKIATRIK
BATASAN :
• Rehab = usaha u/ mengambalikan pasien ke
masyarakat dan menjadikan-nya sbg warga yg
swasembada & berguna
TUJUAN :
• UMUM
1) Perbaikan psikis & mental se ↑↑
2) Penyaluran dlm pekerjaan dgn kapasitas maksimal
3) Penyesuaian diri dlm hub perorangan & sosial secara
memuaskan shg dpt berfungsi lagi sebagai anggota
masyarakat yg swadaya, swasembada, mandiri dan
berguna
KHUSUS :

1. Aspek medis : invaliditas ↓


2. Aspek vokasional + re-edukasi kecakapan yg
produktif + berguna
3. Aspek legislatif : UU rehab pasien mental

PROSES REHABILITASI
I. TAHAP PERSIAPAN :
1) Seleksi, evaluasi, uji kerja
2) Tx / kerja
Lat. Kerja : - percobaan : 1-2 bln
- pengarahan : 1-3 bln

Ketrampilan kerja Ketrampilan terbatas Ketrampilan kurang


-Pembina - Pelaksana - Pembantu pelaksana
-Pelaksana
-Penilai
II. Tahap penempatan/panyaluran :
- Bebas
- Terbatas

III. Tahap pengawasan :


- Job visit
- Perawatan / Kontrol
TERAPI KELOMPOK
• Terapi kelompok adalah bentuk psikoterapi
yang didasarkan pada pembelajaran hubungan
interpersonal.
• Individu yang bermasalah bergabung dalam
kelompok dan saling bertukar pikiran dan
pengalaman serta mengembangkan pola
perilaku yang baru

99
Tujuan Terapi Kelompok
• Tujuan Terapeutik :
1. Meningkatkan kesadaran terhadap reaksi
emosi dan tindakan defensif
2. Meningkatkan identitas diri
3. Menyalurkan emosi secara konstruktif
4. Meningkatkan hubungan interpersonal atau
sosial
• Tujuan Rehabilitatif :
1. Meningkatkan kemampuan eKspresi diri
2. Meningkatkan ktrampilan sosial
3. Meningkatkan Kemampuan empati
4. Meningkatkan kemampuan memecahkan
masalah
100
Indikasi Terapi Kelompok
1. Gangguan Orientasi Realita dengan permainan
simulasi
2. Gangguan Sosialisasi yang diawali dengan
perkenalan dan diakhiri dengan diskusi tentang
peran individu
3. Gangguan Persepsi stimulasi dengan hal yang
disukai
4. Gangguan Sensori dengan terapi musik
5. Penyaluran Energi dengan terapi gerak, senam dan
olah raga

101
TERAPI SOSIO-REHABILITATIF
• Terapi sosio rehabilitatif adalah upaya-upaya
yang dilakukan untuk mempersiapkan
individu kembali kelingkungan masyarakat
dan keluarganya
• Terapi ini ditujukan pada :
1. Individu
2. Lingkungannya

102
TERAPI SOSIO-REHABILITATIF (2)

• Terhadap individu melalui dua cara, yaitu :


• 1. Secara individual dibimbing dan dibekali
ketrampilan sesuai minat dan bakatnya.
• 2. Bersama kelompok dengan melibatkan
dalam kegiatan kelompok bermain, olah raga,
dan rekreasi dsb.

103
TERAPI SOSIO-REHABILITATIF (3)
Terhadap lingkungan :
1. memberi penjelasan dan pengertian
kepada keluarga mengenai keadaan
pasien
2. Mendeteksi dan kemudian mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor stresor
dilingkungannya
3. Mendeteksi dan kemudian
mempertahankan atau meningkatkan faktor-
faktor yang mendukung
104
PREVENSI
• Prevensi adalah upaya –upaya pencegahan
terhadap terjadinya dan perkembangan
gangguan jiwa
• Terbagi dalam tiga tahap :
1. Prevensi primer
2. Prevensi sekunder
3. Prevensi tertier

105
PREVENSI PRIMER

Mencegah timbulnya gangguan mental dengan


cara :
• mendeteksi dan menghilangkan faktor-
faktor penyebab
• mendidik hidup sehat

106
PREVENSI SEKUNDER

Mencegah kekambuhan dengan cara :


• memberi pengobatan segera
• Menganjurkan untuk teratur memeriksakan
diri dan mempertahankan pengobatan

107
PREVENSI TERTIER
Mencegah terjadinya cacat mental dengan cara :
• pengawasan pengobatan agar tidak
terjadi cacat lebih lanjut
• Usaha rehabilitasi dengan
memperhitungkan cacat yang sudah ada

108
TERAPI KELUARGA
 Seluruh keluarga disertakan sebagai unit
penanganan
 Semua masalah keluarga diidentifikasi dan
kontribusi dari masing-masing anggota
terhadap masalah yang dialami
 Terdiri 3 fase : Fase 1 ( perjanjian ), fase 2
( kerja ) dan fase 3 ( terminasi )
 Tujuan : meningkatkan fungsi keluarga
Pelaksanaan terapi keluarga
 Keluarga diharapkan dapat
mempertahankan perawatan yang
berkesinambungan
 psikoedukasi anggota keluarga yang
berusaha merubah pola interaksi
diantara anggota keluarga
 Keluarga dipersiapkan juga untuk
memberikan perawatan pasien selama di
rumah
Terapi kelompok
 Perawat berinteraksi dengan sekelompok
klien secara teratur
 Tujuan : meningkatkan kesadaran diri,
meningkatkan hubungan interpersonal,
merubah perilaku maladaptif
 Ada 3 tahap : tahap pemulaan, fase kerja dan
tahap terminasi
PELAKSANAAN TERAPI KELOMPOK
Komunikasi terapeutik dalam
kelompok
TERAPI PERILAKU
 Premis : perilaku dipelajari, perilaku sehat dapat
dipelajari dan disubsitusi dari perilaku tidak sehat
 Tehnik dasar terapi perilaku :
1. Role model
2. Kondisioning operan
3. Disensitiasi sistematis
4. Pengendalian diri
5. Terapi aversi ( reflek kondisi )
Pelaksanaan
• Pasien mempelajari melalui praktik dan
meniru perilaku adaptif
• Mengajari pasien cara makan yang baik dan
benar
• Memberikan penghargaan kepada pasien
terhadap perilaku positif yang telah
dilakukan pasien
TERAPI BERMAIN
 Premis : anak-anak akan berkomunikasi
dengan baik melalui permainan dari pada
dengan kemampuan verbal
 Perawat dapat mengkaji tingkat
perkembangan, status emosional, hipotesa
diagnostik, intervensi terapeutik
PRINSIP TERAPI BERMAIN
 Terapis membina hubungan yang hangat
 Merefleksikan perasaan anak
 Mempercayai anak dapat menyelesaikan
masalah
 Interpretasi perilaku anak
 Indikasi : anak depresi, anak cemas, anak
abuse, dewasa dengan stres pasca trauma.
Terapi mainan
Prinsip Terapi Bermain
 Mempercayakan
anak bahwa anak
dapat
menyelesaikan
masalahnya
Terapi Kerja Occupational Therapy

• Terapi yang bertujuan membangkitkan aktivitas


positif melalui pekerjaan atau aktivitas lain yang
bersifat terapeutik.
• Aktivitas yang bersifat terapeutik adalah aktivitas
yang diharapkan dapat memulihkan /
meningkatkan kembali daya konsentrasi,
kemampuan komunikasi, daya ingat, kemauan
dan sebagainya melalui berbagai kegiatan yang
sesua dengan diri pasien
• Terapi harus dalam waktu relatif singkat 2-3
minggu/penderita
Kegiatan Berupa
1. Pekerjaan
Kerajinan tangan, melukis, seni, menjahit,
menyulam, mengukir, kegiatan pertukangan
kayu, besi, dll.
2. Non Pekerjaan
Relaksasi, rekreasi, olahraga, kegiatan rumah
tangga, dll.
Occupational Therapy…

Latihan kerja (Vocational Training)


• Latihan yang diberikan kepada penderita agar memiliki
keterampilan kerja untuk bekal kembali ke masyarakat sebagai
warga yang mandiri dan berguna.
• Penyelenggaraan latihan kerja harus mencerminkan proses
belajar kerja, yang memberi kesempatan kepada para pendidik
untuk memperoleh keterampilan/kecakapan kerja, akan tetapi
tidak terlepas dari situasi resosialisasi dan terapi.
• Biasanya latihan kerja dibagi dalam 3 tahap:
– Tahap percobaan: kurang lebih 1-2 bulan
– Tahap pengarahan: kurang lebih 1-3 bulan
– Tahap peningkatan: kurang lebih 3-6 bulan
TERIMA KASIH
ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai